CONTOH PERHITUNGAN PANEL SURYA UNTUK GEDUNG WALET

06 September 2013 15:52:12 Dibaca : 3305


Peralatan yang mengunakan tenaga listrik = 1 set MP3 Player + Amplifier = 50W

Masa beroperasi (biasanya tanpa berhenti) = 24 jam/hari

Total Beban = 50W x 24 jam = 1200 Watt-jam/hari.

Asumsi : durasi pancaran matahari = 8 jam/hari

Maka secara teori, jumlah kapasitas panel surya yang diperlukan = 1200/8
= 150Watt

Secara praktek, mungkin karena kehilangan daya sewaktu arus mengalir dari panel ke aki, harinya cuaca mendung dsb, perlu dipertimbangkan factor effisiensi, misalnya, 25% (angka ini bisa dioptimalkan sesuai dengan konsistensi intensitas cahaya matahari yang bisa didapati di areal sekitar gedung walet itu).

Dengan pertimbangan faktor efisiensi, Kapasitas Panel = 150Wx1,25= 187,5Watt

Kalau panel yang berkapasitas 100W digunakan, maka diperlukan: 187,5/100 = 1,875 (dibulatkan menjadi 2 panel).

Dengan catatan panel-panel diatas dihubungkan secara paralel.

Panel surya yang biasa dijual di pasar adalah sel-sel surya photovoltaic yang terbuat dari bahan silikon. Karena biaya produksi sel surya bahan silikon sangat tinggi, secara otomatis harga panel surya umumnya sangat mahal dan rata-rata mencapai Rp50.000 per watt. Ini berarti satu panel surya berbahan baku silikon harganya berkisaran Rp3-5 juta.

SEL SURYA TITANIUM DIOKSIDA (TiO2)

Sel surya berbahan baku Titanium Dioksida (TiO2) yang tersensitasi zat pewarna melalui proses Nanoteknologi (Dye-sensitized nanocrystalline TiO2 solar cell) atau nc-DSC mampu mengkonversi cahaya matahari menjadi tenaga listrik secara efisien dan ekonomis. Jenis sel surya ini dikembangkan oleh Profesor Michael Grätzel dari Swiss dengan meniru proses fotosintesis alami pada daun hijau. Sel surya berbasis TiO2 ini ternyata memiliki berbagai keunggulan, yaitu pertama bahan bakunya sangat mudah didapati. Kedua, voltase yang dihasilkan dari sel surya berbasis TiO2 cukup besar. Ketiga, panel surya TiO2 dapat dibuat dalam berbagai bentuk, misalnya dalam bentuk kaca berwarna, dalam bentuk lembaran yang lunak yand dapat dilipat untuk dibawa kemana-mana. Keempat, aplikasi sel surya TiO2 sangat luas, seperti yang dijelaskan oleh Profesor Grätzel di video di bawah ini :

Pembuatan sel surya TiO2 adalah sangat mudah dan sederhana. Bahan-bahan dasar yang diperlukan sangat mudah diperoleh dari toko-toko penjualan bahan kimia dan elektronik. Bahan-bahan ini antara lain berupa kaca konduktif (Conducting glass), bahan kimia Titanimum Dioksida (TiO2), lempengan karbon / pensil, Iodolyte, cairan elektrolit dan zat pewarna alami (berbagai jenis berry : strawberry, blackberry, raspberry dsb). Alat yang digunakan antara lain : multimeter, plat pemanas, mortar, kertas tisu, scotch tape, batang kaca dan filter penyaring. Seperti biasa dalam mengendali bahan kimia, tentu saja proteksi itu penting demi keselamatan. Jadi pakailah sarung tangan, kacamata proteksi dsb.

Saat ini, bahan baku sel surya TiO2 sudah mulai sering diriset untuk menggantikan bahan baku silikon, karena pembuatannya sederhana dan investasi pabriknya tak perlu dana besar seperti halnya pabrik sel surya berbasis silikon. Proses pembuatannya yang murah inilah akan memungkinkan penurunan harga sel surya dari yang sekarang rata-rata Rp50.000 per watt ke harga dibawah Rp10.000 per watt.

Program Komputer

06 September 2013 15:50:31 Dibaca : 667

Program Komputer merupakan sekumpulan instruksi/perintah yang diberikan oleh programmer kepada mesin komputer. Agar instruksi tersebut dimengerti oleh komputer, maka instruksi tersebut harus dalam bentuk bahasa yang komputer mengerti.

Ada banyak bahasa pemrograman di dalam dunia ilmu komputer. Salah satu bahasa program komputer yang terkenal adalah bahasa Pascal. Pencipta bahasa Pascal, Prof. Niklaus Wirth, menciptakan bahasa Pascal ini dengan tujuan untuk mengajarkan pemrograman secara terstruktur kepada para mahasiswanya.

KURVA HUBERT

06 September 2013 15:48:44 Dibaca : 649

Kurva Hubert sangat dikenal dalam dunia eksploitasi minyak bumi. Kurva hubert merupakan kurva yang digunakan untuk menduga cadangan minyak bumi dalam jangka waktu tertentu. Puncak Hubert menunjukkan jumlah produksi minyak paling maksimum yang kemudian akan menurun dan dalam jangka waktu tertentu akan habis. Teori ini dikemukakan oleh seorang geofisikawan Amerika M. King Hubbert, yang menciptakan sebuah model dari persediaan yang diketahui, dan mengusulkan sebuah teori.

Dengan menggunakan prediksi-prediksi yang didasarkan pada pendekatan Hubert maka dunia diharapkan mampu mengantisipasi kelangkaan energi konvensional (minyak bumi). Pengelolaan dalam mengkonsumsi energi konvensional dan persiapan langkah-langkah yang tepat dalam penyediaan energi terbarukan diharapkan dapat dilakukan secara proporsional sehingga kelangkaan energi konvensional yang pasti akan terjadi bukan merupakan akhir dari segalanya.

POTENSI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

06 September 2013 15:48:08 Dibaca : 1053

Indonesia mempunyai potensi sumber energi terbarukan yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai sumber energi alternatif pengganti energi fosil yang produksinya telah menurun. Sumber energi terbarukan yang dapat dikembangkan antara lain adalah surya, angin, air, laut, dan biomassa. Namun pada kenyataanya pemanfaatan sumber-sumber energi tersebut masih belum maksimal. Sosialisasi yang kurang dan penggunaan teknologi cukup rumit menyebabkan sumber-sumber energi terbarukan belum dapat digunakan secara maksimal. Peta sebaran sumber energi yang ada di Indonesia dapat dilihat pada http://re.djlpe.esdm.go.id/re/. Berikut adalah gambar peta potensi energi terbarukan yang ada di Indonesia.

Pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber energi baru yang terbarukan sangat tergantung dari teknologi dan cara konversinya. Cara konversi yang berbeda akan mempengaruhi jenis energi yang akan dihasilkan. Untuk menghasilkan suatu energi yang bisa digunakan tidak harus menggunakan teknologi yang rumit.

Pada umumnya sumber-sumber energi terbarukan tersedia di berbagai lokasi, sehingga cukup baik untuk dimanfaatkan pada daerah-daerah yang masih sulit terjangkau oleh pasokan energi konvensional. Akan tetapi ketersediaanya tidak kontinyu terhadap waktu sehingga perlu dilakukan penyimpanan energi atau kombinasi antara sumber-sumber energi tersebut. Selain itu kebutuhan luas lahan untuk "memanen" energi terbarukan relatif luas per satuan jumlah energi yang dapat diekstrak. Namun demikian, untuk kebutuhan yang tidak terlalu tinggi energi terbarukan tetap sangat berpotensi untuk dimanfaatkan. Polusi yang dihasilkannya pun relatif rendah dibandingkan dengan sumber yang tak terbarukan. Bahkan sumber energi terbarukan merupakan sumber energi masa depan.

KONDISI CADANGAN ENERGI DAN SITUASI ENERGI DI INDONESIA

06 September 2013 15:47:04 Dibaca : 966

Krisis energi yang terjadi di dunia juga terjadi di Indonesia. Cadangan energi di indonesia terutama energi fosil (minyak bumi, batubara) semakin hari semakin menyusut. Hal ini juga diperparah dengan pemborosan dalam penggunaan energi fosil. Penduduk yang semakin meningkat juga menyebabkan ketersediaan akan energi fosil semakin berkurang karena konsumsi energi per kapita akan meningkat. Gambar. 1 menunjukkan hubungan produksi dan konsumsi minyak di Indonesia. Pada gambar tersebut dijelaskan produksi tiap tahunnya semakin menurun sedangkan konsumsi tiap tahunnya semakin naik. Pada akhirnya produksi minyak akan lebih rendah jika dibandingkan dengan konsumsinya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya krisis energi.

Pemanasan global saat ini telah menjadi isu dunia dimana penyebabnya adalah semakin banyaknya kandungan CO2 di udara. Hal ini tidak lain disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil secara berlebihan dan tanpa kendali. Untuk mengurangi emisi gas CO2 bisa dengan cara membatasi penggunaan energi fosil. Salah satu solusi untuk mengatasi kelangkaan energi fosil dan pemanasan global adalah penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan sebagai sumber energi alternatif. Penggunaan energi terbarukan ini tentunya juga harus memperhatikan lingkungan, ketersediaan sumber daya serta teknologi untuk mengkonversi.

Berdasarkan Kebijaksanaan Umum Bidang Energi (KUBE) dari Departemen Pertambangan dan Energi, sifat dari minyak bumi dan gas alam yang tidak terbarukan (non renewable) serta cadangan di dalam bumi kita diperkirakan akan menurun, oleh karena itu pemerintah harus terus berusaha menggalakkan usaha-usaha penghematan energi dan pengembangan sumber energi alternatif. Untuk mempertahankan kelangsungan energi di Indonesia, pemerintah telah merumuskan kebijakan energi nasional. Kebijakan tersebut dapat dilihat pada http://www.batan.go.id/ref _utama/perpres_5_2006.pdf. Pada kompas edisi sabtu, 29 Oktober 2005, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mengatakan, sejak krisis ekonomi sampai saat ini, Indonesia mengalami penurunan dalam produksi minyak. Setelah krisis, produksi minyak Indonesia 1,4 juta barrel per hari. Saat ini tinggal 1,075 juta barrel per hari. Pemerintah menargetkan peningkatan produksi minyak menjadi 1,1 juta barrel per hari pada tahun 2006. Sedangkan pada tahun 2009, jumlahnya bisa mencapai 1,25 juta sampai 1,30 juta barrel per hari. �Kami harapkan pelan-pelan produksi minyak bisa meningkat dengan kontribusi dari lapangan-lapangan minyak baru, seperti Oyong, Maleo, dan Lapangan Jeruk. Keterangan lengkap dapat dilihat pada http://www.kompas.com/kompas-cetak/0510/29/ekonomi/ 2164525.htm