LABEL : TeknikIndustri

Teori Kepemimpinan dan Kepemimpinan pada Adolf Hitler

04 October 2022 05:59:33 Dibaca : 3279

Teori Kepemimpinan yang Harus Anda KetahuiSeperti yang dilansir indeed.com, ada 6 teori kepemimpinan yang perlu Anda ketahui untuk menentukan gaya yang sesuai dengan karakter Anda. Keenam teori kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut.

Teori Orang Hebat (The Great-man Theory)Teori kepemimpinan ini menyatakan bahwa pemimpin yang hebat memiliki sifat kepemimpinan yang terbawa dari lahir, bukan karena dibentuk. Teori yang sudah dikenal di abad ke-19, menunjukkan adanya kualitas seorang pemimpin sebenarnya telah melekat secara natural atau bawaan dari lahir. Pemimpin tipe ini sering kali membawa sifat-sifat alami, seperti kecerdasan, keberanian, membangun kepercayaan diri, intuisi, dan pesona.

Teori Sifat (Trait Theory)Teori kepemimpinan ini menyatakan, sifat alami tertentu yang dimiliki seseorang cenderung dapat menjadikannya pemimpin yang baik. Perlu digarisbawahi, memiliki kualitas diri tertentu tidak serta merta menjadikan Anda pemimpin hebat. Berbeda dengan teori sebelumnya yang mengedepankan genetik atau garis keturunan, teori sifat lebih pada karakter kepemimpinan yang dapat dibentuk. Sifat yang dimiliki, antara lain daya tarik, kecerdasan, dan kharisma. 

Teori Perilaku (Behavior Theory)Teori perilaku berfokus pada perilaku, sikap, serta lingkungan yang membentuk Anda menjadi pemimpin hebat. Salah satu konsep yang diterapkan dalam teori ini, pengkondisian di mana Anda cenderung bertindak dan memimpin dengan gaya tertentu karena Anda meniru dari pemimpin sebelumnya atau dari lingkungan sekitar.

Teori Transaksional atau Teori Manajemen (Transactional Theory of Management Theory)Teori transaksional dikenal dengan teori manajemen. Prinsip yang digunakan dalam teori transaksional adalah kesepakatan antara pemimpin dan bawahan tentang apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapatkan penghargaan, dan apa yang tidak seharusnya dilakukan untuk menghindari hukuman. 

Teori ini juga mempunyai nilai-nilai yang hanya berlaku dengan proses pertukaran dan keuntungan timbal balik, sehingga pemimpin transaksional akan memberikan kebutuhan atau keinginan karyawan dengan ketentuan hasil pekerjaan yang diberikan dapat memuaskan semua pihak.

Teori Transformasional (Transformational Theory)Teori kepemimpinan ini didasari adanya hubungan yang positif antara atasan dan bawahan sehingga terbentuklah kepemimpinan yang efektif. Pemimpin transformasional akan memotivasi dan menginspirasi bawahan untuk mencapai hasil yang lebih besar dari yang direncanakan. Tentunya hal ini, demi kesuksesan perusahaan yang dipimpin.

Teori Situasional (Situational Theory)Teori kepemimpinan situasional tidak berhubungan dengan karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Tidak pula, mengklaim bahwa gaya tertentu adalah yang terbaik. 

Sebaliknya, teori ini meyakini bahwa pemimpin yang hebat adalah yang mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan situasi yang sedang dihadapi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memerintah, memberi instruksi, mendelegasi, atau tindakan lainnya yang dianggap perlu. Teori kepemimpinan situasional sangat mengedepankan fleksibilitas.

Teori kepemimpinan dibutuhkan untuk dapat mengenal gaya kepemimpinan Anda. Terdapat 6 jenis teori kepemimpinan, yaitu, teori orang hebat, teori sifat, teori perilaku, teori transaksional, teori transformasional, dan teori situasional. 

Kepemimpinan pada Adolf Hitler

     Pada umumnya orang-orang mengetahui sosok Adolf Hitler. Mengapa? Karena Hitler adalah salah satu tokoh paling berpengaruh pada abad ke 20, yang menjadi tokoh utama Jerman NAZI, Perang dunia ke 2 di Eropa, dan Holocaust. Bagaimana cara Hitler untuk mencapai hal tersebut? Tentunya Hitler memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat untuk mewujudkan rencananya. Akan tetapi sebelumnya, saya akan memaparkan riwayat hidup Adolf Hitler secara singkat.

      Adolf Hitler merupakan veteran Perang Dunia I. Ia tercatat sebagai anggota ketentaraan Bavaria sejak Agustus 1914. Pada tahun 1919, ia bergabung dengan partai pekerja Jerman (NSADP). Hitler memiliki kebencian terhadap kaum komunis dan yahudi, sehingga ia menyalurkan kebenciannya tersebut dengan pidato yang berapi-api tentangkemarahannya atas berakhirnya Perang Dunia I. Hitler menyatakan ketidak-setujuannya atas Perjanjian Versailles yang ia pandang memberatkan Jerman. Karena berdasarkan perjanjian tersebut Jerman diharuskan melepaskan banyak wilayah negara dan mengganti-rugi kepada negara-negara pemenang perang. Pada 1921, Hitler menjadi pemimpin partai pekerja Jerman yang kecil yang kemudian berubah nama menjadi partai pekerja nasionalis Jerman (NAZI). Pidato yang disampaikan Hitler berhasil menarik simpati banyak orang Bavaria. Sehingga mereka pun bergabung dengan NAZI.

      Pada tahun 1923, Hitler berusaha melakukan kudeta. Peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa Beer Hall Putsch. Namun usaha ini gagal. Sehingga Hitler ditahan hingga tahun 1924. Setelah bebas, Hitler memprogandakan keunggulan ras bangsa arya diatas bangsa lain. Hal ini membuatnya banyak mendapatkan dukungan dari rakyat Jerman. Pada tahun 1933, Hitler ditunjuk menjadi kanselir. Ia memutuskan untuk mengubah Republik Weimar menjadi Reich Ketiga yang berlandaskan pada ideologi NAZI.

      Hitler berambisi untuk menjadikan Jerman bangsa yang paling berkuasa didunia dan melanjutkan ideologi NAZI di Eropa. Ia kemudian melakukan invansi ke Polandia yang menyebabkan terjadinya Perang Dunia ke II. Akibatnya adalah tewasnya 50 juta orang. Lambat laun Jerman semakin terdesak. Pada 1945 Uni Soviet berhasil mengepung Jerman.

      Berdasarkan paparan mengenai riwayat hidup Adolf Hitler diatas, saya berpendapat bahwajiwa kepemimimpinan yang ada pada Adolf Hitler adalah otoriter, karismatik, ambisius, dan oportunis. Adapun penjelasan dari pendapat tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Jiwa Otoriter : Hitler memiliki jiwa otoriter karena dalam pengaturan strategi perang dan waktu untuk melakukan penyerangan semua berada didalam kekuasaan Hitler. Para bawahannya tidak satupun berani menentang perintahnya. Selain itu ditengah krisis ekonomi yang melanda Jerman pada 19
  2. Berkarisma : Didalam setiap pidatonya, Hitler berhasil membuat bersimpati kepadanya dan dapat mengikuti keinginannya. Seperti pada propaganda NAZI, karena karisma yang dimiliki Hitler, banyak orang yang bergabung dengan NAZI. Sehingga mereka mau melaksanakan rencana-rencana Hitler.
  3. Ambisius : Jiwa ambisius Hitler tampak dari ambisinya yang ingin menjadikan ras bangsa arya sebagai bangsa yang memiliki derajat diatas bangsa lain. Sehingga ia akan melakukan cara apa saja untuk mewujudkan ambisinya tersebut. Seperti melakukan penyerangan ke negara lain. Salah satu contohnya adalah penyerbuan ke Polandia yang justru mengawali terjadinya Perang Dunia ke II.
  4. Oportunis : Hitler dapat dikatakan berjiwa oportunis, karena berusaha untuk memanfaatkan peluang pada situasi yang sulit. Contohya pada saatkemerosotan Weimar, yang membuat rakyat yang tidak nyaman dengan sistem pemerintahan yang baru dan menginginkan kembali ke sistem yang sebelumnya. Sehingga rakyat pun bergabung dengan NAZI.

 

 

Pendekatan Kepemimpinan

26 September 2022 22:44:32 Dibaca : 75
  1. Sejak nenek moyang dahulu kala, kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalamrangka untuk mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya.Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan mulai unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.
  2.        Zaman sekarang berbeda kalau dibandingkan dengan zaman dahulu. Pemimpin sekarang tidak mungkin mampu menyelesaikan seluruh pekerjaan. Sekarang yang dibutuhkan bukan lagi pemimpin yang mampu menyelesaikan tugas itu, tetapi seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan membuat rencana, melaksanakan rencana dan memutuskan segala sesuatu yang perlu. Walaupun demikian pandangan kepemimpinan kuno dan modern terhadap pemimpin tetap sama, yaitu :
  1. Pemimpin berkewajiban untuk melayani dan memenuhi kebutuhan kelompok. Bila kebutuhan kelompok tidak terpenuhi maka pemimpintidak lagi dipandang sebagai pemimpin dan akan mencari pemimpin yang baru.
  2. Pemimpin harus dapat menggerakkan dan mempengaruhi anak buah/anggota kelompok sehingga mereka bersedia melakukan perintah.
  3. Pemimpin memberi petunjuk jalan cara kerja anggota kelompok
  4. Pemimpin tidak mementingkan diri sendiri, segala tindakan untuk kepentingan kelompok

Adapun Pendekatan dalam kepemimpinan adalah sebagai berikut :

  1. Pendekatan Sifat yaitu Dalam pendekatan sifat timbul pemikiran bahwa pemimpin itu dilahirkan, pemimpin bukan dibuat. Pemikiran semacam itu dinamakan pemikiran “Hereditary”(turun temurun). Pendekatan secara turun temurun bahwa pemimpin dilahirkan bukan dibuat, pemimpin tidak dapat memperoleh kemampuan denganbelajar/latihan tetapi dari menerimawarisan, sehingga menjamin kepemimpinan dalam garis turun temurun dilakukan antar anggota keluarga. Dengan demikian kekuasaan dankesejahteraan dapat dilangsungkan pada generasi berikutnya yang termasuk dalam garis keturunan keluarga yang saat itu berkuasa
  2. Pendekatan Perilaku yaitu Pendekatan perilaku adalah keberhasilan dan kegagalan seorang pemimpin itu dilakukan oleh gaya bersikap dan bertindak pemimpin yang bersangkutan. Gaya bersikap dan bertindak akan tampak dari cara memberi perintah, memberi tugas, cara berkomunikasi, cara membuat keputusan, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara menegakkan disiplin, cara pengawasan dan lain-lain. Bila dalam melakukan tindakan dengan cara lugas, keras, sepihak yang penting tugas selesai dengan baik, dan yang bersalah langsung dihukum, gaya kepemimpinan itu cenderung  bergayaotoriter. Sebaliknya jika dalam melakukan kegiatan tersebut pemimpindengan cara halus, simpatik, interaksi timbal balik, menghargai pendapatdan lain-lalin. Maka gaya kepemimpinan ini bergaya kepemimpinan demokratis.
  3. Pendekatan Kontingensi yaitu Dalam pandangan ini dikenal dengan sebutan “One Best Way” (Satu yang terbaik), artinya untuk mengurus suatu organisasi dapat dilakukan dengan paralek tunggal untuk segala situasi. Padahal kenyataannya tiap-tiap organisasi memiliki cirri khusus bahkan organisasi yang sejenis akan menghadapi masalah berbeda lingkungan yang berbeda, pejabat dengan watak dan perilaku yang berbeda. Oleh karena itu tidak dapat dipimpin dengan perilaku tunggal untuk segala situasi. Situasi yang berbeda harus dihadapi dengan perilaku kepepimpinan yang berbeda. Fromont E. Kast, mengatakan bahwa organisasi adalah suatu system yang terdiri dari sub sisteem dengan batas lingkungan supra system. Pandangan kontingensi menunjukkan pendekatan dalam organisasi adanya natar hubungan dalam sub system yang terdiri daari sub sistem maupun organisasi dengan lingkungannya. Kontingensi berpandangan bahwa azas-azsa organisasi bersifat universal. Apabila dikaitkan dengan kepemimpinan maka dapat dikatakan bahwa tiap-tiap organisasi adalah unik dan tiap situsi harus dihadapi dengan gaya kepemimpinan tersendiri.
  4. Pendekatan Terpadu menurut Sersley dan Blanchard, memadukan berbagai teori kedalam pendekatan kepemimpinan situasional dengan maksud menunjukkan kesamaan dari pada perbedaan diantara teori-teori tersebut. Teori-teori yang dipadukan adalah:
  • Perpeduan antara teori motivasi jenjang kebutuhan teori tingkatkematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.Perpaduan teori motivasi 2 faktor teori tingkat kematangan bawahan, dengan pendekatan situasional.
  • Perpaduan antar 4 sistem manajemen, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan situasional
  • Perpaduan antara teori x dan y, teori tingkat kematangan bawahan dengan kematangan situasional
  • Perpaduan antara pola perilaku A dan B, tori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
  • Perpaduan antara 4 anggapan tentang orang, teori kematangan bawahan dengan kepemimpinan situasional
  • Perpaduan antara teori “Ego State”, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
  • Perpaduan antara teori”Life Position” , teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
  • Perpaduan antara teori system control, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
  • Perpaduan antara teori dasar daya, teori tingkat kamatangan bawahan dengan pendekatan kepemikmpinan situasional.
  • Perpaduan antara teori “Parent effektiviness training”, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
  • Perpaduan antara teori pertumbuhan organisasi dengan pendekatan kepemimpinan situasional. 
  • Perpaduan antara teori proses pertumbuhan organisasi, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
  • Perpaduan antara teori siklus perubahan, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
  • Perpaduan antara teori modivikasi perilaku, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
  • Perpaduan antara teori “Force field analysis”, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.

Peran dan Fungsi Kepemimpinan

20 September 2022 05:59:12 Dibaca : 27

A. Peran Kepemimpinan

Pemimpin dalam suatu organisasi memiliki peranan yang sangat penting, tidak hanya secara internal bagi organisasi itu saja tetapi juga dalam menghadapi berbagai pihak luar yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam mencapai tujuannya.

peranan tersebut antara lain yaitu:

   1. Peranan yang bersifat interpersonal

salah satu tuntutan yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin adalah ketrampilan insani. ketrampilan tersebut mutlak perlu karena pada dasarnya dalam menjalankan kepemimpinannya seorang pemimpin berinteraksi dengan manusia lain, bukan hanya degan para bawahannya, akan tetapi juga berbagai pihak yang berkepentingan, di dalam dan di luar organisasi.

   2. peranan yang bersifat informasional

informasi merupakan aset organisasi yang ktitikal sifatnya. hal ini karena di masa yang akan datang sukar membayangkan adanya kegiatan organisasi yang terlaksana dengan efisien dan efektif tanpa dukungan informasi yang mutakhir, lengkap dan dapat dipercaya karena diolah dengan baik.

   3. peranan pengambilan keputusan,yaitu:

       a. sebagai interprenuer, seorang pemimpin diharapkan mampu mengkaji terus menerus situasi yang dihadapi oleh organisasi

       b. peredam gangguan, kesediaan memikul tanggung jawab untuk mengambil tindakan korektif apabila organisasi menghadapi gangguan serius yang tidak dapat ditangani

       c. pembagi sumber dana dan daya, wewenang atau kekuasaan itu paling sering menampakkan diri pada kekuasaan untuk mengalokasikan dana dan daya.

B. Fungsi Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen untuk mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi dan mengawasi orang lain agar dapat melakukan tugas-tugas yang telah direncanakan, sehingga mencapai sasaran dan tujuan organisasinya.

ada lima fungsi yang perlu diketahui:

   1. pemimpin  selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha mencapai tujuan.

   2. wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak luar

   3. pemimpin selaku komunikator yang efektif

   4. mediator yang handal, khususnya dalam hubungan ke dalam untuk menangani situasi konflik internal

   5. pemimpin selaku integrator yang efektif, rasional, objektif dan netral.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong