TIPE KEPEMIMPINAN DAN STRUKTUR ORGANISASI

29 November 2022 08:17:42 Dibaca : 70

TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN

Ada enam tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya secara luas.1) tipe pemimpin otokratisyaitu seorang pemimpin yang otokratis adalah seorang pemimpin yang:• menganggap organisasi sebagai milik pribadi• mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi• menganggap bawahan sebagai alat semata- mata• tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat• terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya• dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum)2) tipe militeristisyaitu seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah seorang pemimpin yang memiliki sifat- sifat:• sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya• senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya• senang kepada formalitas yang berlebih- lebihan• menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan• sukar menerima kritikkan dari bawahan• menggemari upacara- upacara untuk berbagai acara dan keadaan3) tipe paternalistisyaitu seorang pemimpin yang:• menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa• bersikap terlalu melindungi• jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif• jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.• sering bersikap maha tahu4) tipe kharismatishingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab- sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).

 

5) tipe laissez faireyaitu seorang yang bersifat:• dalam memimpin organisasi biasanya mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati nurani, asal kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisai tetap tercapai.• organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang- orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran yang dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh masing- masing anggota.• seorang pemimpin yang tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.• seorang pemimpin yang memiliki peranan pasif dan membiarkan organisasi berjalan dengan sendirinya6) tipe demokratisyaitu tipe yang bersifat:• dalam proses penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah makhluk termulia di dunia• selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya• senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya• selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari padanya.• selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan• berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin• para bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan keputus

STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. tepatnya, struktur harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan perubahan signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi -inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi- dan pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi.Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan selalu berubah. Beberapa organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis -tak banyak kekuatan di lingkungan mereka yang berubah. Misalnya, tidak muncul pesaing baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau tidak banyak aktivitas dari kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin memengaruhi organisasi. Organisasi-organisasi lain menghadapi lingkungan yang sangat dinamis -peraturan pemerintah cepat berubah dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing baru, kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, preferensi pelanggan yang terus berubah terhadap produk, dan semacamnya. Secara signifikan, lingkungan yang statis memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi para manajer dibanding lingkungan yang dinamis. Karena ketidakpastian adalah sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah organisasi, manajemen akan menocba meminimalkannya. Salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan adalah melalui penyesuaian struktur organisasi.

1. Model MekanistikMechanistic. Pada organisasi yang berbentuk mechanistic, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya tingkat formalisasi yang tinggi, tingkat sentralisasi yang tinggi, training atau pengalaman kerja yang sedikit atau tidak terlalu penting, ada span of control yang lebar serta adanya komunikasi yang bersifat vertikal dan tertulis.Mostly Mechanistic. Pada jenis organisasi ini, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya formalisasi dan sentralisasi pada tingkat moderat, adanya training-training yang bersifat formal atau wajib, span of control yang bersifat moderat serta terjadi komunikasi tertulis maupun verbal dalam organisasi tersebut2. Model OrganikOrganic. Pada organisasi yang berbentuk organic, maka dalam organisasi ini terdapat tingkat formalisasi yang rendah, terdapat tingkat sentralisasi yang rendah, serta diperlukan training dan pengalaman untuk melakukan tugas pekerjaan. Selain itu terdapat span of control yang sempit serta adanya komunikasi horisontal dalam organisasi.Mostly Organic Pada organisasi yang berbentuk mostly organic, formalisasi dan sentralisasi yang diterapkan berada di tingkat moderat. Selain itu diperlukan pengalaman kerja yang banyak dalam organisasi ini. Terdapat span of control yang bersifat antara moderat sampai lebar serta lebih banyak komunikasi horisontal yang bersifat verbal dalam organisasi tersebut.Faktor Penyebab Perbedaan Struktur OrganisasiStrategi. Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi maka logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. Lebih tepatnya, struktur harus mengikuti strategiUkuran. Ukuran adalah besarnya suatu organisasi yang terlihat dari jumlah orang dalam organisasi tersebut.Teknologi Organisasi. Teknologi organisasi adalah dasar dari subsistem produksi, termasuk teknik dan cara yang digunakan untuk mengubah input organisasi menjadi output.Lingkungan. Lingkungan mencakup seluruh elemen di luar lingkup organisasi. Elemen kunci mencakup industri, pemerintah, pelanggan, pemasok dan komunitas finansial.5. Dalam striktur Organisasi terdapat enam elemen kunci yang harus dipertahankan dalam menyusunnya. Berikut elemen yang dimaksud yaitu :1. Spesialisasi PekerjaanTugas tugas dalam struktur organisasi kerap dibagi-bagi kedalam beberapa pekerjaan tersendiri sesuai dengan spesialisasinya.6. 2. DepartementalisasiElemen struktur ini sebagai dasar yang digunakan untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama. Elemen ini dapat berupa proses, produk, geografi dan pelanggan.7. 3. Rantai KomandoElemen struktur ini merupakan garis wewenang yang membentang dari puncak organisasi ke posisi paling bawah. Elemen ini pun akan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.8. 4. Rentang KendaliElemen struktur ini menunjukan jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.9. 5. Sentralisasi dan DesentralisasiSentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Sementara itu Desentralisasi merupakan lawan dari Sentralisasi.10. 6. FormalisasiElmen struktur ini menjelaskan sejauh mana pekerjaan-pekerjaan didalam organisasi dibakukan.

TIPE KEPEMIMPINAN

02 October 2022 14:12:22 Dibaca : 222

Kepemimpinan yang efektif dan efisien akan terwujud apabila dijalankan berdasarkanfungsi dan tujuan yang telah ditetapkan. Seorang pemimpin harus berusaha menjadi bagian darisituasi kelompok atau organisasi yang dipimpinnya (Northouse, 2018). Dalam mewujudkantujuan dan fungsi kepemimpinan secara internal maka akan berlangsung suatu aktifitaskepemimpinan dan aktifitas tersebut akan dipilah-pilah maka akan terlihat secara jelaskepemimpinan dengan pola masing-masing. Pemimpin sebagai mahluk Tuhan yangmempunyai karakter yang berbeda-beda dapat menentukan jalannya sendiri. Organisasi yangdipimpinnya dapat digotongkan da1am berbagai tipe atau bentuk yang dikemukakan olehbeberapa pendapat dari para ahli sebagai berikut :

a. Tipe Otoritas (Autocrat)

Otokrat berasal dari perkataan "utus" (sendiri) dan "kratos" (kekuasaan) jadi otokratberarti penguasaan obsolut. Kepemimpinan otoritas berdasarkan diri pada kekuasaan danpaksaan yang mutlak yang harus dipatuhi (Siagian, 2007). Dimana setiap perintah dankebijakan yang ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya dan harus dilakukan. Seorang pemimpin yang autokratik adalah seorang yang sangat egois, egoisme yang sangat besar akan mendorongnya memutarbalikan kenyataan yang sebenarnya sehingga sesuai dengankeinginannya apa yang secara subjektif diinterprestasikan sebagai kenyataan. 

Menurut Terry, pemimpin yang bertipe otoriter biasanya bekerja secara sungguhsungguh, teliti dan cermat. Dimana pemimpin bekerja menurut peraturan kebijakan yangberlaku, meskipun sedikit kaku dan segala intruksinya harus dipatuhi oleh para bawahan(Siswanto dan Hamid, 2017). Para bawahan tidak berhak untuk mengomentari apa yangdilakukan oleh seorang pemimpin karena pemimpin menganggap bahwa dialah yang bertindaksebagai pengemudi yang akan bertanggung jawab atas segala kompleksitas organisasi.

Berdasarkan nilai-nilai demikian, seorang pemimpin yang otoriter akan menujukanberbagai sikap yang menonjolkan "kekuasaan" antara lain: (1) kencenderungan dalammemperlakukan para bawahan sama dengan alat-alat lain dalam organisasi atau instansi lain;(2) pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkanpelaksana tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahan; (3) pengabaian peranbawahan dalam proses pengambilan keputusan.

b. Tipe Peternalistik

Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam kehidupanorganisasi dapat diwarnai oleh harapan para pengikutnya. Harapan itu pada umumnya terwujudkeinginan agar pemimpin mereka mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungidan layaknya dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk. Ditinjau darisegi nilai organisasi yang dianut biasanya seorang pemimpin yang peternalistik mengutamakannilai kebersamaan, dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang peternalistikkepentingan bersama dan perlakuan terlihat sangat menonjol. Artinya seorang pemimpin yangbersangkutan berusaha untuk memperlakukan semua orang yang terdapat dalam organisasiseadil dan serata mungkin.

c. Tipe Kharismatik

Tipe pemimpin kharismatik ini memiliki kekuatan energi daya tarik yang bisa untukmempengaruhi orang lain. Sehingga ia mempunyai pengikut yang besar jumlahnya (Kartono,2010). Seorang pemimpin yang kharismatik adalah seorang pemimpin yang di kagumi olehorang banyak pengikut tersebut tidak selalu menjelaskan secara kongkrit mengapa tipepemimpin yang kharismatik sangat dikagumi. Orang cenderung mengatakan bahwa orangorang tertentu yang memiliki "kekuatan ajaib" dan menjadikan orang-orang tertentu di pandangsebagai pemimpin kharismatik. Dalam anggota organisasi atau instansi yang di pimpin olehorang kharismatik, tidak mempersoalkan nilai-nilai yang dianut, sikap perilaku dan gaya yangdigunakan oleh pemimpin yang kharismatik mengunakan otokratik para bawahan tetapmengikuti dan tetap setia pada seorang pemimpin yang kharismatik.

d. Tipe Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yangefisien kepada para pengikutnya. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiapindividu, mau mendengarkan nasihat dan sugesti bawahan. Seorang pemimpin yangberdemokratis dihormati dan disegani bukan ditakuti karena perilaku pemimpin demokratis dalam kehidupan organisasional mendorong pada bawahannya menumbuh kembangkan daya inovasi dan kreativitasnya. 

Dengan sungguh-sungguh pemimpin demokratis mendengarkan pendapat, saran bahkankritik dari orang lain, terutama dari bawahannya. Tipe kepemimpinan demokratis merupakanfaktor manusia sebagai faktor utama yang terpenting dalam setiap kelompok atau organisasi.Tipe demokrasi ini lebih menunjukan dominasi perilaku sebagai pelindung dan penyelamatserta perilaku menunjukan dan mengembangkan organisasi atau kelompok. Seorang pemimpinmengikut sertakan seluruh anggota kelompok dalam mengambil keputusan. Pemimpinperusahaan yang bersifat demikian akan selalu menghargai pendapat atau kreasi bawahannya.Pemimpin memberikan sebagian para bawahannya turut bertanggung jawab terhadappelaksanaan program yang akan dicapai.

e. Tipe Militeristis

Banyak mengunakan sistem perintah, sistem komando dari atasan ke bawahan yangsifatnya keras, sangat otoriter dan menghendaki bawahan agar selalu patuh. Tipe ini sifatnyakemiliteran, hanya gaya warnanya yang mencontoh gaya kemiliteran tetapi dilihat lebihseksama tipe ini mirip dengan tipe otoriter (Kartono, 2010).

 

 

TEORI KEPEMIMPINAN

02 October 2022 13:41:41 Dibaca : 2421

A. Pengertian Kepemimpinan

kepemimpinan menurut para ahli :

1. Menurut Wahjosumidjo (1987:11)

Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality), kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability). Kepemimpinan juga sebagai rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin, pengikut, dan situasi.

2. Menurut Moejiono (2002)

Memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).

3. Menurut Fiedler (1967)

Kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan.

4. Menurut Ott (1996)

Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan khususnya perilaku orang lain.

B. Pengertian Teori Kepemimpinan

teori kepemimpinan merupakan buah pemikiran yang berisi penjelasan mengenai, apa, bagaimana, siapa, kapan, dimana dan mengapa individu dikatakan sebagai pemimpin. Teori-teori ini dapat kita gunakan sebagai pedoman, untuk mendalami konsep kepemimpinan diri yang muncul, sehingga paling tidak, kita dapat menjadi pemimpin untuk diri sendiri.

C. Macam Teori kepemimpinan

1. Great Man Theory

Great Man Theory atau dikenal sebagai teori orang hebat, membuat asumsi, bahwa sifat kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan, dibawa seseorang semenjak orang tersebut dilahirkan. Teori ini berkembang sejak abad ke-19. Meski tidak dapat diidentifikasi dengan suatu kajian ilmiah mengenai karakteristik dan kombinasi manusia seperti apa yang dapat dikatakan sebagai pemimpin hebat, tetapi banyak orang mengakui bahwa hanya satu orang diantara banyaknya individu, pasti memiliki ciri khas sebagai pemimpin yang hebat.

2. Trait Theory

Trait Theory atau yang sering kita sebut sebagai teori sifat kepribadian ini meyakini bahwa orang yang dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian tertentu, akan menjadikan mereka unggul dalam peran kepemimpinan. Hal ini dapat diartikan sebagai, kualitas kepribadian tertentu seperti keberanian, kecerdasan, pengetahuan, kecakapan, daya tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas, rasa tanggung jawab, disiplin dan nila-nilainya lainnya dapat membuat seseorang menjadi pemimpin yang baik. Teori kepemimpinan ini fokus terhadap analisis karakteristik mental, fisik dan sosial guna mendapatkan lebih banyak pemahaman dan pengetahuan tentang karakteristik dan kombinasi karakteristik yang umum di antara para pemimpin.

3. Contingency Theory

Teori kontingensi atau yang berasal dari kata  Contingency Theory menganggap, bahwa tidak ada cara yang paling baik untuk memimpin dan menyatakan, bahwa setiap gaya kepemimpinan harus didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu. Atas dasar teori kontingensi ini, seseorang mungkin dapat berhasil tampil dan memimpin dengan sangat efektif pada suatu kondisi, situasi dan tempat tertentu, namun kinerja kepemimpinannya berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, apabila pemimpin tersebut dipindahkan ke situasi dan kondisi lain atau ketika faktor di sekitarnya telah berubah pula. Teori kontingensi atau Contingency Theory juga sering disebut dengan teori kepemimpinan situasional.

4. Teori gaya dan perilaku

Teori kepemimpinan yang berdasar gaya dan perilaku disebut sebagai kebalikan dari The Great Man Theory. Teori berdasar gaya dan perilaku menyatakan, pemimpin hebat dibuat, bukan dilahirkan. Teori kepemimpinan ini fokus pada tindakan seorang pemimpin. Bukan pada kualitas mental atau sifat atau karakter bawaan dari orang tersebut. Teori ini juga menyebutkan, seseorang dapat belajar dan berlatih untuk menjadi pemimpin melalui ajaran, pengalaman, dan pengamatan yang baik. Teori ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif merupakan hasil dari tiga keterampilan utama yang dimiliki oleh individu yaitu keterampilan yang berupa keterampilan teknis, manusiawi, dan konseptual.

5. Behavioral Theories

Behavioral theories merupakan reaksi atas Trait Theory, Teori perilaku atau Behavioral Theories ini menghadirkan sudut pandang baru mengenai kepemimpinan. Teori ini memberikan perhatian kepada perilaku para pemimpin itu sendiri, daripada karakteristik mental, fisik, dan sosial pemimpin tersebut. Teori ini menganggap, bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan dan perilaku tersebut dapat dipelajari atau dilatih. Selain itu, teori ini menganggap bahwa kepemimpinan yang sukses adalah kepemimpinan yang didasarkan pada perilaku yang dapat dipelajari.

6. Teori Servant

Teori kepemimpinan servant atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai pelayan pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an. Teori ini meyakini, bahwa seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bertugas untuk melayani, menjaga, dan memelihara kesejahteraan fisik serta mental pengikut atau anggotanya. Gaya kepemimpinan ini cenderung fokus untuk memenuhi kebutuhan pengikut dan membantu mereka menjadi untuk lebih mandiri dan berwawasan lebih luas.

7. Teori transaksional

Berasal dari kata dasar transaksi, teori ini menggambarkan suatu gaya kepemimpinan yang berdasar pada perjanjian atau kesepakatan yang dibuat seseorang dengan orang lain. Dalam hal ini, tentunya yang menjadi pelaksana adalah pemimpin dan staf atau pengikutnya Perjanjian ini dibuat dengan tujuan mendapat pertukaran (transaksi) yang sepadan atau saling menguntungkan antara pemimpin dengan staf.

8. Teori transformasional

Mengacu pada kata transformasi, yang memiliki arti umum perubahan. Teori kepemimpinan transformasional merupakan sebuah teori yang mengarah pada istilah memanusiakan manusia. Teori ini mengedepankan pendekatan personal pemimpin terhadap staf atau bawahan, dapat juga organisasi, dalam rangka membangun semangat, mengubah kesadaran, serta memberi inspirasi, demi mencapai tujuan bersama tanpa merasa ditekan maupun tertekan, bahkan mampu memotivasi setiap anggotanya. Gaya pemimpin transformasional selalu ingin mengelola lembaga atau organisasi yang dipercayakan kepadanya dengan lebih efektif dan efisien. 

PENDEKATAN KEPEMIMPINAN

26 September 2022 22:19:08 Dibaca : 1467

Dalam studi kepemimpinan ada beberapa pendekatan, yaitu :

  1. Pendekatan kesifatan

Pendekatan ini memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi dari sifat-sifat yang tampak dari seorang pemimpin. Ada sejumlah sifat / karakteristik tertentu yang berkaitan dengan keberhasilan dan kegagalan dari pemimpin.

2. Pendekatan perilaku

Pendekatan ini memusatkan perhatiannya pada perilaku pemimpin tentang apa yang diperbuat dan bagaimana melakukannya. Pendekatan ini bermaksud mengidentifikasikan perilaku-perilaku pribadi yang berhubungan dengan kepemimpinan efektif. Menurut pendekatan ini, keberhasilan dari seorang pemimpin tergantung pada perilaku-perilaku yang diterapkannya.

3. Pendekatan situasional

Pendekatan ini beranggapan bahwa efektivitas dari pemimpin tidak hanya ditentukan oleh gaya pimpinan tetapi juga ditentukan oleh situasi yang ada dari kepemimpinan tersebut, yang meliputi tugas-tugas yang dilakukan, ketrampilan, dan harapan bawahan, lingkungan organisasi dan sebagainya.

teori pendekatan sifat :

Sesuai dengan pendekatan yang dilakukan yaitu pendekatan kesifatan, maka teori sifat memusatkan perhatiannya pada sifat-sifat dari pemimpin. Para ahli teori ini mencoba menemukan karakteristik sifat-sifat individual dari pemimpin yang berhasil dan pemimpin yang gagal.

teori perilaku / pendekatan perilaku

Teori / pendekaan perilaku muncul karena ketidakpuasan terhadap pendekatan / teori sifat yang tidak dapat menemukan sifat-sifat pemimpin yang efektif. Teori / pendekatan perilaku memusatkan perhatiannya pada perilaku pemimpin tentang apa yang diperbuat dan bagaimana dia melakukannya, yaitu bagaimana pemimpin menjalankan tugas, mendelegasikan tugas, berkomunikasi dan memotivasi bawahan, dan sebagainya.

Pada dasarnya ada 2(dua) gaya kepemimpinan, yaitu :

1. Gaya dengan orientasi tugasYaitu gaya atau perilaku pimpinan yang menekankan bahwa tugas-tugas dapat dilaksanakan dengan baik, dengan cara mengarahkan dan mengendalikan bawahan/karyawan secara ketat. Pimpinan dengan gaya kepemimpinan seperti ini lebih memperhatikan keberhasilan pelaksanaan tugas/pekerjaan daripada pengembangan dan pertumbuhan karyawan.

2. Gaya dengan orientasi karyawanYaitu gaya atau perilaku pimpinan yang menekankan pada pemberian motivasi kepada bawahan dalam melaksanakan tugasnya dengan melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan tugasnya serta mengembangkan hubungan yang bersahabat, saling percaya dan hormat menghormati antar anggota politik.

model - model kepemimpinan :

1. Model Kontigensi FiedlerModel kepemimpinan Fiedler (1967) disebut sebagai model kontingensi karena model tersebut beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap efektifitas kinerja kelompok tergantung pada cara atau gaya kepemimpinan (leadership style) dan kesesuaian situasi (the favourableness of the situation) yang dihadapinya.Menurut Fiedler, ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kesesuaian situasi dan ketiga faktor ini selanjutnya mempengaruhi keefektifan pemimpin. Ketiga faktor tersebut adalah hubungan antara pemimpin dan bawahan (leader-member relations), struktur tugas (the task structure) dan kekuatan posisi (position power). Hubungan antara pemimpin dan bawahan menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin itu dipercaya dan disukai oleh bawahan, dan kemauan bawahan untuk mengikuti petunjuk pemimpin.Struktur tugas menjelaskan sampai sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi didefinisikan secara jelas dan sampai sejauh mana definisi tugas-tugas tersebut dilengkapi dengan petunjuk yang rinci dan prosedur yang baku.Kekuatan posisi menjelaskan sampai sejauh mana kekuatan atau kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin karena posisinya diterapkan dalam organisasi untuk menanamkan rasa memiliki akan arti penting dan nilai dari tugas-tugas mereka masing-masing. Kekuatan posisi juga menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin (misalnya) menggunakan otoritasnya dalam memberikan hukuman dan penghargaan, promosi dan penurunan pangkat (demotions).

2. Model Kepemimpinan Vroom – JagoModel kepemimpinan ini menetapkan prosedur pengambilan keputusan yang paling efektif dalam situasi tertentu. Dua gaya kepemimpinan yang disarankan adalah autokratis dan gaya konsultatif, dan satu gaya berorientasi keputusan bersama

3. Model Kepemimpinan Jalur TujuanModel kepemimpinan jalur tujuan (path goal) menyatakan pentingnya pengaruh pemimpin terhadap persepsi bawahan mengenai tujuan kerja, tujuan pengembangan diri, dan jalur pencapaian tujuan. Dasar dari model ini adalah teori motivasi eksperimental. Model kepemimpinan ini dipopulerkan oleh Robert House yang berusaha memprediksi ke-efektifan kepemimpinan dalam berbagai situasi.Menurut Path-Goal Theory, dua variabel situasi yang sangat menentukan efektifitas pemimpin adalah karakteristik pribadi para bawahan/karyawan dan lingkungan internal organisasi seperti misalnya peraturan dan prosedur yang ada. Walaupun model kepemimpinan kontingensi dianggap lebih sempurna dibandingkan model-model sebelumnya dalam memahami aspek kepemimpinan dalam organisasi, namun demikian model ini belum dapat menghasilkan klarifikasi yang jelas tentang kombinasi yang paling efektif antara karakteristik pribadi, tingkah laku pemimpin dan variabel situasional.

4. Model Kepemimpinan Situasional Hersey-BlanchardPendekatan situasional menekankan pada ciri-ciri pribadi pemimpin dan situasi, mengemukakan dan mencoba untuk mengukur atau memperkirakan ciri-ciri pribadi ini, dan membantu pimpinan dengan garis pedoman perilaku yang bermanfaat yang didasarkan kepada kombinasi dari kemungkinan yang bersifat kepribadian dan situasional.Pendekatan situasional atau pendekatan kontingensi merupakan suatu teori yang berusaha mencari jalan tengah antara pandangan yang mengatakan adanya asas-asas organisasi dan manajemen yang bersifat universal, dan pandangan yang berpendapat bahwa tiap organisasi adalah unik dan memiliki situasi yang berbeda-beda sehingga harus dihadapi dengan gaya kepemimpinan tertentu.Lebih lanjut Yukl menjelaskan bahwa pendekatan situasional menekankan pada pentingnya faktor-faktor kontekstual seperti sifat pekerjaan yang dilaksanakan oleh unit pimpinan, sifat lingkungan eksternal, dan karakteristik para pengikut.

PERAN DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN

20 September 2022 01:19:21 Dibaca : 21

A. Fungsi Kepemimpinan

Tugas pokok kepemimpinan yang berupa mengantarkan, mengelompokkan, memberi petunjuk,mendidik, membimbing an sebagainya, yang secara singkat menggerakkan enam M. agar parabawahan mengikuti jejak pemimpin mencapai tujuan organisasi, hanya dapat melaksanakan secarabaik bila seorang pemimpin menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.Fungsi – fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Perencanaan

a.Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk memutuskanapa yang akan dilakukanb. Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan – keputusan yang berdasarkanatas fakta – fakta yang diketahuic. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukandan tujuan atau target yang akan dicapai.Perencanaan meliputi dua hal, yaitu :d. Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada keadaandarurat, dan kegiatan yang bersifat terus menerus.e. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kkegiatan – kegiatan yangakan dilakukan atas dasar jangka panjang dan menentukan prosedur – prosedur yangdiperlukan

2. Fungsi memandang ke depan

Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apayang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminanbahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpamengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin haruspeka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampumendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.

3. Fungsi pengembangan loyalitas

Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk para pemimpintingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorangpemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah lakusehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernahmengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalansebagaimana mestinya.

4. Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuanpelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segeradiketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yangelah ditetapkan dalam rencana

5. Fungsi mengambil keputusan

Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Olehsebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkanada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapatdilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukanusul tertulis dan lain sebagainya.

B. Peran Kepemimpinan

Kegiatan kepemimpinan dalam keperawatan mencakup banyak hal. Kegiatan tersebut mencakupcara mengarahkan, menunjukkan jalan, menyupervisi, mengawasi tindakan anak buah,mengoordinasikan kegiatan yang sedang atau akan dilakukan, dan mempersatukan usaha danberbagai individu yang memiliki karakteristik yang berbeda (Gillies,1994). (Dengan demikian,kegiatan kepemimpinan selalu bersinggungan dengan kegiatan dalam manajemen.Brosten, Hayman dan Naylor (1979) menyebutkan bahwa kegiatan kepemimpinan paling sedikitmencakup 4 hal yang terkait dengan kegiatan manajerial, yaitu perencanaan, pengorganisasian,motivasi, dan pengendalianPeran pertama meliputi :

1. Peran Figurehead Sebagai simbol dari organisasi2. Peran Leader Berinteraksi dengan bawahan, memotivasi dan mengembangkannya3. Peran Liaison Menjalin suatu hubungan kerja dan menangkap informasi untukkepentingan organisasi.

Sedangkan peran kedua terdiri dari 3 peran juga yakni :

1. Monitior Memimpin rapat dengan bawahan, mengawasi publikasi perusahaan, atauberpartisipasi dalam suatu kepanitiaan.2. Disseminator Menyampaikan informasi, nilai – nilai baru dan fakta kepada bawahan.3. Spokeman Juru bicara atau memberikan informasi kepada orang – orang di luarorganisasinya.

Peran ketiga terdiri dari 4 peran yaitu :

1. Enterpreneur Mendesain perubahan dan pengembangan dalam organisasi.2. Disturbance Handler Mampu mengatasi masalah terutama ketika organisasi sedangdalam keadaan menurun.3. Resources Allocator Mengawasi alokasi sumber daya manusia, materi, uang dan waktudengan melakukan penjadwalan, memprogram tugas – tugas bawahan, danmengesahkan setiap keputusan.4. Negotiator Melakukan perundingan dan tawar – menawar.

 

 

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong