ARSIP BULANAN : February 2024

Ergonomi Lingkungan

25 February 2024 11:54:36 Dibaca : 225

ERGONOMI LINGKUNGAN

Ergonomi merupakan disiplin ilmu yang berfokus pada interaksi antara manusia dengan segala keterbatasannya, kemampuan, secara fisik, dan psikologi dengan elemen-elemen sistem. Elemen-elemen sistem bisa berupa tekhnologi, mesin, produk, pekerjaan dan lingkungan.

 

Ergonomi lingkungan berkaitan dengan bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungan fisik dari sudut pandang ergonomi.

Karakteristik lingkungan fisik, yaitu:

1.     Iklim (Suhu, kelembaban, radiasi, dan panas)

2.     Kebisingan

3.     Getaran

4.     Pencahayaan

5.     Tekanan Udara

 

Fokus ergonomi lingkungan adalah bagaimana manusia merespon atau menanggapi adanya stimulus didalam lingkungan. Manusia bukan system yang pasif yang merespon masukan lingkungan dengan cara yang monoton terkait dengan stimulus fisik.

 

Metode Ergonomi Lingkungan

1.     Metode Objektif :

Metode ini menggunakan respon manusia diukur secara langsung (misalnya suhu tubuh, kemampuan pendengaran, kinerja dalam suatu tugas).

Keunggulan:

-   Memberikan ukuran langsung responmanusia

Kelemahan:

-   Tidak bisa mengambil sampel dengan jumlah atau ukuran yang cukup besar

-   Alat ukur dapat mengganggu

-   Tidak dapat dengan mudah memprediksi hasil subjektif seperti kenyamanan

2.     Metode Subjektif

Metode  ini menggunakan kuesioner yang menanyakan terkait dengan apasih yang mereka rasakan terkait dengan paparan lingkungan yang ada.

Keunggulan:

-   Mudah dilakukan

-   Cocok untuk menilai respons psikologi

-   Berguna digunakan ketika faktor-faktor yang berkontribusi terhadap suatu respon tidak diketahui

Kelemahan:

-   Sulit untuk dirancang

-   Memiliki potensi bias metologis

-   Tidak tepat untuk menilai hal-hal seperti dampaknya terhadap kesehatan.

3.     Metode Permodelan

  • Metode ini respon manusia terhadap lingkungan diprediksidengan menggunakan model.Prediksi respon manusia dibuat dari model yang didasarkan pada pengalaman respon manusia dilingkungan yang diselidiki sebelumnya (model empiris).
  • Model rasional respons manusia terhadap lingkungan yang berupaya mensimulasikan system yang mendasarinya dan karenanya dapat digunakan untuk menghubungkan sebab dan akibat.

Keunggulan:

-   Konsisten dalam respons mereka terhadap lingkungan

-   Mudah digunakan

-   Respon cepat

-   Dapat digunakan dalam desain dan evaluasi

Kelemahan:

-   Bukan respons yang sungguhan

-   Ada beberapa factor (misalnya, faktor individu yang tidak dipertimbangkan oleh model)

4.     Metode Perilaku

Perilaku seseorang atau kelompok diamati dan berkaitan dengan respons terhadap lingkungan (misalnya, mengubah postur tubuh, menjauh, menyalakan lampu).

Keunggulan:

-   Tidak mengganggu Tindakan yang dimaksud

-   Cocok dengan beberapa populasi khusus

Kelemahan:

-   Perlu adanya pelatihan

-   Sulit untuk menentukan hubungan sebab dan akibat

 

Contoh Ergonomi Lingkungan di Kehidupan Sehari-hari

Berikut adalah contoh kasus ergonomi lingkungan:

1.   Kantor dengan Tata Letak Ruangan yang Tidak Ergonomis: Di sebuah perusahaan, karyawan mengeluhkan tentang masalah kesehatan yang berkaitan dengan tata letak ruangan yang tidak ergonomis di kantor mereka. Misalnya, meja dan kursi yang tidak sesuai dengan postur tubuh mereka, penempatan monitor yang menyebabkan ketegangan leher dan mata, serta pencahayaan yang kurang baik yang menyebabkan kelelahan mata. Peningkatan ergonomi lingkungan dapat melibatkan pengaturan ulang ruangan dengan memperhitungkan penempatan furniture yang lebih sesuai, penggunaan kursi dan meja yang dapat diatur tingginya, pilihan pencahayaan yang lebih baik, dan penyediaan fasilitas seperti dukungan punggung yang ergonomis untuk meningkatkan kenyamanan dan kesehatan karyawan.

2.   Pabrik dengan Lingkungan Kerja yang Berbahaya: Di pabrik manufaktur, karyawan terpapar dengan lingkungan kerja yang berbahaya, seperti paparan bahan kimia beracun atau mesin yang berisiko menyebabkan cedera. Ergonomi lingkungan dalam kasus ini melibatkan perancangan ulang proses kerja dan pengaturan mesin sehingga risiko cedera dapat diminimalkan. Ini bisa termasuk penggunaan pelindung diri yang sesuai, penambahan penghalang fisik untuk menghindari kontak langsung dengan bahan berbahaya, serta pelatihan yang memadai untuk karyawan dalam mengenali dan mengatasi potensi bahaya di lingkungan kerja mereka.

3.   Ruang Kelas yang Tidak Mendukung Pembelajaran Efektif: Di sekolah, siswa dan guru mengalami kesulitan dalam pembelajaran dan pengajaran karena ruang kelas yang tidak mendukung ergonomi. Misalnya, meja dan kursi yang tidak cocok untuk ukuran dan postur tubuh siswa, pencahayaan yang buruk, serta suhu ruangan yang tidak nyaman. Ergonomi lingkungan dapat ditingkatkan dengan memperbaiki furnitur kelas, meningkatkan pencahayaan alami atau buatan, serta mengatur sistem pendinginan atau pemanasan yang efisien untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi pembelajaran dan kesejahteraan siswa dan guru.

Dalam semua kasus di atas, ergonomi lingkungan berfokus pada perancangan dan penyesuaian lingkungan fisik agar sesuai dengan kebutuhan dan kesejahteraan penggunanya, baik itu karyawan, pekerja pabrik, atau siswa dan guru di sekolah.

 

Dasar Ergonomi Industri

25 February 2024 11:47:41 Dibaca : 78

DASAR ERGONOMI INDUSTRI

Asal Usul Kata dan Konsep Ergonomi: Kata "ergonomi" berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata "ergon" yang berarti "kerja" dan "nomos" yang berarti "hukum alam" atau "aturan". Ergonomi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana manusia berinteraksi dengan peralatan, mesin kerja, lingkungan kerja, dan metode kerja untuk meningkatkan efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan.

Pengembangan Ergonomi di Indonesia: Di Indonesia, istilah ergonomi mulai dikenal sejak tahun 1969. Awalnya, ergonomi terkait dengan mata kuliah yang berkaitan dengan ilmu faal kerja. Namun, seiring perkembangan waktu, ergonomi semakin dianggap penting dalam bidang industri dan menjadi mata kuliah di beberapa jurusan, seperti kesehatan masyarakat, teknik, dan desain interior.

Pengembangan Ergonomi di Amerika Serikat: Di Amerika Serikat, ilmu ergonomi berkembang pesat setelah Perang Dunia II, terutama dalam bidang militer. Ilmu ergonomi dikenal dengan nama "human factors" dan diterapkan dalam perencanaan hubungan optimal antara operator dan peralatan, seperti dalam evaluasi kinerja pilot pesawat terbang.

Secara umum kajian ergonomi dibagi menjadi empat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu:

  1. Ergonomi Fisik: Ini mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas fisik kerja manusia, termasuk anatomi tubuh manusia, antropometri, karakteristik fisiologi, dan biomekanika. Beberapa topik yang terkait dengan ergonomi fisik meliputi postur kerja, pemindahan material, gerakan berulang, kekuatan fisik manusia, keselamatan dan kesehatan kerja, serta tata letak tempat kerja.
  2. Ergonomi Kognitif: Ini adalah ilmu yang berkaitan dengan proses pembentukan mental kerja manusia, seperti persepsi, ingatan, pengambilan keputusan, interaksi manusia-komputer, keandalan manusia, dan stres kerja.
  3. Ergonomi Organisasi: Ini berkaitan dengan optimasi sistem sosial dan teknik, termasuk struktur organisasi, kebijakan, dan proses kerja. Topik-topik yang terkait dengan ergonomi organisasi meliputi komunikasi kerja, sumber daya manusia, perancangan kerja, perancangan waktu kerja, dan produktivitas kerja.
  4. Ergonomi Lingkungan: Ini melibatkan hal-hal yang ada di sekitar orang yang melakukan aktivitas pekerjaan, seperti pencahayaan, temperatur, kebisingan, desain interior tempat kerja, dan getaran. Topik yang terkait dengan ergonomi lingkungan termasuk perancangan ruang kerja dan sistem akustik.

Penerapan ergonomi industri menjadi krusial dalam dunia kerja karena membantu menciptakan lingkungan kerja yang efektif, nyaman, aman, sehat, dan efisien. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ergonomi, perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas karyawan serta mengurangi risiko cedera kerja dan kelelahan.

Terdapat beberapa alat yang perlu disiapkan untuk praktikum ergonomi industri. Berikut adalah rincian alat-alat yang disebutkan:

  1. Stopwatch (analog atau digital): Digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam suatu kegiatan kerja.
  2. Light meter: Alat yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya di tempat kerja.
  3. Sound level meter: Perangkat alat uji untuk mengukur tingkat kebisingan suara di tempat kerja.
  4. Termometer: Alat untuk mengetahui perubahan suhu pada karyawan di tempat kerja.
  5. Hans grip: Alat yang didesain khusus untuk menguatkan lengan bawah dan melatih otot tangan pekerja.
  6. Treadmill: Alat yang membantu dalam berolahraga untuk perjalanan atau berlari tanpa berpindah tempat.
  7. Sepeda statis: Alat yang digunakan untuk berolahraga seperti orang bersepeda, tetapi dalam keadaan diam.

Peralatan ini diperlukan untuk membantu jalannya praktikum dan mempermudah pengambilan data-data yang diperlukan dalam praktikum ergonomi industri. Dengan menggunakan alat-alat ini, praktikum dapat dilakukan secara lebih terarah dan akurat untuk mengevaluasi kondisi kerja yang ada di tempat industri.