LAPORAN PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
LAPORAN PRAKTIKUM
KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
“Penetapan Tekstur Tanah”
OLEH
Nama : Sartin Ladiku
Nim : 613413012
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSUTAS NEGERI GORONTALO
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan benda yang sangat dekat dengan kita, Setiap hal yang kita lakukan sebagian besar berhubungan dengan tanah. Dimana tanah merupakan tempat terjadinya proses atau berbagai reaksi maupun interaksi antara mahluk hidup satu dengan mahluk hidup lainnya, seperti Tumbuhan memerlukan tanah sebagai media tumbuh dan sebagai tempat penyedia unsur hara. Hewan memerlukan tanah secara tidak langsung sebagai penyedia makanan, yaitu bagi hewan pemakan tumbuhan dan hewan pemakan daging yang memakan hewan pemakan tumbuhan. Sedangkan manusia memerlukan tanah untuk sebagian besar kegiatan manusia. Manusia memanfaatkan tanah sebagai tempat berpijak, bekerja, bertanam, dan lain sebagainya.
Sifat fisik tanah diketahui sangat mempengaruhi produksi dan pertumbuhan tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar di dalam tanah, retensi air, drainase, aerasi dan nutrisi tanaman. Sifat fisika tanah juga mempengaruhi sifat-sifat kimia biologi tanah. Oleh karena itu tekstur tanah yang paling penting untuk diketahui karena sangat berpengaruh terhadap jenis-jenis tanaman yang akan dibudidayakan. Kesuburan tanah tidak terlepas dari keseimbangan biologi, fisika dan kimia. Ketiga unsur tersebut saling berkaitan dan sangat menentukan tingkat kesuburan tanah atau kondisi lahan pertanian.
Kondisi tanah yang baik untuk dijadikan lahan pertanian yaitu kondisi tanah yang ideal, yaitu tanah tersebut memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan dan bahan organik yang cukup dan seimbang. kondisi tanah inilah yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman agar tumbuh secara optimal.
Penentuan tekstur tanah dengan benar dapat ditentukan jenis tanaman yang sesuai dengan tanah tersebut. Penentuan tanah dapat dilakukan dengan analisis sifat tanah, baik dari sifat kimia maupun sifat fisikanya dan juga sifat biologi dari tanah tersebut. Karena dari dasar sifat tersebut memiliki karakteristik tanah yang berlainan dan perlu perlakuan pengolahan yang berbeda pula.
1.2 Tujuan dan manfaat
• Tujuan dari praktikum penetapan tekstur tanah yaitu bertujuan untuk menentukan dan menetapkan tekstur tanah secara kualitatif (cara lapangan) dan mengetahui tekstur tanah yang berhubungan dengan pertumbuhan tanaman.
• Manfaat dari praktikum ini yaitu sebagai bahan informasi dalam menentukan tanaman budidaya pada daerah itu atau tanaman apa yang cocok pada jenis tekstur tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar, partikel tanah dalam suatu massa tanah terutama perbandingan relatif suatu fraksi liat, debu dan pasir. Tekstur tanah berhubungan erat dengan plastisitas, permeabilitas, keras dan kemudahan, kesuburan dan produktivitas tanah pada daerah geografis tertentu. Tesktur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi relatif antara fraksi pasir (diameter 0,20 - 2,00 mm), debu (0,002 – 0,20 mm) dan liat (diameter < 2,00 mm). Di dalam pengklasifikasian tekstur tanah terdapat sistem USDA dan sistem internasional (Hanafiah, 2007).
2.2 Hubungan Tekstur Tanah atau Sifat Fisik dengan Sifat Kimia
dan Sifat Biologi Tanah
Tekstur tanah penting kita ketahui oleh karena komposisi ketiga fraksi dari butir – butir tanah akan menentukan sifat - sifat fisika dan kimia tanah. Sebagai contoh, besarnya lapangan pertukaran ion - ion di dalam tanah sangat ditentukan oleh tekstur tanah. (Hakim, 1986) .
Tekstur tanah dapat menentukan sifat-sifat fisik, biologi dan kimia serta mineral tanah. Partikel-partikel tanah dapat dibagi atas kelompok-kelompok tertentu berdasarkan ukuran partikel tanpa melihat komposisi kimia, warna, berat, dan sifat lainnya. Tekstur tanah berkaitan dengan sifat kimia yaitu Penurunan kadar air akan menyebabkan tanah kehilangan sifat kelekatan dan kelenturan, menjadi gembur dan lunak serta menjadi keras dan kaku pada saat kering dan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya serap air, ketersediaan air di dalam tanah, besar aerasi, infiltrasi dan laju pergerakan air (perkolasi). Dengan demikian maka secara tidak langsung tekstur tanah juga dapat mempengaruhi perkembangan perakaran dan pertumbuhan tanaman serta efisien dalam pemupukan.
Tekstur tanah berkaitan dengan kemampuan tanah untuk menahan air dan juga reaksi kimia tanah.Tanah-tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil sehingga sulit untuk menahan air maupun unsur hara.Tanah-tanah yang bertekstur lempung mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi.Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah yang bertekstur kasar.Tanah-tanah yang bertekstur halus mempunyai kemampun menyimpan air dan hara makanan bagi tanaman
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Tekstur Tanah
Faktor - faktor yang mempengaruhi pembentukan tekstur tanah adalah:
1. Iklim
Iklim merupakan cuaca pada jangka panjang minimal permusim atau perperiode, dan seterusnya, dan cuaca adalah kondisi iklim pada suatu waktu berjangka pendek misalnya harian, mingguan, bulanan dan maksimal semusim atau seperiode. Pengaruh curan hujan ialah sebagai pelarut dan pengangkut maka air hujan akan mempengaruhi:
(1.) komposisi kimiawi mineral penyusun tanah,
(2.) kedalaman dan diferensiasi profil tanah,
(3.) sifat fisik tanah.
2. Topografi / Relief
Relief merupakan perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah, termasuk di dalamnya adalah perbedaan kecuraman dan bentuk lereng. Hubungan antara lereng dengan sifat-sifat tanah tidak selalu sama di semua tempat. Hal ini disebabkan karena sifat faktor-faktor pembentuk tanah yang berbeda di setiap tempat. Lereng biasanya terdiri dari bagian puncak (crest), bagian cembung, bagian cekung, dan kaki lereng.Perbedaan topografi akan mempengaruhi jenis tanah yang terbentuk. pada daerah lereng infiltras sedangkan pada daerah datar/rendah, menerima kelebihan air yang menyediakan air lebih banyak untuk proses genesis tanah.
3. Organisme Hidup
Fungsi utama organisme hidup adalah untuk menyediakan bahan organik bagi tanah. Humus akan menyediakan nutrien dan membantu menahan air. Tumbuhan membusuk akan melepaskan asam organik yang meningkatkan pelapukan kimiawi. Hewan penggali seperti semut, cacing, dan tikus membawa partikel soil(tanah) ke permukaan dan mencampur bahan organik dengan mineral. Lubang-lubang yang dibuat akan membantu sirkulasi air dan udara, meningkatkan pelapukan kimiawi dan mempercepat pembentukan soil. Mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan protozoa membantu proses pembusukan bahan organik menjadi humus.(Hanafiah, 2005)
4. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah (dinamis) sehingga akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus maka tanah tanah yang semakin tua juga akan semakin kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan maka bahan induk tanah berubah berturut turut menjadi tanah muda, tanah dewasa dan tanah tua. Tanah muda hasil pembentukan horizon C dan horizon A. Tanah dewasa yaitu hasil pembentukan horizon B yang masih muda (Bw). Tanah tua merupakan tanah dari hasil pencucian yang terus menerus berlanjut sehingga tanah tersebut menjadi kurus dan masam. Perlu diketahui bahwa tingkat perkembangan tanah tidak setara dengan tingkat pelapukan tanah. Tingkat perkembangan tanah berhubungan dengan perkembangan horizon - horizon tanah, sedangkan tingkat pelapukan tanah berhubungan dengan tingkat pelapukan mineral dalam tanah (Hardjowigeno, 2003)
5. Bahan Induk
Beberapa pengaruh bahan induk terhadap sifat-sifat tanah dapat disebutkan seperti tekstur bahan induk mempunyai pengaruh langsung terhadap tekstur tanah muda. Bahan induk pasir menghasilkan tanah muda yang barpasir juga sedangkan bahan induk dengan tekstur halus membentuk tanah dengan bahan organik yang lebih tinggi dari pada bahan induk yang bertekstur kasar. Selain itu, jika tekstur bahan induk terlalu halus (lempung terlalu tinggi) maka permeabilitas tanah menjadi sangat lambat, sehingga menghambat pencucian dan pemindahan koloid tanah, akibatnya terbentuklah tanah dengan solum tipis.
Dari kelima faktor tersebut yang bebas pengaruhnya adalah iklim. Oleh karena itu pembentukan tanah kering dinamakan dengan istilah asing weathering. Secara garis besar proses pembentukan tanah dibagi dalam dua tahap, yaitu proses pelapukan dan proses perkembangan tanah (Darmawijaya, 1990 ).
Proses pelapukan adalah berubahnya bahan penyusun didalam tanah dari bahan penyusun batuan. Sedangkan proses perkembangan tanah adalah terbentuknya lapisan tanah yang menjadi ciri, sifat, dan kemampuan yang khas dari masing – masing jenis tanah. Contoh proses pelapukan adalah hancurnya batuan secara fisik, sedangkan contoh untuk peristiwa perkembangan tanah adalah terbentuknya horison tanah, latosolisasi (Darmawijaya, 1990 ).
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum penetapan tekstur tanah dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25 maret 2015 pukul 15.00 WITA sampai selesai, dan lokasi praktikum di Desa Dunggala, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu:
• Alat Tulis Menulis
• Gelas plastik/ gelas aqua
• Alat Manual yaitu menggunakan tangan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah air dan tanah.
3.3 Prosedur kerja
Adapun cara kerja antara lain :
• Ambil tanah, Kemudian dibasahi dengan air
• Tanah yang sudah dibasahi, lalu dipijat menggunakan jari jempol dan jari telunjuk
• Dibentuk gulungan atau bola
• Diperhatikan dan dirasakan serta diamati kelekatan gulungan tanah yang telah digulung membentuk bola.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil pengamatan penetapan tekstur tanah yang kami peroleh dari lapangan (secara kualitatif) yaitu:
Tekstur Tanah Rasa dan Sifat Tanah Keterangan
Lempung berpasir Rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur Dilahan yang kami amati tekstur tanahnya tersebut Tumbuh tanaman sayuran (terong).
4.2 Pembahasan
Setelah melakukan pengamatan tekstur tanah ternyata tekstur tanah yang berada di lokasi tempat pelaksanaan praktikum tersebut memiliki tekstur tanah lempung berpasir. sehingga tanah tersebut cocok untuk ditanami tanaman sayuran dataran rendah. tanaman sayuran dataran rendah seperti terong (Solanum melongena .L) menyukai tanah bertekstur lempung berpasir.
Tanah berpasir mengandung banyak oksigen dan sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman sayuran dataran rendah, akar tanaman pada tanah tipe ini lebih mudah melakukan penetrasi akan tetapi tanah berpasir tersebut memiliki kekurangan yaitu air dan nutrisi mudah meresap lebih cepat. Untuk pertumbuhan tanaman yang baik, tanah dengan aerasi, drainase, serta kemampuan menyimpan air maupun unsur hara yang baik harus memiliki komponen pasir, debu, dan liat yang seimbang, Sehingga tanaman mampu tumbuh dalam keadaan yang optimal.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan pengamatan dan hasil yang telah diperoleh dalam penetapan tekstur tanah dilapangan dapat disimpulkan bahwa:
1. Tekstur tanah adalah perbandingan kandungan partikel – partikel tanah primer berupa fraksi liat, debu, dan pasir.
2. Tekstur tanah merupakan salah satu sifat dasar tanah yang sangat mempengaruhi sifat tanah yang lain serta besar pengaruhnya terhadap pengaruh tanah sebagai media tumbuhnya tanaman/pertanaman.
3. Penentuan Tekstur tanah dengan meneliti langsung dilapangan, kita bisa mengamati tekstur tanah dengan langsung merabanya menggunakan jari.
4. faktor yang mempengaruhi tekstur tanah yaitu: iklim, topografi, organisme, bahan induk dan waktu.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam menentukan tekstur tanah dilakukan dengan teliti dilaboratorium, dan Penetapan kelas tekstur tanah dengan metode kualitatif (lapangan) tidak begitu efektif karena memerlukan keterampilan dan pengalaman. Serta untuk memilih lahan pertanian harus memperhatikan masalah tekstur tanah karena mempengaruhi kandungan bahan organik atau unsur hara yang diperlukan untuk proses tumbuhan tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawijaya, M.Isa,1990. Klasifikasi Tanah. Gajah Mada University press.Yogyakarta.
Hakim, Nurhajati, dkk. 1986. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung: Lampung.
Hanafiah, Ali Kemas. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakara.
Hardjowigono, H.S. 2003.Ilmu Tanah. AkademikaPressindo, Jakarta. diakses pada tanggal 19 maret 2015.
LAMPIRAN
Kategori
- Masih Kosong