ARSIP BULANAN : March 2016

perbanyakan vegetatif

07 March 2016 11:54:50 Dibaca : 6702

MAKALAH

Perbanyakan Vegetatif
(Grafting By Approach atau Inarching)

Oleh:

sartin ladiku 613413012

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS ILMU-ILMU PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perbanyakan tanaman merupakan salah satu teknik yang dapat dilakukan dalam waktu singkat dan jumlah yang banyak adalah dengan perbanyakan secara vegetatif . Hal ini perlu dilakukan mengingat perbanyakan secara generatif (benih) menghasilkan bibit tanaman/turunan yang beraneka ragam karena berasal dari benih yang tidak diketahui mutunya. Sedangkan kualitas bibit merupakan suatu kriteria yang sangat penting untuk mencapai suatu produksi yang diinginkan dalam pembangunan hutan tanaman.
Perbanyakan tanaman banyak dilakukan dengan berbagai cara, mulai dengan yang sederhana sampai yang rumit. Tingkat keberhasilannya pun bervariasi dari tinggi sampai rendah, keberhasilan perbanyakan tanaman tergantung pada beberapa faktor antara lain: cara perbanyakan yang digunakan, jenis tanaman, waktu memperbanyak, keterampilan pekerja dan sebagainya. Perbanyakan tanaman bisa digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu perbanyakan secara generatif dan vegetatif.
Perbanyakan vegetatif dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara alami dan secara buatan. Perbanyakan vegetatif yang biasanya dilakukan adalah vegetatif buatan, salah satunya dengan cara grafting by approach atau inarching (penyusuan).
1.2 Tujuan
Adapun tujuannya yaitu untuk mengetahui perbanyakan tanaman dengan cara grafting by approach atau inarching (penyusuan).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Grafting dan Budding merupakan metode perbanyakan vegetatif buatan. Grafting/penyambungan adalah seni menyambungkan 2 jaringan tanaman hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai satu tanaman gabungan. Teknik apapun yang memenuhi kriteria ini dapat digolongkan sebagai metode grafting. Sedangkan budding adalah salah satu bentuk dari grafting, dengan ukuran batang atas tereduksi menjadi hanya terdiri atas satu mata tunas. Tanaman sebelah atas disebut entris atau batang atas (scion), sedangkan tanaman batang bawah disebut understam atau batang bawah (rootstock). Wudianto (2002).
Menyambung (grafting) merupakan suatu usaha perbanyakan tanaman dengan cara melukai kedua individu tanaman yang masih satu species atau varietas dengan berbagai keunggulannya, keduanya digabungkan sehingga kambium mata tunas (entres) dan kambium batang bawah (understump) saling melekat satu sama lain, semakin banyak bagian yang melekat sesama kambium tersebut semakin besar kemungkinannya untuk tumbuh. (Anonim, 1993)
Sambungan yang baik yaitu:
• Batang pokok (ounderstump) dan batang atas (entres) sama besar.
• Batang atas tegak lurus betul-betul sempurna.
• Penyambungan batang atas dan batang bawah harus betul-betul sempurna,
tidak ada lubang antara dua batang tersebut.
• Letak penyambungan sekurang-kurangnya 15 cm diatas leher akar pohon
induk/batang bawah.
• Ditempat sambungan tidak ada getah.
• Ujung/pucuk batang pokok telah dipotong.
• Batang atas berasal dari pohon yang bermutu tinggi.
Jenis - Jenis Sambungan ( Grafting )
Cara penyambungan dapat di golongkan menjadi 3 yaitu :
1. Approach Grafting (Penyusuan)
Cara ini batang bawah dan batang atas masing-masing berhubungan dengan sistem perakaran, akan tetapi perakaran batang pokok masih bagus.
2. Inarching (Sambungan untuk menggantikan batang pokok dengan Perakaran yang rusak)
Cara ini biasanya digunakan pada pohon – pohon tua yang dekat dasarnya dikelilingi dengan tanaman–tanaman yang dihasilkan dalam penyambungan ini batang atas dan batang bawah masih tetap pada perakaranya masing-masing, akan tetapi perakaran batang pokok sudah rusak.
3. Detached Scion Grafting (Sambungan dengan mata tunas)
Pada cara ini hanya batang bawah saja yang berhubungan dengan akar dan batang atas diambil dari bagian lain tanaman yang lepas dari akar - akarnya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Grafting By Approach atau Inarching
Grafting by approach atau inarching (penyusuan) yaitu cara penyambungan di mana batang bawah dan batang atas masing-masing tanaman masih berhubungan dengan perakarannya.
Tingkat keberhasilan penyusuhan tergolong lebih tinggi bila dibandingkan dengan cara sambung pucuk, karena selama proses penyatuan kambium antara batang bawah dan batang atas, karena keduanya masih berhubungan dengan perakarannya masing-masing.
Tanda susuhan yang telah jadi adalah kulit kedua cabang yang terbalut mengembang, sehingga memperlihatkan lipatan-lipatan. Tanda semacam ini akan terlihat jelas bila balutannya agak tipis
3.2 Keuntungan dan Kerugian Grafting Penyusuan
Keuntungan dari tehnik ini adalah cepat berbuah,tingkat keberhasilan tinggi, karena batang atas yang menjadi induk biasanya memiliki varietas yang unggul dan sudah produktif atau sudah pernah berbuah, sehingga walaupun ukuran tanaman atau pohon yang di susukan masih seukuran tanaman bibit tanaman tersebut sudah mampu berbunga bahkan berbuah seperti tanaman usia produktif dan tanaman tersebut memiliki sifat yang sama dengan
induk yang menjadi batang atas.
Kerugian lainnya bahwa penyusuan hanya dapat dilakukan dalam jumlah sedikit atau
terbatas, tidak sebanyak sambungan atau menempel dan akibat dari penyusuan bisa merusak tajuk pohon induk.Oleh karena itu penyusuan hanya dianjurkan terutama untuk perbanyakan tanaman yang sulit dengan cara sambungan dan okulasi.
3.3 Tipe dan Teknik Penyusuan
a. Tipe penyusuan
• Susuan duduk untuk mendekatkan batang bawah dengan cabang induknya dibuat para-para dari bambu. Batang bawah kemudian ditaruh diatas para-para dan disusukan dengan cabang pohon induk.
• Susuan gantung disebut demikian karena batang bawah yang akan disusukan didekatkan dengan cabang pohon induk dengan posisi menggantung. Dan polybag batang bawah ikatkan pada cabang batang atas.

b. Teknik Penyusuan
Cara melakukan susuan sebagai berikut:
• Menyayat batang bawah dengan kayunya sepanjang 2-3 cm, kira-kira 1/3 diameter
batang.
• Hal yang sama dilakukan untuk cabang batang atasnya yang belum dipotong dari induk.
• Keduanya kemudian dilekatkan tepat pada bagian yang disayat. Pada waktu melekatkan
harus diperhatikan agar kambium entres dan batang bawahnya berhimpit.
• Posisi sususan bisa duduk atau menggantung.
• Pemotongan entres dilakukan setelah pertautan berhasil. Biasanya setelah 3-4 bulan.
Tandanya ada pembengkakan disekitar batang yang diikat.
• Agar cabang entres tidak kaget atau stres sebaiknya pemotongan dari induk dilakukan
secara bertahap sebanyak tiga kali.
• Selang waktu pengeratan pertama ke berikutnya adalah seminggu. Pada pengeratan
pertama setelah terjadi pembengkakan cabang entres dikerat 1/3 diameter.
Minggu kedua cabang 2/3 diameter. Minggu ketiga susuan dipotong lepas.

Berikut langkah – langkah penyusuan:

1. Pengupasan batang 2. Penyatuan batang atas dan
batang atas dan batang bawah bawah

3. Pengikatan batang 4. Pengikatan telah selesai dan
atas dan batang bawah perlu diberi satu ikatan lagi untuk
menguatkan

5. Hasil tehnik penyusuan duduk 6. Hasil tehnik penyusuan gantung

7. Hasil akhir setelah pengikatan selesai seperti tampak pada gambar di atas.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Grafting adalah penyambungan batang atas dan batang bawah yang perakarannya masih berhubungan dengan tanaman itu sendiri.
2. Keberhasilan suatu sambungan ditentukan oleh kualitas batang bawah dan batang atas serta ketelitian dalam proses penyambungan tanaman tersebut.
3. Tanaman yang telah disambung dipelihara terus menerus

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1993, Pegangan Pelaksanaan Pembiakan Vegetatif Konvensional.
Sambung

Wudianto, R. , 2002, Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi, P. T. Penebar Swadaya,
Jakarta.