laporan mikrobiologi 2

28 July 2016 10:21:37 Dibaca : 11439

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Mikroorganisme dapat berkembang baik secara alami atau dengan campur tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui pertumbuhan menggunakan media. Pada pembuatan media haruslah di ketahui jenis-jenis nutrient yang diperlukan oleh mikroba dan juga keadaan lingkungan fisik yang dapat menyediakan kondisi bagi pertumbuhannya.
Medium pertumbuhan mikroba harus dapat menyediakan semua nutrient yang dibutuhkan sebagai sumber energi untuk pertumbuhan, Seperti Senyawa-senyawa sumber karbon dan nitrogen merupakan komponen penting dalam medium, karena sel mikroba dan produk metabolisme sebagai besar terdiri dari unsur karbon dan nitrogen, selain itu juga mengandung air, garam-garam anorganik dan beberapa vitamin.
Berdasarkan komposisi kimianya, dikenal medium sintetik dengan komposisi kimiawi yang diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang kemurniannya tinggi dan ditentukan dengan tepat. Sementara medium non sintetik tidak diketahui komposisi kimianya dengan pasti.
Oleh karena itu dalam praktikum mikrobiologi akan dijelaskan bagaimana cara pembuatan medium pertumbuhan mikroba.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum pembuatan medium yaitu
1. Untuk mengetahui media pertumbuhan mikroorganisme dan
2. Mengetahui cara pembuatan medium pertumbuhan mikroorganisme.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme sebagai mahluk hidup yang sama dengan mahluk hidup lainnya sama-sama membutuhkan energi dan bahan-bahan untuk membangun energi, sperti dalam sintesa protoplasma dan bagian - bagian sel yang lainnya. Bahan-bahan tersebut nutrient. semua reaksi yang terarah yang berlangsung didalam sel disebut metabolisme. Untuk dapat memahami tentang nutrisi dan metabolisme, pengetahuan dasar biokima sangat dibutuhkan. (Natsir et al, 2006)
Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sistesis sel, keperluan energi dalam metabolism, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, phospat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar, medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, dan nukleotida (Waluyo ,2007).
Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum. Dengan menginokulasi medium agar nutrien (nutrient agar) dengan metode cawan gores atau dengan metode cawan tuang, sel-sel mikroba itu akan terpisah sendiri-sendiri. Jika dua sel pada inokulum asal terlalu berdekatan letaknya pada medium agar, maka koloni yang terbentuk dari masing-masing sel dapat bercampur dengan sesamanya, atau paling tidak bersentuhan, jadi massa sel dapat diamati dala medium agar, bukanlah suatu biakan yang murni (Pelczar,2008) .

Berikut media yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme yaitu:
a. Medium PDA
Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang digunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir. Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan juga agar. Bubuk kentang dan juga dextrose merupakan sumber makanan untuk jamur dan khamir.
Potato Dextrose Agar juga bisa digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme menggunakan metode Total Plate Count. Perindustrian seperti industri makanan, industri produk susu dan juga kosmetik menggunakan PDA untuk menghitung jumlah mikroorganisme pada sample mereka.
Karena fungsinya yang dapat mengembangbiakkan jamur, sekarang ini PDA juga banyak digunakan oleh pembudidaya jamur seperti jamur tiram. Untuk memaksimalkan pertumbuhan bibit jamur, biasanya pembudidaya mengatur kondisi pH yang rendah (sekitar 3,5) dan juga menambahkan asam atau antibiotik untuk menghambat terjadinya pertumbuhan bakteri.
b. Medium NA
Nutrient Agar merupakan suatu medium yang mengandung sumber nitrogen dalam jumlah cukup yang dapat digunakan untuk budidaya bakteri dan untuk penghitungan organisme dalam air, limbah, kotoran dan bahan lainnya. Formulasi Nutrient Agar terdiri dari daging sapi ekstrak, peptone dan agar. Formula ini tergolong relatif simpel untuk menyediakan nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh sejumlah besar mikroorganisme yang tidak terlalu fastidious. Beef extract atau ekstrak daging sapi mengandung senyawa-senyawa yang larut di dalam air termasuk karbohidrat, vitamin, nitrogen organik dan juga garam. Peptone merupakan sumber utama dari nitrogen organik, yang sebagian merupakan asam amino dan peptida rantai panjang, Agar sendiri merupakan partikel-partikel solid.
Menurut Pelczar (2008), menyatakan bahwa sifat-sifat media yang digunakan untuk faktor pertumbuhan yaitu harus mudah tumbuh, media harus dibuat, pertumbuhan bakteri harus khas dan mempunyai sifat-sifat yang diinginkan. Jika sifat ini dipenuhi, maka pertumbuhan bakteri akan bagus.
Pada proses pembuatan media, baik medium NA maupun media PDA menggunakan magnetik stirrer untuk menghomogenkan agar dengan aquades selama pemasakan agar.
Menurut Hadiotomo (1991), magnetik stirrer berfungsi sebagai alat penghomogenan atau pemercepat pelarutan, dan juga mengaduk medium selama sedang dipanaskan agar tidak terjadi penggumpalan pada saat dipanaskan. Selain itu, hot plate digunakan untuk memanaskan medium hingga masak dan mempercepat reaksi yang terjadi pada medium hingga mendidih. Autoklaf berfungsi untuk mensterilkan bahan-bahan dan alat-alat yang tahan terhadap panas dan tekanan yang tinggi. Pada waktu tertentu, jarum ose digunakan untuk memindahkan biakan dari satu medium ke medium yang lainnya.

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum pembuatan medium PDA dan medium NA dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 13 Mei 2016, Bertempat di Laboratorium Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun bahan dan alat yang digunakan yaitu :
Erlenmeyer, kapas, tabung reaksi, timbangan analitik, kompor, aluminium foil, batang pengaduk, media PDA dan NA, aquades dan alkohol.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Cara kerja Pembuatan Media PDA
1. Siapkan PDA kemudian timbang sebanyak 9,75 gram.
2. Masukan aquades sebanyak 250 ml lalu aduk.
3. Masak media sampai mendidih.
4. Setelah itu angkat dan dinginkan.
5. Kemudian tuang kedalam tabung reaksi sesuai kebutuhan lalu tutup.
6. Berikan label berisi nama, tanggal, kelompok, medium, nama kegiatan, kemudian masukan kedalam inkubasi selama 2 x 24 jam.
3.3.2 Cara Kerja Pembuatan Media NA
1. Siapkan NA kemudian timbang sebanyak 5,75 gram.
2. Masukan aquades sebanyak 250 ml lalu panaskan media NA, aduk sampai mendidih.
3. Angkat dan dinginkan, Kemudian tuang kedalam tabung reaksi sesuai kebutuhan lalu tutup.
4. Berikan label berisi nama, tanggal, kelompok, medium, nama kegiatan, kemudian masukan ke dalam inkubasi selama 2 x 24 jam.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berikut Hasil Pengamatan Praktikum Pembuatan Media
Kriteria PDA NA
Sumber karbon dextrose -
Sumber Nitrogen - -
pH 5-6 7
Volume tegak - -
Volume miring - -
Warna Kuning tua Kuning muda
Aroma Bau kentang Tidak berbau
Kegunaan Sebagai media tempat tumbuhnya jamur Sebagai media tempat tumbuhnya bakteri

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum pembuatan medium didapat hasil yaitu Potato Dextrose Agar atau PDA memiliki pH 5-6 dan medium Nutrient Agar atau NA pH 7. Setiap medium memiliki fungsi masing-masing dalam menumbuhkan mikroorganisme.
Medium NA berfungsi untuk mengembangbiakkan bakteri secara umum, sedangkan medium PDA berfungsi untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan fungi atau jamur. Kedua medium tersebut sama-sama terbentuk dari medium agar, hanya berbeda jenis nutrisinya. Medium NA mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan medium PDA mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur.
Pada medium yang telah disterilkan, tidak terdapat mikroba dan tidak terjadi perubahan fisik seperti perubahan warna, tidak berbau, tidak terlihat permukaan medium yang tidak ditumbuhi oleh koloni mikroba. Hal ini menunjukkan bahwa medium yang telah disterilisasi tidak terjadi kontaminasi mikroba, sedangkan pada medium yang tidak disterilisasi terlebih dahulu ditumbuhi oleh mikroorganisme dan terjadi perubahan fisik pada medium tersebut. Terjadinya perubahan fisik menunjukkan bahwa medium terkontaminan atau terdapat mikroorganisme.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba selain itu digunakan untuk isolasi
2. Hasil pengamatan medium PDA memiliki pH 5-6 dan pada medium NA memiliki pH 7.
3. Terdapat dua macam medium yang digunakan dalam praktikum yaitu
• Medium PDA
• Medium NA
4. Medium PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur sedangkan untuk medium NA digunakan untuk menumbuhkan bakteri.
5.2 Saran
Sebaiknya pelaksanaan praktikum dilakukan dengan teliti agar tidak terjadi kegagalan dalam menumbuhkan mikroba.

DAFTAR PUSTAKA

Hadioetomo. 1991. Mikrobiologi Dasar. Rineka Cipta. Bandung.

Natsir, Djide dan Sartini, 2006. Mikrobiologi. Universitas Hasanudin Makassar.

Pelczar, M & Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia. Jakarta.

Soni, Ahmad. 2010. Nutrisi Mikroorganisme dalam Media. http://AhmadSoni.web.id. Diakses pada tanggal 4 Mei 2016.

Stanier, Y. R. Dkk. 2001. The Microbial World. Prenticel Hall. Inc. EigleWood. New Jersey.

Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Erlangga.

LAMPIRAN