Motivasi Menjadi Mahasiswa UNG
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas (Hartaji, 2012:5). setiap mahasiswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada mahasiswa aktivis, mahasiswa agamis, mahasiswa perfeksionis, mahasiswa apatis, dan mahasiswa hedonis. Semua orang berhak memilih mau menjadi mahasiswa yang seperti apa. termasuk memilih pergaulannya. Mau bergaul dengan teman yang seperti apa.
Menjadi mahasiswa UNG bukan hal yang mudah. Apalagi Universitas Negeri Gorontalo adalah kampus yang terbaik di Gorontalo. Namanya juga kampus terbaik, peminatnya pasti tidak sedikit. banyak orang yang bersaing masuk di kampus ini. Mulai dari jalur SNMPTN, yang dipilih menggunakan nilai prestasi di sekolah. kemudian SBMPTN yang peminatnya beribu-ribu orang dan saingannya pun sangat ketat yang dilalui dengan cara tes. Soal tes nya pun tidak dikatakan soal yang mudah. hingga melalui jalur mandiri yang peminatnya pun cukup banyak.Menjadi mahasiswa itu Banyak proses yang harus kita hadapi. Ada pahitnya, ada manisnya. Setiap orang punya cerita perjalanan masing-masing.
Persiapkan semuanya di awal, mau jadi seperti apa kita kedepannya. jangan seperti orang yang tak punya arah, orang yang tak punya tujuan hidup. Jika kita hanya terus-terusan seperti ini, main gadget, rebahan dan tidak mau belajar bagaimana kita mau meraih mimpi kita itu. Di luar sana saingan kita tengah belajar sungguh-sungguh untuk menyaingi kita. jangan pernah putus asa. Jangan pernah berhenti, jika kita merasa lelah dengan semua yang terjadi maka istrahatlah agar semuanya membaik, dan tetap lanjutkan perjalanan kita. Perjalanan kita masih panjang, masih banyak hal-hal yang haru kita persiapkan. Masih banyak mimpi-mimpi yang harus kita wujudkan. Masih ada orang-orang yang harus kita banggakan, orang-orang yang akan tersenyum bahagia ketika melihat kesuksesan kita. Jadilah mahasiswa yang ideal, mahasiswa yang bertakwa, mahasiswa yang kuat,jujur,adil,berani,dan bertanggung jawab. Ingat, Usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Apa yang kita tanam hari ini, akan kita rasakan suatu hari nanti. Dan jangan lupa untuk terus berdoa, mintalah bantuan pada yang Maha Kuasa Allah SWT. Bukan sekarang tapi di masa yang akan datang, kita akan menikmati doa yang selama ini kita ulang-ulang. Suatu hari nanti kita akhirnya bisa berkata “ Tuhan inilah yang saya doakan, terima kasih”. Semangat berjuang!!!
Kurang Efektifnya Pembelajaran Daring / E-Learning
E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologiinformasi dan komunikasi. Dengan e-learning, baik peserta didik seperti mahasiswa ataupun bapak ibu dosen tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak ataupu memberikan pelajaran dan mendengar setiap ucapan dari seorang guru/ dosen atau mahasiswa secara langsung. (The e-learning Question and Answer Book, 2003).
E-learning merupakan salah satu dampak positif dari kemajuan teknologidalam bidang pendidikan, e-Learning sendiri diartikan sebagai proses pembelajaranjarak jauh yang berbasis media elektronik. Sejarah e-learning di Indonesia di mulai sejak tahun 1990. Pada tahun ini merupakan Era Computer Based Training (CBT) atau pembelajaran berbasis komputer yaitu pembelajaran dilakukan dengan menggunakan bantuan PC standlone atau komputer. Menurut Kartasasmita (2003) salah satu ciri dari e-learning yaitu perpaduanantar teknologi dengan berbagai terapan praktis dan dengan kemudahan akses kesumber belajar, ke pengajar dan ke sesama peserta didik melalui internet. Oleh sebabitu istilah e-learning sering disamakan dengan online course, online learning,internetenabled learning, virtual learning atau web-based learning
Kelebihan E-Learning : Penggunaan E-learning dalam pendidikan memiliki beberapa kelebihan juga kekurangan, beberapa kelebihan tersebut yaitu (Tjokro, 2013) :
a. Mahasiswa lebih cepat memahami materi ajar karena elearning memakai multimedia seperti gambar, teks, animasi, suara dan video.
b. Lebih efektif dalam hal biaya yang berarti kami mahasiswa perlu datang ke kampus / universitas untuk belajar karena dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, dan lebih simpel.
c. Lebih efisien karena tidak membutuhkan formalitas kelas, materi ajar bisa langsung dipelajari.
Namun Kekurangannya :
Efendi (2008) mengutarakan kekurangan penggunaan e-learning yaitu:
a. Interaksi secara tatap muka yang terjadi antara mahasiswa dengan para bapak ibu dosen menjadi minim.
b. Pembelajaran yang dilakukan lebih cenderung ke pelatihan bukan pendidikan.
c. Aspek bisnis atau komersial menjadi lebih berkembang dibandingkan aspek sosialdan akademik.
d. mahaiswa dituntut lebih mahir dalam menggunakan ICT.
Dari beberapa hal diatas itu membuktikan jika pembelajaran Daring / E- Learning kurang efektif di bandingkan dengan pembelajran secara luring / Tatap Muka. apalagi jika kita berinteraksi langsungdengan guru,teman ataupun dosen, kurangnya prasarana yg kita miliki seperti komputer,laptop,dll ,banyaknya kuota internet yg digunakan yang mengakibatkan banyaknya keluar biaya tersendiri. Menurut Gavrilova dkk., (2006) yaitu dibutuhkan peralatan tambahan untuk menunjang proses pembelajaran seperti komputer, monitor, keyboard dan lain sebagainya.
Pentingnya Teknologi untuk Pembelajaran Daring
Dalm bidang pendidikan, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berupaya agar para pelaku pendidikan seperti pendidik dan peserta didik tetap bisa menyelenggarakan belajar mengajar meskipun dengan cara yang berbeda. Kemendikbud menetapkan peraturan bahwa pendidikan di Indonesia tetap diselenggarakan, namun dengan sistem yang berbeda yaitu Study From Home (SFH). Kementerian pendidikan dan kebudayaan mendorong pelaksanaan proses belajar mengajar dilakukan secara daring. Hal tersebut sesuai dengan Surat Edaran Kemendikbud RI nomor 3 tahun 2020 mengenai pencegahan Corona Virus Disease (COVID-19) pada satuan Pendidikan, dan Surat Sekjen Mendikbud nomor 35492/A.A5/ HK/ 2020 tanggal 12 Maret 2020 perihal Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).
Dalam pelaksanaan pembelajaran daring memberikan tantangan tersendiri bagi pelaku pendidikan, seperti pendidik, peserta didik, institusi dan bahkan memberikan tantangan bagi masyarakat luas seperti para orang tua, yang yang pastinya juga bagi mahasiswa yang baru mengenal IT, ini adalah hal dan tantangan baru. Dalam pelaksanaannya mahasiswa mencari cara bagaimana agar tetap bisa menyampaikan tugas agar diterima dengan mudah oleh bapak ibu dosen. Begitu juga pula kami sangat dituntut agar bisa menyesuaikan diri dalam situasi dan kondisi seperti saat ini, salah satunya kesiapan mental dan juga kemampuan dalam menggunakan teknologi yang semakin mengglobal di era sekrang.
Rasa Bosan Yang Dialami Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring Hingga Mengalami Stres
Kuliah daring yang telah berlangsung kurang lebih 2 tahun menimbulkan kejenuhan bagi para mahasiswa. Mereka terpaksa berada di dalam rumah dalam waktu yang cukup lama dengan aktivitas yang padat dan monoton. Dalam kehidupan sehari-hari, mahasiswa hanya dapat berinteraksi langsung dengan orang yang sama setiap hari (orang tua, saudara), serta sulit menentukan jenis aktivitas dalam rumah yang dapat meningkatkan suasana hati yang menggembirakan. Ditambah lagi, mahasiswa tidak dapat bertemu dan berinteraksi secara langsung dengan rekan-rekannya yang bisa saling memberikan motivasi dan kekuatan. Kondisi demikian, mengakibatkan emosi yang tidak stabil dan kegembiraan/ keceriaan khas remaja yang sangat menurun. Ketidak stabilan sistem emosi ini berbahaya apabila timbul konflik dengan orang sekitar di dalam rumah dan hal ini menjadi tidak baik jika dibiarkan terus menerus (Rohayani, 2020).
Setiap manusia dilahirkan memiliki perasaan atau emosi sesuai dengan keadaan atau kondisi yang dialami, baik gembira, sedih, takut, berani, semangat, putus asa, dan lain sebagainya. Mahasiswa yang menempuh jenjang pendidikan Strata-1, umumnya termasuk dalam kategori remaja akhir atau peralihan karakter menuju dewasa, yang salah satunya dipengaruhi oleh perubahan hormon. Pada masa tersebut, mereka masih memiliki sistem emosi yang labil, termasuk rasa bosan. sehingga suasana hati yang dimiliki dapat berubah kapan pun tergantung dengan kondisi dan situasi yang sedang dialami.
Hal ini menyebabkan tingkat stres bagi mahasiswa, karena kurang dapat mempergunakan waktu istirahat . Namun, di sisi lain pembelajaran daring, cukup membebani mahasiswa karena pada umumnya jumlah tugas rumah yang diberikan dosen lebih banyak bila dibandingkan dengan tugas yang diberikan dalam kuliah secara luring. Kondisi ini memberikan kontribusi signifikan dalam menimbulkan tekanan/stres bagi mahasiswa. Beban tugas yang banyak, kurangnya waktu bersosialisasi antar-mahasiswa dan sedikitnya rekreasi karena tidak keluar rumah dapat menimbulkan tekanan yang memicu tingkat ketidak stabilan emosi.