ARSIP BULANAN : June 2024

Apa sih itu Gangguan Bipolar?

10 June 2024 18:10:29 Dibaca : 132

Gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang serius dan mempengaruhi suasana hati seseorang secara ekstrem. Kondisi ini ditandai dengan perubahan suasana hati yang drastis antara fase manik (mania) dan depresi. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai penyebab, gejala, dan cara penanganan gangguan bipolar.

Apa Itu Gangguan Bipolar?Gangguan bipolar, yang sebelumnya dikenal sebagai gangguan manik-depresif, adalah gangguan suasana hati yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang signifikan dan berlawanan. Dalam fase manik, penderita dapat merasa sangat bahagia, enerjik, dan bersemangat. Sebaliknya, dalam fase depresi, penderita merasa sangat sedih, lesu, dan kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari.

Penyebab Gangguan BipolarPenyebab pasti gangguan bipolar belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor yang dapat berkontribusi meliputi:

Faktor GenetikFaktor genetik memainkan peran penting dalam gangguan bipolar. Jika ada anggota keluarga yang menderita gangguan ini, risiko seseorang untuk mengembangkan gangguan bipolar meningkat.

Faktor BiologisPerubahan pada struktur dan fungsi otak juga dikaitkan dengan gangguan bipolar. Gangguan keseimbangan kimiawi di otak, terutama neurotransmitter, dapat mempengaruhi suasana hati seseorang secara signifikan.

Faktor LingkunganStres kehidupan yang ekstrem, pengalaman traumatis, atau perubahan hidup yang besar, seperti kehilangan pekerjaan atau kematian seseorang yang dekat, dapat memicu episode bipolar.

Gejala-Gejala Gangguan BipolarGejala gangguan bipolar bervariasi tergantung pada apakah individu sedang berada dalam fase manik atau depresi. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai gejala-gejala pada kedua fase tersebut:

Fase ManiaDalam fase ini, penderita mengalami gejala-gejala berikut:

Perasaan sangat gembira atau euforia yang berlebihan.Mudah tersinggung atau marah.Penurunan kebutuhan tidur tanpa merasa lelah.Peningkatan aktivitas fisik atau mental secara signifikan.Berbicara dengan sangat cepat dan berpindah-pindah topik.Merasa sangat penting atau memiliki kemampuan khusus.Melakukan aktivitas berisiko seperti menghamburkan uang atau terlibat dalam hubungan seks yang sembrono.Fase DepresiDalam fase ini, penderita mengalami gejala-gejala berikut:

Perasaan sangat sedih atau hampa.Hilangnya minat atau kesenangan dalam hampir semua aktivitas.Perubahan pola tidur seperti insomnia atau tidur berlebihan.Perubahan nafsu makan yang signifikan.Kehilangan energi dan kelelahan yang berkepanjangan.Kesulitan berkonsentrasi atau membuat keputusan.Pikiran untuk bunuh diri atau kematian.Penanganan Gangguan BipolarPenanganan gangguan bipolar memerlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa metode penanganan yang umum digunakan:

1. Pengobatan MedisPengobatan merupakan komponen penting dalam penanganan gangguan bipolar. Dokter biasanya meresepkan obat-obatan seperti stabilisator mood (litium), antipsikotik, dan antidepresan untuk mengendalikan gejala.

2. Terapi PsikoterapiTerapi psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif (CBT), dapat membantu penderita memahami pola pikir dan perilaku yang mempengaruhi suasana hati mereka. Terapi ini juga membantu dalam pengembangan strategi koping yang efektif.

3. Dukungan SosialDukungan dari keluarga, teman, dan kelompok dukungan sangat penting dalam membantu penderita bipolar mengelola kondisi mereka. Edukasi keluarga juga membantu dalam memahami gangguan ini dan cara terbaik mendukung anggota keluarga yang terkena.

4. Perubahan Gaya HidupMenjaga pola tidur yang teratur, berolahraga secara teratur, dan menghindari penggunaan alkohol dan narkoba dapat membantu dalam pengendalian gejala bipolar.

5. Manajemen StresBelajar teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, dan relaksasi dapat membantu penderita bipolar dalam mengatasi situasi yang memicu stres dan mencegah kambuhnya episode.

Pernikahan adalah ikatan antara pria dan wanita sebagai suami istri untuk membentuk keluarga bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan. Setiap orang, baik muda maupun tua, menghadapi suatu masalah dalam pernikahan. Bagi remaja, pernikahan bisa menjadi harapan dan kecemasan tentang masa depan rumah tangga. Semua yang ingin menikah harus memahami arti, tujuan, dan persyaratan pernikahan. Menurut WHO, pernikahan dini (early married) adalah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan atau salah satu pasangan masih dikategorikan anak-anak atau remaja yang berusia dibawah usia 19 tahun.

Berdasarkan data UNICEF yang dikutip oleh kumparan, Indonesia menempati urutan ke-8 di dunia dan urutan ke-2 di ASEAN untuk jumlah kasus pernikahan dini, dengan hampir 1,5 juta kasus. Selain itu, menurut data Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (KemenPPA) RI, pengadilan agama menerima 55.000 permohonan dispensasi pernikahan usia dini sepanjang tahun 2022, hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya (Berita Anak Surabaya, 2023).

Pernikahan dini dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi pelakunya, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Jika tidak diantisipasi dengan baik, pernikahan dini mungkin tidak akan membawa kebahagiaan seperti yang diharapkan, tetapi justru bisa menyebabkan kesulitan dan penderitaan bagi mereka yang terlibat (Mubasyaroh, 2016).

Pernikahan dini merupakan salah satu isu yang selalu menarik perhatian publik. Topik ini sering dibahas dari berbagai sudut pandang, termasuk dari sisi budaya, sosial, hingga hukum. Namun, bagaimana jika kita melihat konsep pernikahan dini melalui lirik lagu? Agnes Monica, seorang penyanyi terkenal Indonesia, pernah membawakan lagu berjudul "Pernikahan Dini" yang berhasil mempopulerkan kembali diskusi mengenai pernikahan di usia muda.

Lagu "Pernikahan Dini" yang dirilis oleh Agnes Monica pada tahun 2001 bercerita tentang kisah cinta remaja yang berujung pada pernikahan di usia muda. Lagu ini sangat populer di kalangan remaja saat itu dan memicu banyak diskusi tentang pernikahan dini. Melalui liriknya, Agnes Monica mengungkapkan kebingungan dan tekanan yang dirasakan pasangan muda dalam menghadapi pernikahan. Mungkinkah lagu ini relate dengan masa sekarang? hingga kini, lagu ini masih relate dan sangat relevan karena liriknya mencerminkan situasi yang masih banyak dialami oleh remaja saat ini.

Dalam lirik lagu "Pernikahan Dini", Agnes Monica menggambarkan perasaan remaja yang dihadapkan pada keputusan besar untuk menikah. Lirik "pernikahan dini bukan cintanya yang terlarang, hanya waktu saja belum tepat merasakan semua" menunjukkan bahwa cinta di usia muda tidak salah atau terlarang secara moral atau sosial. Lirik ini mencerminkan konflik antara cinta alami dan kenyataan hidup yang menuntut kematangan dan kesiapan. Masalahnya terletak pada ketepatan waktu, menunjukkan bahwa usia yang terlalu muda belum memungkinkan untuk merasakan dan menjalani cinta dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Menurut BKKBN, usia ideal menikah adalah 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. (Natalia, 2016).

Konsep pernikahan dini dalam lagu “Pernikahan Dini” menunjukkan bahwa pernikahan pada usia muda sering disebabkan oleh ketidaksiapan emosional dan kurangnya pemahaman tentang tanggung jawab pernikahan. Lirik lagu ini juga menggambarkan bagaimana pernikahan dini dapat membuat seseorang kehilangan masa remajanya, yang seharusnya diisi dengan eksplorasi diri dan belajar, digantikan oleh tanggung jawab dewasa yang datang terlalu cepat.

Namun, dari sudut pandang psikologi perkembangan, masa remaja adalah periode penting untuk pembentukan identitas dan pematangan emosional. Erik Erikson, seorang psikolog, mengemukakan bahwa masa remaja adalah waktu untuk mencari jati diri dan memahami peran mereka di dunia. Jika remaja terlibat dalam pernikahan atau hubungan serius terlalu dini, mereka mungkin tidak punya cukup waktu untuk mengeksplorasi identitas mereka dan mengembangkan kedewasaan emosional yang diperlukan untuk hubungan yang sehat dan stabil.

Lirik lagu "Pernikahan Dini" cenderung meromantisasi keputusan untuk menikah di usia muda, meskipun kenyataannya pernikahan dini seringkali lebih rumit dan penuh tantangan. Lagu ini memang menyentuh aspek emosional dan perjuangan pasangan muda, tetapi tidak sepenuhnya menggambarkan risiko dan konsekuensi jangka panjang yang mungkin mereka hadapi. Musik memiliki peran kuat dalam membentuk persepsi publik, dan "Pernikahan Dini" oleh Agnes Monica berhasil membawa isu ini ke percakapan populer dengan nada optimis dan penuh harapan, menunjukkan bagaimana seni dapat mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap isu penting yaitu salah satunya pernikahan.

 DAFTAR PUSTAKA

Berita Anak Surabaya. (2023). UNICEF: Indonesia Peringkat 8 Dunia Banyaknya Kasus Pernikahan Dini | kumparan.com. Kumparan. https://kumparan.com/beritaanaksurabaya/unicef-indonesia-peringkat-8-dunia-banyaknya-kasus-pernikahan-dini-20eMLxG2FyL

Mubasyaroh. (2016). Analisis Faktor Penyebab Pernikahan Dini dan Dampaknya Bagi Pelakunya. Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Sosial Keagamaan, 7(2).

Natalia, I. W. (2016). Strategi Komunikasi Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur dalam Mensosialisasikan Pemahaman Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) Kepada Remaja Menuju Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Jejaring Administrasi Publik, 8(1).

Rumekti, M. M., & Pinasti, 2021. (2016). Peran Pemerintah Daerah (Desa) Dalam Menangani Maraknya Fenomena Pernikahan Dini Di Desa Plosokerep Kabupaten Indramayu. Jurnal Pendidikan Sosiologi, 5(6).

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong