Resume Bahasa Indonesia ( Diksi )
Nama : RIFLAWATI KASIM
Nim : 291413025
Bahasa Indonesia
DIKSI, KALIMAT & MAKNA
A. Diksi
Diksi dan Gaya Bahasa
Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Gaya resmi, misalnya, dapat membawa pembaca/pendengar ke dalam suasana serius dan penuh perhatian. Suasana tidak resmi mengarahkan pembaca/pendengar ke dalam situasi rileks tetapi efektif.
Gaya bahasa berdasarkan nada yang di hasilkan oleh pilihan kata ini ada tiga macam, yaitu gaya sederhana, gaya menengah, gaya mulia dan penuh tenaga.
Gaya bahasa sederhana berdasarkan nada rendah.lain halnya dengan gaya tersebut, gaya bahasa menengah di bangun berdasarkan rangkaian kata yang disusun dan berdasarkan kaidah sintaksis dengan maksud untuk menghasilkan suasana damai dan kesejukan. Gaya mulia berbeda dengan kedua gaya tersebut. Gaya ini penuh tenaga menggunakan pilihan kata yang penuh vitalitas,energi dan tenaga, serta kebenaran universal. Gaya ini sering digunakan untuk menggerakkan masa dalam jumlah yang sangat banyak.
Ketepatan Kata
Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Indikator ketepatan kata ini, antara lain : (a) mengkomunikasikan gagasab berdasarkan pilihan kata yang tepat dan sesuai berdasarkan kaidah bahasa indonesia, (b) menghasilkan komunikasi puncak ( yang Pling efektif ) tanpa salah penafsiran atau salah makna, (c) menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis atau pembaca, dan (d) menghasilkan target komunikasi yang diharapkan.
Kesesuaian Kata
Syarat kesesuaian kata adalah sebagai berikut ini.
a. Menggunakan ragam baku secara cermat dan tidak mencampuradukkan penggunaannya dengan kata yang tidak baku yang hanya digunakan dalam pergaulan.b. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat,.c. Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna dengan cermat.d. Menggunakan kata dengan suasana tertentu.e. Menggunakan kata ilmiah untuk penggunaan karangan ilmiah, dan komunikasi nonilmiah menggunakan kata populer.f. Menghindarkan penggunaan ragam lisan dalam bahasa tulis.
B. Kalimat Efektif
Konsep Kalimat efektif
Tujuan menulis adalah untuk mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada pembaca.
Kalimat efektif ialah bagaimana kalimat itu dapat mewakili secara tepat apa isi pikiran atau perasaan pengarang, bagaimana dapat mewakilinya secara segar dan mampu menarik perhatian pembaca atau pendengar terhadap apa yang diungkapkannya.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Kalimat efektif selalu tetap berusaha agar gagasan pokok selalu mendapat tekanan atau penonjolan dalam pikiran pembaca dan pendengar. Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut ini.
a. Kesatuan gagasan b. Koherensic. Penekanand. Variasie. Paralelismef. Penalaran atau logika
C. Makna
Hakikat Makna
Pengembangan dijksi terjadi pada kata. Namun, hal ini perpengaruh pada penyusunan kalimat, paragraf, dan wacana. Perkembangan dapat menimbulkan perubahan yang mencakup: perluasan, penyempitan, pembatasan, pelemahan, pengaburan, dan pergeseran makna.
Faktor penyebab perubahan makna adalah sebagai berikut ini.
1. Kebahasaan
Perubahan makna yang ditimbulkan oleh faktor kebahasaan meliputi perubahan intonasi, frasa, bentuk kata, dan bentuk kalimat.
1) Perubahan intonasi adalah perubahan makna yang diakibatkan oleh perubahan nada, irama, dan tekanan, kalimat berita Ia makan.
2) Perubahan sturuk frasa.
3) Perubahan bentuk kata adalah perubahan makna yang di timbulkan oleh prubahan bentuk.
4) Kalimat akan berubah makna jika strukturnya berubah.
2. Kesejarahan
Perhatikan penggunaan kata miring pada masa lalu dan bandingkan dengan pemakaian pada masa sekarang.
Prestasi orang itu berbobot (sekarang berkualitas)
Prestasi kerjanya mengagumkan(sekarang kinerja)
3. Kesosialan
Masalah sosial berpengaruh terhadap perubahan makna.sebelum tahun 1945 orang dapat berkata, gerombolan laki-laki menuju pasar, setelah tahun 1945, apalagi dengan munculnya pemberontak, kata gerombolan tidak dipakai bahkan ditakuti.
4. Kejiwaan
Perubahan makna karena faktor kejiwaan ditimbulkan oleh pertimbangan: (1) rasa takut, (2) kehalusan ekspresi, dan (3) kesopanan.pemakaian kata-kata tersebut dimaksudkan orang agar tidak menimbulkan masalah kejiwaan, misalnya : menderita, tidak takut, atau tidak menentang secara psikologis.
5. Bahasa Asing
Perubahan makna karena faktor bahasa asing, misalnya kata tempat orang terhormat diganti dengan VIP. Perhatikan contoh berikut ini.
Penuh warna, kalerful dari kata colourfull
6. Kata Baru
Kreativitas pemakai bahasa berkembang terus sesuai dengan kebutuhannya.kebutuhan terus mendorong untuk menciptakan istilah baru bagi konsep baru yang ditemukannya. Misalnya: chip, microsoftword, server, download, dan sebagainya.
Denotasi dan Konotasi
Makna denotasi dan konotasi dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya nilai rasa. Kata denotasi lebih menekankan tidak adanya nilai rasa, sedangkan konotasi bernilai rasa kias.
Makna denotasi yakni makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman yang berhubungan dengan informasi faktual dan objektif, umpamanya, kata kursi tempat duduk yang berkaki empat.
Konotasi berarti makna kias, bukan makna sebenarnya. Makna konotasi dapat juga berubah dari waktu kewaktu.
Perhatikan contoh berikut ini.
1) Laporan anda harus diserahkan selambat-lambatnya 1 Juni 2004 (denotasi).
2) Laporan anda belum memenuhi sasaran.(Konotasi).
3) Penulis memanjatkan puji syukur atas selesainya laporan ini (konotasi).
4) Kepada tuhan penulis mengucapkan puji syukur atas penyelesaian laporan ini dengan baik dan tepat waktu (denotasi).
Sinonim
Sinonim adalah persamaan makna kata. Artinya, dua kata atau lebih yang berbeda bentuk, ejaan, dan pengucapannya, tetapi bermakna sama.
Perhatikan contoh kata-kata bersinonim dan hampir bersinonim berikut ini.
a. Hamil, buntingb. Hasil, produksi, prestasi, keluaranc. Korupsi, mencuri
Jadi kesinoniman mutlak jarang ditemukan dalam perbendaharaan kata bahasa indonesia. Dua kata bersinonim atau hampir bersinonim tidak digunakan dalam sebuah frasa. Penggunaan kedua kata tersebut, misalnya:
(a) Kucing adalah merupakan binatang buas. (salah)
(b) Kepada Yth. Bapak Nurhadi (salah)
Penggunaan kata bersinonim dalam sebuah frasa tersebut salah, seharusnya:
(1) Kucing adalah binatang buas (benar)
(2) Kepada Bapak Nurhadi (benar)
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong