ARSIP BULANAN : January 2014

Resume Bahasa Indonesia ( Diksi )

30 January 2014 15:05:33 Dibaca : 1895

Nama : RIFLAWATI KASIM

Nim : 291413025

 

Bahasa Indonesia

DIKSI, KALIMAT & MAKNA

A. Diksi

Diksi dan Gaya Bahasa

Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Gaya resmi, misalnya, dapat membawa pembaca/pendengar ke dalam suasana serius dan penuh perhatian. Suasana tidak resmi mengarahkan pembaca/pendengar ke dalam situasi rileks tetapi efektif.

Gaya bahasa berdasarkan nada yang di hasilkan oleh pilihan kata ini ada tiga macam, yaitu gaya sederhana, gaya menengah, gaya mulia dan penuh tenaga.

Gaya bahasa sederhana berdasarkan nada rendah.lain halnya dengan gaya tersebut, gaya bahasa menengah di bangun berdasarkan rangkaian kata yang disusun dan berdasarkan kaidah sintaksis dengan maksud untuk menghasilkan suasana damai dan kesejukan. Gaya mulia berbeda dengan kedua gaya tersebut. Gaya ini penuh tenaga menggunakan pilihan kata yang penuh vitalitas,energi dan tenaga, serta kebenaran universal. Gaya ini sering digunakan untuk menggerakkan masa dalam jumlah yang sangat banyak.

Ketepatan Kata

Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Indikator ketepatan kata ini, antara lain : (a) mengkomunikasikan gagasab berdasarkan pilihan kata yang tepat dan sesuai berdasarkan kaidah bahasa indonesia, (b) menghasilkan komunikasi puncak ( yang Pling efektif ) tanpa salah penafsiran atau salah makna, (c) menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis atau pembaca, dan (d) menghasilkan target komunikasi yang diharapkan.

Kesesuaian Kata

Syarat kesesuaian kata adalah sebagai berikut ini.

a. Menggunakan ragam baku secara cermat dan tidak mencampuradukkan penggunaannya dengan kata yang tidak baku yang hanya digunakan dalam pergaulan.b. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat,.c. Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna dengan cermat.d. Menggunakan kata dengan suasana tertentu.e. Menggunakan kata ilmiah untuk penggunaan karangan ilmiah, dan komunikasi nonilmiah menggunakan kata populer.f. Menghindarkan penggunaan ragam lisan dalam bahasa tulis.

B. Kalimat Efektif

Konsep Kalimat efektif

Tujuan menulis adalah untuk mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada pembaca.

Kalimat efektif ialah bagaimana kalimat itu dapat mewakili secara tepat apa isi pikiran atau perasaan pengarang, bagaimana dapat mewakilinya secara segar dan mampu menarik perhatian pembaca atau pendengar terhadap apa yang diungkapkannya.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif

Kalimat efektif selalu tetap berusaha agar gagasan pokok selalu mendapat tekanan atau penonjolan dalam pikiran pembaca dan pendengar. Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut ini.

a. Kesatuan gagasan b. Koherensic. Penekanand. Variasie. Paralelismef. Penalaran atau logika

C. Makna

Hakikat Makna

Pengembangan dijksi terjadi pada kata. Namun, hal ini perpengaruh pada penyusunan kalimat, paragraf, dan wacana. Perkembangan dapat menimbulkan perubahan yang mencakup: perluasan, penyempitan, pembatasan, pelemahan, pengaburan, dan pergeseran makna.

Faktor penyebab perubahan makna adalah sebagai berikut ini.

1. Kebahasaan

Perubahan makna yang ditimbulkan oleh faktor kebahasaan meliputi perubahan intonasi, frasa, bentuk kata, dan bentuk kalimat.

1) Perubahan intonasi adalah perubahan makna yang diakibatkan oleh perubahan nada, irama, dan tekanan, kalimat berita Ia makan.

2) Perubahan sturuk frasa.

3) Perubahan bentuk kata adalah perubahan makna yang di timbulkan oleh prubahan bentuk.

4) Kalimat akan berubah makna jika strukturnya berubah.

2. Kesejarahan

Perhatikan penggunaan kata miring pada masa lalu dan bandingkan dengan pemakaian pada masa sekarang.

Prestasi orang itu berbobot (sekarang berkualitas)

Prestasi kerjanya mengagumkan(sekarang kinerja)

3. Kesosialan

Masalah sosial berpengaruh terhadap perubahan makna.sebelum tahun 1945 orang dapat berkata, gerombolan laki-laki menuju pasar, setelah tahun 1945, apalagi dengan munculnya pemberontak, kata gerombolan tidak dipakai bahkan ditakuti.

4. Kejiwaan

Perubahan makna karena faktor kejiwaan ditimbulkan oleh pertimbangan: (1) rasa takut, (2) kehalusan ekspresi, dan (3) kesopanan.pemakaian kata-kata tersebut dimaksudkan orang agar tidak menimbulkan masalah kejiwaan, misalnya : menderita, tidak takut, atau tidak menentang secara psikologis.

5. Bahasa Asing

Perubahan makna karena faktor bahasa asing, misalnya kata tempat orang terhormat diganti dengan VIP. Perhatikan contoh berikut ini.

Penuh warna, kalerful dari kata colourfull

6. Kata Baru

Kreativitas pemakai bahasa berkembang terus sesuai dengan kebutuhannya.kebutuhan terus mendorong untuk menciptakan istilah baru bagi konsep baru yang ditemukannya. Misalnya: chip, microsoftword, server, download, dan sebagainya.

Denotasi dan Konotasi

Makna denotasi dan konotasi dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya nilai rasa. Kata denotasi lebih menekankan tidak adanya nilai rasa, sedangkan konotasi bernilai rasa kias.

Makna denotasi yakni makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman yang berhubungan dengan informasi faktual dan objektif, umpamanya, kata kursi tempat duduk yang berkaki empat.

Konotasi berarti makna kias, bukan makna sebenarnya. Makna konotasi dapat juga berubah dari waktu kewaktu.

Perhatikan contoh berikut ini.

1) Laporan anda harus diserahkan selambat-lambatnya 1 Juni 2004 (denotasi).

2) Laporan anda belum memenuhi sasaran.(Konotasi).

3) Penulis memanjatkan puji syukur atas selesainya laporan ini (konotasi).

4) Kepada tuhan penulis mengucapkan puji syukur atas penyelesaian laporan ini dengan baik dan tepat waktu (denotasi).

Sinonim

Sinonim adalah persamaan makna kata. Artinya, dua kata atau lebih yang berbeda bentuk, ejaan, dan pengucapannya, tetapi bermakna sama.

Perhatikan contoh kata-kata bersinonim dan hampir bersinonim berikut ini.

a. Hamil, buntingb. Hasil, produksi, prestasi, keluaranc. Korupsi, mencuri

Jadi kesinoniman mutlak jarang ditemukan dalam perbendaharaan kata bahasa indonesia. Dua kata bersinonim atau hampir bersinonim tidak digunakan dalam sebuah frasa. Penggunaan kedua kata tersebut, misalnya:

(a) Kucing adalah merupakan binatang buas. (salah)

(b) Kepada Yth. Bapak Nurhadi (salah)

Penggunaan kata bersinonim dalam sebuah frasa tersebut salah, seharusnya:

(1) Kucing adalah binatang buas (benar)

(2) Kepada Bapak Nurhadi (benar)

Resume Pengantar Ilmu Komunikasi ( Verbal & Nonverbal )

30 January 2014 15:04:28 Dibaca : 582

 

Nama : RIFLAWATI KASIM

NIM : 291413025

 

Pengantar Ilmu Komunikasi

Komunikasi verbal & komunikasi nonverbal

KOMUNIKASI VERBAL

Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud kita. Bahasa verbal mengunakan kata-kata yang merepresentasikan berbagai aspek realitas individual kita. Konsekuensinya, kata-kata adalah abstraksi realitas kita yang tidak mampu menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek atau konsep yang di wakili kata-kata itu. Misalnya, kata rumah, kursi, mobil atau mahasiswa.

ASAL-USUL BAHASA

Hingga kini belum ada suatu teori pun yang di terima luas mengenai bagaimana bahasa itu muncul di permukaan bumi. Ada dugaan kuat bahasa nonverbal muncul sebelum bahasa adalah ekstensi perilaku sosial. Dalam tahap perkembangan berikutnya, antara 40.000 dan 35.000 tahun lalu Cro Magnon mulai menggunakan bahasa lisan. Sekitar 5000 tahun lalu manusia melakukan transisi komunikasi dengan memasuki era tulisan, sementara bahasa lisan pun terus berkembang.

FUNGSI BAHASA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk menamai atau menjuluki orang, objek, dan peristiwa. Penamaan adalah dimensi pertama bahasa dan basis bahasa, dan pada awalnya itu dilakukan manusia sesuka mereka, yang lalu menjadi konvensi. Menurut Larry L. Barker, bahasa memiliki tiga fungsi : penamaan ( naming atau labeling ), interaksi, dan transmisi informasi.

Fungsi kedua bahasa, yakni sebagai sarana untuk berhubungan dengan orang lain.

Fungsi ketiga memungkinkan kita untuk hidup lebih teratur, saling memahami mengenai diri kita, kepercayaan-kepercayaan kita, dan tujuan-tujuan kita.

KETERBAHASAN BAHASA

Berbicara tentang komunikasi verbal, yang porsinya hanya 35% dari keseluruhan komunikasi kita, banyak orang tidak sadar bahwa bahasa. Keterbatasan bahasa trsebut dapat kita uraikan sebagai berikut.

Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek

Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek tertentu: orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya.

Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual

Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata mereprensikan persepsi dan interpretasi orang-orang, yang menganut latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda.

Kata-kata mengandung bias budaya

bahasa terikat oleh konteks budaya. Dengan ungkapan lain, bahasa dapat dipandang sebagai perluasan budaya. Percampuradukan fakta, penafsiran, dan penilaian

Dalam perbahasan kita sering mencampuradukan fakta ( uraian ), penapsiran ( dugaan ), dan penilaian . Masalah ini berkaitan dengan ke keliruan persepsi seperti yang kita bahas dalam terdahulu. Misalnya orang mencampuradukan uraian

(“Budi adalah mahasiswa yang memperoleh IPK 3,80 pada awal semester ke VIII), penapsiran ( budi mahasiswa yang cerdas ) dan penilaian ( saya menyukai Budi ).

Kerumitan makna kata

Lewis Carroll adalah seorang ahli matematika dan logika inggris yang nama aslinya adalah Charles Lutwidge Dodgson. Ia dikenal bukan karena adilnya bagi matematika atau logika, melainkan sebagai pengarang Alice’s Adventures in wonderlend dan through the looking-Gllas. Karya-karya besar ini terkadang disebut sastra “omong kosong” (nonsense” literature).

Semantik adalah ilmu mengenai makna kata-kata, suatu definisi yang menurut S.I.Hyakawa tidaklah buruk bila orang-orang tidak menganggap bahwa pencarian makna kata mulai dan berakhir dengan melihatnya dalam kamus.

Makna dapat pula digolongkan ke dalam: makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya ( factual ), seperti yang kita temukan dalam kamus. Karen itu, makna denotatif lebih bersipat publik. Sejumlah kata bermakna denotatif, namun banyak kata juga bermakna konotatif, lebih bersifat pribadi, yakni makna di luar rujukan objektifnya.

Bahasa Daerah vs Bahasa Daerah

Terdapat sejumlah kata yang sama dalam bahasa sunda dan bahasa jawa, namun punya arti yang berbeda. Kata sare ( tidur ) dan dahar (makna) yang merupakan kata halus untuk orangtua dalam bahasa jawa, ternyata hanya boleh digunakan untuk teman sebaya yang sudah akrab atau bawahan di daerah sunda.

Bahasa Daerah vs Bahasa Indonesia

Sejumlah kata dari bahasa daerah juga digunakan dalam bahasa Indonesia atau sebaiknya, kata-kata Indonesia terdengar seperti diselipkan dalam bahasa daerah, namun artinya sangat jauh berbeda.

Bahasa Daerah/Bahasa Indonesia vs Bahasa Asing Lainnya

Terkadang kita menemukan juga kata-kata dalam bahasa daerah atau bahasa Indonesia yang sama atau mirip dengan kata-kata dalam bahasa asing, tetap dengan makna yang berbeda.

NAMA SEBAGAI SIMBOL

Dimensi pertama atau fungsi pertama bahasa adalah penamaan. Nama diri-sendiri adalah simbol pertama dan utama bagi seseorang. Nama pribadi adalah unsur penting identitas seseorang dalam masyarakat. Nama adalah bagian dari konsep-diri yang sangat penting bahkan nama juga menunjukan kesadaran seseorang.

BAHASA GAUL

Sejumlah kata atau istilah puny arti khusus, unik , menyimpang atau bahkan bertentangan dengan arti yang lazim ketika digunakan oleh orang-orang dari subkultur tertentu.

- Bahasa kaum selebritis

- Bahasa gay dan bahasa waria

- Bahasa kaum waria

BAHASA WANITA VS BAHASA PRIA

Wanita dan pria pun mempunyai kosa kata berlainan, salah satu sebabnya adalah sosialisasi mereka yang berbeda, khususnya minat mereka yang berlainan terhadap berbagai aspek kehidupan.

RAGAM BAHASA INGGRIS

Bahasa inggris yang lebih universalpun ternyata tidak konsisten dalam ejaannya, pengucapan , pilihan kata dan juga maknanya.

PENGALIHAN BAHASA

Komunikasi dalam bahasa yang sama dapat menimbulkan salah pengertian, bila kita tidak menguasai bahasa lawan bicara kita.

KOMUNIKASI KONTEKS-TINGGI VS KOMUNIKASI KONTEKS-RENDAH

Setiap orang secara pribadi punya gaya khas dalam berbicara, bukan hanya caranya tetapi juga topic-topik yang di bicarakan. Kekhasnya ini umumnya diwarisi seseorang dari budayanya. Budaya konteks-rendah di tandai dengan komunikasi konteks-rendah.

KOMUNIKASI NONVERBAL

Pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup semua ransangan dalam suatu setting komunikasi, yang di hasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, pesan-pesan nonverbal sangat berpengaruh dalam komunikasi.

FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL

Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal.Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal.

Perilaku nonverbal dapat menganti perilaku verbal

Perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal.Perilaku nonverbal dapat membantu atau bertentangan dengan perilaku verbal.

KLASIFIKASI PESAN NONVERBAL

Kita dapat mengklasifikasikan pesan-pesan nonverbal ini dengan berbagai cara Jurgen Ruesch mengklasifikasikan isyarat nonverbal mnjadi 3 bagian

1. Bahasa tanda ( sign language )2. Bahasa tindakan ( action language )3. Bahasa objek ( object language )

BAHASA TANGAN

bidang yang menelaah bahasa tubuh adalah kinesika ( kinesics ), suatu istilah yang di ciptakan seseorang perintis studi bahasa nonverbal, Ray L. Birdwhistell. Setiap angota tubuh seperti wajah ( termasuk senyum dan pandangan mata ), tangan, kepala, kaki, dan bahkan tubuh ecara keseluruhan dapat di gunakan sebagai isyarat simbolik.

Isyarat Tangan

isyarat tangan atau “ bicara dengan tangan “ termasuk apa yang di sebut emblem, yang di pelajari, yang punya makna dalam suatu budaya atau subkultur. Meskipun isyarat tangan yang digunakan sama, maknanya boleh jadi berbeda atau isyarat fisiknya berbeda, namun maksudnya sama.

Sentuhan

Studi tentang sentuh-menyentuh disebut haptika (haptics). Sentuh, seperti foto, adalah perilaku nonverbal yang multi makna, dapat menganti ribuan kata. Kenyataan sentuhan ini bisa merupakan tampakan, pukulan, cubitan, senggolan, tepukan, belaian, pelukan, pegangan ( jabatan tanggan ) rabaan, hingga sentuhan lembut sekali.

PARABAHASA

Parabahasa, atau vokalika ( vocalic ) merujuk pada aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami, misalnya kecepatan berbicara, nada ( tinggi atau rendah ) intensitas ( volume )suara, dan lain-lain.

PENAMPILAN FISIK

Setiap orang punya presepsi mengenai penampilan fisik seseorang, baik itu busananya ( model, kualitas bahan, warna )dan juga ornament lain yang di pakainya, seperti kaca mata, sepatu, dan lain-lain.

BUSANA

Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntunan lingkungan ( tertulis atau tidak), nilai kenyamanan, dan tujuan pencitraan,semua itu mempengaruhi cara kita berdabdan.

Karakteriktis fisik

suatu study menunjukan bahwa daya tarik fisik merupakan ciri penting dalam banyak teori kepribadian,meskipun bersifat implicit. Orang yang menarik secara fisik .

BAU-BAUAN

Bau-bauan, terutama yang menyenagkan(wewangian, seperti deodorant,eau de toilette,eau de colongne dan farpum) telah ber abad-abad digunakan orang juga untuk menyampaikan pesan, mirip dengan cara yang juga dilakukan hewan.

ORIENTASI RUANG DAN JARAK PRIBADI

Setiap budaya punya cara khas dalam mengkosep tualisasikan ruangan,baik didalam rumah,diluar rumah,ataupun dalam berhubungan dengan orang lain.

Ruang pribadi vs ruang public

Ruang pribadi kita identik dengan wilayah tubuh( body territory)satu dari empat kategori wilayah yang digunakan manusia berdasarkan perspektif lyman dan scott.

Posisi duduk dan pengaturan ruangan

Secara umum dapat dikatakan,semakin formal penataan ruagan,semakin pormal pula komunikasi yang dikehendaki.

KONSEP WAKTU

Waktu menentukan hubungan antar manusia.waktu berhubungan erat dengan perasaan hati dan perasaan manusia.bila kita selalu menepati waktu yang dijanjikan, maka komitmen pada waktu memberikan pesan tentang diri kita.

DIAM

Ruang dan waktu adalah bagian dari lingkungan kita yang juga dapat diberi makna . jhon cage mengatakan,tidak ada sesuatu yang disebut ruang kosong atau waktu kososng. Selalu ada sesuatu yang dilihat, sesuatu untuk didengar.

WARNA

Kita sering menggunakan warna untuk menunjukan suasana emosiaonal,cita rasa ,apiliasi politik,dan bahkan mungkin keyakinan agama kita,seperti tunjukan kalimat atau frase.

ARTEFAK

Artefak adalah benda apa saja yang dihasilkan kecerdasan manusia.asfek ini merupakan perluasan lebih jauh dari pakaian dan penampilan yang telah bahas sebelumnya.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong