ARSIP BULANAN : April 2014

FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI (PERSPEKTIF TEORI-TEORI KOMUNIKASI)

14 April 2014 05:37:55 Dibaca : 10294

Makalah

RESENSI BUKU FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI

(PERSPEKTIF TEORI-TEORI KOMUNIKASI)

RATRIE NUR RAHMAH

291413030

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

 

PENDAHULUAN

Filsafat Ilmu Komunikasi diartikan sebagai “kegiatan berpikir dan mengkaji secara lebih mendalam, cermat, dan kritis terhadap proses komunikasi yang meliputi ontologinya, epistemologinya maupun aksiologinya dan mencoba memperoleh jawaban yang tepat dengan terus menanyakan jawaban-jawaban untuk memecahkan masalah-masalah dalam proses komunikasi tersebut.” (Kriyantono 2012: 47)

Dalam hal ini, filsafat komunikasi berarti menggali secara mendalam baik segala hal maupun fenomena komunikasi itu sendiri. Hal ini dapat bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru atau bahkan memperbarui dan menyempurnakan teori yang sudah ada. Kegiatan berfilsafat ini berdasarkan keingintahuan dan keragu-raguan manusia akan segala sesuatu yang berada di sekitarnya secara khusus fenomena komunikasi yang didalamnya meneliti hasil hubungan dan interaksi antarmanusia yang mana interaksi tersebut merupakan objek material ilmu komunikasi. Sedangkan objek formal dalam “ilmu komunikasi adalah segala produksi, proses, dan pengaruh dari sistem tanda dalam kehidupan manusia.” (Kriyantono 2012: 48)

 

PEMBAHASAN

Pemahaman atau komunikasi manusia merupakan masalah perspektif yang di pakai untuk memahaminya. Perspektif adalah sudut pandang dan cara pandang seseorang terhadap sesuatu. Cara seseorang memandang atau pendekatan yang digunakan dalam mengamati kenyataan akan menentukan pengetahuan yang diperoleh.

Pada ilmu komunikasi ada beberapa metateori tentang realitas (ontologi), tentang bagaimana mencapainya (epistimologi), dan tentang nilai dari komunikasi (aksiologi). Berikut beberapa perspektif ontologi dan epistimologi:

Realisme, benda-benda atau objek yang diamati sebagai apa adanya, telah berdiri secara benar, tanpa campur tangan ide dari si-pengamat.Nominalis, dunia sosial adalah wilayah luar pada persepsi individu, tersusun tidak lebih dari sekedar nama, konsep dan label yang digunakan untuk membuat struktur realitas.Konstruksionis, kita tidak pernah dapat mengerti realitas yang sesungguhnya secara ontologis.

Perspektif-perspektif tersebut menurunkan sejumlah teori komunikasi. Misalnya perspektif positivisme dan post-positivisme menurunkan teori strukturalisme-fungsionalisme. Teori ini merupakan turunan dari perspektif positivisme dan post-positivisme awal. Kedua aliran ini meyakini bahwa struktur sosial bersifat nyata dan berfungsi dengan cara-cara yang dapat diobservasi secara objektif.

A. Perspektif Positivisme

APA itu komunikasi? Paradigma positivisme mendefiniskan komunikasi sebagi suatu proses sebab-akibat, yang mencerminkan pengirim pesan (komunikator/encoder) untuk mengubah pengetahuan (sikap atau perilaku) penerima pesan (komunikan/decoder) yang pasif. Komunikasi terjadi secara sengaja dilakukan oleh seseorang untuk menyampaikan rangsangan dalam membangkitkan respon orang lain. Model komunikasi linier atau komunikasi satu arah merupakan salah satu model yang paling banyak dikenal dan mudah dipahami.

B. Perspektif Post-Positivisme

Post-positivisme merupakan pemikiran yang menggugat asumsi kebenaran-kebenaran positivisme. Beberapa peneliti sosial beragumen bahwa kekurangan-kekurangan dari pemikiran positivisme pada dasarnya membutuhkan dasar filsafat ilmu yang berbeda. Namun, beberapa orang beranggapan bahwa postivisme sebenarnya tidak perlu ditolak secara total karena mereka lebih meletakkan penolakannya pada gagasan tentang keyakinan positivisme mengenai kebenaran absolut, landasan mutlak sebuah observasi dan asumsi tentang akumulasi pengetahuan yang tak berubah.

Perspektif Post-positivisme membawa pengaruh yang besar pada ilmu sosial termasuk ilmu komunikasi. Melalui kritik yang mendasar terhadap positivisme yang realis, bebas nilai dan memisahkan subjek dan objek penelitian.

C. Perspektif Interpretif

Menurut Wilbur Schramm, manusia itu tidak mungkin tidak berkomunikasi. Kehidupan sosial seseorang dipenuhi dengan berbagai komunikasi. Teori ini menggambarkan proses munculnya pemahaman dari kehidupan sosial. Terori ini tidak mencoba menemukan struktur hukum dalam kehidupan sosial, melainkan berupaya membuka cara-cara orang memahami pengalaman mereka di tengah kehidupan sosial. Teori Interpretif ini diturunkan dalam teori komunikasi seperti teori interpretasi kultural, teori kultur organisasional dan teori interpretasi tekstual.

D. Perspektif Konstruktivisme

Konstruktivisme menolak pandangan positivisme yang memisahkan objek dan subjek komunikasi. Konstruktivisme menganggap subjek sebagi faktor sentral dalam kegiatan komunikasi. Konstruktivisme lebih berkaitan dengan program penelitian dalam komunikasi antarpersonal.

Ilmu komunikasi dalam perspektif konstruktivisme tidak hanya mempertimbangkan konstruksi namun juga menyediakan cara-cara penelitian yang lebih khas. Namun wilayah komunikasi masih terus berkembang, karena itu perspektif ini mendapatkan kritik dan ilmu komunikasi berkembang lagi.

E. Perspektif Teori Kritis

Teori kritis lahir sebagai koreksi dari pandangan konstruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun intitusional. Teori ini mencoba membongkar kepentingan atau ideologi yang berdiri di balik fenomena sosial. Karena teori ini tidak sekedar observasi, melainkan juga memberikan kritik terhadap fenomena sosial. Teori kritis meyakini pentingnya konstruksi kultur dan cara-cara praktik sosial dalam menentukan, menghilangkan atau membangun suatu kultur.

Perspektif ini adalah upaya membongkar ideologi dominan yang menindas. Ideologi dalam hal ini dipahami sebagai relasi kekuasaan yang ada di luar suatu kelas. Melalui perspektif ini, ilmu komunikasi lebih berwarna lagi. Ilmu komunikasi terus berkembang ke segala arah kehidupan dan ini berarti memiliki peran penting di masyarakat.

Kelebihan dan Kekurangan

Dalam buku ini mempunyai kelebihan dan kekurangannya yaitu :

Kelebihan: buku ini menjelaskan secara rinci pengertian perspektif, perspektif-perspektif ilmu komunikasi dan penggunaan perspektif untuk membantu pembuatan skripsi.

Kekurangan: penggunaan bahasanya terlalu tinggi, sehingga membuat pembaca agak sulit memahami maksud dari si penulis.

 

PENUTUP

Filsafat ilmu komunikasi mempertanyakan bagaimana aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi komunikasi. Secara ontologi, komunikasi pada awalnya dianggap sebagai suatu proses linear antara komunikator dan komunikan yang saling bertukar pesan melalui media yang mereka gunakan dan terus berkembang seiring dengan perubahan yang faktor manusia yang mulai diperhitungkan. Komunikasi yang awalnya hanya dipandang satu arah berkembang sedemikian rupa hingga menghasilkan berbagai macam bentuk komunikasi yang diantaranya yaitu komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi massa dan komunikasi publik.

Dalam aspek epistemologi, ilmu komunikasi dikaji lebih mendalam. Para ilmuwan menanyakan bagaimana proses membangun pengetahuan atau teori-teori. Hal tersebut diwujudkan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana ilmu komunikasi itu sendiri. Sedangkan dalam aspek aksiologi, ilmu komunikasi dipandang dari sisi nilai kajian dan etika tentang apa dan bagaimana pengaruh ilmu tersebut dalam masyarakat yang tujuannya bisa sebagai kritik sosial, transformasi, emansipasi, dan social empowerment.

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro., Bambang Q. Anees. (2007). Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya Offset

http://fgreisye.blogspot.com/2013/09/etika-dan-filsafat-komunikasi-analisis.html

JENIS-JENIS FOTOGRAFI

10 April 2014 06:15:00 Dibaca : 634

MAKALAH

JENIS-JENIS FOTOGRAFI

(Tugas : Mata Kuliah Dasar-Dasar Fotografi)

NAMA : MUTIA MANANGKA

NIM : 291 413 029

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

GORONTALO

2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Sejarah Fotografi

Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semuladigunakan berkembang menjadi Digital ISO.Sejarah Fotografi Di Dunia Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Presstahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM),seorang lelaki bangsa Cina bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala fotografi. Apabilapada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalamruang itu pemandangan yang ada di luar akan terefleksikan secara terbalik lewat lubang tadi.Selang beberapa abad kemudian, banyak ilmuwan menyadari serta mengagumi fenomenapinhole tadi. Bahkan pada abad ke-3 SM, Aristoteles mencoba menjabarkan fenomenapinhole tadi dengan segala ide yang ia miliki, lalu memperkenalkannya kepada kyalayakramai. Aristoteles merentangkan kulit yang diberi lubang kecil, lalu digelar di atas tanah danmemberinya jarak untuk menangkap bayangan matahari. Dalam eksperimennya itu, cahayadapat menembus dan memantul di atas tanah sehingga gerhana matahari dapat diamati.Khalayak pun dibuat terperangah.Percobaan-demi percobaan terus berlanjut, sampai akhirnya William Henry Talbott dariInggris pada 25 Januari 1839 memperkenalkan lukisan fotografi yang juga menggunakankamera obscura, tapi ia membuat foto positifnya pada sehelai kertas chlorida perak.Kemudian, pada tahun yang sama Talbot menemukan cikal bakal film negatif modern yangterbuatdari lembar kertas beremulsi, yang bisa digunakan untuk mencetak foto

B. Pengertian Fotografi

Fotografi adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya.

BAB II

PEMBAHASAN

A. JENIS-JENIS FOTOGRAFI

1) Foto Manusia

Foto manusia dapat di bagi atas empat bagian yaitu :

a. Portrait

Portrait adalah foto yang menampilkan ekspresi dan karakter manusia dalam kesehariannya. Karakter manusia yang berbeda-beda akan menawarkan image tersendiri dalam membuat foto portrait.

b. Human Interest

Merupakan foto yg bercerita, biasanya kekuatan foto ini ada pada judulnya. jadi pintar-pintarnya si fotografer dalam memberi judul agar foto terlihat bercerita. Untuk pengaturan shutter speed, bukaan, ISO, dll sesuaikan dengan pencahayaan. Dan yang paling penting dlm foto ini adalah, pekanya naluri fotografer dalam mencari moment-moment yang bagus dan menarik. Setelah semua sudah diatur, tinggal “bidik” dan “tembak”. Contoh gambar :

c. Fotografi Panggung

Stage fotografi adalah jenis foto yang menawarkan aktifitas/ gaya hidup manusia yang merupakan bagian dari budaya dan dunia entertainment untuk dieksploitasi dan menjadi bahan menarik untuk divisualisasikan (foto panggung)

d. Sport

Foto olahraga adalah jenis foto yang menangkap aksi menarik dan spektakuler dalam event dan pertandingan olah raga. Jenis foto ini membutuhkan kecermatan dan kecepatan seorang fotografer dalam menangkap momen terbaik.

2) Foto Alam

1. Flora

Foto jenis flora ialah foto yang mengharuskan obyek utamanya adalah berbagai jenis tumbuhan .

2. Fauna

Foto fauna ialah sebuah jenis foto yang mengharuskan obyek utamanya adalah berbagai jenis binatang dan keanekaragamannya.

3. Land scape

Foto lanskap adalah foto bentangan alam yang terdiri dari unsur langit, daratan dan air, sedangkan manusia, hewan dan tumbuhan hanya menjadi unsur pendukung dalam foto ini. Ekspresi alam menjadi moment utama dalam menilai keberhasilan membuat foto lanskap. Adapun contohnya sebagai berikut :

4. Foto Arsitektur

Fotografi Arsitektur adalah sebuah karya fotografi sebuah bangunan yang mempunyai nilai estetika tinggi. Nilai kekuatan pada Fotografi Arsitektur tergantung dari bentuk fisik dari sebuah gedung yang dipotret serta sudut pandang yang digunakan atau lebih dikenal dengan nama angle. Selain bentuk fisiknya, kekuatan pengambilan gambar dari berbagai macam angle tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan,

Banyak karya fotografi pada kategori ini yang ada di tengah masyarakat baik melalui pameran-pameran foto di berbgai tempat maupun di majalah-majalah khusus serta di dalam situs internet.

5. Foto Stiil Life

Merupakan foto yg objeknya adalah benda-benda di sekitar kita. Dalam pemotretan Still Life, diperlukannya kreatifitas seorang fotografer untuk membuat foto lebih bermakna dan bercerita, walaupun hanya foto yang berobjek sederhana sekalipun. Untuk pengaturan bukaan,speed,ISO sesuaikan dengan pencahayaan dan kebutuhan. Setelah semua sudah diatur, tinggal “bidik” dan “tembak”.

6. Foto Jurnalistik

Jurnalistik foto (Photo Journalism) yaitu proses atau aktivitas jurnalistik berupa fotografi, pemotretan, atau pengambilan gambar. Jurnalistik foto menghasilkan gambar yang bernilai berita –”foto jurnalistik”, “foto berita” (foto bernilai berita), atau “berita foto” (berita berbentuk foto).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Fotogafi adalah kategori foto yang menunjukkan keindahan lingkungan sekitar. Ada beberapa jenis fotografi, antara lain:

Fotografi manusiaFotografi alam

Fotografi ini sama seperti fotografi pada umumnya, sebelum melakukan pengambilan gambar alangkah baiknya jika direncanakan terlebih dahulu. Sehingga dapat dihasilkan foto-foto yang baik dan sesuai keinginan.

DAFTAR PUSTAKA

http://semutdesa.blogspot.com/2013/03/makalah-tentang-fotograf.html

http://otodidakfotografi.blogspot.com/2012/09/jenis-jenis-fotografi-bagian-1.html

http://ezacliquers.wordpress.com/foto-jurnalistik-dan-pemahaman-foto-yang-bernilai-berita/

http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2011/10/28/human-interest-mengungkap-segala-sisi-kehidupan-manusia-407700.html

Teknik pemotretan berdasarkan jenis-jenis foto

07 April 2014 21:00:57 Dibaca : 2279

Makalah Dasar-Dasar Fotografi

“Teknik Pemotretan Berdasarkan Jenis-Jenis Foto”

Nama : Ratrie Nur Rahmah

Nim : 291413030

Jurusan Ilmu Komunikasi

Universitas Negeri Gorotalo

Fakultas Ilmu sosial

Pendahuluan

Fotografi berasal dari bahasa Yunani yang artinya proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Secara umum, fotografi berarti proses untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya.

Seorang fotografer dapat mengatur intensitas cahaya untuk dapat menghasilkan gambar yang bagus dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).

Bidang fotografi cukup populer saat ini. Fotografi juga tidak dapat dipisahkan dari dunia Desain Komunikasi Virtual. Karena fotografi adalah suatu seni yang dapat mengkomunikasikan pesan/makna dari sebuah gambar. Fotografi memiliki berbagai cabang yang dapat dipelajari dan fungsinya dibagi sesuai dengan kebutuhan atau objek yang akan di bidik.

Pembahasan

Sejarah Fotografi dimulai sejak abad ke-19. Tahun 1839 merupakan tahun awal kelahiran fotografi. Saat itu, Perancis menyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi.

Pada abad ke-5 Sebelum Masehi, seorang pria bernama Mo Ti mengamati suatu gejala. Jika pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena kamera obscura.

Berabad-abad kemudian, salah satunya Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM. Mereka berusaha menciptakan dan mengembangkan alat yang sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1611 Johannes Kepler membuat desain kamera portable yang dibuat seperti sebuah tenda dan memberi nama alat tersebut kamera obscura.

Berbagai penelitian dilakukan mulai pada awal abad ke-17. Hingga ahirnya, pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela kamarnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah gambar yang agak kabur, berhasil pula mempertahankan gambar secara permanen. Ia melanjutkan percobaannya hingga tahun 1826, inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal fotografi yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.

Jenis-jenis Foto

Dalam dunia fotografi ada beberapa jenis fotografi yang dapat ditekuni. Baik fotografer professional maupun fotografer amatir mempunyai ketertarikan yang berbeda terhadap jenis fotografi. Jenis-jenis foto disini hanya pengelompokan secara garis besar saja.

A. FOTO MANUSIA

Maksud dari foto manusia adalah semua objek utamanya adalah manusia mulai dari anak-anak, dewasa hingga tua sekalipun (semua umur). Dimana dalam foto ini, manusia menjadi unsur utama yang memberi daya tarik untuk divisualisasikan.

1. Portrait

Portrait adalah foto yang menampilkan ekspresi dan karakter manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Berikut beberapa tehnik pemotretan di bidang portrait.

Ambil gambar dari jarak dekat

Jika ingin memotret objek wajah memenuhi frame, beberapa orang memilih untuk untuk menggunakan lensa yang memiliki focal length panjang agar tidak perlu terlalu dekat dengan si-objek.

Memperhatikan komposisi secara keseluruhan

Aturan komposisi pada teori dasar adalah rule of third, yaitu menempatkan objek utama pada bagian 1/3 dari frame. Tempatkan model pada 1/3 frame dan mengisi 2/3 sisanya dengan background atau sebaliknya.

Depth of Field

Depth of Field adalah tingkatakan dimana objek utama akan terlihat fokus dan background terlihat kabur. Foto dengan depth of field juga akan terlihat lebih artistik. Tehnik penggunaan depth of field adalah dengan menggunakan lensa fixed atau lensa dengan rentang zoom yang pendek (18-55 mm). Besaran diafragma juga ikut mempengaruhi tingkat Depth of Field yang dihasilkan.

Pencahayaan

Pencahayaan sangat mempengaruhi hasil akhir foto. Cahaya yang terlalu keras atau cahaya yang terlalu lemah akan menggangu foto. Jika memtret diluar ruangan dan mengandalkan cahaya matahari, tehniknya adalah perhatikan waktu pemotretan. Sebaiknya memotret di pagi hari atau di sore hari ketika cahaya matahari tidak terlalu keras dan tidak terlalu lemah. Gunakan juga reflector untuk mengatur arah datangnya cahaya.

Pose

Pose termasuk ekspresi wajah yang menarik merupakan nilai jual yang harus dimiliki oleh foto portrait.

2. Human Interest

Human interest adalah jenis foto yang menggambarkan aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari yang membawa rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi para penikmat foto tersebut. Berikut tehnik pemotretan di bidang HI.

Teknik Candit

Bila foto human interest dimaksudkan untuk menjadi suatu laporan berita foto, maka foto itu bisa dibuat dengan menggunakan cara pendekatan pada objeknya. Hal seperti itu biasanya masih lagi ditambah dengan mengatur berbagai kemungkinan yang dapat dilakukan khususnya berkaitan dengan penyinaran agar dihasilkan foto yang betul-betul baik serta indah dan menyentuh.

Namun terkadang kendala yang terjadi jika tidak melakukan teknik ini bila pemotret tidak betul-betul dapat mengatasi keadaan atau mendramatisir situasinya. Foto yang akan dihasilkan akan tampak kaku, tidak wajar dan kurang kuat dari segi ekspresinya. Sebab, meskipun objek tidak melihat langsung ke arah kamera, dia sesungguhnya telah tahu sedang dipotret. Untuk mengatasinya, pemotret harus mampu menjadikan objeknya seolah betul-betul tidak sedang berhadapan dengan kamera.

Sudut Pandang

Faktor-faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sudut pandang yang baik antara lain: Pertama. Sudut pemotretan yang mengidentifikasi kegiatan yang sedang diliput, seperti apa yang dilakukannya, lokasinya, suasananya, dan lain-lain. Kedua. Pilih latar belakang yang tidak mengganggu subjek foto secara visual (latar belakang yang lembut, warna yang komplimentari, dan lain-lain). Ketiga. Ambil posisi yang memberi kesan sudut pencahayaan yang dramatis hingga foto tampil kuat (cahaya samping atau belakang). Keempat. Bila memungkinkan ambil foto dari beberapa sudut pandang berbeda hingga memiliki banyak pilihan.

Jika memungkinkan gunakan kamera berlensa zoom 80-200 mm atau 75-300 mm. Karena menjadikan pemotret dapat melakukan pemotretan dari jarak sedang. Akan tetapi bila memungkinkan menggunakan lebih dari satu buah kamera dengan tambahan lensa 28-85 mm, akan lebih baik. Sehingga dari hampir semua jarak dalam pemotretan, baik itu dekat, sedang dan jauh, dapat tercover semua bila diperlukan.

Keberhasilan memotret human interest memang tidak hanya berkisar pada penggunaan kamera maupun lensa saja. Sudut pengambilan foto yang tepat dan baik juga turut menentukan keberhasilan pemotretan. Dengan kata lain, keberhasilan sebuah pemotretan sangat berkaitan erat dengan hal-hal di luar teknis pemotretan. Akan tetapi jika hanya dengan mengandalkan hal teknis saja Anda mungkin sudah dapat menghasilkan foto human interest yang baik, maka itu adalah sebuah pengecualiaan. Human interest membutuhkan kepekaan.

3. Foto Panggung

Foto panggung adalah semua foto yang menampilkan aktivitas/gaya hidup manusia yang merupakan bagian dari budaya dan dunia entertainment untuk dieksploitasi dan menjadi bahan yang menarik untuk divisualisasikan. Berikut tekniknya.

Moment
Untuk foto panggung, seorang fotografer harus jeli dalam melihat suatu kejadian di atas panggung selama pertunjukan berlangsung. Membuat sebuah foto panggung yang baik dari segi kualitas dan mempunyai nilai tidaklah mudah. Hal tersebut karena aksi panggung selalu dipenuhi dengan kecepatan gerak dan aksi. Ada beberapa cara untuk bisa mendapatkan moment terbaik dalam pengambilan foto panggung.

- Menggunakan mode continues shooting

Mode continues shooting adalah mode yang mempengaruhi kecepatan rana (speed) dalam menembak atau merekam gambar. Dengan mode ini fotografer dimudahkan dalam hal kecepatan merekam gambar.

- Menggunakan kecepatan rana (speed) yang tinggi

Dengan menggunakan kecepatan rana yang tinggi fotografer dapat lebih mudah menangkap setiap gerakan atau kejadian tanpa harus takut foto yang dihasilkan akan kabur karena goyang. Lazimnya untuk foto panggung menggunakan kecepatan rana dengan kisaran 1/80 hingga 1/200.

- Posisi Fotografer

Dalam pengambilan foto panggung seorang fotografer harus pintar dalam mengambil posisi. Hal tersebut untuk mempermudah fotografer dalam mencari sudut-sudut pemotretan terbaik.

Pencahayaan

Suasana suatu panggung pertunjukan biasanya minim cahaya. Pada suatu panggung pertunjukan sumber cahaya satu-satunya adalah tata cahaya lampu saja. Hal ini sangat menyulitkan seorang fotografer. Karena selain suasana panggung pertunjukan yang minim cahaya, peraturan pengambilan foto panggung juga melarang fotografer untuk menggunakan flash (lampu tambahan). Ada beberapa cara untuk mengatasi hal tersebut, antara lain:

- Menggunakan ISO (tingkat kesensitifan sensor atau film terhadap cahaya) tinggi

Dengan menggunakan ISO tinggi maka fotografer dapata mendongkrak daya tangkap sensor atau film terhadap cahaya. Hal ini dapat mengurangi resiko foto yang dihasilkan nantinya akan under (kekurangan cahaya).

- Memanfaatkan tata cahaya lampu panggung

Tata cahaya lampu panggung merupakan salah satu sumber cahaya yang ada di panggung pertunjukan. Selain sebagai sumber cahaya, tata lampu panggung juga bisa digunakan sebagai ornamen yang dapat memperindah foto.

Komposisi

Komposisi adalah suatu teknik untuk menciptakan harmoni pembagian bidang dengan memanfaatkan berbagai elemen visual yang tersedia: alur garis, bentuk, cahaya dan bayangan, warna, dan tekstur.

- Aturan Sepertiga

Aturan sepertiga adalah aturan komposisi klasik yang didapatkan dari pembagian bidang gambar dalam tiga bagian yang sama besar dan proposional, horizontal dan vertikal. Dalam aturan sepertiga ini juga dikenal istilah centre of dead. Istilah tersebut untuk menggambarkan keberadan objek di tengah-tengah pembagian garis hayal. Karena jika objek berada di tengah garis hayal maka foto tersebut nantinya akan terkesan datar dan unsur keindahaannya akan berkurang.

4. Foto Sport

Foto olahraga adalah jenis foto yang menampilkan aksi menarik dan spektakuler dalam event dan pertandingan olah raga. Jenis foto ini membutuhkan kecermatan dan kecepatan seorang fotografer dalam menangkap momen terbaik.

Untuk memotret benda bergerak salah satunya adalah dengan kecepatan bukaan rana tinggi. Misalnya 1/2000 detik-akan membekukan gerakan objek atau objek akan tampak diam. Bisa juga dengan tehnik panning. Panning adalah tehnik pemotretan dengan kecepatan bukaan rana rendah dengan cara mengikuti gerakan objek menyamping ke kiri-ke kanan maupun menaikkan-menurun, sambil setengah menekan tombol pelepas rana kamera, kemudian menekannya penuh pada saat yang tepat. Latar belakang yang bergaris-garis tampak lebih alami dibandingkan hasil pemotretan dengan filter efek.

B. Foto Nature

Berbeda dengan foto manusia, dalam jenis foto ini objek utamanya harus benda-benda dan mahluk hidup alami yang diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa.

1. Foto Flora dan Fauna

Foto flora adalah foto yang mengharuskan objek utamanya adalah berbagai jenis tumbuhan dengan segala keanekaragaman yang menawarkan nilai keindahan tersendiri. Sedangkan Foto fauna adalah jenis foto dengan berbagai jenis hewan sebagai objek utamanya.

Biasanya teknik dalam memotret flora dan fauna disebut macro. Macro merupakan foto yang objek utama adalah benda2 yang kecil. Misalnya serangga, bunga, dan lain-lain. Dalam memotret foto macro, sesuaikan bukaan dengan objek yang akan di bidik. Sebaiknya menggunakan bukaan yang sedang (misal angka F pada f/8, f/7.1, f/6.3, f/9). Dan bila cahayanya mendukung pakailah speed tinggi, sebab kebanyakan jika memotret foto macro, halangan terbesar kita adalah angin. Untuk itu gunakanlah speed tinggi dalam pemotretan macro, agar gambar tidak shake, dan fokusnya tepat. Kemudian gunakan ISO sesuai kebutuhan agar hasil nya bersih dari noda.

Gunakan ISO rendah jika cahaya pada sekitar objek kuat, dan gunakan ISO tinggi jika cahaya sekitar objek kurang. Hal yang perlu diingat bahwa ISO tinggi menimbulkan banyak noise. Gunakanlah tripod agar hasil foto tidak shake (bila speed dibawah 100). Setelah semua sudah diatur, tinggal “bidik” dan “tembak”.

2. Foto Lanskap

Foto lanskap adalah foto bentang alam yang terdiri dari unsur langit, daratan dan air. Sedangkan foto manusia, hewan dan tumbuhan sebagai unsur pendukung. Berikut tehnik untuk memotret lanskap.

Gunakan Slow Speed

Dengan menggunakan slow speed, kita dapat mencapai depth of field atau ruang fokus yang lebih besar, sehingga foto akan lebih tajam. Selain itu, juga bisa menggunakan efek-efek yang bisa menambah estetika dari gambar tersebut.

Gunakan air sebagai refleksi

Jika mengambil gambar pada sebuah lokasi yang ada elemen air, seperti sungai ataupun laut, maka carilah angle atau sudut yang bisa menggunakannya sebagai cermin. Refleksi dari air dapat menambah keindahan pemandangan. Teknik ini juga membantu mendapatkan sebuah foto yang simetris.

1. Foto Arsitektur

Dalam jenis foto ini menampilkan keindahan keindahan suatu bangunan baik dari segi sejarah, budaya, desain dan konstruksinya. Berikut teknik memotret untuk jenis foto arsitektur.

- Perhatikan distorsi perspektif, pemotretan dari depan bangunan dengan mendongakkan kamera akan dihadapi garis-garis pararel gedung tidak lagi sejajar, ini adalah hal normal

- Pemilihan waktu pemotretan usahakan pada “Blue Hour” yaitu pada pagi hari atau sore hari, bertujuan untuk mendapatkan warna biru langit dan sinar matahari yang jatuh menyamping (Rim Light)

- Pilih Objek yang tertata dalam satu barisan dan berjarak teratur, untuk menghasilkan efek dimensional, dimana jarak semakin menyempit dan objek semakin mengecil seiring bertambahnya jarak.

- Bermain dengan orientasi gambar, pada gedung yang menjulang orientasi portrait dapat mempertegas karakternya, sebaliknya gunakan orientasi landscape pada gedung yang melebar. Hal ini dilakukan untuk mendeskripsikan kemegahan struktur secara penuh

- Bermain dengan pola garis, garis lurus dan pararel memberi kesan kaku. Sementara lengkungan akan membuat gambar lebih dinamis dan memberi efek melebar

- Gunakan speed rendah untuk menimbulkan pergerakan objek lain dalam frame

- Bermain dengan dimensi bayangan, bayangan yang jatuh di sisi gedung dapat memperkuat dimensi

2. Foto Still Life

Foto still life adalah jenis foto mengenai alam benda mati seperti, patung, boneka, aneka makanan dan minuman serta aksesoris hingga produk kecantikan. Pemotretan still life tidaklah mudah. Kita harus menjadikan benda mati tersebut menjadi “hidup”. Berikut teknik pemotretan still life.

Peralatan kamera maupun lensa selama yang masih berfungsi dengan baik dapat digunakan untuk memotret alam benda mati atau still life. Dimulai dari kamera jenis SLR sampai jenis kamera view. Demikian juga dengan pencahayaannya. Bila tidak memiliki lampu kilat secara khusus seperti kebiasaan orang memotret still life yang selalu menggunakan cahaya lampu kilat studio yang baik, menggunakan lampu kilat biasa bahkan dengan cahaya alam matahari dapat juga dilakukan. Misalnya dengan menunggu matahari muncul dari balik jendela rumah.

Pemotret dalam hal ini harus menggunakan lensa pendekat untuk memperbesar gambar. Akibatnya ruang tajam menjadi sangat sempit. Keadaan itulah yang kemudian harus disiasati atau dilakukan trik pemotretan dengan menggunakan bukaan diafragma kecil agar ruang tajamnya menjadi luas.

Namun, keberadaan alat yang sangat berpeluang dalam menentukan keberhasilan sebuah pemotretan bukanlah segalanya. Karena sesungguhnya salah satu kekuatan foto still life terletak pada konsepnya.

Bila pemotret berhasil menggabungkan konsep tehnik dengan konsep seni, maka sebuah benda mati yang tak pernah diperhatikan orang, bisa menjadi sesuatu yang dilirik bahkan mungkin dilihat serta diminati orang ketika sudah ditampilkan dalam bentuk foto dan mengandung nilai seni.

3. Foto Jurnalistik

Foto jurnalistik adalah foto yang digunakan untuk kepentingan pers atau informasi. Foto jenis ini sering dijumpai dalam media cetak seperti koran, majalah, buletin dan lain sebagainya. Berikut teknik pengambilan gambar untuk jenis foto jurnalistik atau yang lebih dikenal dengan metode EDFAT. Metode EDFAT adalah suatu metode pemotretan untuk melatih kepekaan dalam melihat sesuatu secara detail yang runtut dan tajam.

Metode E (Entire) adalah suatu keseluruhan pemotretan yang dilakukan begitu melihat suatu peristiwa

Metode D (Detail) suatu pilihan atas bagian tertentu dan keseluruhan pandangan terdahulu (entire). Dalam tahap ini dilakukan suatu pilihan pengambilan keputusan atas sesuatu yang dinilai paling tepat

Metode F (Frame) tahap dimana pewarta foto membingkai suatu detail yang telah dipilih. Fase ini mengantar seorang cakon jurnalis foto mengenal arti sebuah komposisi, pola, tekstur, dan bentuk objek pemotretan dengan akurat.

Metode A (Angle) tahap dimana sudut pandang menjadi dominan pada fase sebagai pilihan untuk posisi dalam pengambilan gambar. Pada fase ini bagi seorang wartawan foto menjadi penting untuk mengkonsepsikan visual yang diinginkan.

Metode T (Time), tahapan penentuan penyiaran dengan kombinasi yang tepat antara diafragma dan kecepatan (shutter speed) atas ke empat tingkatan metode yang telah disebutkan di atas. Pengetahuan teknis atas keinginan pembekuan gerak atau memilih ketajaman ruang adalah satu prasyarat dasar yang sangat diperlukan.

Penutup

Fotografi seperti yang kita kenal sekarang adalah hasil dari penemuan. Yang pertama dalam bidang ilmu alam menghasilkan kamera, yang kedua dalam bidang kimia menghasilkan film.

Dalam dunia fotografi ada beberapa jenis fotografi yang dapat ditekuni. Baik fotografer professional maupun fotografer amatir mempunyai ketertarikan yang berbeda terhadap jenis fotografi. Jenis-jenis foto dibagi atas dua yaitu, foto manusia dan foto alam. Foto manusia dibagi lagi atas foto potrait, human interest, sport dan foto panggung. Dan foto alam terbagi atas foto flora, fauna dan lanskap. Foto lanskap terbagi atas foto arsitektur, still life dan jurnalistik.

Teknik pengambilan gambar pada setiap jenis foto berbeda. Ada beberapa faktor-faktor yang menentukan kualitas hasil sebuah foto yaitu, objek, pencahayaan (exposure), warna, fokus, komposisi dan angel atau sudut pandang.

Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi

http://kelasfotografi.wordpress.com/2013/08/25/pengertian-dan-sejarah-singkat-fotografi/

http://otodidakfotografi.blogspot.com/2012/09/jenis-jenis-fotografi-bagian-1.html

https://fairuzelsaid.wordpress.com/tag/teknik-fotografi/

http://fotografi.asia/5-teknik-simpel-untuk-foto-landscape/

http://aan-oonphotography.blogspot.com/2012/03/teknik-foto-arsitektur.html

http://tolisphotographcom.onlinegoo.com/t2-membuat-foto-still-life

http://wepe67.blogspot.com/2012/10/surya-images-metode-pemotretan-dalam.html

http://fairuzelsaid.wordpress.com/2012/04/23/human-interest/

http://otakbagiantengah.blogspot.com/2011/11/foto-panggung-belajar-sama-sama.html

http://portal.paseban.com/article/99031/belajar-photography-dasar-cara-memotret-portrait

http://books.google.co.id/books?id=upmckkVZ7SgC&pg=PA162&lpg=PA162&dq=teknik+pemotretan+untuk+foto+olahraga&source=bl&ots=WxuoesOqf3&sig=Oo5FV0gNaOddFXQQ5vTnhI46Mt0&hl=id&sa=X&ei=R15BU66EEcSaiQePlYCwDw&redir_esc=y#v=onepage&q=teknik%20pemotretan%20untuk%20foto%20olahraga&f=false