PENULISAN UNTUK NEWSLETTER

19 September 2017 08:08:56 Dibaca : 324

Beberapa tulisan memang sering dinilai seperti sebuah karya contohnya seperti majalah, cerpen dan masih banyak lagi. Tapi pernahkah anda mendengar tentang newsletter? mungkin beberapa kalangan sempat mendengar atau pun tau tentang yang namanya newsletter. ? Tapi apakah newsletter sama dengan yang namanya puisi ? atau kah sama hal nya dengan cerpen ? untuk lebih jelasnya lagi simak penjelasan dibawah ini !
Menurut Pamela Brooks (2002:61), newsletter pada dasarnya adalah seperangkat informasi yang keberadaannya secara khusus dan menjadikan pembacanya merasa menjadi bagian dari komunitas yang lebih besar. Ada beberapa penjelasan yang menunjukkan spesifiknya materi yang disajikan dalam newsletter. Seperti, tujuan penulisan-penerbitan newsletter, pelaporan dan penulisan newsletter dan bentuk fisik newsletter.
Tujuan penerbitan newsletter menurut Smith (2006:61) dapat disimpulkan sebagai berikut, untuk menjaga hubungan dengan publiknya, untuk memperkuat sikap dan tindakan yang bermanfaat bagi organisasi, untuk menciptakan dan mempertahankan dialog antara organisasi dengan publiknya, atau di antara anggota audiensi, untuk meningkatkan atau mempertahankan tingkat kesadaran publik tentang isu-isu penting bagi organisasi dan untuk meningkatkan atau mempertahankan sikap positif publik tentang masalah tertentu.
Proses pelaporan menggunakan oendekatan jurnalistik sehingga harus berdasarkan fakta. Tetapi harus mengacu pada penetapan sudut pandang (angle) tertentu atau yang berbeda dengan yang diketahui oleh orang lain. Penulis harus memiliki keterampilan menulis dengan menggunakan bahasa jurnalistik sebagaimana biasa dilakukan oleh wartawan media massa cetak. Penulis yang mengelola newsletter perlu menghasilkan ide-ide tulisan yang menarik dan relevan dengan sasaran pembaca dengan beragam bentuk penulisannya.
Bentuk fisik newsletter ada 4, yaitu: bentuk cetak. Secara fisik, ukuran newsletterbiasanya menggunakan kertas ukuran A5 dan A4 minimal 4 halaman dalam bentuk dilipat dua (Brooks, 2002:61). Kedua adalah Bentuk print-out computer. Ada pula newsletter yang hanya disiapkan secara sederhana pada computer umtuk di-print, dilipat, difotokopi dan dikirimkan. Berikutnya adalah bentuk format pdf. Newsletter inisecara visual tampak seperti newsletter cetak tetapi berbentuk pdf yang hanya bisa diakses melalui perngkat computer. Dan yang terakhir adalah bentuk online. Bentuk newsletterlainnya hanya bisa diakses melalui perangkat internet sesuai dengan alamat situsnya.
Newsletter merupakan salah satu bentuk media yang diterbitkan organisasi atau perusahaan dan biasanya dikelola oleh divisi atau departemen PR. Perbedaannya dengan majalah, umumnya majalah lebih tebal dengan isi dan rubrikasi yang beragam. Sebaliknya, newsletter biasanya lebih tipis jumlah halamannya dan isi atau rubrikasinya pun jauh lebih sedikit. Dengan demikian, Newsletter adalah laporan tercetak yang berisi berita tentang kegiatan klub atau organisasi yang diterbitkan secara teratur dan didistribusikan untuk semua anggotanya.

 

 

Sopian, S.Sos., M.I.K

TINJAUAN MENGENAI PROSES PERKEMBANGAN

19 September 2017 07:48:37 Dibaca : 87

Didalam ilmu yang mempelajari tentang Komunikasi Antar Diri pribadi, kita dapat meninjau tentang aspek-aspek penting yang perlu di ketahui dalam kajian ilmu tersebut. Perkembangan dari proses-proses komunikasi memicu adanya teori-teori tentang proses perkembangan. Menurut Miller & Steinberg(1975) hubungan antar pribadi adalah hubungan komunikasi meliputi prediksi timbal balik berdasarkan data psikologis. Pada teori ini, ada 3 ciri mengenai proses pengembangn yang harus dijelaskan karena hal tersebut sering kali menimbulkan kekacauan dan salah pengertian.
Pertama, orang kadang-kadang lalai mempertimbangkan sifat transaksi proses-proses ini. Dua orang paling sedikit berpartisipasi dalam transaksidan masing-masing memainkan bagian yang penting. Sedangkan adakalanya bermanfaat untuk memahami mengapa seseorang memutuskan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, namun kita lebih tertarik untuk mempelajari bagaimana dua orang megadakan hubungan satu sama lain secara timbal balik akan sangat bermanfaat baginya untuk memahamiapa yang menjadi daya tarik dirinya di mata pihak lain, suoaya ia dapat memaksimalkan pertukaran mengenai imblan hubungan..
Kedua, pengembangan hubungan sangatlah kompleks. Proses tersebut tidak dapat dijelaskan hanya dengan mempelajari satu atau dua variable. Bagian dari prose situ mungkin bersifat kognitif: orang dengan sadar atau sengaja memutuskan untuk membangun hubungan bersama. Komunikasi antarpribadi akan terjadi saat itu, tanpa masing-masing mengambil keputusan apa-apa. Tetapi factor-faktor ini tidak dapat mempertahankan hubungan jika kedua komunikator kurang saling penertian, tidak dapat mencapai akurasi dalam komunikasi atau tidak mampu membangun pola-pola kendali secara timbal balik.
ketiga, setiap pendekatan pada pengembangan hubungan harus dibedakan antara kondisi dan proses pengembangan antarpribadi dan non-antarpribadi. Kalau dikatakan menyenangi seseorang karena penampilan fisiknya merupakan contoh daya tarik antarpribadi agaknya tidak konsisten dengan konseptualisasi kita. Sering kali dayatarik semacam itu berdasarkan pada nilai-nilai dari professor universitas dan para mahasiswa yang mengajarkan para mahasiswa baru bahwa pencapaian akademik yang tinggi harus dipuji dan dikagumi. Akibatnya, bahwa daya tarik bukan bersifat antarpribadi tetapi sosiologis
Diluar itu, lamanya kontak dan juga konteks dimana kontak itu berlangsung, memiliki hubungan yang kuat pada proses-proses hubungan lainnya. saling member informasi adalah penting karena informasi itu menjaadi dasar bagi seseorang untuk menentukan hubungan macam apa yang mereka inginkan bersama. Seperti itulah teori tentang tinjuan mengenai proses pengembangan yang di kemukakan oleh para ahli yang mendalami tentang materi tersebut.

TEORI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI, KARANGAN : Prof. Dr. Muhammad Budyatna, M.A
Dr. Leila Mona Ganiem, M.Si.

Sejarh Musik Di Tanah Air

01 April 2017 04:24:43 Dibaca : 53

RETORIKA

30 March 2017 05:59:52 Dibaca : 263

RETORIKA

oleh: Mohamad Arief

​Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan retorika? Retorika sendiri adalah kemampuan seseorang dalam berpidato di depan banyak orang. Dari zaman dulu hingga sekarang, retorika menjadi kegiatan yang banyak dilakukan oleh orang-orang untuk menyampaikan sesuatu kepada masyarakat. Dalam tulisan ini, akan membahas sejarah perkembangan retorika dan retorika menurut para ahli.
​Retorika lahir di kota Syracusa ibu kota Sisilia pada abad ke-5 sebelum Masehi, retorika dipahami atau dikenal oleh masyarakat sebagai kemampuan berpidato yang banyak dimiliki oleh wakil rakyat dan pembicara-pembicara kelas dunia. Retorika juga bersifat mengajak seseorang kepada suatu hal yang bisa dalam bentuk kebaikan. Pada dasarnya retorika dapat di artikan sebagai kecakapan berpidato atau kemampuan seseorang dalam membujuk suatu kelompok. Retorika sendiri merupakan kemampuan yang sangat populer di kota Athena dan semenanjung Atika yang kini menjadi populer dengan nama Retorik Attic. Salah satu murid Plato yang melanjutkan kajian retorika ilmiah ialah Aristoteles. Ia menulis tiga buah jilid buku yang berjudul De Arte Rhetorica.
Dalam bukunya kita memperoleh lima tahap penyusunan pidato yang dikenal sebagai Lima Hukum Retorika (The Five Canons of Rhetoric) yakni: Inventio (penemuan) dalam tahap ini pembicara merumuskan tujuan dan mengumpulkan bahan (argumen) yang sesuai dengan kebutuhan khalayak; Disposition (penyusunan) dalam tahap ini pembicara menyusun pidato atau mengorganisasikan pesan; Elocution (gaya) dalam tahap ini pembicara memilih kata-kata dan mengubah bahasa yang tepat untuk “mengemas” pesannya; Memoria (memori) dalam tahap ini pembicara harus mengingat apa yang ingin disampaikannya; Pronuntiatio (penyampaian) dalam tahap ini pembicara menyampaikan pesannya secara lisan.
Retorika memiliki pengertian yang beragam, pengertian tersebut didasari oleh berbagai tokoh atau ahli pada bidang tersebut. Georgias sendiri mengarang karya "Tentang yang Tidak Ada atau tentang Alam", ia meninggalkan filsafat dan menekuni retorika. Menurut Gorgias, retorika adalah seni untuk meyakinkan orang lain. Hal itu ditunjang dengan gaya bahasa tertentu, serta pentingnya mengemukakan alasan-alasan yang tidak hanya menyentuh akal budi, tetapi juga hati pendengarnya agar mereka lebih bisa memahaminya; Protagores menyatakan bahwa retorika adalah kemahiran berbicara bukan demi kemenangan, melainkan demi keindahan bahasa. Indahnya bahasa yang digunakan seseorang dapat berperan penting dalam cara dia menyampaikan sesuatu di depan public.
Socrates menyatakan bahwa retorika adalah seni untuk membawakan dengan menyampaikan pengetahuan yang sudah ada secara meyakinkan. Biasanya orang yang menyampaikan sesuatu cenderung memiliki pengetahuan yang luas agar nantinya para pendengar akan yakin dengan apa yang ia sampaikan; Aristoteles menyatakan bahwa retorika terdapat tiga teknis alat persuasi politik yaitu deliberatif, porensik, dan demonstratif; Campbel menyatakan bahwa retorika berarti kesenian untuk berbicara baik yang dicapai berdasarkan bakat alam dan keterampilan teknis; Plato menyatakan bahwa retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah orang secara langsung.
Sejarah retorika serta pengertiannya menurut para ahli membuat kita lebih memahami tentang retorika. Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah orang secara langsung atau bertatap muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkali disamakan dengan istilah pidato. Manfaat retorika sangatlah banyak namun, pada hakikatnya hanya satu yaitu menciptakan seorang pembicara atau penulis yang menarik, profesional, serta mampu memahami keadaan daripada pembaca atau lawan bicara kita sehingga tercipta suatu komunikasi yang baik dan tercapainya maksud yang kita inginkan.

Feature News

16 December 2016 01:11:50 Dibaca : 201

Pergaulan Bebas

     Saat saya menduduki bangku sekolah menengah pertama saya hanya memiliki beberapa kawan dan teman sekelas yang sering bersama saya selama saya menduduki bangku kelas 1 SMP. Selama saya menduduki kelas 1 saya mempunyai kawan yang memiliki sifat yang tidak biasa dimiliki anak seumuran mereka. Pergaulan mereka sudah melewati batas wajar, seperti merokok, minum minuman keras dll. Tapi saya berusaha untuk tidak terpengaruh dengan kebiasaan kebiasaan yang ada di sekitar saya itu.

    Kenakalan mereka sungguh luar biasa, sehingga pada suatu saat jam pelajaran sedang berlangsung saat itu guru pembimbing di kelas kami tidak masuk dan suasana kelas pun sunyi, yang berada di kelas saat itu hanya saya dan kawan kawan saya, saya kaget melihat kawan saya sedang menghisap rokok di kelas tapi mereka dengan santainya mengatakan ‘ssstt diam, tolong jagain pintu, kalau ada guru datang kasih tahu ya’ sebagai kawan yang baik saya pun melakukannya.

    Tidak hanya itu, kebiasaan mereka yang sudah melewati batas ini sering dilakukan di luar sekolah, terlebih lagi meminum minuman keras dan pulang pagi itu sudah mereka anggap biasa, itulah kebiasaan mereka. Jika saya bisa memberikan slogan untuk mereka maka slogan yang pantas adalah ‘tiada hari tanpa alkohol’.

    Waktu demi waktu berlalu dan ujian kenaikan kelas pun tiba. Sehari sebelum ujian dilaksanakan yang saya lakukan dengan kawan kawan bukan mempelajari kembali apa yang di berikan oleh guru pembimbing, melainkan yang kami lakukan hanya nongkrong dan saya seperti biasa menyimak betapa tenangnya mereka menikmati alkohol yang membuat mereka merasa berada di angan angan. Mereka tak tahu kalau ini adalah kesenangan sementara, tidak menyadari bahwa mereka telah merusak organ tubuh mereka sendiri hanya untuk kesenangan sementara. Melupakan kerja keras orang tua yang telah susah payah menyekolahkan mereka hingga ke tinggkat SMP agar mereka mengerti dan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

    Ujian kenaikan pun telah selesai, dan nilai yang kami dapatkan cukup memuaskan, itu berkat pengawas ujian yang tidak terlalu ketat dan juga berkat the power of nyontek. Jika pengawas ujiannya ketat atau bahasa kekiniannya yaitu ‘pengawas killer’ mungkin kami tidak naik kelas dan sudah pasti akan mengecewakan orang tua. Setelah malam tiba kawan kawan saya ingin merayakan kenaikan kelas, tidak perlu saya jelaskan lagi dengan cara apa mereka merayakannya. Waktu menunjukan pukul 2:45 WITA dan gelas yang berisi alkohol itu masih berputar. Mereka dengan kesibukannya sendiri sedangkan saya seperti biasa menemani dan mendengar cerita cerita pengalaman lucu mereka.

     Saya menjalani awal kelas 2 saya dengan baik, dan makin akrab saja dengan kawan saya yang sebelumnya. Setiap malam malam tertentu kami nongkrong dan kegiatan yang dilakukan seperti biasanya saat kami kelas 1. Makin banyak pula kawan yang saya temui, dari anak yang baik sekali hingga yang buruk sekali. Saya sempat berkawan sangat akrab dengan seorang pengedar narkoba, dia juga sempat mempromosikan barangnya pada kawan kawan SMP saya, dan mereka tidak sedikit yang menjadi kecanduan, bermula dari mencoba coba lalu menjadi kecanduan atau ketergantunggan.

    Akibat kecanduan barang haram tersebut, salah satu kawan saya dirawat di rumah sakit, Sebagai kawan saya hanya bisa mendoakannya. Setelah beberapa hari dirawat akhirnya dia bisa pulang dan berkumpul kembali dengan keluarganya. Ada rasa jengkel yang menyelimuti hati saya karena kawan yang belum lama masuk rumah sakit akibat barang haram tersebut kini menggunakan barang haram itu lagi, ini akibat ketergantunggan. tidak mengingat di balik kesehatannya ada orang tuanya yang senantiasa menjaga dan merawatnya.

   Setitik kesalahan menenggelamkan masa depan. Jauhilah narkoba maka kebahagiaan akan mendatangimu.