Untuk Akhwat
Untuk Akhwat
Di
Alam penantian
Assalamu'alaikum
Apa kabar? Ku harap kau dalam keadaan sehat wal afiat dan selalu dalam lindungan Allah SWT..Ku menuturkan semua isi hati ini diatas kertas putih dengan tinta hitam dengan harapan engkau membacanya walau tutur kata ini tak seindah tutur kata seorang penyair yang sedang dilanda asmara.Selayaknya insan yang tak sempurna pasti memiliki kekurangan yang tak terhitung,namun aku bersyukur kepada Allah SWT. sebab tanpa karunia-Nyalah aku tak akan mampu mewujudkan tekadku untuk menulis sepucuk surat untukmu.
Tak ada kata yang bisa terucap dari lisan ini selain kata ma'af untuk segala hal yang membuatmu kecewa akan tingkah laku diriku terhadapmu yang sekali-kali mampu membasahi wajah indahmu dengan tetesan air suci yang keluar dari tempat yang tak asing dimana tempat itu selalu bertatapan dengan Al-qur'an dan Al-hadits.Aku pun memohon ma'af telah salah menilaimu disaat pertama kita bertemu.Setiap kubertemu dengan akhwat hanya
satu yang terlintas dipikirannku bahwa kalian semua sama saja.
Seiring berputarnya roda kehidupan tanpa kusadari semua penalaranku tentang akhwat sirna begitu saja bagaikan senyawa Glukosa dan H2O yang direaksikan sehingg menghasilkan suatu larutan.Seakan tak peduli akan hal itu kini kumerasa ada yang mengganjal dalam diriku yaitu sebuah PERUBAHAN.Tak kusangka ini bisa terjadi pada seorang insan yang tak bisa bangkit dari keterlenaannya pada dunia yang amat fana ini.Lebih dari itu suatu peristiwa yang menjadi asbab mengapa itu terjadi adalah sebuah PERTEMUANku denganmu begitu singkat namun selalu membekas bahkan tak luntur dalam buaiyan walau diterpa masalah.
Semakin besar ombak yang menerpa sampanku akan semakin mendekatkanku ketepi penantian yang selalu kurindukan di setiap saat walau kutahu untuk sampai ketepi membutuhkan proses dan waktu yang relatif lama atau bahkan tak terwujud bila yang kuasa tidak meridhoi kita untuk bersatu.aku pun tak mengerti mengapa bayangan dirimu mampu menghipnotis diriku hingga ketika aku dalam masalah mampu menjadi penetral yang ampuh tuk menghilangkan rasa penat yang ditimbulkan oleh masalah.Sampai saat ini walau kutahu Allah SWT.lah yang memberikan hidayah-Nya untuk diriku melalui perantaranya,ku tetap percaya bahwa aku begini berkat dirimu.
Hingga saat ini bayangan dirimu masih menjadi bumbu-bumbu penyemangat hari-hariku dikala ku bersenda gurau dengan kawan-kawanku,dikala ku termenung sendiri,dikala ku sedih bahkan setiap saat.bayanganmu juga yang membuatku tetap kuat tuk melewati jalan yang telah ditentukan.Bayanganmupun yang senantiasa mengingatkannku pada sang pencipta dikala saat-saat sakral yang mengharuskan ciptaan-Nya menunaikan kewajibannya sebagai makhluk ciptaan.
Dalam surat ini ku titipkan rasa rindu yang mendalam dan tanpa hentinya membayangkan dirimu dengan impian agar kau mengetahui apa yang ada dalam diriku ini.Aku menyayangi dirimu meski ku belum tahu apakah kau juga merasakan hal yang sama.ku akui kita sering bertemu namun pertemuan itu terasa berbeda dengan pertemuan yang lain walaupun singkat tapi memiliki segudang misteri.Hal seperti ini mungkin tak asing bagimu namun bagiku ini tuk pertama kalinya aku dihadapkan dengan seorang yang mampu membawaku kejalan menuju naungan ilahi.
Ku akui telah banyak akhwat yang kutemui namun tak satupun yang mampu membawaku kejalan-Nya.Dalam hati aku menggumam bahwa membayangkanmu saja aku perlahan mulai berada dijalan kebenaran gimana kalau aku memilikimu,mungkin akan sempurna pemahamanku tentang ilmu agama.Inilah yang kucari selama ini,akhwat yang bisa merangkul diriku dan mampu menjadi promaotor serta penetral walau dirimu bukan miliku melainkan milik Ayah dan Ibumu.
Aku juga belum berani mengatakan isi hatiku kepada seorang akhwat yang kusayangi sampai saat ini walau sampai saat ini banyak akhwat yang mampu meluluhkan hatiku dengan pesona wajahnya yang cantik jelita.Kata orang-orang ikhwan yang tidak berani mengutarakan perasaannya kepada akhwat dibilang pengecut padahal merekalah yang pengecut karna mereka belum tahu arti dari hubungan yang mereka jalani.KU hanya berharap dan terus berdo'a jika kamu ditakdirkan untukku suatu saat kita akan dipertemukan dengan suasana dan keadaan serta status yang berbeda dalam satu ikatan.
Saat ini aku bingung apakah aku harus mengutarakan rasa sayang ini kepadamu secara langsung atau kukubur bersama rasa rinduku namun dibalik itu aku takut jika kamu mengetahui apa yang kurasa kamu akan menghindar dariku,menjauh bahkan pergi dan meninggalkanku hinnga ku kembali terpuruk ke masa lalu atau ku simpan dalam-dalam meski harus menahan pedihnya goresan rindu.Lebih membuatku tetap menyimpan perasaan ini adalah hingga kini telah banyak terucap dari mulut ikhwan syair-syair cinta yang membuat akhwat terbuai olehnya sampai memakan korban.Sebagai ikhwan yang menyangi akhwat aku tak mau hal itu terjadi pada diri kita.
Terima kasih atas semuanya berkat dirimu kini aku merasa sudah saatnya aku merubah diriku kejalan yang benar dan menyadarkanku bahwa dunia ini adalah tempat persinggahan sedangkan akhirat adalah tujuannya.ku berharap ketika kau membaca surat ini dan mengetahui isi hatiku jangan pernh berubah tetaplah seperti dulu dengan pribadi yang dulu atau dengan orang yang sama,pribadi yang sama.satu pesanku jangan pernah membuat ikhwan kecewa agar kau tidk mendapat karma darinya,berhati-hatilah dengan ikhwan karena mereka semua sangat bejat terhadap wanita.
Satu kata terakhir jika kau merasakan hal yang sama maka selipkanlah dalam setiap do'amu namaku sebab pepatah mengatakan “jika kamu tidak ditakdirkan dengan orang yang selalu kamu sebut namanya di dalam doa'amu setidaknya kamu akan ditakdirkan dengan orang yang selalu menyebut namamu dalam do'anya” aku pun melakukan hal yang sama.
Jangan khawatir walau kau bukan milikku aku kan selalu menyayangimu sampai ada orang yang tulus menyayangimu aku akan berhenti menyayangimu karna cinta dan kasih sayang tidak harus memiliki melainkan keduanya akan abadi ketika memiliki rasa sayang dan cinta yang tulus.
“CINTAILAH CINTA SEBELUM CINTA MENCINTAI CINTANYA CINTA”
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ikhwan Misterius