Gesekan Luncur dan Hukumu Hooke

21 September 2018 14:37:51 Dibaca : 2923 Kategori : laporan fisdas 1

Dandi Saputra Halidi

442417041

 

LAPORAN
PERCOBAAN FISIKA 5 (PF 5) GESEKAN LUNCUR DAN HUKUM HOOKE


JUDUL


HUBUNGAN ANTARA GAYA GESEK STATIK DAN KINETIK SERTA APLIKASINYA

 


B .RUMUSAN MASALAH


Bagian I : Gesekan Luncur
Bagaimana kurva antara M dan Mb1 pada sumbu X?
Bagaimana kemiringan grafik dari kurva yang telah diperoleh?
Bagaimana besarnya koofisen gesek kinetis?
Bagaimana hasil yang telah diperoleh?


Bagian II : Hukum Hooke
Bagaimana grafik antara gaya berat terhadap pergeseran pegas pada sumbu X?
Bagaimana konstanta pegas dari grafik yang diperoleh?
Bagaimana gaya menggunakan Hukum Hooke?

 

 

TUJUAN


Bagian I : Gesekan Luncur
Mahasiswa dapat membuat kurva antara M dan Mb1 pada sumbu X.
Mahasiswa dapat menentukan kemiringan grafik dari kurva yang telah diperoleh.
Mahasiswa dapat menentukan besarnya koofisen gesek kinetis.
Mahasiswa dapat menganalisis hasil yang telah diperoleh.

Bagian II : Hukum Hooke
Mahasiswa dapat membuat grafik antara gaya berat terhadap pergeseran pegas pada sumbu X.
Mahasiswa dapat mengukur konstanta pegas dari grafik yang diperoleh.
Mahasiswa dapat mengukur gaya dengan menggunakan Hukum Hooke.

 

 

DASAR TEORI

 

Gesekan Luncur


Pada kebanyakan sistem fisis, efek-efek gesekan tidak mudah diprediksi, maupun diukur. Interaksi antara obyek-obyek menyebabkan obyek-obyek itu mengalami hambatan gesek satu sama lain yang kelihatan disebabkan oleh keacakan mikroskopis permukaan, dapat juga disebabkan interaksi pada tingkat molekular. Meskipun demikian fenomena belum sepenuhnya dipahami, disana ada beberapa sifat gesekan yang berlaku pada kebanyakan material dalam kebanyakan kondisi yang berbeda. Jika permukaan suatu benda bergesekan dengan permukaan benda yang lain, maka masing-masing benda akan melakukan gaya gesekan satu terhadap yang lain. Gaya gesekan pada masing-masing benda berlawanan arah dengan gerak relatifnya terhadap benda lain. Gaya gesekan secara otomatis melawan gerak, tidak pernah ia menyokongnya. Gaya gesekan antara dua permukaan yang saling diam satu terhadap yang lain disebut gaya gesekan statik (static friction).Gaya gesekan statik yang maskimum sama dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak sedangkan gaya yang bekerja antara dua permukaan yang saling bergerak relatif disebut gaya gesekan kinetik (kinetic friction). Perbandingan antara besar gaya gesekan statik maksimum dengan besar gaya normal disebut koofisien gesekan statik antar kedua permukaan tersebut. Kedua permukaan tersebut. Jika fx menyatakan besar gaya gesekan statik, maka dapat dituliskan :
fs ≤ μsN
Perbandingan antara besar gaya gesekan kinetik dengan gaya normal disebut koofisien gesekan kinetik. Jika fk menyatakan besar gaya gesekan kinetik, maka :
fk ≤ μkN.
Dengan :
fs = gaya gesekan statik satuan N
fk = gaya gesekan kinetik satuan N
μs = koofisien gesekan statik
μk = koofisien gesekan kinetik
N = besar gaya normal

Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerakrelatif satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah bendameluncur ke bawah pada bidang miring. Koefisien gesek statis umumnya dinotasikandengan μs, dan pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek kinetis. Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan tepat sebelumbenda tersebut bergerak. Gaya gesekan maksimum antara dua permukaan sebelumgerakan terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis dikalikan dengan gaya normal f =μs Fn. Ketika tidak ada gerakan yang terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai dari nolhingga gaya gesek maksimum.Gaya gesek kinetis (atau dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak relatif satusama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya dinotasikandengan μk dan pada umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek statis untuk materialyang sama.Syarat terjadinya gesekan adalah benda harus bersentuhan dengan benda lain atau sesuatu yang lain dan sebuah gaya luar harus dikerjakan pada benda tersebut yang tujuannya untuk menggerakkannya.

perbandingan antara besar gaya gesekan kinetik dengan gaya normal disebut koefisien gesekan kinetik , jika Fk menyatakan besar gaya gesekan kinetik, maka fk = μkN dengan Fs= gaya gesekan static satuan N
Fs= gaya gesekan kinetik satuan N
μs= koefisien gesekan statis
μk=koefisien gesekan kinetik
N = besar gaya normal
Dalam eksperimen ini kita akan menyalidiki beberapa sifat gesekan luncur : gaya yang menghambat gesekan luncur dari dua objek pada saat keduanya bergerak dengan tetap. (Referensi : penuntun fisika dasar 1 hal 26-27)
Ketika kita mencoba meluncurkan sebuah benda melintasi permukaan benda lain, tonjolan-tonjolan mikroskofis ini menggangu gerak tersebut. Sebagai tambahan, pada tingkat atomic, sebuah tonjolan pada permukaan menyebabkan atom-atom menjadi sangat dekat dengan atom-atom pada permukaan yang lainnya sehingga gaya-gaya listrik di antara atom dapat membentuk ikatan-ikatan kimia.
Peluncuran sebuah benda melintasi suatu permukaan seringkali tersentak-sentak karena adanya pembentukan dan pelepasan ikatan-ikatan ini. Bahkan ketika sebuah benda berguling di atas suatu permukaan, tetap ada gesekan yang sisebut gesekan berguling, walaupun biasanya lebih kecil dari ketika benda meluncur melintasi permukaan tersebut. Kita terutama akan memperhitungkan gesekan luncuran pada subbab ini, yang biasanya disebut gesekan kinetik (kinetik berasal dari bahasa Yunani yang berarti “bergerak” )
Hukum Hooke
Jika sebuah gaya diberikan pada benda, seperti batang logam yang digantungkan vertikal, panjang benda berubah. Jika besar perpanjangan ΔL lebih kecil dibandingkan dengan panjang benda, eksperimen menunjukkan ΔL sebanding dengan berat atau gaya yang diberikan pada benda. Perbandingan ini dapat dituliskan dalam persamaan:
F = k ΔL
Dengan :
F= gaya (N)
k = konstanta (N/m)
ΔL = perubahan panjang (m)

Dengan F menyatakan gaya (atau berat) yang menarik benda, ΔL adalah perubahan panjang benda dan k adalah konstanta pembanding. Persamaan ini sering dinamakan dengan Hukum Hooke. Jika gaya terlalu besar, benda meregang sangat besar dan akhirnya patah atau putus. Batas proporsional adalah batas dimana pertambahan panjang terhadap gaya yang diberikan satu titik. Daerah elastik adalah daerah dari titik awal sampai ke batas elastik sedangkan daerah jika benda diregangkan melewati batas elastik disebut daerah plastik dimana benda tersebut tidak akan kembali ke panjang awalnya ketika gaya eksternal dilepaskan, tetapi tetap berubah bentuk secara permanen. Perpanjangan maksimum dicapai pada titik patah.
Gaya maksimum yang dapat diberikan tanpa benda tersebut patah disebut kekuatan ultimat dari materi tersebut. Besarnya pertambahan panjang sebuah benda tidak hanya bergantung pada gaya yang diberikan padanya, tetapi juga pada bentuk materi pembentuk dan dimensinya yaitu faktor konstanta k. Konsep gaya yang telah terdefinisi didalam hukum II Newton yaitu F = ma, gaya = massa x percepatan. Dengan menggunakan hukum ini, besar suatu gaya dapat ditentukan dengan mengukur percepatan yang ditimbulkannya pada sebuah benda yang massanya diketahui. Tetapi metode ini kurang praktis, suatu metode yang lebih menguntungkan adalah membandingkan gaya yang tidak diketahui besarnya dengan suatu gaya yang telah diketahui besarnya. Jika kedua gaya tersebut harus sama besar dan berlawanan arah dengan gaya yang telah diketahui besarnya. Denganperalatanini, adaduametodepengukurandanpengaplikasiangaya-gaya. Salah satumetodeadalahmenggantungkanmassa-massa yang telahterkalibrasi. Suatubendadenganmassa m, ditarikkebawaholehgravitasidengangaya F = mg dengan g adalahpercepatangravitasi (g = 9,8 m/s2kebawah, menujupusatbumi). Timbanganpegasmenyediakanmetodekeduauntukmengaplikasikandanmengukurgaya.
Dalamekperimenini, andaakanmenggunakangaya yang disebabkanolehmassa yang telahterkalibrasiuntukmenyelidikisifat-sifattimbanganpegas. Hukum hooke hanya berlaku hingga batas elastisitas. Batas elastisitas pegas merupakan gaya maksimum yang dapat diberikan pada pegas sebelum pegas berubah bentuk secara tetap dan panjang pegas tidak dapat kembali seperti semula. Jika besar gaya terus bertambah maka pegas rusak.
Referensi :
Team Penyusun. 2017. Penuntun PraktikumFisikaDasar 1. Gorontalo :Laboratorium Fisika UNG.
Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA EdisiKelimaJilid 1. Jakarta :Erlangga.
http://muniri.com/info/gesekan+luncur.pdf Diakses pada tanggal 10 November 2013.
HALIDAY dan RESINIK 1991.hukum hooke.JAKARTA : PENERBIT ERLANGGA

VARIABEL-VARIABEL

Percobaan I : Gesekan Luncur
Variabel Bebas : Massa Balok
Variabel Terikat : Massa Pengait
Variabel Kontrol : Gesekan

Percobaan II : Hukum Hooke
Variabel Bebas : Massa atau Pemberat
Variabel Terikat : Berat benda dan Pergeseran benda
Variabel Kontrol : Konstanta atau Gravitasi

ALAT DAN BAHAN
Bagian I : Gesekan Luncur
Papan eksperimen
Bidang miring
Balok gesekan
Timbangan
Katrol
Penggantung Massa
Massa (klip) dan tali (benang)
Bagian II : Hukum Hooke
Eksperimen Board (papan eksperimen)
Timbangan pegas
Mass Hanger (gantungan massa)
Massa

PROSEDUR KERJA
Bagian I : Gesekan Luncur
Menimbang massa dari balok gesekan, dan mencatatnya sebagai M.
Menyusun peralatan. Menggunakan built in plumbob untuk memastikan bahwa bidang miring benar-benar datar. Mengatur posisi katrol supaya tali menjadi sejajar dengan bidang miring.
Menambahkan massa (klip penggantung massa) sampai jika diberikan dorongan kecil pada balok gesekan untuk memulai gesekannya, balok tersebut akan terus bergerak pada bidang miring dengan kecepatan tetap dan sangat lambat. (jika balok akan berhenti maka massa yang digantungkan terlalu besar).
Menimbang hanger beserta massa yang digantungkan tersebut dan mencatatnya sebagai M kedalam tabel 5.1.
Menambahkan massa-massa sebesar 50, 100, 150, 200, 250 gram diatas balok gesekan dan mengulangi langkah satu sampai dengan 4.

Tabel 5.1. Data-data pengukuran koefisien gesek statis
Massa Balok
(MB) Massa yang tergantung (M) untuk permukaan
A B C
62 gram
112 gram
162 gram 25
45
70 30
75
80 35
80
90

Bagian II : Hukum Hooke
Menempelkan timbangan pegas pada papan eksperimen. Mengusasahakan pegas tergantung vertikal didalam pipa plastik. Pada posisi tanpa pemberat, diputar zeroing screw yang terletak pada bagian atas.
Menempelkan penggantung massa dan massa 20 gram pada timbangan pegas. Mengukur pergeseran skala mm, mencatat nilainya kedalam tabel. Mengusahakan massa dari penggantung (5gr) termasuk kedalam massa total, sehingga massa totalnya menjadi 20 gr + 5 gr = 25 gr.
Menggantung massa-massa yang lain kedalam penggantung massa, membuat variasi massa total seperti yang telah tertulis pada tabel.. Mencatat pergeseran yang timbul dari setiap variasi massa.
Menggunakan rumus F = mg untuk menentukan berat total dalam Newton dari variasi massa yang ada kemudian mencatat hasilnya ke dalam tabel (untuk memperoleh gaya yang tepat dalam Newton, mengubah massa ke Kilogram sebelum mengembalikannya dengan g).

Tabel 5.2. Data-data pengukuran pergeseran pegas

Massa (gram) Berat (Newton) Pergeseran Pegas (mm)
50
100
150

0.5
1
1.5

12
25
83


BAGIAN I : GESEKAN LUNCUR
Tabel data-data pengukurankoefisiengesekkinetis
Massa balok
(Mb) Massa yang tergantung (M) untukpermukaan
A B C
62 gr 25 30 35
112 gr 45 75 80
162 gr 70 80 90

NST neracamekanikduduk = 0,1 gr

Tabel data-data pengukuranpergesseranpegas
Massa Berat
(newton) Pergeseranpegas
(mm)
50 0,5 12
100 1 25
150 1,5 38

NST : mm = 1 mm
N = 0,1 N
Gr = 5 gr

PENGOLAHAN DATA PF 5
GESEKAN LUNCUR DAN HUKUM HOOKE
Bagian I : GESEKAN LUNCUR
Tabel data-data pengukurankoefisiengesekkinetis
Massa balok
(Mb) Massa yang tergantung (M) untukpermukaan
A B C
62 gr 25 30 35
112 gr 45 75 80
162 gr 70 80 90

Menghitungmassabalok (Mb)
Untuk Mb1
Mb1 = 62 gr = 0,062 kg
∆Mb1 = 1/2 × nstneracamekanik
= 1/2 × 0,0001 gr
= 0,00005 kg
KR = ∆Mb1/Mb1 × 100%
=(0,00005 kg)/0,062kg × 100%
= 0,080 % (4 AP)
( Mb1 ± ∆Mb1) = (6,200 ± 0,005) 10-2 kg
Untuk Mb2
Mb2 = 112 gr = 0,112 kg
∆Mb2 = 1/2 × nstneracamekanik
= 1/2 × 0,0001 kg
= 0,00005 kg
KR = ∆Mb2/Mb2 × 100%
=(0,00005 kg)/(0,112 kg) × 100%
=0,044 % (5AP )
( Mb2 ± ∆Mb2 ) = ( 1,1200 ± 0,0005 ) 10-1 kg
Untuk Mb3
Mb3 = 162 gr = 0,162 kg
∆Mb3 = 1/2 × nstneracamekanik
= 1/2 × 0,0001 kg
= 0,00005 kg
KR = ∆Mb3/Mb3 × 100%
=(0,00005 kg)/(0,162 kg) × 100%
= 0,030% (5AP)
( Mb3 ± ∆Mb3 ) = ( 1,6200 ± 0,0005 ) 10-1 kg
Menghitung massa gesekan balok
Untukmassagesekanpadapermukaan ∆ (MFa)
Untuk MFa1
MFa1 = 25 gr = 0,025 kg
∆MFa1 = 1/2 × nstneracamekanik
= 1/2 × 0,0001 kg
= 0,00005 kg
KR = ∆MFa1/MFa1 × 100%
=(0,00005 kg)/0,025kg × 100%
= 0,2 % (4 AP )
( MFa1 ± ∆MFa1 ) = (2,500 ± 0,005 ) 10-2 kg
Untuk MFa2
MFa2= 45 gr = 0,045 kg
∆MFa2 = 1/2 × nstneracamekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR = ∆MFa2/MFa2 × 100%
=(0,00005 kg)/(0,045 kg) × 100%
= 0,11 % (4 AP )
( MFa2 ± ∆MFa2 ) = (4,500 ± 0,005 ) 10-2 kg

Untuk MFa3
MFa3= 70 gr = 0,07 kg
∆MFa3 = 1/2 × nstneracamekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR = ∆MFa3/MFa3 × 100%
=(0,00005 kg)/(0,07 kg) × 100%
= 0,071 % (4 AP )
( MFa3 ± ∆MFa3 ) = (7,000 ± 0,005 ) 10-2kg
Untukmassagesekanpadapermukaan B ( MFb )
Untuk MFb1
MFb1 = 30 gr = 0,03 kg
∆MFb1 = 1/2 × nstneracamekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR = ∆MFb1/MFb1 × 100%
=(0,00005 kg)/0,03kg × 100%
= 0,16 % (4AP )
( MFb1 ± ∆MFb1 ) = (3,000 ± 0,005 ) 10-2 kg
Untuk MFb2
MFb2 = 75 gr = 0,075 kg
∆MFb2 = 1/2 × nstneracamekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR = ∆MFb2/MFb2 × 100%
=(0,00005 kg)/(0,075 kg) × 100%
= 0,066 % (4 AP )
( MFb2 ± ∆MFb2 ) = ( 7,500 ± 0,005 ) 10-2 kg
Untuk MFb3
MFb3 = 80 gr = 0,08 kg
∆MFb3 = 1/2 × nstneracamekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR = ∆MFb3/MFb3 × 100%
=(0,00005 kg)/0,08 × 100%
= 0,062 % (4 AP )
( MFb3 ± ∆MFb3 ) = (8,000 ± 0,005 ) × 10-2 kg
Untukmassagesekanpadapermukaan C (MFc)
Untuk MFc1
MFc1= 35 gr = 0,035 kg
∆MFc1 = 1/2 × nstneracamekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr
= 0,00005 kg
KR = ∆MFc1/MFc1 × 100%
=(0,00005 kg)/0,035kg × 100%
= 0,14 % (4 AP )
( MFc1 ± ∆MFc1 ) = (3,500 ± 0,005 ) 10-2 kg
Untuk MFc2
MFc2 = 80 gr = 0,08 kg
∆MFc2 = 1/2 × nstneracamekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR = ∆MFc2/MFc2 × 100%
=(0,00005 kg)/(0,08 kg) × 100%
= 0,062 % (4 AP )
( MFc2 ± ∆MFc2 ) = (8,000 ± 0,005 ) 10-2 kg
Untuk MFc3
MFc3 = 90 gr = 0,09 kg
∆MFc3 = 1/2 × nstneracamekanik
= 1/2 × 0,1 gr
= 0,05 gr = 0,00005 kg
KR = ∆MFc3/MFc3 × 100%
=(0,00005 kg)/0,09kg × 100%
= 0,055 % (5 AP )
( MFc3 ± ∆MFc3 ) = (9,0000 ± 0,0005 ) × 10-2 kg

TabelHasilPengolahan Data
Massa balok (Mb±âˆ†Mb) (satuan) Massa yang tergasntung (M) untuksetiappermukaan
(MFa±âˆ†MFa) (MFb±âˆ†MFb) (MFc±âˆ†MFc)
(5,(6,200 ± 0,005) × 10-2 kg
(1,(1,1200 ± 0,0005)10-1 kg
(1,(1,6200 ± 0,0005) 10-1 kg
(4,(2,500 ± 0,005) . 10-2 kg
(5,(4,500 ± 0,005) . 10-2 kg
(8,(7,000 ± 0,005) .10-2 kg

(3,(3,000 ± 0,005)10-2 kg
(5,(7,500 ± 0,005)10-2 kg
(7,(8,000 ± 0,005) 10-2 kg
(4,(6,500 ± 0,005) × 10-2 kg
(6,(8,000 ± 0,005) × 10-2 kg
(8,(9,000 ± 0,0050) × 10-2 kg

GrafikHubunganantara Mb dan MF
Untukpermukaan A

Interpretasigrafik
Berdasarkan grafik diatasdapat disimpulkan bahwa permukaan benda berbanding terbalik dengan massa benda. Dimana permukaan benda lebih besar dibandingkan dengan massa benda.
Menghitungkemiringangrafik
∂(MFa) = 1/2 × nstgrafiksumbu y
= 1/2 × 0,2kg
= 0,1 kg
∂(Mb) = 1/2 × nstgrafiksumbu x
= 1/2 × 0,2kg
= 0,1 kg
M= ∆MFa/∆Mb = (MFa2-MFa1)/(Mb2-Mb1)
= (4,500- 2,500)/(1,1200-6,200)
= 2/5,08
= 0,31 kg
∆M= [∂(MFa)/∆MFa+∂(Mb)/∆Mb]×M
=[(0,1 )/2+0,1/5,08]×0,39
= 1 + 7,08 × 0,39
= 3,15 kg
KR= ∆M/M × 100%
=0,39/3,15 × 100%
=12,3% (2AP)
(M ± ∆M) = (3,1 ± 0,3) × 10-1 kg
Untukpermukaan B

Interpretasigrafik
Berdasarkangrafikdiatasdapat disimpulkan bahwa permukaan benda berbanding terbalik dengan massa benda. Dimana permukaan benda lebih besar dibandingkan dengan massa benda.

Menghitungkemiringangrafik
∂(∆MFb)= 1/2 × nstgrafiksumbu y
= 1/2 × 0,2 gr
= 0,1 kg
∂(∆Mb)= 1/2 × nstsumbu x
= 1/2 × 0,2kg
= 0,1kg
M= ∆mFb/∆mb= (mFb_(2 -mFb_1 ))/(mb_(2-〖mb〗_1 ) )
= (7,500-3,000)/(1,1200-6,200)
= 4,5/5,08
= 0,88 kg
∆m= [∂(∆mFb)/∆MF + (∂(∆Mb))/∆Mb] × M
=[0,1/4,5+ 0,1/5,08] × 0,88 kg
= 1 + 9,58 × 0,88
=9,31 kg
KR= ∆M/M × 100%
= 0,88/9,31 × 100%
= 9,45 % ( 2 AP )
(M ± ∆M) = (9,3 ± 0,8) x 10-1 kg

Untukpermukaan C

Interpretasigrafik
Berdasarkangrafikdiatas, dapat disimpulkan bahwahubunganantrara Mb danMFcberbanding terbalik dengan massa benda. Dimana permukaan benda lebih besar dibandingkan dengan massa benda
Menghitungkemiringangrafik
∂(∆MFc)= 1/2 × nstgrafiksumbu y
= 1/2 × 0,2kg
= 0,1 kg
∂(∆Mb)= 1/2 × nstsumbu x
= 1/2 × 0,2kg
= 0,1 kg
M= ∆mFc/∆mb= (mFc_(2 -mFc_1 ))/(mb_(2-〖mb〗_1 ) )
= (8,000-6,500)/(1,1200-6,200)
= 1,5/5,08
= 0,29 kg
∆m= [∂(∆mFc)/∆MFc + (∂(∆Mb))/∆Mb] × M
= [0,1/1,5+ 0,1/5,08] × 0,29 kg
= 1 + 6,58 × 0,29
= 2,19 kg
KR= ∆M/M × 100%
= 0,29/2,19 × 100%
= 13,24 % ( 2 AP )
(M ± ∆M) = (2,1 ± 0,2) x 10-1 kg

BagianII :Hukum Hooke
Tabel Data PergeseranPegas
massa Berat
(newton) Pergeseranpegas
(mm)
50 0,5 12
100 1 25
150 1,5 38

Menghitung Massa Beban
Untuk Mb1
M1 = 50 gr = 0,05 kg
∆M1 = 1/2 nstneracapegas
=1/2 × 0,005 gr
= 0,0025 kg
KR = ∆M1/M1 × 100%
=0,0025/0,05 × 100%
=5 % (3 AP )
(M1 ± ∆M1) = (5,00 ± 0,02) × 10-2 kg
Untuk M2
M2 = 100 gr = 0,1 kg
∆M2 = 1/2 nstneracapegas
=1/2 × 0,005kg
= 0,0025 kg
KR = ∆M2/M2 × 100%
=0,0025/0,1 × 100%
=2,5 % (2 AP )
(M2 ± ∆M2) = (1,0 ± 0,2) × 10-2 kg
Untuk M3
M3= 150 gr = 0,15 kg
∆M3 = 1/2 nstneracapegas
=1/2 × 0,005 gr
= 0,0025 kg
KR = ∆M3/M3 × 100%
=0,0025/0,15 × 100%
= 1,66 % (3 AP )
(M2 ± ∆M2) = (1,50 ± 0,25) 10-2 kg
Menghitungpergeseranpegas
Untuk X1
X1= 12 mm = 0,012 m
∆X1= 1/2 × nstneracapegas
= 1/2 × 0,001 m
= 0,0005 m
KR= ∆X1/X1 × 100%
=(0,0005 m)/(0,012 m) × 100%
= 4,16 % (3AP )
(X1 ± ∆X1) = (1,20 ± 0,05) × 10-3 m
Untuk X2
X2= 25 mm = 0,025 m
∆X2= 1/2 × nstneracapegas
= 1/2 × 0,001 m
= 0,5 mm = 0,0005 m
KR= ∆X2/X2 × 100%
=(0,0005 m)/(0,025 m) × 100%
= 2% (3 AP )
(X2 ± ∆X2) = (2,50 ± 0,05) × 10-2 m
Untuk X3
X3= 38 mm = 0,038 m
∆X3= 1/2 × nstneracapegas
= 1/2 × 0,001 m
= 0,5 mm = 0,0005 m
KR= ∆X3/X3 × 100%
=(0,0005 m)/(0,038 m) × 100%
=1,31% (3AP )
(X3 ± ∆X3) = (3,80 ± 0,05) × 10-2 m
Menghitung gaya berat
Untuk W1
m1= 0,5 gr = 0,0005 kg
∆m1= 1/2 × nstneracapegas
= 1/2 × 0,005 kg
= 0,0025 kg
W1= m1 × g
= 0,0005 × 9,8
= 0,0049 N
∆W1=|∆M1/M1|× W1
=|(0,0025 N)/0,0005| × 0,0049 N
= 0,0245 N
KR= ∆W1/W1 × 100%
= 0,0245/0,0049 × 100%
= 5,00 % (3 AP )
(W1 ± ∆W1) = ( 4,90 ± 0,02) 10-1 N
Untuk M2
M2= 1 gr = 1 kg
∆M2= 1/2 × nstneracapegas
= 1/2 × 0,005kg
= 0,0025 kg
W2= m2 × g
= 1× 9,8
= 9,8 N
∆W2=|∆M2/M2| × W2
=|0,0025/1| × 9,8N
= 0,0245 N
KR= ∆W2/W2 × 100%
= (0,0245 N)/(9,8 N) × 100%
= 0,25 % (3 AP )
(W2 ± ∆W2) = (9,80 ± 0,24) 10-1 N
Untuk M3
M3= 1,5 gr = 0,0015 kg
∆M3= 1/2 × nstneracapegas
= 1/2 × 0,005 kg
= 0,0025 kg
W3= m3 × g
= 0,0015× 9,8
= 0,0147 N
∆W3= |∆M3/M3| × W3
= |0,0025/0,0015| × 0,0147 N
= 0,0245 N
KR= ∆W3/W3 × 100%
=(0,0245 N)/0,0147N × 100%
= 2,00 % (3 AP )
(W3 ± ∆W3) = (1,04 ± 0,02) 10-1 N
Menghitung konstanta pegas
Untuk k1
F1= W
K1= F1/x1 = (4,9 N)/(0,012 m) =4,08,33 N/m
∆k1= |∆F1/F1+ ∆x1/x1| × k1
= |(0,49 N)/(4,9 N)+ (0,0005 m)/(0,012 m)| × 4,08,33N/m
=57,8467 N/m
KR= ∆k1/k1 × 100%
=(57,8467 N/m)/(4,08,33 N/m) × 100%
= 14,16% (3 AP )
(K1 ± ∆K1) = (4,08 ± 0,05) 10N/m
Untuk k2
K2 = F2/x2 = (0,49 N)/(0,012 m) = 40,8 N/m
∆k2 = |∆F2/F2+ ∆x2/x2| × k2
= |(0,49 N)/( 9,8 N)+ (0,0005 m)/(0,025 m)| × 392 N/m
=27,44 N/m
KR= ∆k2/k2 × 100%
=(27,44 N/m)/(392N/m) × 100%
= 7 % (2 AP )
(K2 ± ∆K2) = ( 3,9 ± 0,2) 10N/m
Untuk k3
K3= F3/x3 = (14,7 N)/(0,038 m) = 386,842 N/m
∆k3 = |∆F3/F3+ ∆x3/x3| × k3
= |(0,489 N)/(14,7 N)+ (0,0005 m)/(0,038 m)| × 386,842N/m
= 17,95844 N/m
KR= ∆k3/k3 × 100%
=(17,958 N/m)/(386,842 N/m) × 100%
= 4,64 % (3 AP )
(K3 ± ∆K3) = ( 3,86 ± 0,17) 10N/m
TabelHasilPengolahan Data
(m ± ∆m) satuan (x ± ∆x) satuan (W ± ∆W) satuan (k ± ∆k) satuan
(5,00±0,25).10 (1,20±0,05).10 (4,90±0,02).10 (4,08±0,57).10
(1,0±0,2).10 (2,50±0,05).10 (9,80±0,02).10 (3,9±0,2).10
(1,50±0,25).10 (3,80±0,05).10 (1,04±0,02).10 (3,86±0,17).10

Grafikhubunganantara F dan x

InterpretasiGrafik
Berdasarkangrafikdiatasdapat disimpulkan bahwaantarapergeseran pegasdangayaberatberbanding terbalik.
Menghitungkemiringangrafik
∂(∆F) = 1/2 × nstgrafiksumbu y
= ½ × 0,1N
=0,5 N
∂(∆x) = 1/2 × nstgrafiksumbu x
= 1/2 × 0,5 mm
= 0,0005 m
M = ∆F/∆X = (F2-F1)/(x2-x1)
= (9,8-4,9)/(4,9-0,013)
= 18,34 kg
∆M = [(∂(∆F))/∆F+ (∂(∆x))/∆x] × M
= [0,05/4,9+ 0,0005/0,013] × 376,92 kg
= 18,34 kg
KR = ∆M/M × 100%
=376,92/18,34 × 100%
= 2,055 % (3 AP)
(M ± ∆M)= (1,83 ± 0,03) × 10 kg
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa permukaan benda berbanding terbalik dengan massa benda. Dimana permukaan benda lebih besar dibandingkan dengan massa benda dan permukaan benda berbanding terbalik dengan massa benda. Dimana permukaan benda lebih besar dibandingkan dengan massa benda serta hubunganantrara Mb danMFcberbanding terbalik dengan massa benda. Dimana permukaan benda lebih besar dibandingkan dengan massa benda. Pergeseranpegas dan gaya berat berbanding terbalik.

Kemungkinan Kesalahan
Kesalahan dalam merangkai alat, sehingga harus dilakukan secara berulang.
Kurangnya keterampilan praktikan menggunakan alat.
Keterbatasan alat yang digunakan saat praktikum.
Kurangnya ketelitian saat praktikum.