Hidrokarbon
A. Definisi Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). (model atom karbon dan hidrogen ditampilkan)
Salah satu contoh senyawa hidrokarbon yang sederhana adalah metana, dengan rumus struktur CH4. (model struktur senyawa metana)
Dalam kimia karbon adalah penting bagi kita untuk dapat menuliskan rumus molekul dan rumus struktur. Rumus molekul menyatakan jumlah atom setiap unsur yang ada dalam suatu molekul. Sedangkan rumus struktur menggambarkan bagaimana atom-atom itu terikat satu sama lain. (tampilkan sebagai contoh rumus molekul CH4 dan rumus struktur CH4).
B. Penggolongan Hidrokarbon
Hidrokarbon terbagi menjadi dua kelompok utama yaitu hidrokarbon alifatik dan hidrokarbon aromatik. Yang termasuk hidrokarbon alifatik adalah hidrokarbon yang memiliki rantai lurus, rantai bercabang atau rantai melingkar. Sedangkan untuk hidrokarbon aromatik, rantainya mengandung cincin atom karbon yang sangat stabil. (model hidrokarbon alifatik dan aromatik)
C. Rumus Molekul
1. Alkana Hidrokarbon jenuh yang paling sederhana merupakan suatu deret senyawa yang memenuhi rumus umum CnH2n+2 dan dinamakan alkana atau parafin. Suku pertama sampai dengan 10 senyawa alkana dapat diperoleh dengan mensubstitusikan harga n (n menyatakan jumlah atom karbon yang terdapat pada senyawa hidrokarbon) dan ditampilkan dalam tabel berikut.
Tabel Suku pertama sampai dengan 10 senyawa alkana
Suku kenrumus molekulnama11CH4metana22C2H6etana33C3H8propana44C4H10butana55C5H12pentana66C6H14heksana77C7H16heptana88C8H18oktana99C9H20nonana1010C10H22dekana
Pemberian nama alkana dilakukan dengan mengganti awalan alk- dengan suku kata lain berdasarkan pada harga n. Untuk n = 1 sampai n = 4, awalan alk- berturut-turut diganti dengan met-, et-, prop- dan but-. Sedangkan untuk jumlah atom karbon lima sampai dengan sepuluh, digunakan awalan angka latin; pent- untuk 5, heks- untuk 6, hept- untuk 7, okt- untuk 8, non- untuk 9, dan dek- untuk 10.
2. Alkena
Tergolong hidrokarbon tidak jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap dua antara dua atom C yang berurutan, Alkena mempunyai 2 atom H lebih sedikit dari alkana. Oleh karena itu rumus umumnya menjadi CnH2n+2-2H = CnH2n.
Tabel Lima suku pertama alkena
Suku kenrumus molekulnama12CH2 = CH2etena23CH2 = CH - CH3propena34CH2 = CH - CH2 - CH31-butena45CH2 = CH - CH2 - CH2 - CH31-pentena56CH2 = CH - CH2 - CH2 -CH2 - CH31-heksena (tampilkan deret senyawa alkena seperti pada table di atas)
3. Alkuna
Alkuna merupakan deret senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang dalam tiap molekulnya mengandung satu ikatan rangkap 3 diantara dua atom C yang berurutan. Untuk membentuk ikatan rangkap 3 atau 3 ikatan kovalen diperlukan 6 elektron, sehingga tinggal satu elektron pada tiap-tiap atom C tersisa untuk mengikat atom H. Jumlah atom H yang dapat diikat berkurang dua, sehingga rumus umumnya menjadi
CnH2n+2 - 4H = CnH2n-2
(tampilkan deret senyawa alkuna)
D. Tatanama
Tata cara pemberian nama senyawa hidrokarbon berdasarkan standar yang diterbitkan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) dijelaskan sebagai berikut.
Rantai karbon berurutan yang terpanjang dalam suatu molekul ditentukan sebagai rantai induk (rantai terpanjang tidak selalu berbentuk lurus, kadang bercabang). Carilah namanya pada tabel suku pertama sampai dengan 10 senyawa alkana dan letakkan di bagian belakang.Hidrokarbon bercabang diberi nama sebagai turunan rantai lurus di mana satu atau beberapa atom hidrogen diganti dengan pecahan alkana. Pecahan alkana ini disebut gugus alkil, biasa diberi tanda -R (dari kata radikal), dan mempunyai rumus umum -CnH2n+1 Dengan mengganti n dengan angka-angka diperoleh suku-sukunya seperti terlihat pada tabel berikut. Letakkan nama gugus cabang ini di depan nama rantai induk.
Tabel Beberapa gugus alkil
n-CnH2n+1Rumus struktur terinciRumus struktur sederhanaNama1-CH3 H | - C - H | H -CH3metil2-C2H5 H H | | - C - C - H | | H H -CH2-CH3etil3-C3H7 H H H | | | - C - C - C- H | | | H H H -CH2-CH2-CH3propil4-C4H9 H H H H | | | | - C - C - C - C - H | | | | H H H H -CH2-CH2-CH2-CH3butil
Untuk menentukan cabang pada rantai induk, rantai induk itu diberi nomor dari kiri atau dari kanan sehingga cabang pertama mempunyai nomor terkecil.contoh : H H H H H | | | | | H - C5 - C4 - C3 - C2 - C1 - H | | | | | H H H H-C-H H | H
a. Menurut aturan nomor satu, rantai C terpanjang 5, jadi menurut tabel ini, namanya pentana dan kita letakkan di bagian belakang.
b. Cabangnya adalah metil
c. Letak cabang itu pada atom C nomor dua dari kanan (karena kalau dari kiri menjadi nomor 4).
Kadang-kadang terdapat lebih dari satu cabang. Jika cabang-cabang itu sama, namanya tidak perlu disebut dua kali. Cukup diberi awalan di- , kalau 3 cabang sama awalannya tri- , tetra untuk 4 cabang yang sama dan seterusnya. Ingat setiap cabang diberi satu nomor, tidak peduli cabangnya sama atau beda.
contoh : H H H H | | | | H- 1C - 2C - 3C - 4C - H 2,3-dimetilbutana | | | | H H-C-H H-C-H H | | H H a. Rantai terpanjangnya 4, jadi dinamakan butana b. Cabangnya adalah metil dan ada dua c. Letak cabangnya pada atom C nomor 2 dan nomor 3.
Jika cabang-cabang itu berbeda, maka urutan menyebutnya adalah menurut urutan abjad huruf pertamanya, cabang etil disebut dulu dari cabang metil.(tampilkan contoh senyawa hidrokarbon beserta penamaannya seperti pada gambar di atas)
E. Cara merangkai
Bagaimana kita dapat memperoleh molekul alkana yang lebih panjang dari molekul yang lebih pendek? Gantilah salah satu atom H dari metana dengan gugus -CH3 maka akan kita peroleh molekul etana. Demikian juga jika kita mengganti salah satu atom H dari etana dengan gugus -CH3 akan kita peroleh propana yang rantai karbonnya lebih panjang satu lagi.
CH3-H diganti dengan -CH3 diperoleh CH3-CH3 CH3-CH2-H diganti dengan -CH3 diperoleh CH3-CH2-CH3
Anda boleh memilih salah satu atom H yang mana saja untuk diganti dengan gugus -CH3 dan anda akan memperoleh hasil penggantian yang sama. Kita mengatakan bahwa setiap atom H terikat secara ekuivalen dengan atom karbon. Tetapi bila sekarang anda akan mengganti salah satu atom H dari propana dengan gugus -CH3 anda akan memperoleh lebih dari satu macam hasil, perhatikanlah:
CH3-CH2-CH2-H diganti dengan -CH3 diperoleh CH3-CH2-CH2-CH3 n-butana
H CH3 | | CH3-CH-CH3 diganti dengan -CH3 diperoleh CH3-CH-CH3 isobutana
Jelas terlihat bahwa kedua hasil penggantian di atas berbeda, kita mengatakan atom H tidak lagi terikat secara ekuivalen. Atom C yang terikat dengan satu atom C dan 3 atom H disebut atom C primer, sedang atom C yang terikat dengan dua atom C den dua atom H disebut atom C sekunder. Kedua hasil penggantian itu mempunyai rumus struktur yang berbeda tetapi rumus molekulnya sama, peristiwa ini disebut isomer. (tampilkan model cara merangkai seperti pada uraian di atas).
F. Contoh senyawa yang mengandung hidrokarbon
Secara umum, komposisi minyak bumi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Komposisi Elemental Minyak Bumi
Komposisi Persen Karbon (C) 84 – 87 Hidrogen (H) 11 – 14 Sulfur (S) 0 – 3 Nitrogen (N) 0 – 1 Oksigen (O) 0 – 2
Berdasarkan kandungan senyawanya, minyak bumi dapat dibagi menjadi golongan hidrokarbon dan non-hidrokarbon serta senyawa-senyawa logam.
1. Hidrokarbon
Golongan hidrokarbon-hidrokarbon yang utama adalah parafin, olefin, naften, dan aromat.
1.1. Parafin
adalah kelompok senyawa hidrokarbon jenuh berantai lurus (alkana), CnH2n+2. Contohnya adalah metana (CH4), etana (C2H6), n-butana (C4H10), isobutana (2-metil propana, C4H10), isopentana (2-metilbutana, C5H12), dan isooktana (2,2,4-trimetil pentana, C8H18).
1.2. Olefin
Olefin adalah kelompok senyawa hidrokarbon tidak jenuh, CnH2n. Contohnya etilena (C2H4), propena (C3H6), dan butena (C4H8).
1.3. Naftena
Naftena adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang membentuk struktur cincin dengan rumus molekul CnH2n. Contohnya adalah siklopentana (C5H10), metilsiklopentana (C6H12) dan sikloheksana (C6H12).
1.4. Aromatik
Aromatik adalah hidrokarbon-hidrokarbon tak jenuh yang berintikan atom-atom karbon yang membentuk cincin benzen (C6H6). Contohnya benzen (C6H6), metilbenzen (C7H8), dan naftalena (C10H8).
2. Non Hidrokarbon
Selain senyawa-senyawa yang tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen, di dalam minyak bumi ditemukan juga senyawa non hidrokarbon seperti belerang, nitrogen, oksigen, vanadium, nikel dan natrium yang terikat pada rantai atau cincin hidrokarbon.
2.1. Belerang
Belerang terdapat dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S), belerang bebas (S), merkaptan (R-SH, dengan R=gugus alkil), sulfida (R-S-R’), disulfida (R-S-S-R’) dan tiofen (sulfida siklik).
2.2. Nitrogen
Senyawa-senyawa nitrogen dibagi menjadi zat-zat yang bersifat basa seperti 3-metilpiridin (C6H7N) dan kuinolin (C9H7N) serta zat-zat yang tidak bersifat basa seperti pirol (C4H5N), indol (C8H7N) dan karbazol (C12H9N).
2.3. Oksigen
Oksigen biasanya terikat dalam gugus karboksilat dalam asam-asam naftenat (2,2,6-trimetilsikloheksankarboksilat, C10H18O2) dan asam-asam lemak (alkanoat), gugus hidroksi fenolik dan gugus keton.
3. Senyawa logam
Minyak bumi biasanya mengandung 0,001-0,05% berat logam. Kandungan logam yang biasanya paling tinggi adalah vanadium, nikel dan natrium.
Produk-produk Utama yang Bisa Diperoleh
1. Gas-gas hidrokarbon ringan
Komponen-komponennya adalah senyawa-senyawa parafinik dengan titik didih normal < 30 oC dan pada tekanan atmosfer berwujud gas, yaitu metana (CH4), etana (C2H6), propana (C3H8), isobutana (i-C4H10) dan n-butana (n-C4H10). Gas-gas tersebut lazim disebut sebagai gas kilang.
2. Bensin (gasolin)
Mulanya bensin adalah produk utama dalam industri minyak bumi yang merupakan campuran kompleks dari ratusan hidrokarbon dan memiliki rentang pendidihan antara 30-200 oC
3. Kerosin, bahan bakar pesawat jet, dan minyak diesel
Ketiga kelompok ini memiliki rentang pendidihan yang mirip. Kerosin disebut juga dengan minyak tanah dan digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga. Rentang pendidihannya antara 175-275 oC.
4. Minyak bakar
Minyak bakar terbagi atas lima jenis, yaitu minyak bakar no. 1, no. 2, no. 4, no. 5 dan no. 6. Minyak bakar no. 1 sangat mirip kerosin tetapi memiliki titik tuang dan titik akhir rentang pendidihan yang lebih tinggi. Minyak bakar no. 2 (IDO=Industrial Diesel Oil) sangat mirip dengan minyak diesel otomotif. Minyak bakar no. 1 dan no. 2 serta kerosin, bahan bakar pesawat jet dan minyak diesel biasa disebut sebagai BBM distilat (distillate fuels). Minyak bakar no. 4, no. 5 dan no. 6 disebut BBM residu karena berasal dari sisa distilasi minyak bumi mentah pada tekanan atmosferik.
5. Produk-produk lain
Produk-produk lainnya seperti minyak pelumas, petroleum waxes (lilin), petroleum greases (gemuk), aspal dan kokas.
Alkohol dan Fenol :Sifat Fisik dan Reaksi Kimia
A. Judul
Alkohol dan Fenol :Sifat Fisik dan Reaksi Kimia
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan sifat- sifat senyawa alkohol dan fenol.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis pereaksi untuk membedakan senyawa-senyawa alkohol dan fenol
C. Dasar Teori
Suatu atom atau kumpulan dari atm-atom yang terikat bersama dengan cara tertentu sebagai bagian suatu molekul yang kemudian mempengaruhi karakteristik sofat dan kimia molekul secara keseluruhan disebut dengan istilah gugus fungsi. Alkohol dan fenol termasuk senyawa yang memiliki gugus fungsi yang sama, yaitu hidroksil (-OH). Perbedaannya pada alkohol gugus hidroksil terikat pada atom karbon tetrahedral, sedangkan pada fenol gugus hidroksil terikat pada karbon yang menjadi bagian langsung dari cincin aromatik.
Alkohol (R-OH) dan eter (R-O-R) begitu erat hubungannya dengan kehidupan manusia sehari-hari sehingga orang awam pun kenal akan istilah-istilah dietil eter (eter) digunakan sebagai pematirasa (anestetik). 2-propanol (isopropil alkohol atau alkohol gosok) digunakan sebagai bakterisid,dan masih benyak senyawa alkohol dan eter lainnya. Sedangkan Fenol (Ar-OH) merupakan senyawa dengan gugus fungsi OH yang terikat dengan cincin aromatik. Dimana gugus OH merupakan activator kuat dalam reaksi subtitusi aromatik elektrofilik
Fenol yang dikenal dengan nama asam karbolat ini memiliki sifat jutaan kali lebih asam dibandingkan dengan alkohol karena fenol mampu melepaskan ion H+ dari gugus hidroksil sehingga membuat fenol menjadi anion fenoksida. Anion (muatan negative) ini akan disebar oleh cincin aromatic (delokalisasi), sedangkan pada alkohol tidak terjadi. Fenol memiliki sifat beracun (toksik) pada jaringan hewan dan berbau sangat menyengat. Fenol juga sulit didegradasi oleh organisme pengurai/decomposer sehingga dapat masuk dengan mudah kedalam tubuh manusia melalui pencernaan dan pernapasan.
Berdasarkan cara pembuatannya, fenol didapat melalui reaksi oksidasi sebagian padda benzena atau asam benzoat dengan proses rasching. Sedangkan pada alkohol didapat dari turunan hidrosi pada alkane. Alkohol terdapat dialam terutama dalam bentuk ester. Alkohol juga sebagai pelarut senyawa organic dan pembuat senyawa-senyawa organic lainnya. Pada alkohol juga memiliki sifat optis aktif yaitu dapat memutar atom-atom karbon asimetris (C kiral). Hal ini yang menyebabkan adanya isomer optic dengan jumlah isomar adalah 2n2 dengan n adalah jumlah atom ang asimetris.
Istilah alkohol dalam kehidupan sehari-hari sering dikaitkan dengan minuman keras. Bahan aktif dalam minuman keras atau minuman beralkohol adalah etanol atau etil alkohol. Berbeda dengan alkohol adalah etanol atau etil alkohol. Berbeda dengan alkohol yang sudah tidak asing lagi bagi orang awam, fenol justru sangat jarang disebut di kalangan masyarakat. Padahal, fenol juga termasuk golongan alkohol dan biasa disebut alkohol aromatic. Sedangkan, alkohol yang dimaksud oleh kebanyakan orang merupakan alkohol alifatik. Cara untuk membedakan alkohol dengan fenol dan antara senyawa-senyawa alkohol sendiri dapat dilakukan dengan uji lucas, uji asam kromat dikarenakan keberadaan sifat-sifat kimia yang khusus yang ada pada senyawa pengujian.
Semakin besar struktur suatu alkohol atau fenol, maka biasanya titik didih semakin tinggi. Ketika ukuran suatu alkohol bertanbah besar, maka probabilitas alkohol menjadi berwujud padat semakin besar. Sebagian besar senyawa fenol berwujud padat. Sebagian kecil alkohol larut dalam air karena gugus hidroksi pada alkohol dapat membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air. Namun ketika ukuran gugus alkil pada alkohol bertambah besar, kelarutannya dalam air akan berkurang. Hal ini disebabkan oleh kemampuan gugus alkil yang dapat mengganggu pembentukan ikatan hydrogen antara gugus hidroksi dengan air. Jika gangguan ini menjadi cukup besar, akibatnya molekul – molekul air akan menolak molekul – molekul alkohol untuk menstabilkan kembali ikatan hydrogen antar molekul air. Jika gugus non polar (seperti gugus alkil) terikat pada cincin aromatic, maka kelarutan fenol dalam air akan berkurang. Hal ini yang menjadi alas an mengapa gugus non polar sering disebut gugus hidrofob.
Alkohol dan fenol merupakan dua senyawa organik yang mempunyai struktur yang serupa, tetapi gugus fungsi pada fenol melekat langsung pada cincin aromatik.Hidrokarbon berlaku sebagai dasar pengelompokan senyawa organik. Suatu senyawa non hidrokarbon yang mana mengandung rantai karbon atau cincin atom-atom karbon yang sama.Yang akan dibahas terbatas pada derivate sederhana yang diperoleh dari menggantikan satu, dua, atau tiga atom hydrogen dalam molekul hidrokarbon, dengan atom oksigen atau gugus hidroksil. Adanya atom-atom atau gugus-gugus atom menentukan sebagian besar sifat fisika dan kimia molekul itu. Atom ataupun gugus atom yang paling menentukan sifat suatu zat dirujuk sebagai gugus fungsional.
Alkohol dan fenol adalah senyawa yang sama-sama mengandung gugus OH. Walaupun sama-sama memiliki gugus -OH, akan tetapi sifat kedanya tidaklah sama. Salah satu perbedaan utama adalah fenol bersifat jutaan kali lebih asam daripada alkohol. Penambahan sejumlah larutan natrium hidroksida ke dalam fenol akan menyebabkan gugs –OH dalam molekul terdeprotonasi, hal ini tidak akan terjadi pada alkohol.
D. Alat dan Bahan
1) Alat
NoNama alatkategoriGambarFungsi1.Tabung reaksi1
Untuk mereaksikan dua atau lebih zat.2.Rak tabung reaksi1
Tempat tabung reaksi. Biasanya digunakan pada saat melakukan percobaan yang membutuhkan banyak tabung reaksi.3.Gelas ukur1
Untuk mengukur larutan yang digunakan4.Pipet tetes1
Untuk mengambil larutan dalam jumlah tertentu5.Gelas kimia1
Wadah untuk menyimpan dan membuat larutan6.Penangas2
Untuk memanaskan larutan7.Kertas PH1
Untuk identifikasi keasamaan larutan/
2) Bahan
NoNama bahankategoriSifat fisikSifat kimia1.Aquades umum- Titik didih 100ºC
- Titik leleh 0ºC
- Tidak mempunyai rasa.- Pelarut yang baik
- Reaktivitas kimianya ada pada tingkat yang ideal.
- Dapat terurai, dapat berubah menjadi unsur kimia lain.Dapat berubah wujud.2.Fenol Khusus- Kelarutan dalam air= 8,3 g/100 mL
- Densitas= 1,07 g/cm3
- Padatan kristal transparan- Rumus kimia C6H6O
- Kelarutan dalam air terbatas
- Cenderung asam3.Aseton Khusus- Berat jenis= 0,787 g/mL
- Titik didih=56oc
- Titik beku= -95oc
- Tidak berwarna- Bersifat polar
- Merupakan basa lewis lemah dengan mereaksikannya dengan asam kuat4.Asam kromatkhusus- Titik didih 250oc
- Titik lebur 197oc
- Kelarutan dalam air=169g/100ml- Sebagai oksidator atau katalis
- Rumus kimia H2CrO4
- Dapat membentuk beberapa garam
5.Alkoholkhusus- Jumlah atom karbon 1-4
- Berupa cairan dan tidak berwarna
- Berbauh khas- Larut dalam air
- Dapat bereaksi dengan asam halida dan natrium
- Rumus molekul CH3CH2OH6.KloroformKhusus- Titik lebur= -63,5o
- Titik didih= -61,15oc
- Densitas 1,564 g/cm3
- Menyengat, berbauh seperti eter- Rumus molekul CHCl3
- Pelarut nonpolar
- Mudah menguap7.Besi (III) kloridaKhusus- Titik didih 315oc
- Titik lebur 306oc
- Sedikit berbauh HCl- Rumus molekul FeCl3
- Dilaboratorium digunakan sebagai katalis
- Bersifat deliquescent
E. Prosedur Kerja
1). Kelarutan alkohol dan fenol
Sampel - Memasukan masing-masing senyawa kedalam tabung reaksi yang telah diberi label
- Menambahkan 4,5 mL aquades pada tiap tabung reaksi
- Menggoyang masing-masing tabung
- Mengamati dan mencatat kelarutan masing-masing campuran
Fenol : tetes ke 10 larut sempurna
1 butanol : tetes ke 3 larut sempurna
2 butanol : tetes ke 10 larut sempurna
3 butanol : tetes ke 15 larut sempurna
Sampel A : tetes ke 3 larut sempurna
Sampel B : tetes ke 10 larut sempurna
2). Uji asam kromatsampel- Memasukan masing-masing sampel 10 tetes kedalam tabung reaksi
- Menambahkan 10 tetes aseton dan 2 tetes asam kromat kedalam masing-masing tabung reaksi
- Menutupi tabung reaksi dengan aluminium foil
- Menggoyangkan tabung reaksi
- Memasukan tabung reaksi kedalam gelas kimia yang berisi aquades yang dipananskan selama 5 menit
- Mengamati perubahan warna
Fenol : tidak ada endapan , warna orange kecoklatan
1 butanol : berwarna putih keruh
2 butanol: berwarna putih keruh
3 butanol : berwarna kuning terang
Sampel A : larutan berwarna kuning
Sampel B : larutan berwarna orange3). Uji besi (III) klorida- Memasukan 10 tetes kedalam tabung raksi yang telah diberi label
- Menambhkan 10 tetes kloroform kedalam tiap tabung
- Menambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida dan 2 tetes piridin kedalam tiap tabung
- Menggoyangkan tabung reaksi
- Mengamati yang terjadi
- sampel A = terdapat 3 lapisan
- sampel B = terdapat 3 lapisan
- fenol = tidak ada lapisan
- 1 butanol = terdapat 2 lapisan
- 2 butanol= terdapat 2 lapisan
- 3 butanol = terdapat ada 4). Uji keasaman- memasukan 5 tetes kedalam masing-masing tabung reaksi yang telah diberi label
- menambahkan 5 tetes aquades kedalam tiap tabung reaksi kemudian mengaduk
- mencelupkan kertas pH kedalam masing-masing tabung
-
- sampel A = pH 1,0
- sampel B = pH 2,4
- fenol = pH 4,3
-1 butanol = pH 5,5
- 2 butanol = pH 5,2
- 3 butanol= pH 4,5
membandingkan warna kertas pH dengan kertas skala pH
F. Hasil Pengamatan
NoPerlakuanPengamatan1.Uji kelarutan alkohol dan fenol
- memasukkan10 tetes setiap sampel kedalam masing-masing tabung reaksi.
-menambahkan 4,5 mL aquades
-menutup tabung reaksi dengan aluminium foil dan menggoyangkan campuran
-10 tetes sampel (larutan standar) berada dalam tabung reaksi
-4,5 mL aquades berada dalam tabung reaksi yang berisi 10 tetes sampel
- alkohol primer = larut sempurna
-alkoho sekunder = larut sempurna
-alkoho tersier = larut sempurna
-sampel A = larut sempurna
-sampel B = larut sempurna
-fenol = larut sebagian.2Uji asam kromat
- memasukkan 5 tetes sampel ke dalam tabung reaksi
-menambahkan 2 tetes asam kromat dan 10 tetes aseton dan memanaskan di atas penangas selama 5 menit
-6 sampel berada dalam tabung reaksi tidak terjai perubahan
-perubahan warna sampel
· 1 butanol = putih keruh
· 2 butanol = putih keruh
· 3 butanol= kuning terang
· Sampel A = kuning pucat
· Sampel B = kuning pucat
· Fenol = orange kecoklatan3.Uji besi (III) klorida
- memasukkan 10 tetes sampel dan menambahkan 10 tetes kloroform kedalam masing-masing tabung reaksi.
-memasukkan 5 tetes FeCl3 dan 2 tetes piridin kedalam tabung reaksi dan menggoyangkan tabung reaksi
-6 tabung reaksi terisi larutan
· Fenol : tidak ada lapisan
· 1 butanol : terdapat 2 lapisan
· 2 butanol : terdapat 2 lapisan
· 3 butanol : tidak ada lapisan
· Sampel A :terdapat 3 lapisan
· Sampel B : terdapat 3 lapisan
· 1 butanol : bening terdapat endapan orange
· 2 butanol : bening terdapat endapan orange yang sedikit
· 3 butanol : kuning pucat
· Fenol : merah bata
· Sampel A dan B :
-lapisan atas : bening kekuningan bergelampung di dinding
-lapisan tengah : orange
-lapisan bawah : berminyak4.Uji keasaman
- Memasukkan 5 tetes sampel dalam tabung reaksi dan menambahkan 5 tetes aquades
- -mengaduk larutan dengan batang pengaduk dan menempatkan ujung batang pengaduk pada kertas pH
-6 tabung reaksi terisi larutan sampel
-sampel A : pH 1,0
-sampel B : pH 2,4
-fenol : pH 4,3
-1 butanol :pH 5,5
-2 butanol :pH 5,2
-3 butanol : pH 4,5
G. Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan beberapa cara untuk membedakan alkohol dengan fenol dan antara senyawa-senyawa alkohol sendiri dapat dilakukan dengan uji kelarutan allkohol dan fenol, uji asam kromat, uji besi (III) klorida, dan uji keasaman dikarenakan keberadaan sifat-sifat kimia yang khusus yang ada pada senyawa pengujian.
Alkohol adalah satu senyawa yang memiliki rumus umum R – OH dan dicirikan oleh hadirnya gugus hidroksil –OH. Dalam IUPAC, gugus hidroksil pada alkohol dinyatakan dengan akhiran –ol. Fenol merupakan senyawa yang memiliki gugus hidroksil melekat langsung ke cincin aromatic.
Fenol mempunyai rumus struktur yang serupa dengan alkohol tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik, dan dengan Ar-(sebagai aril) maka rumus umum fenol dituliskan sebagai Ar-OH. Fenol lebih asam dari alkohol karena anion yang dihasilkan dan distabilkan oleh resonansi, dengan muatan negatifnya disebar (delokalissai) oleh cincin aromatic.
Pada pengujian pertama yaitu uji kelarutan alkohol dan fenol. Hal yang dilakukan yaitu memasukkan tiap sampel ke tabung reaksi dan tambahkan 4.5 ml aquades ke tiap tabung dan didapat data bahwa fenol larut sebagian,1 butanol larut sempurna, 2 butanol larut sempurna, 3 butanol larut sempurna, sampel A larut sempurna, dan sampel B larut sempurna. Perbedaan kelarutan dari masing masing sampel disebapkan karena perbedaan jumlah ikatan karbonnya. Alcohol primer lebih larut dalam air dari pada alcohol sekunder karena alcohol primer hanya memilki 1 atom karbon yang berikatan dengan karbon lainnya, sedangkan alcohol sekunder memiliki 1 atom karbon yang berikatan dengan 2 atom karbon lainnya. Begitupun pada alcohol tersier yang memiliki 1 atom karbon yang berikatan dengan 3 atom karbon lainnya.
Pada pengujian kedua yaitu uji asam kromat, pada pengujian ini diteteskan 5 tetes sampel pada tabung reaksi yang sesuai. Ditambahkan 10 tetes aseton dan 2 tetes asam kromat. Pengadukan dan penutupan tabung dilakukan agar reaktan mudah bereaksi dalam sistem tertutup (closed system), data yang dihasilkan yaitu Fenol : orange kecoklatan, 1 butanol : putih keruh, 2 butanol: putih keruh, 3 butanol: kuning terang, sampel A : larutan berwarna kuning pucat, dan sampel B : larutan berwarna kuning pucat. Dari data yang didapat bahwa semua alcohol berubah warna menjadi hijau karena asam kromat dalam alcohol akan tereduksi menjadi Cr3+ yang berwarna hijau, sedangkan pada sampel lainnya tidak.
Pengujian yang ke tiga yaitu uji besi (III) klorida, dimana . Sebelumnya sampel dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi kemudian menambahkan 10 tetes kloroform, 5 tetes larutan besi (III) klorida dan 2 tetes piridin kedalam masing masing tabung. Setelah mengamati perubahan yang terjadi didapatkan data yaitu sampel A dan B lapisan atas: bening terdapat endapan orange, lapisan tengah: orange, lapisan bawah : berminyak. fenol berwarna merah bata, 1 butanol bening terdapat endapan orange, 2 butanol bening terdapat endapan orange sedikit dan 3 butanol berwarna kuning pucat.
Uji yang terakhir yaitu uji keasaman.Uji keasaman dilakukan untuk pengujian fenol dan alkohol yaitu dengan menggunakan kertas pH. Sebelumnya sampel dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi dan melarutkan dengan menambahkan aquadest sebanyak 5 tetes kedalam setiap sampel, kemudian mengaduk sampel dan mencelupkan kertas pH kedalam setiap sampel, untuk setiap sampel setelah kertas pH di celupkan, kertas pH di diamkan beberapa menit kemudian mencocokkan warna yang nampak pada kertas pH dengan skala pH yang tersedia. Hasilnya didapat sampel A pH 1,0, sampel B pH 2,4, fenol pH 4,3, 1- butanol pH 5,5 , 2- butanol pH 5,2 , 3 -butanol pH 4,5.
H. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa alcohol dan fenol memiliki beberapa perbedaan sifat yaitu, alcohol muah larut dari pada fenol, dan alcohol lebih asam dari pada fenol.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta. Bina Aksara
Kurniawati.2011. Asam Pikrat. Malang : Universitas Malang
Parappung. 1987. Kimia Oganik. Bandung: SHA Bandung
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jilid 3. Jakarta. Erlangga
Sitorus, Marham. 2010. Kimia Organik. Graha Ilmu. Yokjakarta.
Suminar, Hart. 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Erlangga. Jakarta.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB
Wilbraham, A. C. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung. ITB