Analisis Perbedaan Organ dan Struktur Organ pada Tumbuhan dan Hewan
A. Judul
Analisis perbedaan organ dan struktur organ pada tumbuhan dan hewan
B.Tujuan
- Menjelaskan derivate-derivat organ pokok tumbuhan
- Menjelaskan bagian-bagian akar pada tumbuhan
- Menjelaskan bagian-bagian batang pada tumbuhan
- Menejelaskan bagian-bagian daun pada tumbuhan
- Menyebutkan bagian-bagian dari alat reproduksi pada tumbuhan
- Menjelaskan bagian-bagian pada cyprinus carpio
C . Alat dan Bahan
D. Prosedur Kerja
E. Hasil dan Pembahasan
Pembahasan
Tumbuhan merupakan organisme multi seluler yang tersusun atas berbagai sel sebagai unit penyusun makhluk hidup secara struktural dan fungsional. Berdasarkan urutan tingkat organisasi kehidupan, maka dapat diketahui bahwa sel berada ditingkat ketiga (Kurniati, 2020). Tumbuhan merupakan bagian yang sangat penting dalam ekosistem daratan. Sebagai produsen mereka merupakan penyedia makanan bagi kehidupan dimuka bumi ini. Melalui tumbuhan, gas karbon dioksida dan larutan unsur hara dalam tanah diubah menjadi sumber makanan yang diperlukan oleh seluruh hewan dan manusia. Bagian tumbuhan yang memiliki peranan penting dalam proses penyedia makanan adalah daun dan akar. Akar berfungsi mengambil dan mengangkut air dan unsur hara dari dalam tanah, adapun daun merupakan tempat untuk memproses menjadi sumber makanan (Widyanti, 2017).
Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melaksanakan fungsi tertentu di dalam tubuh organ-organ akan selalu bekerja sama dengan lainnya (Zuliana Rahmawati 2015). Organ pada tumbuhan terdiri dari beberapa bagian yaitu akar. Akar pada tumbuhan terdiri dari beberapa bagian yaitu epidermis, korteks, endodermis perisikel, floem, kambium, dan xilem. Batang susunannya terdiri dari beberapa bagian yaitu epidermis, korteks, ploeterma, (sarung tepung), perisikel, floem, kambium, xilem, dan empelur. Dan bagian yang ketiga adalah daun secara anatomi daun terdiri dari epidermis palisade (jaringan tiang) dan jaringan spons (jaringan bunga karang) (Zulvian, 2019).
Pada praktikum pertama praktikan melakukan pengamatan organ dan sistem organ pada tanaman Amaranthus spinosus, Zea mays, Musa paradisiaca, Caesalpinia pulcherima.
struktur organ pada tumbuhan dan hewan memiliki peran yang khas dalam menjaga kelangsungan hidup. Pada tumbuhan, jaringan xilem dan floem penting dalam distribusi udara dan nutrisi, sedangkan pada hewan, sistem peredaran darah membantu distribusi oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Perbandingan ini menunjukkan adanya perbedaan mendasar dalam cara tumbuhan dan hewan mempertahankan fungsinya, namun tetap memiliki prinsip dasar yang sama, yaitu keberlangsungan hidup (Nuraini & Setiawan, 2020).
Pada pengamatan kedua praktikan mengamati morfologi dan anatomi pada hewan, hewan yang digunakan yaitu Cyprinus carpio dan Oreochrmis niloticus.
Dan berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan kami menyimpulkan Dari hasil penelitian dapat kami simpulkan bahwa tumbuhan mempunyai 3 organ pokok disebut sebagai tumbuhan cormofita. Sedangkan bagian lain dari tumbuhan dianggap sebagai turunan (derivat) dari salah satu atau dua bagian pokok tersebut yang telah mengalami perubahan bentuk, sifat, dan fungsi 3 organ pokok tersebut yakni akar (radiks), merupakan bagian bawah sumbu tumbuhan dan biasanya tumbuh di dalam tanah. Sistem pucuk yang khas terdiri dari sebuah batang utama yang menyangga daun, batang, dan kadang-kadang bunga dan daun (folium) merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dan cahaya matahari melalui fotosintesis. Fungsi dari daun ialah sebagai tempat terjadinya fotosintesis pada tumbuhan dikotil, terjadi fotosintesis di jaringan parenkim palisade/tumbuhan monokotil terjadi pada jaringan spons, sebagai organ pernafasan dan tempat terjadinya transpirasi. Jamur mempunyai hifa, spora, serta filamen. Hifa adalah benang-benang tunggal atau bercabang, spora adalah unit reproduksi bersel tunggal, sedangkan filamen adalah benang panjang yang terdiri dari subunit protein, yang dapat berupa molekul protein tunggal atau rantai polipeptida. Namun dalam praktikum kami tidak mendapatkan hifa.
Pada pengamatan organ dan sistem organ pada hewan kami mengamati morfologi hewan dan anatomi hewan. Morfologi mencakup karakteristik fisik seperti ukuran, bentuk, warna, dan tekstur tubuh yang dapat dilihat secara eksternal. Ini penting untuk memahami adaptasi hewan terhadap lingkungannya, misalnya struktur kaki yang berbeda pada hewan darat dan air. Sedangkan anatomi melibatkan pemeriksaan organ dan sistem dalam tubuh, seperti sistem pernapasan, pencernaan, reproduksi, dan saraf. Anatomi memberikan wawasan tentang bagaimana fungsi tubuh hewan secara keseluruhan dan bagaimana organ-organ saling berinteraksi
DOKUMENTASI
Analisis Perbedaan Struktur Morfologi Pada Bakteri dan Jamur
A. Judul Artikel
Analisis Perbedaan Struktur Morfologi Pada Bakteri dan Jamur
B.Tujuan penelitian
1. Untuk Morfologi Koloni Bakteri 2. Untuk Mempelajari Morfologi Koloni Jamur (Kapang dan Khamir).
C. Alat dan Bahan
D.Prosedur kerja
E. Hasil dan Pembahasan
Hasil
Pembahasan
Bakteri adalah mikroorganisme prokariotik yang memiliki struktur sederhana namun efektif. Mereka tidak memiliki organel yang terkait membran dan materi genetiknya tidak berada dalam nukleus (Irianto, 2016).
Langkah pertama yang dilakukan oleh praktikan pada morfologi jamur yaitu mengambil sampel jamur pada roti menggunakan pinset, yang kemudian diletakkan pada kaca preparat yang sudah disterilkan menggunakan alkohol. Setelah itu sampel diteteskan larutan pewarna giemsa, yang kemudian dipadatkan dengan menggunakan cover glass dan kemudian diamati dibawah mikroskop.
Dan berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan kami menemukan bahwa bakteri memiliki berbagai bentuk dasar, seperti kokus (bulat), basil (batang), atau spiral (spirillum). Dan bakteri memiliki ukuran yang sangat kecil, serta memiliki susunan bisa tunggal, berpasangan, rantai atau kelompok. Bakteri dibedakan menjadi dua, yaitu gram positif (biru) dan gram negatif (merah). Pada pengamatan morfologi bakteri kami melakukan perhitungan jumlah bakteri, bentuk, margin, ukuran, serta warna. Dimana kami mendapatkan jumlah dari bakteri Escherichia coli sebanyak 35 dan bakteri Staphylococcus aureus sebanyak 637.
Jamur mempunyai hifa, spora, serta filamen. Hifa adalah benang-benang tunggal atau bercabang, spora adalah unit reproduksi bersel tunggal, sedangkan filamen adalah benang panjang yang terdiri dari subunit protein, yang dapat berupa molekul protein tunggal atau rantai polipeptida. Namun dalam praktikum kami tidak mendapatkan hifa.
Dokumentasi
SIMULASI PERCOBAAN HUKUM MENDEL DENGAN MENNGUNAKAN KANCING GENETIKA PADA PERSILANGAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID
A. Tujuan
1. Mendefinisikan istilah gen, locus, genotif, fenotif, genom, dominam, dan resesif.2. Menyusun persilangan dengan satu sifat beda (Monohibrid)3. Menyusun persilangan dengan dua sifat beda (Dihibrid).
B. Alat Dan Bahan
1. Kantung jas laboratorium2. Kancing genetika (model gen)
C. prosedur kerja
2. Dihibrid
Pembahasan
Hasil pengamatan yang dituliskan dihitung dengan metode chi-square untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari hasil persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis. Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa nilai hitung untuk persilangan monohibrid pada data kelompok sebesar 0,5 dan nilai tabel chi square dari 0.05 adalah 3,84. Adapun, derajat kebebasan sebesar 2 Karena ada tiga kelas fenotip (yaitu Merah-Merah, Merah-Putih, Putih-Putih), Jadi, karena nilai hitung lebih kecil dari nilai tabel chi square maka hasil yang diobservasi tersebut tidak berbeda nyata dengan sebaran harapan ( berlaku) sehingga berlaku hukum Mendel I dengan rasio genotip 2 : 4 : 2 dan rasio fenotip 3 : 1.
Persilangan monohibrid adalah perkawinan antara dua individu dari spesies yang sama yang memiliki satu sifat berbeda. Persilangan monohibrid sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segregasi yang berbunyi, “Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan”. Keturunan pertamanya (generasi F1) akan memiliki sifat sama dengan salah satu induk, hal ini dipengaruhi jika dipengaruhi oleh alel dominan dan resesif (Campbell, 2019).
Persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu yang memiliki dua sifat berbeda dengan masing-masing sifat dikendalikan oleh dua gen yang berbeda. Persilangan ini mempelajari pewarisan dua sifat sekaligus, bukan hanya satu seperti pada persilangan monohibrid. Persilangan dihibrid mengikuti hukum pewarisan yang ditemukan oleh Gregor Mendel.
Dalam percobaan ini yang pertama kali dilakukan persilangan adalah persilangan monohibrid dengan menggunakan kancing genetika (model gen) yang berwarna merah dan putih. Adapun banyak kancing yang dipakaipada persilangan ini yakni terdiri dari 6 kancing merah dan enam kancing putihyang secara keseluruhan berjumlah 12 kancing yang kemudian memasukkan masing-masing 6 gen kancing pada kantong kiri dan kanan. Lalu mengamatikancing yang diambil secara acak dan menuliskannya pada hasil pengamatan.
Dokumentasi
PENGAMATAN FASE MITOSIS DAN LETAK KROMOSOM PADA ALLIUM CEPA L
Nama: Sabrian anugrah hamzah
Nim: 471424020
jurusan ilmu lingkungan
B. Tujuan Praktikum
1.Mengenal fase-fase mitosis dengan mengamati letak kromosom
2.mengenal tahapan dalam pembuatan preparat metode squash yang di gunakandalam pengamatan mikroskop
C. Alat dan Bahan
1.Ujung akar bawang merah ( Allium cepa L. )
2.Botol Flakon
3.HC1 1 N
4.Alkohol 70%
5.Acetocermin
6.Oven
7.Silet atau cutter Berkarat
8.Tisu
9.Kuas
10.Gelas Benda dan Gelas Penutup
11. Bunsen
C. Prosedur Kerja
1. Umbi bawang di letakkan pada cawan petri yang berisi air hingga akarnya tumbuh
2. Potong ujung akar yang telah tumbuh dengan silet , ambil bagian yang berwarna putih.
3. letakkan kedalam gelas arloji dan menambahkan alkohol 70% dan di biarkan terrendam selama 2 menit .
4.Setelah 2 menit , alkohol 70% di hisap dengan kertas hisap
5. Rendam akar ke dalam larutan HC11N selama 5 menit
6. Ambil potongan akar bawang dari gelas arlogi , potong ujung tandung akar dan meletakkannya pada kaca benda
7 . selanjutkan teteskan larutan acetocerumi , lalu di cincang dengan silet berkarat kemudian di tutup dengan kaca penutup
8. preparat di lewatkan di atas lampu spritus , selanjunya menggilingnya dengan jempol atau ujung pensil yang tumpul
9. Amati tahap- tahap pembelahan mitosis di bawah miskroskop
D. Pembahasan
-Hasil Pengamatan
1 Fase Mitosis yang Teramati
- Profase: Pada fase ini, kromatin mulai memadat menjadi kromosom yang terlihat, dan membran nukleus mulai menghilang. Hal ini sejalan dengan penjelasan McCauley (2016) yang menyatakan bahwa selama profase, kromosom mulai terorganisasi dan menjadi lebih terlihat saat sel bersiap untuk membelah.
- Metafase: Kromosom berbaris di ekuator sel, menampilkan pola yang rapi dan simetris. Fischer (2018) menekankan pentingnya fase metafase dalam memastikan bahwa setiap kromosom terikat dengan benar oleh spindle fiber, yang menjamin distribusi genetik yang tepat ke sel anak.
- Anafase: Di sini, kromosom homolog dipisahkan dan bergerak menuju kutub yang berlawanan. De Villiers (2017) menjelaskan bahwa pada fase ini, penting untuk memastikan bahwa setiap kromosom terpisah dengan baik untuk menghindari kelainan genetik di sel anak.
-Telofase:Kromosom berada di kutub, dan membran nukleus mulai terbentuk kembali. Raven dan Johnson (2017) mencatat bahwa fase telofase menandakan penyelesaian mitosis dan persiapan untuk sitokinesis, di mana sel akhirnya membelah menjadi dua sel anak.
2 Letak Kromosom
Pada fase metafase, kromosom berbaris dengan jelas di ekuator sel, yang penting untuk memastikan pembagian genetik yang akurat. Penelitian oleh Fischer (2018) menunjukkan bahwa keberadaan kromosom dalam formasi berbaris membantu dalam analisis lebih lanjut mengenai jumlah kromosom, yang untuk *Allium cepa* adalah 16, sesuai dengan yang diharapkan.
5. Kesimpulan
Penelitian ini berhasil mengidentifikasi fase-fase mitosis dan menunjukkan letak kromosom pada *Allium cepa* L. menggunakan metode squash. Raven dan Johnson (2017) menekankan pentingnya penelitian semacam ini untuk memahami mekanisme pembelahan sel pada tanaman, yang dapat memberikan wawasan lebih dalam untuk studi biologi seluler dan genetik.
6. Referensi
1. McCauley, C. (2016). Plant Cell Division: Mitosis and Meiosis. Journal of Plant Biology.
2. De Villiers, F. (2017). Squash Technique for Mitosis Observation in Plant Cells. Plant Science Reviews.
3. Raven, P. H., & Johnson, G. B. (2017). Biology. McGraw-Hill Education.
4. Fischer, T. (2018). Chromosome Structure and Function in Plant Cells. Botanical Review.
E. Dokumentasi
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong