ARSIP BULANAN : September 2022

Pendekatan Kepemimpinan

25 September 2022 20:48:08 Dibaca : 1011

     Studi awal tentang kepemimpinan yang dilakukan pada tahun1940an-1950an memusatkan perhatian pada sifat- sifat dari pemimpin. Para peneliti mencoba menemukan karakteristik-karakterisitik individual yang membedakan pemimpin yang berhasil dan pemimpin yang yang gagal.

     Menurut pendekatan ini seorang pemimpin besar terlahir sebagai pemimpin yang memiliki ciri- ciri yang istimewa yang mencakup:karisma, kecerdasan, kebijaksanaan, dan memberikan dampak yang besar.Hal ini didasarkan pada penelitian awal yang mencakup studi pemimpin besar. Para pemimpin berasal dari kelas yang istimewa dan memeganggelar turun temurun. Sangat sedikit orang dari kelas bawah memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin, sehingga pada waktu itu dapatdisimpulakan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat, bukan karenafaktor pendidikan dan pelatihan. Konsep kepemimpinan dalam teori iniadalah atribut tertentu yang melekat pada diri pemimpin , atau sifat personal yang membedakan pemimpin dengan bukan pemimpin.

     Ralp Stogdill mengidentifikasikan enam klasifikasi dari sistemkepemimpinan, yaitu karakteristik fisik, latar belakang sosial, intlagensia,kepribadian, karakteristik hubungan tugas, dan karakteristik sosial.

1. Pendekatan Sifat (Trait Approach)

    Kepemimpinan dengan pendekatan sifat membedakan para pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin dengan cara berfokus pada berbagai sifat dan karakteristik pribadi masing–masing, sehingga pemimpin yang berhasil sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin.

    Dalam pendekatan sifat timbul pemikiran bahwa pemimpin iti dilahirkan, pemimpin bukan dibuat. Pemikiran semacam itu dinamakan pemikiran “Hereditary” (turun temurun). Pendekatan secara turun temurun bahwa pemimpin dilahirkan bukan dibuat, pemimpin tidak dapat memperoleh kemampuan dengan belajar/latihan tetapi dari menerima warisan, sehingga menjamin kepemimpinan dalam garis turun temurun dilakukan antar anggota keluarga. Dengan demikian kekuasaan dan kesejahteraan dapat dilangsungkan pada generasi berikutnya yang termasuk dalam garis keturunan keluarga yang saat itu berkuasa.

    Berbagai studi membandingkan sifat- sifat pemimpin dan bukan pemimpin, sering menemukan bahwa pemimpin cenderung mempunyaitingkat kecerdasan lebih tinggi, lebih ramah, dan lebih percaya diridaripada yang lain dan mempunyai kebutuhan akan kekuasaan lebih besar. Penelitian lain mencoba untuk membandingan sifat- sifat pemimpin yang efektif dan tidak efektif. Berbagai sifat dipelajari untuk menentukanapakah hal- hal tersebut berhubungan dengan kepemimpinan efektif.

2. Pendekatan Perilaku (Behaviour Approach)

    Pendekatan perilaku merupakan pendekatan yang berdasarkan pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan olehsikap dan gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin. Dasar dari pendekatan gaya kepemimpinan diyakini bahwa pemimipinyang efektif menggunakan gaya (style) tertentu mengarahkan individuatau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Berbeda dengan teorisifat, pendekatan perilaku dipusatkan pada efektivitas pemimpin, bukan pada penampilan dari pemimpin tersebut. Teori perilaku menekankan pada dua gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan beorientasi tugas (task orientation) dan orientasi pada karyawan (employ orientation).

    Orientasi tugas adalah perilaku pimpinan yang menekankan bahwatugas-tugas dilaksanakan dengan baik dengan cara mengarahkan danmengendalikan secara ketat bewahannya. Orientasi Karyawan adalah perilaku pimpinan yang menekankan pada memberikan motivasi kepada bawahan dalam melaksanakan tugasnya dengan melibatkan bawahandalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan tugasnya,dan mengembangkan hubungan yang bersahabat saling percayamempercayai dan saling menghormati diantara anggota kelompok.

3. Pendekatan Kontingensi

    Dalam pandangan ini dikenal dengan sebutan “One Best Way” (Satu yang terbaik), artinya untuk mengurus suatu organisasi dapat dilakukan dengan paralek tunggal untuk segala situasi. Padahal kenyataannya tiap-tiap organisasi memiliki cirri khusus bahkan organisasi yang sejenis akan menghadapi masalah berbeda lingkungan yang berbeda, pejabat dengan watak dan perilaku yang berbeda. Oleh karena itu tidak dapat dipimpin dengan perilaku tunggal untuk segala situasi.Situasi yang berbeda harus dihadapi dengan perilaku kepepimpinan yang berbeda.

    Fromont E. Kast, mengatakan bahwa organisasi adalah suatu system yang terdiri dari sub sisteem dengan batas lingkungan supra system. Pandangan kontingensi menunjukkan pendekatan dalam organisasi adanya natar hubungan dalam sub system yang terdiri daari sub sistem maupun organisasi dengan lingkungannya. Kontingensi berpandangan bahwa azas-azsa organisasi bersifat universal. Apabila dikaitkan dengan kepemimpinan maka dapat dikatakan bahwa tiap-tiap organisasi adalah unik dan tiap situsi harus dihadapi dengan gaya kepemimpinan tersendiri.

4. Pendekatan Terpadu

    Pendekatan situasionalmenekankan faktor konstektual yang mempengaruhi proseskepemimpinan. Variabel situasional yang penting seperti karakeristik bawahan, sifat pekerjaan pemimpin, jenis organisasi, dan sifatlingkungan eksternal. Pendekatan ini berangkat dari asumsi bahwa tidakada satupun gaya kepemimpinan yang cocok dengan semua situasi, dan berusaha mencari jalan tengah antara pandangan yang mengatakanadanya asas-asas organisasi dan manajemen yang bersifat universaldengan pandangan yang berpendapat bahwa tiap organisasi adalah unikdan memiliki situasi yang berbeda-beda sehingga harus dihadapi dengangaya kepemimpinan tertentu.

Peran Kepemimpinan

18 September 2022 01:27:58 Dibaca : 57

Pengertian peran itu sendiri adalah adalah perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu. Jadi dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang pemimpin.Adapun definisi peranan kepemimpinan menurut para ahli sebagai berikut;

  1. Sarbin dan Allen (Thoha, 1995), merumuskan “peranan sebagai suatu rangkaian perilaku yang teratur, yang ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu, atau karena adanya suatu yang mudah dikenal”.
  2. Wahjosumidjo (1994), “peranan kepemimpinan ditekankan kepada sederatan tugas-tugas apa yang perlu dilakukan oleh setiap pemimpin dalam hubungannya dengan bawahan“.
  3. Stoner dan Mintzberg, keduanya memandang kepemimpinan sebagai sub sistem dari manajamen.

Peranan Kepemimpinan1. Peran Mencari dan Memberi InformasiInformasi merupakan jantung kualitas perusahaan atau organisasi; artinya walaupun produk dan layanan purna jual perusahaan tersebut bagus, tetapi jika komunikasi internal dan eksternalnya tidak bagus, maka perusahaan itu tidak akan bertahan lama karena tidak akan dikenal masyarakat dan koordinasi kerja di dalamnya jelek. Pencarian serta penyampaian atau penyebaran informasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga informasi benar-benar sampai kepada komunikan yang dituju dan memberikan manfaat yang diharapkan. Informasi yang disebarkan harus secara terus-menerus dimonitor agar diketahui dampak internal maupun eksternalnya.

2. Peran Mempengaruhi Orang LainKepemimpinan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi sekelompok individu untuk mencapai suatu tujuan. Secara sederhana kepemimpinantransformasional dapat diartikan sebagai proses untuk mengubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya, yangdidalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan. Pengaruh sebagai inti dari kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mengubah sikap, perilaku orang atau kelompok dengan cara-cara yang spesifik. Seorang pemimpin yang efektif tidak hanya cukup memiliki kekuasaan, tetapi perlu pula mengkaji proses-proses mempengaruhi yang timbal balik yang terjadi antara pemimpin dengan yang dipimpin.

3. Peran Membangun HubunganPeran pemimpin dalam membangun hubungan contohnya adalah seperti hubungan dalam tim. Peranan kepemimpinan dalam tim Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses untuk memberikan pengarahan dan pengaruh pada kegiatan yang berhubungan dengan tugas sekelompok anggotanya. Mereka yakin bahwa tim tidak akan sukses tanpa mengkombinasikan kontribusi setiap anggotanya untuk mencapai tujuan akhir yang sama.Adapun peranan pemimpin dalam tim adalah sebagai berikut:a. Memperlihatkan gaya pribadib. Proaktif dalam hubunganc. Mengilhami kerja timd. Memberikan dukungan timbal balike. Membuat orang terlibat dan terikatf. Memudahkan orang lain melihat peluang dan prestasig. Mencari orang yang ingin unggul dan dapat bekerja secara kontruktifh. Mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerjai. Mengakui prestasi anggota timj. Berusaha mempertahankan komitmenk. Menempatkan nilai tinggi pada kerja tim

4. Peran Membuat KeputusanPemimpin memainkan peran utama dalam proses pembuatan keputusan. Karena wewenang dan kedudukan formalnya sebagai pusat syaraf organisasi, hanya dialah yang bisa mengambil keputusan yang bersifat strategis.

Filosofi Kepemimpinan (HASTA BRATA)

08 September 2022 21:44:05 Dibaca : 457

     Mengenal lebih lanjut tentang nilai-nilai keteladan yang tersirat pada Ilmu Jawa Kuno Hasta Brata, yang mana istilah Hasta Brata berasal dari Kitab Hindu kuno dalam bahasa Sansekerta "Manawa Dharma Sastra". Hasta artinya delapan dan Brata memiliki arti perilaku atau tindakan pengendalian diri sendiri. Karena hakekatnya kita sebagai pemuda pemimpin bangsa harus dapat memiliki pengendalian diri sejak dini. Hasta Brata melambangkan kepemimpinan dalam delapan unsur alam, yakni bumi, matahari, api, samudra, langit, angin, bulan, dan bintang. Tiap unsur Hasta Brata mengartikan tiap karakteristik ideal dari seorang pemimpin.

     Dan pemimpin yang mampu menguasi Ilmu Hasta Brata maka pemimpin tersebut akan mampu mengejawantahkan nilai-nilai agung yang tersirat didalamnya. Karena, delapan sifat agung ini adalah mewakiliki kearifan sifat yang dimiliki oleh Sang Pencipta alam semesta. Yasadipura I (1729-1803 M), pujangga keraton Surakarta menuliskan Hasta Brata sebagai delapan prinsip kepemimpinan sosial yang meniru filosofi atau sifat alam, yaitu:   

  1. Mahambeg Mring Suryo (Meniru sifat matahari), sosok pemimpin harus mampu menampilkan diri sebagai sosok yang memberi sinar inspirasi, memancarkan cahaya kehidupan dalam bermasyarakat dan mampu mendaya kembangkan rakyat yang dipimpinnya untuk kemajuan bangsa dan negara.
  2. Mahambeg Mring Condro (Meniru sifat bulan), bulan mampu menyinari dalam kegelapan malam, dan sosok pemimpin saat ini harus mampu memberikan semangat, dukungan dan motivasi saat suka maupun duka, apapun dan bagaimanapun situasi dan kondisinya pemimpin harus hadir.
  3. Mahambeg Mring Bhumi (Meniru sifat bumi), bersifat murah hati, kuat dan sebagai ibu pertiwi. Pemimpin sudah selayaknya memiliki sifat bermurah hati dan melayani pada rakyatnya dan memiliki prinsip dan karakter yang kuat untuk menjalankan roda kepemimpinanya serta tidak mengecewakan kepercayaan rakyatnya.
  4. Mahambeg Mring Samudro (Meniru sifat laut/samudra), bersifat luas, tenang, dan berombak. Sudah selayaknya pemimpin mampu memiliki pandangan dan pengetahuan yang luas, mampu menampung aspirasi masyrakatnya serta memberikan solusi dengan kebijaksanaannya dan selalu tenang dalam menghadapi goncangan.
  5. Mahambeg Mring Kartika (Meniru sifat bintang), bersifat memancarkan kemilau di tempat tinggi. Pemimpin sudah sepatutnya mampu memberikan pedoman, pembimbing arah pada kebaikan dan mampu memberikan suri tauladan walaupun pemimpin berada di pucuk manajerial tertinggi.
  6. Mahambeg Mring Angkasa (Meniru sifat Langit), luas tak terbatas, hingga mampu menampung apa saja yang datang padanya. Prinsip seorang pemimpin hendaknya mempunyai ketulusan batin dan kemampuan mengendalikan diri dalam menampung pendapat rakyatnya yang bermacam-macam.
  7. Mahambeg Mring Dahana (Meniru sifat Api), mempunyai kemampuan membakar semua yang bersentuhan dengannya. Seorang pemimpin hendaknya berwibawa dan berani menegakkan kebenaran secara tegas tanpa pandang bulu
  8. Mahambeg Mring Maruto (Meniru sifat Angin), selalu ada dimana-mana tanpa membedakan tempat serta selalu mengisi semua ruang yang kosong. Seorang pemimpin hendaknya selalu dekat dengan rakyat, tanpa membedakan derajat dan martabatnya.

 

 

 

Perkembangan Sejarah dan Teori Kepemimpinan

08 September 2022 21:22:13 Dibaca : 4264

Sejarah Kepemimpinan

     Kepemimpinan adalah terjemahan dari bahasa lnggris leadership yang berasal dari kata leader. Kata leader muncul pada tahun 1300-an sedangkan kata leadership muncul belakangan sekitar tahun 1700-an.16 Literatur tentang kepemimpinan jumlahnya sangat banyak, beberapa bahkan membingungkan dan bertolak-belakang. Untuk menjelaskan "apa yang membuat pemimpin itu efektif' terclapat beberapa penclekatan. Pertama, pendekatan berdasarkan sifat-sifat kepribadianumum yang dimiliki seorang pemimpin lebih besar daripada yang bukan pemimpin. Kedua, berdasarkan pendekatan tingkah laku pemimpin. Ketiga, berdasarkan pendekatan kemungkinan (situasional). Keempat, pendekatan kembali kepada sifat atau ciri dari suatu persfektif yang berbeda yaitu mencoba mengidentifikasi seperangkat ciri pemimpin yang menjadi acuan orang lain.     Hingga tahun 1940-an kajian tentang kepemimpinan didasarkan pada teori sifat. Teori kepemimpinan sifat adalah teori yang mencari sifat-sifat kepribadian, sosial, fisik atau intelektual yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin. Berdasarkan teori ini kepemimpinan itu dibawa sejak Jahir atau merupakan bakat bawaan. Misalnya ditemukan adanya enam macam sifat yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin yaitu ambisi dan enerji, keinginan untuk memimpin, kejujuran dan integritas, rasa percaya diri, intelejensi, dan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan. Namun demikian teori sifat ini tidak memberikan bukti kesuksesan seorang pemimpin.     Antara tahun 1940-an hingga 1960-an berkembangkan teori kepemimpinan tingkah laku. Teori kepemimpinan tingkah laku yang mengusulkan bahwa tingkah laku tertentu membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin. Berdasarkan teori ini kepemimpinan itu dapat diajarkan, maka untuk melahirkan pemimpin yang efektif kita bisa mendesain sebuah program khusus.     Selanjutnya antara tahun 1960-an hingga tahun 1970-an berkembang kajian-kajian kepemimpinan yang mendasarkan pada teori kemungkinan. Teori kemungkinan atau situasional mendasarkan bukan pada sifat atau tingkah laku seorang pemimpin, namun efektivitas kepemimpinan dipengaruh oleh situasi tertentu. Dalam situasi tertentu memerlukan gaya kepemimpinan tertentu, demikian pula pada situasi yang lain memerlukan gaya kepemimpinan yang lain.Teori kepemimpinan mutakhir berkembang antara tahun 1970-an hingga tahun 2000-an. Teori yang berkembang selanjutnya tidak didasarkan pada sifat, tingkat laku atau situasi tertentu melainkan didasarkan pada kemampuan lebih pacla seorang pemimpin dibandingkan dengan yang lain. 

Teori-teori Kepemimpinan

      Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam melaksanakan tugas dan kewajibanya sifat pemimpin dalam memikul tanggung jawabnya secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah didelegasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya. Beberapa teori kepemimpinan sebagai berikut: 

a. Teori Genetic, yaitu Kepemimpinan diartikan sebagai traits withen the individual leader: Seseorang yang dapat menjadi pemimpin karna memang dilahirkan sebagai pemimpin dan bukan karna dibuat atau di didik untuk itu.

b. Teori Sosial, teori yang memandang Kepemimpinan sebagai fungsi kelompok. Menurut teori ini, sukses tidaknya suatu kepamimpinan tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan atau sifat-sifat yang ada pada seseorang, tetapi justru yang lebih penting adalah dipengaruhi oleh sifat-sifat dan ciri-ciri kelompok yang dipimpinnya.

c. Teori Situasional, suatu teori yang berpandangan bahwa kepamimpinan sangat bergantung pada situasinya.

d. Teori Ekologis, suatu teori yang mengatakan bahwa kepamimpinan merupakan penggabungan antara bakat alami yang sudah ada sejak dilahirkan dengan pendidikan dan pelatihan yang intensif.                                                                                                                                                                                                       

e. Teori Sosio-behavioristik, yaitu teori yang mengatakan bahwa kepemimpina dilahirkan oleh:      a. bakat, turunan,dan kecerdasan yang alamiah      b. pengalaman dalam kepemimpinan

Dari berbagai teori itu dapat di identifikasikan bahwa pada dasarnya, teori kepemimpinan itu ada 3 macam, yaitu; teori sifat, teori perilaku, dan teori lingkungan.

  • Teori Sifat

Teori yang berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik khas (fisik, mental, kepribadian) yang diasosiasikan dengan keberhasilan kepemimpinan. Mengandalkan pada penelitian yang menghubungkan berbagai sifat dengan kriteria sukses tertentu. Teori ini menekankan pada atribut-atribut pribadi dari parapemimpin. Dasar dari teori ini adalah asumsi bahwa beberapa orang merupakan pemimpin alamiah dan dianugerahi beberapa ciri yang tidak dipunyai orang lain seperti energi yang tiada habis-habisnya, intuisi yang mendalam, pandangan masa depan yang luar biasa dan kekuatan persuasife yang tidak tertahankan. Teori kepemiminan ini menyatakan bahwa keberhasilan manajerial disebabkan oleh dimilikinya kemampuan ½ Kemampuan luar biasa dari seorang pemimpin.

  • Teori Pribadi-Perilaku

Di akhir tahun 1940-an para peneliti mulai mengeksplorasi pemikiran bahwa bagaimana seseorang berperilaku menentukan keefektifan kepemimpinan seseorang. Dari pada berusaha menemukan sifat-sifat, mereka, meneliti pengaruhnya pada prestasi dan kepuasan dari pengikut-pengikutnya.

  • Teori Kepemimpinan Situasional

Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya, dan situasi sebelum mengunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu. Pendekatan dalam perilaku manusia.