Pada awal perkuliahan semester 7 ada mata kuliah six sigma yang termasuk ke dalam mata kuliah pilihan konsentrasi manajemen industri. Awalnya saya tidak mengetahui tentang mata kuliah six sigma ini, apakah hanya teori saja atau berisi banyak perhitungan. Entah akan seperti apa materi yang akan diberikan oleh dosen pengampuh nanti. Setelah mengikuti perkuliahan, pengalaman yang saya dapatkan adalah saya merasa sangat terbantu, merasa senang karena dosen pengampuh, yaitu: Bapak Dr. Trifandi Lasalewo, S.T, M.T dan juga Bapak Nurfaisal Harun, S.T, M.T yang sangat membimbing dan mengarahkan dari awal sejarah six sigma, metodenya, sampai dengan penggunaan semua seven tools.

Banyak pengetahuan baru yang saya dapatkan pada mata kuliah ini. Seperti dalam menyelesaikan masalah pada proses produksi barang. Awalnya saya mengira untuk mengatasi hal-hal tersebut hanya sepele dan tidak melalui banyak tahapan. Tetapi, setelah saya belajar six sigma ternyata banyak tahapan yang perlu dilakukan, seperti penggunaan metode DMAIC, metode ini menjelaskan dari tahap mendefinisikan masalah, melakukan perhitungan variabilitas, menganalisis akar masalah, memperbaiki, dan mengontrol agar tidak terjadi cacat produk lagi, ini memberikan saya gambaran bagaimana perusahaan dapat melakukan perubahan yang signifikan dan berkelanjutan, begitu juga dengan penggunaan seven tools, pada awal menjadi mahasiswa hanya dikenalkan untuk teori dan dasar-dasarnya saja. Tetapi, pada six sigma ini sudah belajar penggunaan seven tools secara mendalam yang terdiri dari check sheet, diagram pareto, diagram histogram, fishbone, scatter diagram, control chart. Semua diagram ini memiliki fungsinya masing-masing.

Dengan pengetahuan six sigma ini hal yang dapat saya kembangkan adalah melatih dan mendalami analisis data dan statistik keterampilan metode six sigma dengan tambahan aplikasi minitab ataupun tools analisis data lainnya, karena mungkin saja metode six sigma ini bisa saya gunakan dan terapkan dalam penelitian skripsi saya nanti. Pengetahuan ini sangat berharga karena bisa digunakan kapan saja dan dimana saja. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Trifandi Lasalewo, S.T, M.T dan juga Bapak Nurfaisal Harun, S.T, M.T karena dengan bimbingan beliau saya bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman yang berharga ini. Semoga bapak sehat dan sukses selalu dalam membimbing dan mengarahkan mahasiswa dalam perkuliahan di tahun-tahun berikutnya.

Tipe Kepemimpinan & Lingkungan

14 December 2022 05:39:26 Dibaca : 565

 

Macam-macam gaya kepemimpinan

1. Gaya kepemimpinan Otokrasi

2. Gaya Kepemimpinan Birokrasi

3. Gaya kepemimpinan Kendali Bebas

4. Gaya kepemimpinan Kharismatis

5. Gaya Kepemimpinan Demokratis atau Partisipatif

6. Gaya Kepemimpinan Transaksional

7. Gaya Kepemimpinan Transformasional

 

Definisi Lingkungan organisasi merupakan faktor non-organisasi yang mempengaruhi sistem operasi atau mekanisme dalam suatu organisasi. Perubahan lingkungan adalah kecepatan dari perubahan lingkungan umum dan lingkungan khusus perusahaan.Lingkungan yang stabil adalah tingakat perubahan lingkungan yang lambat.Sedangkan lingkungan dinamis atau labil adalah perubahan lingkungan yang cepat. Jenis lingkungan organisaiLingkungan umum :Kondisi ekonomi,Kondisi social budaya,Kondisi politik dan hukumKondisi teknologi,Kondisi lingkungan alam.

Lingkungan khusus :Pelanggan,Pemasok,PesaingPembuat peraturan,Serrikat pekerja,Lembaga keuangan,

Sifat lingkungan organisasi lingkungan statis atau stabil yaitu hanya sedikit kekuatan dalam lingkungan khusus mereka yang berubah.lingkungan yang dinamis atau labil, perubahan-perubahan yang terjadi dengan cepat yang mempengaruhi usaha mereka.

Di lingkungan masyarakat, kepemimpinan sangat berperan penting dan hal ini muncul karena kepempinan ini muncul sebagai suatu sifat tertentu dari seseorang yang membedakan mereka dari kebanyakan orang dan dipandang sebagai kemampuan khusus yang tidak dimiliki orang biasa dan berdasarkan hal ini seseorang dianggap sebagai seorang pemimpin. Pada kehidupan bermasyarakat biasanya hal yang sering dilakukan sebagai seseorang yang berjiwa kepemimpinan ialah mampu memberikan pendapat yang berdampak baik atau manjadi solusi pada bermasalahan di lingkungan masyarakat tersebut dan masyarakat merasa terbantu dengan solusi tersebut, maka dari itu keputusan seorang pemimpin sangat berpengaruh penting bagi kelangsungan hidup bermasyarakat. Kepemimpinan membicarakan mengenai bagaimana seseorang menjadi pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin, dan teori tentang kepemimpinan itu diantaranya adalah teori kelebihan, teori sifat, teori keturunan, teori kharismatis, teori bakat dan teori sosial Tipe kepemimpinan adalah gaya atau corak kepemimpinan yang dibawakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Gaya seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor pendidikan, pengalaman, usia, karakter tabiat atau sifat yang ada pada diri pemimpin tersebut. Gaya kepemimpinan pada Lingkungan Labil/dinamis, gaya kepemimpinan Kendali Bebas, gaya Kepemimpinan Demokratis atau Partisipatif, gaya Kepemimpinan Transformasional.

Tipe Kepemimpinan & Struktur Organisasi

26 November 2022 22:24:34 Dibaca : 29

     Dalam struktur organisasi, apabila tipe kepemimpinan perusahaan yang diterapkan sesuai dengan kondisi sekaligus target yang hendak dicapai, maka bisa mendorong seluruh elemen di dalam perusahaan untuk mengalami pertumbuhan ke arah yang lebih baik. Karyawan jadi bisa bekerja lebih sistematis dan otomatis produktivitas pun meningkat. Hal positif berikutnya, banyak keuntungan yang bisa didapatkan, baik untuk perusahaan maupun karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut.

1.  Tipe Pemimpin Demokratis     

     Jika Anda bekerja di perusahaan yang memiliki pemimpin demokratis, artinya Anda dapat menyampaikan pendapat atau ide secara lebih terbuka sebagai kontribusi untuk memajukan perusahaan. Masukan Anda bisa jadi bahan pertimbangan pemimpin perusahaan untuk membuat keputusan bisnis. Memiliki pemimpin yang demokratis dengan gaya kepemimpinan efektif akan melahirkan karyawan inovatif dengan ide brilian dan gagasan yang dapat membawa perubahan bagi perusahaan. Walaupun mungkin tidak semua ide karyawan akan diaplikasikan untuk kemajuan perusahaan, namun setidaknya Anda mendapat kesempatan menyampaikan pendapat. Tipe pemimpin demokratis sangat disukai banyak orang karena pendapat pegawai dihargai, dan juga tidak otoriter dalam memberikan pressure lewat beban kerja berlebihan dengan deadline ketat dan hasil yang sempurna. Pemimpin demokratis betul-betul bisa memberikan arahan kerja yang proporsional kepada karyawannya agar tidak mudah burnout.

2.  Tipe Kepemimpinan Karismatik     

     Kepemimpinan karismatik di mana tipe ini sisi positifnya adalah bawahan atau karyawan akan dengan senang hati melakukan apapun yang dibutuhkan pemimpin, mulai dari membantu project atau order baru yang harus segera ditangani, diminta melakukan revisi pekerjaan sesuai permintaan klien dan sebagainya. Karena pemimpin perusahaan berkharisma tinggi, karyawan akan merevisi pekerjaannya kembali dengan senang hati. Sisi negatifnya, timbul ketergantungan yang tinggi terhadap pemimpin perusahaan akibat kenyamanan kerja yang diberikan. Suatu hari ketika ada pergantian pemimpin, maka kinerja dan produktivitas karyawan bisa jadi mengalami penurunan dengan berbagai alasan, seperti pemimpin yang baru tidak senyaman pemimpin sebelumnya.

3.  Tipe Pemimpin Militeristik     

     Tipe pemimpin ini sangat mementingkan disiplin tingkat tinggi. Baginya, seorang pemimpin harus memiliki keahlian pemimpin yang sesungguhnya. Apabila karyawan memiliki sifat yang selaras dengan sang pemimpin, maka kolaborasi kerja yang efektif bisa tercipta. Datang ke kantor tepat waktu dan pekerjaan dapat diselesaikan sesuai durasi deadline merupakan keharusan. Sebaliknya, apabila karyawan tidak disiplin, dijamin mereka tidak akan bertahan lama bekerja di perusahaan tersebut, karena akan bermasalah dengan atasan, mulai dari mendapat teguran karena telat, kinerja yang lambat, dan kurang disiplin pada aturan kerja perusahaan.

4. Tipe Pemimpin Paternalistik     

     Kepemimpinan yang dikenal dengan nama paternalistik. Penjelasan mudahnya, tipe pemimpin ini akan selalu memperlakukan bawahannya seperti pemula yang segalanya harus diajarkan, dipandu, dan dikontrol sesuai keinginan atasan. Bisa jadi, tipe pemimpin ini memiliki perfeksionis dalam kerja yang juga diinginkannya bisa dilakukan karyawannya. Bagian terbaiknya, karyawan bisa perform dan dapat mengerjakan pekerjaan sesuai arahan atasan. Sisi negatifnya, kemandirian dan kreativitas pegawai jadi kurang berkembang serta tidak bebas dalam berpendapat untuk kontribusi terhadap kemajuan perusahaan.

5.  Tipe Pemimpin Otokratis     

     Seorang pemimpin yang otokratis adalah seorang pemimpin yang menganggap organisasi sebagai milik pribadi, mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata- mata, tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat, terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya, dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif.

Tipe Kepemimpinan & Perilaku Kelompok

08 November 2022 15:25:03 Dibaca : 469

 

   Tipe kepemimpinan adalah suatu cara, pola dan kemampuan tertentu yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam bersikap, berkomunikasi dan berinteraksi untuk mempengaruhi, mengarahkan, mendorong dan mengendalikan orang lain atau bawahan agar bisa melakukansuatu pekerjaan sehingga mencapai suatu tujuan. Tipe kepemimpinan dan perilaku komunikasi kelompok dapat mempengaruhi efektivitas kelompok dalam hal pencapaian tujuan kelompok dan tingkat kepuasan kelompok bekerja dalam kelompok tersebut.

   Pentingnya Kepemimpinan dalam Sebuah Organisasi Manajemen yang baik oleh manajer yang berpengalaman dapat mensukseskan sebuah bisnis. Namun, keterampilan manajemen dasar tidak cukup untuk mencapai kesuksesan di dunia yang penuh dengan persaingan ini. Dibutuhkan keterampilan kepemimpinan (leadership skill) yang baik dan efektif untuk menciptakan, mendorong dan mempromosikan budaya yang kuat dalam perusahaan sampai meraih keberhasilan. Manajer biasanya dipahami sebagai pemimpin yang pada kenyataannya tidak semua manajer bisa menjadi pemimpin, meskipun seorang pemimpin merupakan manajer. Oleh karenannya, keterampilan kepemimpinan sangat penting untuk meningkatkan eisiensi dan mencapai tujuan organisasi.

   Kelompok juga dapat diartikan kumpulan orang-orang yang bergaul (berinteraksi) satu sama lain secara teratur dalam satu periode waktu serta menganggap diri mereka saling bergantung dalam kaitannya dengan pencapaian satu tujuan bersama atau lebih. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut 

   Sebuah kelompok terdiri atas kelompok formal dan kelompok informal. Kelompok formal ditetapkan oleh struktur organisasi seperti presiden dan menteri, ketua DPR dan anggota komisi. Kelompok informal merupakan kelompok yang dideinisikan sebagai tanggapan terhadap kepentingan akan kontak sosial baik ada tidaknya struktur dan formal atau tidak ditetapkan secara organisasi. Kelompok merupakan bagian kehidupan individu dan organisasi dimana mereka akan terus terlibat dalam proses kelompok yang ditemui dalam suatu organisasi. Ciri-ciri sebuah kelompok antara lain memiliki lebih dari satu anggota, saling berkomunikasi, memiliki tujuan yang sama dan mengganggap dirinya sebagai anggota sebuah kelompok. Kelompok Formal menurut J.A.A. Van Doorn ialah kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan oleh para anggotanya untuk mengatur hubungan mereka, misalnya pemerintah memilih ketua, iuran anggota, dll. Terbentuknya suatu kelompok informal dapat ditimbulkan oleh banyak faktor, diantaranya: adanya rasa kebersamaan, adanya identifikasi diri, adanya pengertian perhatian dari sesama anggota kelompok, adanya petunjuk tentang tingkah laku yang dapat diterima, adanya kesempatan untuk berinisiatif dan berkreatif, adanya bantuan dari sesama anggota dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya dan adanya perlindungan terhadap semua anggota kelompok.

   Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja: persepsi peran, norma, status, ukuran kelompok, susunan demograis, tugas kelompok dan kekohesifan. Keputusan yang diambil oleh individu kelompok dipengaruhi oleh persepsi, peran kinerja antara pimpinan dan bawahan. Pengambilan keputusan secara kelompok akan lebih baik dibandingkan keputusan yang diambil oleh satu orang. Pada saat ini, banyak keputusan organisasi yang dibuat oleh kelompok, tim dan komite. Meskipun demikian, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari keputusan yang diambil secara berkelompok, antara lain: Kelebihan: lebih lengkapnya informasi dan pengetahuan yang diperoleh, berkembangnya pendekatan dan alternatif, meningkatnya legitimasi, dukungan dan keputusan yang diambil oleh kelompok. Kekurangan: menghabiskan waktu, tekanan untuk sesuai, dominasi oleh anggotaanggota tertentu, tanggung jawab yang sama.

Tipe Kepemimpinan & Perilaku Individu

08 November 2022 15:00:44 Dibaca : 627

1. Berikut Tipe Kepemimpinan

a) Tipe kepemimpinan otoriter

   Saat terciptanya kepemimpinan otoriter, bos sebagai pemegang kekuasaan tertinggi akan membuat keputusan, peraturan, dan prosedur berdasarkan pemikirannya. tipe ini menempatkan kekuasaan ditangan satu orang. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan dan tugas anak buah semata-mata hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah bahkan kehendak pimpinan. Lingkungan kerja dengan kepemimpinan otoriter sangat bisa diandalkan saat mengambil keputusan namun tidak memberikan keleluasaan kepada para karyawannya.

b) Tipe kepemimpinan Kharismatik

   Tidak banyak hal yang dapat disimak dan literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.

c) Tipe kepemimpinan demokratis

   Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dan berbagai unsur dan komponen organisasi. Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan. Melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya.

d) Tipe kepemimpinan Transformasional

   Tipe kepemimpinan transformasional berkaitan erat dengan perubahan dalam diri pemimpin maupun para anggotanya. Kepemimpinan ini mampu memotivasi anggotanya untuk mengerjakan sesuatu melebihi apa yang ditargetkan. Kepemimpinan transformasional ini biasanya memiliki anggota yang berkomitmen dengan pimpinan yang memberdayakan para karyawannya dengan baik melalui visi misi yang serupa.

e) Tipe Kepemimpinan Visioner

   Visioner memiliki arti orang yang memiliki pandangan atau wawasan ke masa depan. Dengan kepemimpinan visioner, para pemimpin selalu berusaha mewujudkan visi misi yang dibuat oleh perusahaan. Selain itu, pemimpin ini selalu berinovasi dalam mencapai target yang telah ditentukan. Pemimpin visioner akan mendorong para anggota untuk mencoba hal-hal baru dan terus berinovasi untuk perkembangan perusahaan yang lebih baik lagi.

f) Tipe Kepemimpinan Situasional

   Kepemimpinan situasional adalah suatu kondisi ketika pemimpin bertindak berdasarkan lingkungan dan situasi kerja. Ada beberapa cara yang dilakukan oleh seorang pemimpin situasional, yaitu mengarahkan langsung, memberikan pelatihan kepada karyawan, mendukung karyawan, dan melakukan delegasi.

g) Tipe Kepemimpinan Transaksional

   Seorang pemimpin transaksional akan memberikan tugas kepada karyawannya. Imbalan karyawan kepada pemimpinnya adalah tugas-tugas yang sudah diselesaikan. Garis komando sudah jelas diberikan dan harus diselesaikan dengan baik.

2. Perilaku Individu

   Dalam kehidupan organisasi, gaya kepemimpinan seorang pemimpin adalah hal yang penting diperhatikan. Kepemimpinan dalam sebuah organisasi dituntut untuk bisa membuat individu-individu dalam organisasi yang dipimpinnya bisa berperilaku sesuai dengan yang diinginkan oleh pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi. Maka dari itu seorang pemimpin haruslah bisa memahami perilaku individu-individu di dalam organisasi yang dipimpinnya untuk bisa menemukan gaya kepemimpinan yang tepat bagi organisasinya. Perilaku individu berbeda satu dengan yang lainnya.

   Perilaku individu yang bersifat positif dan negative tersebut tentunya juga berhubungan dengan gaya kepemimpinan. Hal tersebut dapat dilihat pada teori perilaku yang dipaparkan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side of Enterprises (1983) yaitu teori X dan Y. Teori ini menyebutkan bahwa individu terbagi menjadi dua karakteristik yang berbeda. Teori X mengasumsikan individu bersifat negative dan teori Y mengasumsikan individu bersifat positif. Salah satu asumsi dari teori X adalah kebanyakan orang harus dikontrol secara ketat dan seringkali dipaksa untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan asumsi teori Y adalah kebanyakan orang bersifat self-directed dalam pekerjaannya jika motivasi diberikan dengan cara yang tepat.

   Bentuk-bentuk perilaku individu tidak terlepas dari kepribadian yang dimilikinya. Menurut teori psikoanalitik Sigmund Freud, kepribadian ini terdiri dari tiga elemen, yaitu id, ego, dan superego. Ketiga kepribadian inilah yang bekerja sama untuk menciptakan bentuk-bentuk perilaku manusia yang kompleks. 

   Dengan kekuatan bersaing begitu banyak, mudah untuk melihat bagaimana konflik mungkin timbul antara ego, id dan superego. Freud menggunakan kekuatan ego istilah untuk merujuk kepada kemampuan ego berfungsi meskipun kekuatan-kekuatan duel. Seseorang dengan kekuatan ego yang baik dapat secara efektif mengelola tekanan ini, sedangkan mereka dengan kekuatan ego terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menjadi terlalu keras hati atau terlalu mengganggu.

Perilaku individu terdiri dari berbagai macam bentuk, tergantung dari aspek mana dilihatnya, seperti perilaku termotivasi, perilaku tidak termotivasi, perilaku reflek, perilaku otomatis, perilaku yang dipelajari, perilaku instingtif, dan sebagainya.