Kepemimpinana Dan Struktur Organisasi

28 November 2022 19:24:17 Dibaca : 12

A. Tipe Kepemimpinan

Untuk memiliki tipe kepemimpinan yang ideal, seseorang biasanya perlu melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut dipengaruhi oleh pengalaman bekerja serta kepribadian yang dimiliki. Tahap pertama untuk menemukan tipe kepemimpinan adalah dengan cara percobaan. Kamu bisa melakukan pendekatan dan mengaplikasikan tipe kepemimpinan yang dirasa cocok dengan kepribadianmu. Setelah itu, lihat dampaknya pada lingkungan sekitar dan anggota tim terhadap gaya kepemimpinan tersebut. Diharapkan kamu bisa fleksibel dan menyesuaikan respon dari gaya kepemimpinan yang dijalankan. Lanjutkan hal-hal yang dirasa berdampak positif, dan tinggalkan apabila negatif. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan mencari mentor terkait gaya kepemimpinan. Dengan memiliki mentor, kamu bisa berkonsultasi secara langsung dan menambah wawasan bagaimana menjadi pemimpin ideal dari yang sudah memiliki pengalaman. Tipe tipe kepemimpinan dapat diartikan sebagai cara seseorang dalam memimpin orang lain. Cara memimpin yang paling tepat bergantung pada fungsi sang pemimpin, orang-orang yang dipimpinnya, serta situasi dalam lingkungan kerja.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah sistem yang digunakan untuk mendefinisikan hierarki dalam sebuah organisasi dengan tujuan menetapkan cara sebuah organisasi dapat beroperasi, dan membantu organisasi tersebut dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan di masa depan.Struktur organisasi sebagai suatu garis hirarki yang mendeskripsikan berbagai komponen yang menyusun perusahaan, dimana setiap individu atau Sumber Daya Manusia pada lingkup perusahaan tersebut kemudian memiliki posisi dan fungsinya masing-masing. Struktur organisasi sendiri dibuat untuk kepentingan perusahaan dengan sebelumnya menempatkan orang-orang yang kompeten sesuai dengan bidang dan keahliannya. Bagi HRD sendiri, dengan adanya struktur organisasi, kita dapat mengetahui peran dan tanggung jawab karyawan-karyawannya. Dengan menempatkan seseorang ke dalam sebuah posisi dalam struktur sesuai dengan kemampuannya juga bisa menjadi patokan HRD dalam menentukan jumlah gaji karyawan bersangkutan.

Setiap orang memiliki deskripsi pekerjaan yang menguraikan tugas, dan setiap pekerjaan menempati posisinya sendiri di bagan organisasi perusahaan. Berikut adalah beberapa fungsi struktur organisasi bagi bisnis:

1. Struktur Memungkinkan Komunikasi Lebih Baik

2. Hubungan Pelaporan yang Jelas

3. Pertumbuhan dan Ekspansi

4. Penyelesaian Tugas yang Efisien

5. Menyesuaikan Kebutuhan Perusahaan

6. Mengetahui Apa yang Salah

Tipe Kepemimpinan Serta Perilaku Individu & kelompok

08 November 2022 21:23:52 Dibaca : 62

Tipe - Tipe Kepemimpinan

kepemimpinan secara ilmiah berkembang bersamaan dengan pertumbuhan ilmu tentang memimpin.  hal ini dapat dilihat dari banyaknya literatur yang mengkaji mengenai kepemimpinan dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari buku saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu secara berencana dan dapat melatih calon-calon pemimpin. Pemimpin biasanya memilki kemampuan verbal yang luar biasa, sehingga dapat mengkomunikasikan apa yang diinginkannya kepada para pengikutnya. Dorongan yang  luar biasa dalam dirinya untuk memenuhi keinginan-keinginannya. Sehingga menimbulkan keinginan untuk memimpin orang agar semua keinginannya dapat terpenuhi. Seorang pemimpin mengerti pentingnya kerja sama. Mereka mencapai sukses dalam peranan kepemimpinan adalah mereka berhasil menggerakkan pengikut mereka untuk bekerja sama.

Berikut ini macam-macam tipe Kepemimpinan, yaitu.

- Tipe Kepemimpinan Kharismatis

        Tipe kepemimpinan karismatis mempunyai kekuatan daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan  (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. 

 - Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Materialistis

        Kepemimpinan paternalistis lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut: (1) mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap terlalu melindungi, (3) mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri, (4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif, (5) mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri, (6) selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

 - Tipe Kepemimpinan Militeristik

     kepemimpinan militeristik sangat mirip dgn kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: (I) lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan sering kali kurang bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat menyenangi formalitas, seperti upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan, (4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, (5) tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, (6) komunikasi hanya berlangsung searah.

 - Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)

         Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain: (I) mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, (3) berambisi untuk merajai situasi, (4) setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, (6) semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan sesuai pertimbangan pribadi, (7) adanya sikap eksklusivisme, (8) selalu ingin berkuasa secara absolut, (9) sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, (10) pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.

- Tipe Kepemimpinan Laissez Faire

        Pada  kepemimpinan tipe ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai suatu simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukannya sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena nepotisme. Oleh karenanya organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.

- Tipe Kepemimpinan Populistis

      Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.

- Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif

       Kepemimpinan  administratif adalah  kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpin ini biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta suatu sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, industri, manajemen modem dan perkembangan sosial di tengah masyarakat.

Perilaku Individu dan Kelompok

Perilaku individu dan kelompok dapat dipengaruhi oleh suatu usaha, kemampuan dan kondisi lingkungan, dan doa. Jika semua itu dijalankan dengan baik maka terciptanya suatu tujuan.

-  Effort atau usaha seorang individu yang berupa motivasi. Motivasi adalah mendorong dan membangkitkan semangat tingkah laku seorang individu maupun kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai suatu tujuan bersama.

- Ability yaitu Seorang individu memiliki kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang berbeda-beda. Sejak lahir setiap individu dianugerahi Tuhan dengan kemampuan, bakat adalah sebuah kecerdasan yang alami yang bersifat bawaan dari lahir.

Teori Kepemimpinana Soeharto

03 October 2022 23:49:38 Dibaca : 528

A. Konsep Pemimpin dan Kepemimpinan

Kegiatan manusia tidak akan terlepas dari kebutuhan akan adanya seorang pemimpin dan kepemimpinan seseorang diperlukan sebagai upaya untuk menjalankan kegiatannya dalam suatu organisasi ataupun dalam menjalankan kegiatannya di suatu negara pastinya diperlukan seorang pemimpin yang kepemimpinannya bisa memberikan pengaruh signifikan bagi negara yang dipimpinnya.

Gaya Kepemimpinan Presiden Soeharto adalah gabungan dari gaya kepemimpinan Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, yaitu mampu menangkap peluang dan melihat tantangan yang berdampak positif serta mempunyai visi yang maju kedepan dan sadar akan perlunya langkah-langkah yang menyesuaikan.

1. Status kepemimpinan dan kekuasaan

Dimana Presiden Soeharto digambarkan sebagai seorang Kepala Negara dibandingkan sebagai pemimpin organisasi lainnya.

2. Orientasi pada hubungan

Presiden Soeharto cendrung ditampilkan sebagai pemimpin yang otoriter atau istilah Likert(1961) disebut “exploitative-authoritative” kurang demokratis. Presiden Soeharto juga cendrung ditampilkan sebagai pemimpin yg lebih reaktif dibandingkan proaktif.

3.Orientasi pada tugas

Presiden Soeharto cendrung menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang lebih sering memberikan perhatikan sangat umum terhadap lingkup pembangunan nasional. Perhatian kepada pembanguna daerah perdesaan dan perkotaan tanpa membeda-bedakan keduanya.

4. Cara mempengaruhi orang lain

Pemimpin yang otoriter yang menerapkan gaya kepemimpinan coercive, yang selalu perintahnya dan instruksinya harus cepat dilaksanakan dan memprioritaskan kesalamatan dan kelangsungan nasional.

5. Kepribadian

Menurut penulis Presiden Soeharto adalah pemimpin yang sederhana. tidak suka menonjolkan diri ke public, dan tidak suka menunjukan jasa-jasa atau keberhasilan yang dimilikinya.

 

 

 

PENDEKATAN KEPEMIMPINAN

24 September 2022 13:02:46 Dibaca : 150

A. Pendekatan pada Sifat Kepemimpinan

Pendekatan sifat merupakan salah satu pendekatan lama dalammempelajari tentang kepemimpinan. Dalam bukunya pak Wukir disebutkan bahwa pendekatan ini berkembang dari teori “Great Man” yang merupakanmteori awal mengenai sifat-sifat pemimpin di zaman Yunani kuno dan Roma.Teori ini menegaskan bahwa kualitas kepemimpinan diwariskan,terutama oleh orang-orang dari kelas atas. Orang-orang pada zaman itu percaya bahwa pemimpin itu dilahirkan, tidak diciptakan (leaders are born,not made). Ada pula yang berpendapat bahwa seseorang menjadi pemimpin karenasifat-sifatnya yang dibawa sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih.Pendekatan sifat menekankan kualitas pribadi pemimpin dan fokusterhadap atribut yang membedakan pemimpin dari yang bukan pemimpin.Karena bagaimanapun, keberhasilan suatu organisasi tergantung dari bagaimana sifat pemimpinnya. Selama ini, berbagai penelitian telah dilakukan namun para penelitihingga sekarang belum menemukan sifat yang konsisten membedakan pemimpin dengan bukan pemimpin. Selain itu, pada dasarnya pemimpin yangefektif tidak didasarkan pada sifat manusia tertentu tetapi terletak seberapa jauh sifat seorang pemimpin dapat mengatasi keadaan yang dihadapinya.

B. Pendekatan Tingkah Laku pada Kepemimpinan

Dari akhir tahun 1940-an, fokus penelitian mulai berubah menjaditingkah laku kepemimpinan. Para peneliti tertarik untuk mengidentifikasi perilaku pemimpin yang meningkatkan keefektifan bawahannya. Denganadanya perubahan fokus penelitian ini, opini awal mengenai pemimpi dengankualitas yang baik harus dipilih berubah menjadi opini bahwa denganmengetahui perilaku kepemimpinan yang efektif, seorang pemimpin dapatdilatih agar sukses (Bryman, 1992). Perilaku kepemimpinan merupakan usaha mempengaruhi yang teramatisecara empiris yang bervariasi tergantung situasi, dimana gaya kepemimpinanmenunjukkan jangka panjang, pola perilaku situasional invariant (Staehle,1999).

Adapun beberapa gaya kepemimpinan, diantaranya:

  • Kepemimpinan Otoriter

Yakni jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada pemimpin atau kalau pemimpin itu menganut systemsentralisasi wewenang. Orientasinya difokuskan hanya untuk peningkatan produktivitas kerja karyawan dengan kurang memperhatikan perasaan dankesejahteraan bawahan.Selain itu menurut Tannenbaum dan Schmid, kepemimpinan iniorientasinya juga hanya diarahkan kepada tugas dan tercapainya tujuanorganisasi atau lembaga.

  • Kepemimpinan Partisipatif

Yakni apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerjasama yang serasi, menumbuhkan loyalitas,dan partisipasi para bawahan. Pemimpin dengan gaya partisipatif akanmendorong kemampuan bawahan mengambil keputusan. Dengandemikian, pimpinan akan selalu membina bawahan untuk menerimatanggung jawab yang lebih besar.

  • Kepemimpinan Delegatif

Yakni apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian, bawahan dapatmengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa.Dalam hal ini, bawahan dituntut memiliki kematangan dalam pekerjaan(kemampuan) dan kematangan psikologis (kemauan).

Menurut Blake dan Mouton, ada lima perilaku kepemimpinan:

  1. Impoverished Management
  2. Country Club Management
  3. Task or Authoritarian Management
  4. Middle-Road Managemet
  5. Team or Democratic Managemet

C. Pendekatan Kontingensi pada Kepemimpinan

Pendekatan kontingensi merupakan sebuah cara berfikir yang komparatif(berdasarkan perbandingan) baru diantara teori-teori manajemen yang telahdikenal. Manajemen kontingensi berupaya untuk melangkah, keluar dari prinsip-prinsip manajemen yang dapat diterapkan dan menuju kondisisituasional. Apabila dirumuskan secara formal, pendekatan kontingensi adalahmerupakan suatu upaya untuk menentukan melalui kegiatan riset, praktik, danteknik manajerial mana yang paling cocok dan tepat dalam situasi tertentu.Maka menurut pendekatan kontingensi, situasi-situasi yang berbedamengharuskan adanya reaksi manajerial yang berbeda pula.

D. Masa Depan Teori Kepemimpinan

Fokus konsep kepemimpinan telah banyak berubah selama beberapa periode peneltian. Namun, beberapa tendensi tertentu masih dapatdiidentifikasi. Meskipun tren penelitian telah berubah selama beberapa tahun ini, setiaptahapan baru tidak meberikan informasi mengenai kematian pendahulunyamelainkan memberikan indikasi adanya perubahan dalam penekanan dan pandangan. Pendekatan kepemimpinan yang baru, sebagai contoh merujukkarisma dan perilaku kepemimpinan dan oleh karena itu menggabungkan pandangan dua dekade pertama dengan teori yang baru. Menurut literatur,usaha untuk mengorganisasikan pendekatan utama mengenai kepemimpinanhanya setengah sukses.(Yulk, 2002).

Dalam kondisi tersebut, tentulah seorang pemimpin yang akanmemainkan peranan pentingnya. Dan menarik untuk dicermati bahwa hampirsetiap aspek kerja dipengaruhi dan tergantung pada kepemimpinan (Overton,2002). Artinya, kepemimpinan sangat menentukan keberhasilan sebuahorganisasi dalam membangun kapabilitas dan kompetensinya untukmemenangkan persaingan secara berkelanjutan.

Adapun tipe kepemimpinan yang sekiranya dibutuhkan untuk mengawalsebuah organisasi dalam menghadapi era masa depan yang tentunya penuh peluang dan juga tantangan, diantaranya:

  1. Pemimpin yang memiliki visi jauh kedepan
  2. Pemimpin yang memiliki sense of change yang tinggi
  3. Pemimpin yang sadar akan posisinya di tengah-tengah lingkungan yangterus berubah
  4. Pemimpi yang tidak hanya menjadi agen perubahan tetapi sekaligusmemimpin perubahan itu sendiri
  5. Pemimpin strategis yang memiliki sense of business yang tinggi, mampu bertindak proaktif, kreatif dan inovatif
  6. Pemimpin yang mampu menumbuhkan motivasi seluruh elemenorganisasi
  7. Pemimpin yang mampu mendesain tata kelola organisasi yang baru untukdapat memuaskan seluruh stakeholdernya
  8. Pemimpin yang mampu keluar dari tradisi organisasi yang memang sudahtidak relevan
  9. Pemimpin yang berani berfikir beda untuk menciptakan peluang danmewujudkan mimpi organisasi
  10. Pemimpin yang memiliki mindset yang holistik (lintas budaya, lintasfungsi, lintas bahasa, dan lintas kapabilitas)

Peranan Dan Fungsi Kepemimpinan

14 September 2022 21:42:02 Dibaca : 20

Kepemimpinan adalah adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. Dalam pengertian lain kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya, untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin dalam sebuah organisasi memiliki peranan penting dalam mengarahkan dan mempengaruhi para bawahannya. Tanpa adanya orang yang mengatur dan mengarahkan suatu organisasi niscaya organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya sesuai dengan visi dan misinya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan dengan baik, antara lain:

  1. Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan
  2. Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang
  3. Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi
  4. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan perkembangan
  5. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.

Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses untuk memberikan pengarahan dan pengaruh pada kegiatan yang berhubungan dengan tugas sekelompok anggotanya. Mereka yakin bahwa tim tidak akan sukses tanpa mengkombinasikan kontribusi setiap anggotanya untuk mencapai tujuan akhir yang sama.

Seperti misalnya dengan apa yang dikatakan oleh Stodgil (Sugiyono, 2006) mengenai peran yang harus dilakukan oleh pemimpin, yakni:

  1. MengintegrasiPemimpin perlu mengatur dan melakukan tindakan-tindakan yang bertujuan agar terjadi peningkatan
  2. KomunikasiSeorang pemimpin perlu memiliki komunikasi yang baik. Sehingga dengan hal itu terwujudlah sebuah rasa kepedulian, saling mengerti, dan tentunya dapat mempengaruhi penyebaran informasi dalam organisasi atau perusahaan.
  3. FronternizationTindakan yang bertujuan agar pemimpin menjadi bagian dari kelompok, baik itu dalam kelompok kerja organisasi ataupun pada kelompok dengan skala yang lebih besar lagi.
  4. Product emphasisAdalah tindakan yang orientasinya kepada pekerjaan yang dilakukan
  5. EvaluasiSeorang pemimpin tentunya perlu mengevaluasi hal-hal apa saja yang terjadi dalam perusahaan atau organisasi yang dipimpinnya, termasuk kinerja dari setiap anggotanya. Dalam proses evaluasi kinerja ini, seorang pemimpin terkadang memiliki hak untuk memberikan reward bagi anggota dengan kinerja yang baik. Dan juga dapat memberi ganjaran atau hukuman bagi yang lalai.
  6. OrganizationBeberapa tindakan yang mengarah kepada perbedaan dan penyesuaian dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Dalam hal ini pemimpin bisa mengubah struktur organisasi ataupun membentuk sebuah tim kerja yang dianggap dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang baik kepada organisasi tersebut.
  7. InitiationYakni tindakan yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan dalam kegiatan organisasi

Fungsi kepemimpinan merupakan usaha untuk mempengaruhi dan mengarahkan karyawannya untuk bekerja sebaik mungkin, dengan memiliki semangat yang tinggi, dan memotivasi yang tinggi guna mencapai tujuan organisasi. Hal ini terutama terikat dengan fungsi kepemimpinan mengatur hubungan antara individu atau kelompok dalam organisasi. Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi, mengarahkan individu atau kelompok bertujuan untuk mewujudkan organisasi yang bergerak kearah pencapaian tepat sasaran, (Yuki, 2009:78).  Kepemimpinan (leadership) yang ditetapkan oleh seorang manajer dalam organisasi dapat menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah kinerja pegawai untuk mencapai sasaran yang maksimal. Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain agar mau melaksanakan sesuatu pekerjaan sesuai dengan keinginannya. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah kemampuan memerintah dan mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai, (Reza, 2010:12). Sikap arogan adalah sikap angkuh dan sombong yang ditunjukkan seseorang yang merasa dirinya paling hebat, paling pintar, paling berkuasa, paling berperan dibandingkan dengan orang lain.

Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan semua aspek di dalam ruang lingkup sebuah organisasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi instruktif seperti cara mengerjakan perintah, melaksanakan dan melaporkan hasil, dan tempat mengerjakan perintah. Sehingga, setiap keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Dalam upaya mewujudkan tujuan organisasi, maka dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan baik. Tak hanya sebagai penentu kebijakan, namun pemimpin juga dituntut untuk selalu memperhatikan kinerja individu dalam sebuah organisasi. Adapun fungsi kepemimpinan yang paling umum di antaranya sebagai berikut:

  1. Fungsi Instruktif Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan semua aspek di dalam ruang lingkup sebuah organisasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi instruktif seperti cara mengerjakan perintah, melaksanakan dan melaporkan hasil, dan tempat mengerjakan perintah. Sehingga, setiap keputusan dapat diwujudkan secara efektif.

  2. Fungsi Konsultatif Pemimpin bisa menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Bentuk komunikasi ini dibutuhkan saat pemimpin dalam usaha menetapkan kebijakan atau keputusan memerlukan bahan pertimbangan dari kelompok yang dipimpinnya. Dengan begitu, seorang pemimpin dapat mengambil keputusan secara efektif dan maksimal

  3. Fungsi Partisipasi Fungsi kepemimpinan berikutnya melibatkan anggota untuk terut serta dalam setiap pengambilan kebijakan. Hal tersebut perlu dilakukan seorang pemimpin agar orang yang dipimpinnya memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilakukan. Selain itu, fungsi partisipasi harus dijalankan supaya anggota dapat secara aktif mengikuti setiap proses yang sedang dijalankan organisasi.

  4. Fungsi Delegasi Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin harus memberikan kepercayaan kepada orang yang dipimpinnya, seperti pelimpahan wewenang dan turut andil dalam penentuan keputusan. Hal ini perlu dilakukan karena tujuan organisasi tidak dapat dicapai secara maksimal jika seorang pemimpin bekerja sendiri. Oleh karena itu, kerja sama antara pemimpin dan anggota sangat diperlukan dalam sebuah organisasi.
  5. Fungsi Pengendalian Salah satu fungsi kepemimpinan ialah mampu mengatur aktivitas dari para anggota secara terarah. Pemimpin harus mampu memberi arahan, bimbingan, serta contoh yang baik terhadap anggota. Dalam mewujudkan fungsi pengendalian ini, seorang pemimpin perlu mengadakan kegiatan bimbingan, koordinasi, dan pengawasan.

Kepemimpinan merupakan aspek paling penting dalam sebuah organisasi. Setiap pencapaian yang dihasilkan kelompok atau organisasi tidak lepas dari peranan seorang pemimpin. Oleh karena itu, untuk mewujudkan cita-cita organisasi, seorang pemimpin harus menjalankan fungsinya sebaik mungkin.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong