ANTROPOMETRI
Antropometri merupakan salah satu cabang ilmu ergonomi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia yang dapat digunakan untuk merancang fasilitas yang ergonomis. Menurut (Wignjosoebroto, 2000) Kata antropometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata anthropos (man) yang artinya manusia dan kata metreinn (to measure) yang artinya ukuran, sehingga antropometri adalah ilmu yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.
Antropometri pada awalnya digunakan sebagai alat analisis untuk mengidentifikasi sisa-sisa fosil kerangka manusia purba atau hominid dalam rangka memahami variasi fisik manusia. Pada saat ini, antropometri berperan penting dalam desain industri, desain pakaian, desain industrial ergonomis, dan arsitektur di mana data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dalam populasi digunakan untuk mengoptimalkan produk yang akan digunakan konsumen.
Antropometri dibagi dalam 2 bagian, yaitu :
- Antropometri Statis, dimana pengukuran dilakukan pada saat tubuh dalam keadaan diam atau tidak bergerak
- Antropometri Dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak
Data antropometri digunakan untuk :
- perancangan areal kerja
- perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas dan sebagainya
- perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja, komputer dan lain-lain
- perancangan lingkungan kerja fisik
Penggunaan data antropometri sangat esensial dalam Ergonomi untuk memperbaiki interaksi Manusia dengan Mesin dengan tujuan mendapatkan komunitas pekerja yang lebih sehat, proses produksi yang aman dan lebih efisien.
sumber :
https://eprints.uny.ac.id/64709/4/4.%20BAB%20II.pdf
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-antropometri/121189/4
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ARSITEKTUR/196212311988032-RR._TJAHYANI_BUSONO/ERGONOMIKA/ANTROPOMETRI.pdf
https://repository.unimal.ac.id/2967/1/pertemuan%202%20dan%203%20anthropometri.pdf
FILOSOFI DAN KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN
Filosofi Kepemimpinan
Ketika berbicara mengenai filosofi kepemimpinan, Indonesia mempunyai filosofi yang mendalam dari Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia yang mempunyai filosofi tersebut saat mendirikan Taman Siswa sebagai tempat belajar pada masa penjajahan Belanda. Filosofi tersebut yaitu Ing Madya Mangun Karsa, menuturkan bahwa seorang pemimpin harus di posisi tengah untuk membangun semangat berkarya atau mencapai tujuan. Meskipun konsep Ki Hajar Dewantara lebih sering digunakan oleh guru dalam pembelajaran, namun sesungguhnya konsep tersebut sangat tepat menjadi dasar dari konsep kepemimpinan.
Konsep Dasar Kepemimpinan
Konsep dasar kepemimpinan yang perlu dipahami adalah pengertian kepemimpinan itu sendiri. Berikut beberapa pengertian kepemimpinan menurut para ahli:
Northouse (2007): Kepemimpinan adalah proses di mana seorang individu mempengaruhi sekelompok individu untuk mencapai tujuan bersama.
Zeitchik (2012): Kepemimpinan adalah menginspirasi orang lain untuk mengejar visi sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan, dan menjadi upaya bersama, visi bersama, dan juga kesuksesan bersama.
Ada banyak tipe dalam kepemimpinan. Maka wajar, jika ada banyak pula faktor yang mempengaruhi tipe kepemimpinan setiap individu. Ada faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal berkaitan dengan bakat, kepribadian, juga kecerdasan seseorang. Sedangkan faktor eksternal, berkaitan dengan inspirasi, motivasi, latihan, ambisi, dan pembelajaran.
Oleh karena itu, tidak ada konsep kepemimpinan yang bisa diterapkan secara sempurna. Hal ini karena, setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda satu dengan lainnya. Kepemimpinan akan berjalan sesuai dengan karakter yang dibawa individu tersebut saat menjadi seorang pemimpin.
Sejarah dan Perkembangan Ergonomi
Secara sederhana, ergonomi adalah studi dan desain peralatan dan instrumen yang paling sesuai dengan tubuh manusia dan pergerakannya. Pengkajian hubungan manusia dengan lingkungan kerja sebenarnya sudah lama dilakukan oleh manusia, tetapi pengembangan yang lebih mendalam baru dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 juli 1949 di inggris oleh sekelompok ilmuwan yang terdiri dari ahli anatomi, ahli psikologi, dan insinyur. Hari itu dianggap sebagai hari lahirnya ergonomi.
Ergonomi sendiri telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun lalu. Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang benda-benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya. Perkembangan ergonomi modern dimulai sekitar seratus tahun yang lalu pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi tentang waktu dan gerakan. Penggunaan Ergonomi secara nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antar produk dengan manusia. Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Western Electric (Amerika) melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan “Hawthorne Effects”. Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi ditempat kerja dan menunjukkan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin. Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia untuk bekerja lebih efektif.
Di era industri 4.0, dimana segala hal menjadi tersambung dalam internet, penerapan ergonomi menjadi salah satu isu penting dimana ergonomi memegang peran untuk mendesain segala hal yang Ergonomis.
VISI DAN MISI
Berbicara tentang visi dan misi, saya pribadi memiliki visi menjadi manusia yang lebih baik, berwawasan luas, dan memiliki kehidupan yang mempunyai nilai manfaat bagi orang lain. Dengan misi menggali ilmu-ilmu baru, menerapkan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari, berusaha untuk memperbaiki sifat, karakter, kepribadian, dan attitude menjadi lebih baik dalam semua lingkungan.
CITA-CITA
"Saat besar ingin jadi apa?"
"Hal apa yang ingin kamu lakukan dimasa depan?"
Saat kecil saya sering mendapat pertanyaan-pertanyaan seperti diatas. Dan jawaban saya bervariasi, saya pernah ingin menjadi Dokter, Guru, bahkan Astronot.
Tapi setelah beranjak dewasa, saya tidak mempunyai jawaban yang pasti tentang cita-cita saya. Saya kehilangan minat pada hal-hal yang saya minati sewaktu kecil, dan saya merasa bahwa saya tidak memiliki tujuan untuk saya capai.
Kini, jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak lagi spesifik. Saya masih berusaha untuk memikirkan hal apa yang ingin saya tekuni nanti dimasa depan. Satu hal yang pasti, apapun profesi dan pekerjaan saya dimasa depan, saya ingin menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat bagi orang-orang disekitar saya.
Kategori
Blogroll
- Masih Kosong