15 Sifat Buruk Manusia

23 February 2013 14:35:27 Dibaca : 6449

15 Sifat buruk yaitu :

  • Manusia itu LEMAH
  • Manusia itu suka TERGESA-GESA
  • Manusia itu suka BERKELUH KESAH
  • Manusia itu SUKA MEMBANTAH
  • Manusia itu KIKIR
  • Manusia itu DZOLIM dan BODOH
  • Manusia itu suka BERANGAN-ANGAN
  • Manusia itu PELUPA
  • Manusia itu GAMPANG TERPERDAYA
  • Manusia itu mudah LALAI
  • Manusia itu PENAKUT/GAMPANG KHAWATIR
  • Manusia itu SUKA MENGKUFURI NIKMAT
  • Manusia itu SUKA MENURUTI PRASANGKA
  • Manusia itu suka BERLEBIH-LEBIHAN
  • Manusia itu GAMPANG BERSEDIH HATI

 

 

Dinilai Mampu Gantikan Pirlo, Montolivo Dapat Pujian

23 February 2013 14:25:55 Dibaca : 1163
Riccardo Montolivo ketika mengawal pergerakan Lionel Messi (Foto: Reuters)
Riccardo Montolivo ketika mengawal pergerakan Lionel Messi (Foto: Reuters)

MILAN - Kemenangan 2-0 AC Milan atas Barcelona pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions, membuat para punggawa Rossoneri banyak dapat pujian. Salah satu yang menuai pujian adalah Riccardo Montolivo.

Gelandang 28 tahun ini mendapat pujian dari pemain legendaris I Rossoneri, Paolo Maldini. Mantan bek andalan Milan ini menilai Montolivo bermain dengan sangat apik dan mampu menyeimbangkan permainan Milan.

Ya, dalam laga kontra Barca di San Siro, Kamis dini hari kemarin, Montolivo memang tampil cukup gemilang. Pemain yang didatangkan dari Fiorentina secara gratis pada awal musim ini, mampu menjalankan tugasnya sebagai jenderal lini tengah yang mampu mengakomodir serangan dan sekaligus mematikan serangan lawan.

Bahkan, dua gol Milan secara tak langsung berkat andil dirinya. Pada gol pertama yang dicetak Kevin Prince Boateng, Montolivo merupakan orang yang melepaskan sepakan lalu kemudian membentur Cristian Zapata sehingga sukses dikonversi menjadi gol oleh Boateng.

Sementara pada gol kedua yang dicetak Muntari, Montolivo jugalah orang pertama yang mengirimkan umpan manis ke M’Baye Niang, lalu diteruskan ke Stephan El Shaarawy dan dituntaskan dengan baik oleh Muntari.

“Montolivo membuat saya terkejut.  Penampilannya konsisten, dia juga punya kualitas dan membuktikan bahwa dia mampu beradaptasi dengan baik di tiap posisi yang dimainkannya,” ujar Maldini yang kebetulan hadir menyaksikan pertandingan secara langsung.

“Dia pemain yang menentukan, salah satu orang yang mampu menutup lubang yang ditinggalkan Andrea Pirlo. Dia punya fisik yang kuat, mampu memenangi bola dan punya visi yang luar biasa. Dia memiliki segalanya,” puji sang ikon sebagaimana dikutip Football-Italia.

Selain memuji peran Montolivo, Maldini juga memberikan kredit khusus kepada Kevin Constant. Pemain kelahiran Prancis yang membela Timnas Guinea ini dipujinya karena mampu memainkan peran sebagai bek kiri dengan baik, kendati sejatinya posisi yang biasa dimainkannya adalah gelandang.

“Dia (Constant) cepat, memiliki teknik bagus dan juga personalisasi yang bagus,” pungkas Maldini yang semasa bermain juga berposisi sebagai bek kiri.

Di akhir kata, Maldini berharap Milan mampu mempertahankan performa apiknya saat gantian melawat ke markas Barcelona di Camp Nou, 12 Maret mendatang. Pria yang belum lama ini datang ke Indonesia bersama skuad Milan Glorie ini menilai keunggulan 2-0 belum jaminan Milan lolos ke babak perempatfinal

Di Eropa, Ramos Lantang Dukung Barca

23 February 2013 14:25:17 Dibaca : 1305

Browser anda tidak mendukung iFrame

Sergio Ramos Garcia (Foto: Reuters)
Sergio Ramos Garcia (Foto: Reuters)

MADRID – Tak semua jugador Real Madrid, menyimpan kesumat menahun terhadap sang seteru, Barcelona. Sergio Ramos salah satunya. Defensor Madrid itu mengaku selalu punya keinginan kuat mendukung Barca.
 
Apa pun opini yang bermunculan tentang pernyataannya itu, Ramos hanya mengikuti kata hati di mana rasa nasionalismenya masih tinggi. Ramos mengaku bahwa meski di pentas domestik selalu menjadi saingan berat, tapi dukungannya tetap mengalir jika Barca tampil di kompetisi paling elite Eropa, Champions League.
 
“Kami rival Barcelona, tapi ketika sebuah tim Spanyol bermain melawan tim dari negara lain, saya selalu ingin tim Spanyol yang menang,” beber Ramos kepada ElHormiguero, Sabtu (23/2/2013).
 
Berbicara soal Champions League di atas, Ramos pun teringat momen pahitnya musim lalu, tatkala gagal mengeksekusi penalti di leg kedua semifinal. Seperti yang diketahui, Los Merengues pun gugur dan Bayern yang melaju ke final menghadapi Chelsea.
 
“Saat saya tak ingin mengambil penalti, saya takkan melakukannya. Jika Anda tak mengambilnya, maka Anda takkan takkan gagal, bukan? Kegugupan kala itu melanda saya dan ketika gagal, saya pun gusar,” lanjutnya.
 
“Saya pun melihat bagaimana Ibu dan Adik saya kecewa. Tapi pengalaman akan membuat Anda lebih kuat. Jika Anda tak melewati hal semacam itu dan mampu menghadapinya, Anda takkan menjadi seorang profesional. Saat anda melakukan kesalahan, Anda tak boleh down dan harus tetap berkembang,” tukas Ramos.

Kemenangan Milan seperti Final LC 1994

23 February 2013 14:24:24 Dibaca : 1092

Browser anda tidak mendukung iFrame

Duet Kevin Prince Boateng dan Sulley Muntari (foto: Reuters)
Duet Kevin Prince Boateng dan Sulley Muntari (foto: Reuters)

PARIS – Kemenangan 2-0 AC Milan atas Barcelona Kamis (21/2/2013) dini hari tadi memberikan cerita tersendiri bagi mantan pemain Rossoneri, Marcel Desailly. Menurutnya, kemenangan tersebut mengingatkannya pada final Liga Champions 1994.

Milan memang tampil mengesankan dalam menjamu Barca, di mana dua gol yang dicetak oleh Kevin Prince Boateng dan Sulley Muntari menegaskan keperkasaan I Diavolo Rosso di San Siro.

Desailly pun langsung terngiang akan masa-masa saat dia masih membela Milan pada periode 1993 hingga 1998. Tepatnya pada final Liga Champions1994, mantan pemain internasional Prancis tersebut ikut menyumbangkan sebuah gol dari total empat gol yang masuk ke gawang Blaugrana pada waktu itu.

“Saya harus berterima kasih dengan pelatih Massimiliano Allegri yang telah melakukan pekerjaan yang luar biasa. Para pemain menunjukkan karakter, dan ini mengingatkan saya pada kemenangan 4-0 menghadapi Barcelona di 1994,” ucap Desailly, seperti disitat Football-Italia, Kamis (21/2/2013).

“Taktik dan dalam hal disiplin, tim bermain sempurna dengan pertahanan tinggi. Mereka menekan pemain lawan saat memegang bola dengan begitu perhatian,” tegas pemain berdarah Ghana tersebut.

Gullit: Mou Ditakdirkan Comeback ke Chelsea

23 February 2013 14:22:42 Dibaca : 1349

 

Jose Mario dos Santos Mourinho Felix (Foto: Reuters)
Jose Mario dos Santos Mourinho Felix (Foto: Reuters)
AMSTERDAM – Sedianya, sudah banyak faktor yang bisa menjadi ganjalan José Mourinho untuk kembali ke Chelsea. Tapi itu tak menjadi alasan bagi mantan pemain dan pelatih Chelsea, Ruud Gullit, untuk melestarikan keyakinannya bahwa Mourinho, ditakdirkan kembali ke Stamford Bridge.
 
Dari sejumlah halangan, tersebutlah hubungan Mou – sapaan Mourinho dengan sang pemilik Roman Abramovich yang tak harmonis. Belum lagi soal kebebasan dan wewenang yang tak bisa dimiliki Mou di periode pertamanya menangani The Blues.
 
Kendati demikian, Gullit yang punya nama lahir Rudi Dil itu, tetap yakin bahwa musim depan, The Only One bakal kembali. Rafael Benítez yang sementara ini mengarsiteki John Terry Cs, takkan lama menjabat dan hanya membuka jalan bagi kembalinya pelatih eksentrik asal Portugal itu.
 
“Target utama Rafa Benítez musim ini adalah lolos ke Champions League dan setelah itu, memberi jalan buat José Mourinho. Saya punya perasaan kuat yang mengatakan bahwa Mourinho akan kembali ke Chelsea,” ujar legenda hidup asal Belanda itu.
 
“Chelsea menginginkannya untuk musim depan. Ini isi hati dan perasaan saya, tapi saya tak tahu jika itu benar. Saya tak punya bukti apapun dan saya sudah mengatakan hal ini sebelum final (Champions League musim lalu),” tambahnya, seperti disadur Metro.co.uk, Sabtu (23/2/2013).
 
Gullit sejatinya sudah merasa, Mou sudah akan kembali usai final di Allianz Arena tersebut. Namun nyatanya Roberto Di Matteo mampu mendulang trofi Si Kuping Besar untuk Abramovich dan Mou merasa, lebih baik bertahan di Santiago Bernabéu.
 
“Saya merasa dia sudah ditakdirkan untuk comeback setelah final Champions League, tapi ketika Chelsea menang, saya rasa punya pemikiran yang lebih baik. Bukan suatu kebetulan setelah final itu, dia menandatangani kontrak baru dengan Real Madrid,” sambung Gullit.
 
Ngomong-ngomong soal gelar Eropa musim lalu itu, sang arsitek malah kini sudah didepak. Gullit pun menyimpan simpati untuk Di Matteo dan merasa pemecatannya, adalah hal yang tak adil bagi dirinya.
 
“Melatih Chelsea bukanlah pekerjaan mudah, terutama setelah memenangkan Champions League. Saya masih prihatin terhadap Roberto dan saya masih merasa pemecatan dirinya tidaklah adil,” pungkas duda beranak enam itu.