UTS I Kapita Selekta
UJIAN MID SEMESTER I
1. Buat rancangan pembelajaran Matematika melalui permainan edukatif!
Contoh: Menentukan KPK dari Bilangan 3 dan 4
Siapkan perangkat permainan dakon dengan dua warna manik-manik, misalnya warna merah untuk kelipatan 3, dan hijau untuk kelipatan 4. Anak diminta untuk memasukan manik-manik merah ke setiap lubangan bilangan kelipatan 3 (yaitu 3, 6, 9, 12, dan seterusnya), serta manik-manik hijau ke setiap lubangan bilangan kelipatan 4 (yaitu 4, 8, 12, 16, 20, dan seterusnya). Akan terlihat ada lubangan bilangan yang mendapat 2 manik-manik (yaitu 12, 24, 36, dan seterusnya). Dengan tanya jawab, berikan informasi bahwa bilangan yang mendapat 2 manik-manik merupakan kelipatan persekutuan dari 3 dan 4, karena merupakan kelipatan 3 sekaligus kelipatan 4. Selanjutnya anak diminta untuk menutup lubang dakon bilangan yang merupakan kelipatan persekutuan tersebut dengan tutup yang sesuai. Akan terlihat bahwa 12 merupakan kelipatan persekutuan yang terkecil, sehingga dikatakan bahwa KPK dari 3 dan 4 adalah 12.
2. Buat rancangan pembelajaran IPA/IPS melalui pendekatan lingkungan!
Contoh: Hubungan antara Kandungan Air dalam Tanah dengan Pertumbuhan Tanaman
Anda dapat menyediakan tiga kelompok gelas plastik bekas air aqua atau sejenisnya untuk dijadikan pot tanaman. Ajak siswa agar mengisi gelas-gelas plastik tersebut dengan tanah gembur atau tanah bakar. Diletakkan di dekat jendela yang cukup menerima cahaya matahari. Biji kacang hijau atau kacang-kacangan yang lain disemai di dalam pot-pot. Kemudian dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok A diberi air hingga becek. Kelompok B diberi air secukupnya. Kelompok C tidak diberi air sama sekali. Para siswa diminta agar mengamati airnya setiap hari dan juga pertumbuhan tunas biji yang mereka semai. (Anak aktif melakukan sesuatu-mengalami).
Setelah itu, ajak para siswa memberi nama/label, Misalnya: kelompok A ’kelebihan air’, kelompok B ‘cukup air’, kelompok C’ kekurangan air’. Berikutnya masing-masing kelompok diminta menunjukkan pertumbuhan tanaman yang mereka catat per dua hari sekali selama satu minggu untuk masing-masing kelompok. Mereka diajak mendemonstrasikan yang telah dikerjakan.Setelah semua kelompok menyajikan hasil pengamatannya, Anda dapat membuatkan Tabel pengamatan yang menunjukkan hubungan antara kandungan air dalam tanah dengan pertumbuhan tanaman. Dengan cara seperti ini, siswa diajak mengulangi materi yang telah dipelajari (sembari membuat ringkasan).
Tabel Hubungan antara Kandungan Air dalam Tanah dengan Pertumbuhan Tanaman
Nama Kelompok |
Cara Penyiraman |
Panjang Pertumbuhan Tunas |
||
Tinggi |
Sedang |
Lambat |
||
A |
Disiram air secara berlebihan |
|
|
|
B |
Disiram air rutin secukupnya |
|
|
|
C |
Tidak disiram sama sekali |
|
|
|
Terakhir, siswa diajak menyimpulkan. Ternyata, agar tanaman tumbuh dengan baik kandungan air di dalam tanah tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh juga terlalu banyak. Ketika siswa menemukan kesimpulan ini, Anda sebaiknya memberikan pujian, misalnya dengan tepuk tangan. Anda memberi kesempatan mereka merayakan, keberhasilan mereka menemukan pengetahuan.
3. Buat rancangan pembelajaran terpadu inter mata pelajaran!
Contoh: Pembelajaran Terpadu Inter Mata Pelajaran
Bentuk Pembelajaran : Terpadu Inter Mata Pelajaran
Kelas : V (Lima)
Bahan : Kertas HVS polio, bentuk-bentuk bangun datar, spidol.
Prosedur kegiatan :
1) Siswa menyimak penjelasan guru tentang bermacam-macam bangun datar yang dibuat guru dari kertas karton (lingkaran, persegi empat, persegi panjang, segi tiga). Setiap siswa/ atau kelompok diberi satu set bangun datar. Setelah semua paham, siswa menyimak perintah guru untuk mengerjakan yang diucapkan guru:
a) Tempelkan lingkaran besar di tengah-tengah kertas yang tersedia!
b) Tempelkan lingkaran kecil menempel di sebelah kanan dan kiri lingkaran besar!
c) Tempelkan segitiga di tengah-tengah lingkaran besar!
d) Tempelkan titik di pinggir kanan dan kiri segi tiga yang ada di tengah lingkaran besar!
e) Tempelkan persegi panjang di bawah segitiga yang ada di tengah lingkaran besar!
f) Tempelkan persegi panjang kecil di bawah lingkaran besar!
g) Tempelkan persegi empat besar di bawah persegi panjang kecil!
h) Tempelkan dua buah persegi panjang kecil di bawah segi empat besar!
2) Selesai memberi perintah guru memperlihatkan gambar contoh yang dibuat guru kepada semua siswa sebagai kunci jawaban: gambar apa anak-anak?
3) Siswa dengan dibimbing pertanyaan dari guru menyebutkan bangun datar yang telah ditempelkan oleh masing-masing siswa: lingkaran, segitiga, persegi, persegi panjang.
4) Siswa bersama guru menyebutkan urutan organ pencernaan manusia yang ada pada gambar yang dibuatnya masing-masing: Rongga mulut, Esofagus, Lambung, Usus halus, Usus besar, Rektum, Anus.
5) Siswa dengan bimbingan guru menjelaskan fungsi masing-masing organ pencernaan manusia.
6) Guru memberi penjelasan dan penguatan pada hasil belajar siswa dengan cara menyuruh menyebutkan bangun datar yang ada pada gambar masing-masing dan organ pencernaan masing-masing.
Dari contoh ini terlihat, bagaimana dari Bahasa Indonesia dapat dikembangkan secara Inter Mata Pelajaran ke Matematika (indikator menyebutkan bermacam-macam bangun datar) dan ke Sains (indikator menyebutkan urutan organ pencernaan manusia beserta fungsinya).
4. Buat rancangan model pembelajaran inovatif, memilih satu materi bidang studi tertentu!
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : IV (Empat)
Pokok Bahasan : Mengenal Bilangan sampai dengan 1.000.000
Indikator : Menentukan nilai tempat bilangan sampai dengan ratusan ribu
Waktu : 2 x 35 menit
Alat Peraga : Kotak Bilangan, Kartu Bilangan, Lembar Nilai Tempat
Kegiatan Pembelajaran:
Anak-anak, sekarang kita akan mempelajari bilangan antara 100.001 sampai 500.000. Akan tetapi sebelumnya kita akan melihat kembali apa yang telah kalian pelajari di kelas 3. Kalian telah memahami bilangan sepuluh ribu, dua puluh ribu, dan seterusnya sampai seratus ribu. Sekarang coba kalian jawab dua soal yang ada di depan ini. (no.1 tulis lambang bilangan empat puluh lima ribu tiga ratus dua puluh tujuh; no. 2 Tulis dengan kata-kata bilangan 74.351 dan tunjukkan juga bilangan ini dengan kartu bilangan), saya beri waktu 5 menit. (Setelah 5 menit berlalu)
Guru : Sekarang, coba Nani tulis jawaban soal no 1 di papan, tulis yang lengkap, ya! (jawab Nani : empat puluh lima ribu tiga ratus dua puluh tujuh = 45.327)
Guru : Anak-anak coba perhatikan jawaban soal no 1 yang dibuat oleh Nani, Benarkah itu? Ati.
Ati : Benar
Guru Tinggalkan Komentar...
Cara Mengatasi Miskonsepsi
Secara umum cara mengatasi miskonsepsi yaitu:
Ø Mencari atau mengungkap miskonsepsi yang dilakukan siswa;
Ø Mencoba menemukan penyebab miskonsepsi tersebut
Ø Mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi
Jika ditinjau dari penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran, maka cara mengatasi miskonsepsi yaitu:
1. Menggunakan metode demonstrasi untuk mengatasi miskonsepsi karena persepsi yang tidak tepat tentang “semua benda padat akan tenggelam dalam air”
Cara mengatasinya:
Ø Siswa perlu dihadapkan pada pengalaman baru yang berbeda;
Ø Guru dapat menyiapkan beberapa batu apung, kayu yang semuanya padat tetapi tidak tenggelam dalam air;
Ø Siswa disuruh mengamati dan mencoba/demonstrasi sendiri memasukkan benda padat itu ke dalam air dan melihat apa yang terjadi;
Ø Kesimpulan: beberapa benda padat tenggelam dan beberapa benda padat terapung. Jadi, tidak semua benda padat akan tenggelam dalam air.
2. Mengatasi miskonsepsi karena bahasa sehari-hari berbeda, Misalnya penggunaan istilah berat dan massa dalam kehidupan sehari-hari. Dilakukan dengan cara penjelasan yang tepat.
Cara mengatasinya:
Ø Perlu dijelaskan bahwa berat dalam fisika adalah gaya dengan ukuran Newton, sedangkan massa bukan gaya dan ukurannya Kg;
Ø Dapat dijelaskan juga berat benda di bumi dan di bulan berbeda tetapi massanya sama;
Ø Menjelaskan definisi dengan jelas dan tidak kabur sangat penting.
3. Jika miskonsepsi penyebab utamanya guru, misalnya tidak menguasai bahan. Maka cara mengatasinya yaitu belajar lagi.
4. Jika miskonsepsi penyebab utamanya buku teks, misalnya penjelasan yang keliru. Maka cara mengatasinya dijelaskan dan dibenarkan.
5. Jika miskonsepsi penyebab utamanya cara mengajar, misalnya konsep matematika. Maka cara mengatasinya harus dimulai dengan gejala nyata lalu rumus-rumus.
Skenario Pembelajaran
SKENARIO PEMBELAJARAN
Guru : Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu!
Siswa : Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatu!
Guru : Anak-anak, bagaimana kabar kalian hari ini?
Siswa : Baik pak!
Guru : Alhamdulillah! Apa Sudah siap belajar IPA?
Siswa : Siap pak!
Guru : Oke, sebelum pembelajaran hari ini kita mulai. Marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena kita semua masih diberi nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga bisa bertemu kembali melanjutkan pembelajaran IPA. Selanjutnya Pak Guru berharap agar anak-anak sekalian bisa menerima materi hari ini dengan baik. Amin....
Sebelum kita masuk pada materi pembelajaran, Ketua kelas, siapa teman kalian yang tidak hadir?
Ketua kelas : Tidak ada pak, hadir semua!
Guru : Alhamdulillah, tolong dipertahankan kehadiran kalian. Mengingat tidak lama lagi ujian akhir semester I dilaksanakan.
Sekarang mari kita berdoa dulu supaya kita diberi petunjuk dan kemudahan dalam pembelajaran nanti, doa dimulai!
Nah, Anak-anakku, materi kita hari ini cukup seru. Pak guru katakan seru karena nanti pada proses pembelajaran akan ada demonstrasi kecil-kecil yang akan kalian lakukan secara berkelompok. Kalian suka melakukan demonstrasi kan?
Siswa : Suka pak!
Guru : Siapa yang masih ingat materi kita pada pertemuan sebelumnya? Yang masih ingat tolong acungkan telunjuk! Oke, Daffa..!
Daffa : Gaya mengubah gerak benda pak!
Guru : Ya, berikan aplowss dulu untuk Daffa! Siapa lagi yang bisa menjelaskan bagaimana cara mengubah gerak suatu benda itu?
Saya pak, seru Citra!
Citra : Dengan cara didorong atau ditarik pak!
Guru : 100 buat Citra! Nah, sekarang. Coba perhatikan benda apa yang pak guru pegang ini?
Siswa : kertas pak!
Guru : Benar, siapa yang berani maju di depan untuk mempraktekkan gaya dorong pada kertas ini dengan cara diremas?
Saya pak!
Zul : Sambil memegang selembar kertas Zul langsung meremas kertas tersebut hingga menjadi berbentuk menyerupai bulatan bola.
Guru : Sekarang coba tunjukkan pada teman-teman kertas yang kamu remas itu!
Nah, Sitti! Apa kamu bisa lihat benda yang dipegang oleh Zul ini?
Sitti : Bisa pak guru!
Guru : Apa mengalami perubahan bentuk?
Sitti : Iya pak, berubah bentuk!
Guru : Jawaban yang bagus!
Oke, Zul. Kamu sudah bisa kembali ke tempat duduk. Terima kasih kamu sudah membantu pak guru di depan sini!
Anak-anak sekalian, dari kegiatan yang baru kita saksikan bersama, tibalah kita pada materi yang akan kita pelajari pada hari ini dengan tujuan menyimpulkan hasil kegiatan percobaan/demonstrasi bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda dan memberikan contoh kegiatan dalam kehidupan sehari-hari tentang gaya yang mempengaruhi bentuk benda. Materi ini tidak sulit, karena bisa dengan mudah kita pahami hanya dengan melakukan kegiatan sederhana seperti yang dicontohkan oleh teman kalian yaitu Zul.
Apa kalian siap jika materi ini pak guru lanjutkan?
Siswa : Siap pak guru!
Guru : Pak guru puas dengan jawaban kalian!
Sekarang coba perhatikan apa yang ada di atas meja ini, ini adalah alat-alat yang nanti akan kita gunakan supaya pembelajaran kita semakin seru. Siapa yang bisa memperkenalkan alat-alat ini kepada teman-teman yang lain?
Saya pak!
Beni : Telur, Kaleng bekas, Palu, Plastisin, Botol aqua, Gelang karet, Spon/Gabus!
Guru : Ya, jawaban yang tepat!
Oke anak-anak, supaya pembelajaran kita lebih efektif. Pak guru minta dua orang siswa maju di depan kelas! (tanpa ditunjuk Hajra dan Imam langsung maju).
Hajra, silahkan kamu ambil 1 butir telur, pegang pada ujung tas yang sudah pak guru ikatkan dan kamu Imam silahkan ambil kaleng bekas bersama palu! Tolong perhatikan perintah dari Pak Guru. Namun sebelum itu, Pak Guru bertanya dulu.
Hajra, apa telur yang kamu pegang bentuknya masih utuh atau sudah pecah?
Hajra : Masih utuh pak!
Guru : Apa benar masih utuh Alfit?
Alfit : Benar pak!
Guru : Bagaimana dengan kaleng bekas yang kamu pegang Imam, apa masih bagus bentuknya atau sudah penyok?
Imam : Masih bagus pak!
Guru : Nah, sekarang dengar perintah dari Pak Guru!
Dalam hitungan ketiga, secara bersamaan silahkan telur diketukkan ke meja dan kaleng bekas ketuk dengan palu. Usahakan beri gaya dorong yang agak besar/kuat dan nanti kita lihat bersama apa yang akan terjadi pada kedua benda ini. (dalam hitungan ketiga, perintah tersebut mereka laksanakan)
Hajra, apa yang terjadi dengan telur yang kamu pegang?
Hajra : Pecah pak!
Guru : Bagaimana dengan kalengnya Imam?
Imam : Penyok pak guru!
Guru : Awad, dari kegiatan yang baru kita saksikan bersama, apakah terjadi perubahan bentuk pada telur dan kaleng?
Awad : Iya pak, berubah bentuk!
Guru : Alasannya apa?
Awad : Telur yang tadinya utuh dan bulat sekarang pecah, kaleng juga jadi penyok pak!
Guru : Jawaban yang tepat!
Sekarang, tolong perhatikan penjelasan sedikit dari pak guru. Dari kegiatan yang telah kita saksikan bersama, bahwa gaya dapat mempengaruhi bentuk benda. Benda bisa berubah bentuk jika kita beri gaya dorong atau tarikan, sama halnya yang kita pelajari sebelumnya tentang gaya yang dapat mengubah gerak benda. Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa lihat bagaimana gaya dapat mempengaruhi bentuk benda, misalnya adonan kue yang biasa dibuat ibu di rumah, gulungan kabel atau tali, pembuatan batu bata, dan masih banyak lagi. Dari penjelasan singkat ini, apa ada yang ingin ditanyakana?
Siswa : Tidak ada pak!
Guru : Karena tidak ada yang ingin ditanyakan, sekarang kalian akan melakukan demonstarsi sederhana. Pak Guru akan bagi menjadi 5 (lima) kelompok. Disini sudah disediakan alat dan bahan yang kalian perlukan dalam kegiatan demonstrasi dan juga LKS, perintah tugas kalian ada pada LKS ini.
(siswa dibagi menjadi 5 (lima) kelompok dan dibagikan LKS)
Silahkan dibaca dan dipahami baik-baik perintah soal dalam LKS, apa ada yang kurang jelas?
Siswa : Tidak ada pak!
Guru : Oke, sekarang silahkan kerjakan tugas kelompok ini dengan sebaik-baiknya. Waktu kalian 20 menit dari sekarang. Kelompok yang bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik sebelum waktu habis akan mendapat nilai bonus. Bisa dipahami?
Siswa : Paham pak guru!
(Dua puluh menit kemudian)
Guru : Sekarang, silahkan wakil dari masing-masing kelompok melaporkan hasil dari percobaan. LKS masing-masing kelompok ditempel saja di papan tulis kemudian yang mewakili kelompok membacakan hasil kelompok masing-masing. Hasilnya langsung kita nilai bersama. Ada yang perlu ditanyakan?
Siswa : Tidak ada pak!
Guru : Ya, silahkan kita mulai dari kelompok I.
(semua kelompok selesai melaporkan hasil kerja kelompok masing-masing)
Setelah kita lakukan penilaian bersama, alhamdulillah sebanyak 4 kelompok bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik, yaitu kelompok I, II, III, dan V. Keempat kelompok ini berhak mendapatkan nilai complete yaitu 100.
Untuk kelompok IV, hasil pekerjaan kalian sudah baik. Tinggal dilakukan penyempurnaan sedikit, atas usaha kalian Pak Guru hargai dengan nilai 75.
Siswa : Horee...! kita semua berhasil!
Gurur : Alhamdulillah, Pak Guru senang dengan apa yang kalian capai hari ini. Jika kita lihat KKM dari materi ini berarti semua kelompok masuk kategori TUNTAS pada kegiatan percobaan/demonstrasi karena KKMnya 75.
Nah, nanti sesudah ini masih ada lagi tugas tertulis yang harus kalian kerjakan. Tugasnya sangat mudah karena berhubungan dengan kegiatan kita sehari-hari. Kalian siap menyelesaikan tugas ini?
Siswa : Siap pak guru!
Guru : Alhamdulillah! Namun, sebelum kalian mengerjakan tugas ini, silahkan jika ada yang masih ingin ditanyakan Pak Guru kasih waktu!
Siswa : Tidak ada Pak, sudah jelas.
Guru : Apa ada yang bisa membantu Pak Guru menyimpulkan hasil percobaan yang kalian lakukan secara kelompok?
Daffa : Semua benda bisa berubah bentuk!
Guru : Bagaimana dengan yang lain?
Sitti : Benda yang ditekan bisa berubah betuknya!
Guru : Ada lagi yang mau memberikan pendapat?
Siswa : Tidak ada pak!
Guru : Oke. Buat Daffa dan Sitti, jawaban kalian sudah bagus, tinggal Pak Guru lengkapi sedikit. Tolong ditulis supaya bisa kalian bandingkan dengan jawaban kalian.
Kesimpulan dari kegiatan percobaan yang kalian lakukan adalah ”Gaya dapat mempengaruhi atau mengubah bentuk benda”. Sangat singkat. Jadi baik gaya dorong maupun gaya tarik bisa mengubah bentuk benda. Jika benda agak keras, maka gaya yang kita berikan harus besar atau kuat. Ini bisa kita lihat jika orang membuat ukiran dari batu atau kayu yang keras, mereka menggunakan palu atau penumbuk lain bahkan tenaga mesin untuk menghasilkan tenaga yang besar. Bisa dipahami?
Siswa : Bisa pak guru!
Guru : Sekarang, siapkan buku tugas kalian. Tulis soalnya, jumlah soalnya hanya satu nomor tetapi kalian diminta menuliskan tiga (3) contoh kegiatan sehari-hari yang membuktikan bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda. Waktu yang Pak Guru berikan hanya 6 menit dimulai dari sekarang.
(Enam menit kemudian)
Setelah Pak Guru periksa Alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan, semuanya dinyatakan TUNTAS.
Siswa : Horee...!
Guru : Pak guru senang dengan capaian kalian hari ini, sungguh luar biasa. Sebagai hadiah atas apa yang kalian kerjakan, ini ada ole-ole untuk di bawah ke rumah (PR). Hehehe...
Sebelum Pak Guru akhiri pertemuan ini, Pak Guru berpesan agar tetap semangat dalam belajar sebagaimana kalian tunjukkan pada hari ini.
Siswa : Iya Pak guru!
Guru : Untuk mengahiri pertemuan kita, mari kita tutup dengan doa. Doa dimulai..!
Demikian, semoga kita bisa bertemu lagi dilain kesempatan dan dalam keadaan sehat wal’afiat.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu...!!!
RPP Pengembangan Pembelajaran IPA di SD
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : SDN No. 30 Kota Selatan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV (Empat) / II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda
B. Kompetensi Dasar
7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda
C. Indikator
- Menyimpulkan hasil kegiatan percobaan/demonstrasi bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda;
- Memberikan contoh kegiatan dalam kehidupan sehari-hari tentang gaya yang mempengaruhi bentuk benda.
D. Tujuan Pembelajaran**
- Siswa dapat menyimpulkan hasil dari kegiatan percobaan/demonstrasi bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda;
- Siswa dapat memberikan contoh kegiatan dalam kehidupan sehari-hari tentang gaya yang mempengaruhi bentuk benda.
&Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline);
Rasa hormat dan perhatian (Respect);
Tekun (Diligence);
Tanggung jawab (Responsibility); dan Ketelitian (Carefulness)
E. Materi Pokok
Gaya Mempengaruhi Bentuk Benda
Dari gambar di samping terlihat bahwa gaya dapat mempengaruhi bentuk benda. Benda yang awalnya hanya bentuk tanah liat, setelah diberi gaya otot oleh tangan dengan cara didorong bisa berubah bentuk menjadi pot bunga.
F. Metode Pembelajaran
- Ceramah dilaksanakan pada kegiatan membuka dan menutup pembelajaran dan pada saat menyampaikan tujuan pembelajaran;
- Tanya Jawab dilaksanakan pada kegiatan apersepsi, saat demonstrasi, kerja kelompok dan pendalaman materi;
- Demonstrasi dilaksanakan pada kegiatan pengujian hipotesa ”bahwa gaya dapat mempengaruhi bentuk benda”.
- Kerja Kelompok dilaksanakan pada kegiatan demonstrasi;
- Pemberian Tugas dilaksanakan pada kegiatan kerja kelompok dan kegiatan akhir pada saat evaluasi.
G. Media/Alat dan Sumber Pembelajaran
o Media/Alat: Telur, Kaleng bekas, Palu, Plastisin, Lembaran kertas, Botol aqua, Gelang karet, Spon/Gabus, LKS.
o Sumber: Buku Sains Kelas IV SD, BSE IPA kelas IV SD-Budiwahyono,Internet,Benda-benda atau kejadian di lingkungan sekitar, dan sumber lain yang bersesuaian.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
o Mengucapkan salam; o Mengatur/mengkondisikan kelas; o Mengecek kehadiran siswa; o Berdoa sebelum belajar; o Apersepsi: Guru mereview kembali konsep tentang gaya yang bisa dilakukan pada benda (dorongan dan tarikan), selanjutnya guru meminta seorang siswa melakukan gaya dorongan pada selembar kertas dengan cara diremas atau gaya ditarikan. Kemudian guru bertanya pada siswa yang lain apakah terjadi perubahan bentuk pada kertas tersebut. Dari jawaban tersebut guru memberikan penguatan dan selanjutnya mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dengan kegiatan yang baru dilakukan siswa serta mengkaitkan pembelajaran sekarang dengan jawaban siswa. |
±10 menit |
o Untuk memperdalam pemahaman siswa tentang gaya dapat mempengaruhi bentuk benda, guru meminta dua orang siswa melakukan kegiatan berikut: Ø Kaleng dipukul dengan palu. Ø Telur yang diketukkan ke tembok/meja. o Melakukan tanya jawab tentang hasil dari kegiatan di atas; o Melakukan penanaman konsep bahwa gaya dapat mempengaruhi bentuk bentuk benda disertai dengan contoh-contoh yang biasa terjadi di lingkungan sehari-hari. Misalnya adonan kue yang biasa dibuat ibu di rumah, gulungan cok rol, pembuatan batu bata, dll; o Siswa dibagi kelompok untuk melakukan demonstrasi melalui media yang sudah disediakan sehubungan dengan pengujian hipotesa bahwa gaya dapat mempengaruhi bentuk benda; o Mengarahkan siswa melakukan kerja kelompok sesuai perintah tugas dalam LKS dan . (LKS terlampir); o Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir,menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; o Meminta wakil masing-masing kelompok untuk melaporkan hasil kerja kelompok dan dinilai bersama; o Melakukan penilaian proses sambil memberikan penguatan kepada kelompok yang hasil kerjanya benar dan mengarahkan kelompok yang hasil kerjanya belum berhasil dengan baik; o Melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. o Membuat kesimpulan bersama bahwa ternyata hipotesa “gaya dapat mempengaruhi bentuk benda” dapat dibuktikan. |
±45 menit |
o Melakukan evaluasi akhir pembelajaran dalam bentuk tes tertulis; o Memeriksa hasil kerja siswa; o Memberikan PR untuk pendalaman materi; o Memotivasi siswa agar mengulangi materi pembelajaran di rumah; o Berdoa untuk menutup pembelajaran. |
±15 menit |
I. Evaluasi Pembelajaran
Tes Tertulis
1. Butir Soal
Tuliskan 3 (tiga) contoh kegiatan sehari-hari yang membuktikan gaya dapat mengubah bentuk benda!
2. Jawaban
Ø Kegiatan Ibu membuat adonan kue; Skor : 1
Ø Kegiatan pengrajin batu bata; Skor : 1
Ø Bantal kursi/bantal tidur yang ditekan; Skor : 1
Ø (Bisa contoh lain sesuai jawaban siswa yang relevan)
SKOR MAKSIMUM : 3
RENTANG NILAI |
||
SKOR |
NILAI |
KET |
3 |
100 |
|
Inisiasi I Pengembangan PKn di SD
11 November 2012 18:47:06
Dibaca : 127
INISIASI I
1. Bandingkan pendapat ketiga tokoh psikologi kognitif tentang proses terjadinya belajar! Pendapat Piagetbahwa proses belajar terdiri dari tiga tahap, yaitu (1) Tahap Asimilasiadalah proses mendapatkan informasi dan pengalaman baru yang langsung diintegrasikan dan menyatu dengan struktur mental yang sudah dimiliki seseorang; (2) Tahap Akomodasiadalah proses menstrukturkan kembali mental sebagai suatu akibat adanya pengalaman atau adanya informasi baru.Dan (3)Tahap Equilibrasi/Penyeimbanganadalah penyesuaian yang berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.Dengan demikian, belajar itu tidak hanya menerima informasi dan pengalaman saja, tetapi juga terjadi penstrukturan kembali informasi dan pengalaman lamanya untuk mengakomodasikan informasi dan pengalaman baru tersebut. Pendapat Ausubelbahwa kunci keberhasilan belajar terletak pada kebermaknaan bahan/materi ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa. Jika informasi atau pengalaman baru bermakna bagi siswa, maka siswa dapat memahaminya dengan mudah dan sedikit kemungkinan mengalami kesulitan dalam menyusun suatu kesimpulan yang merupakan hasil interaksi antara pengetahun baru dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. PendapatKoffkadi manabelajar adalah proses mengembangkan pemahaman terhadap konteks sejumlah hubungan di dalam suatu persoalan menuju pembentukan tingkah laku. 2. Pendekatan ekspositori merupakan suatu pendekatan yang ditinjau dari interaksi guru dengan siswa, dimana guru yang aktif dan siswa pasif.Seperti apa persiapan guru agar pendekatan ini menjadi bermakna bagi siswanya? Yang harus dipersiapkan guru dalam proses pembelajaran jika menggunakan pendekatan Ekspositori adalah: 1) Melakukan apersepsi, yaitu mengingatkan kembali pengetahuan yang berkaitan dengan bahan ajar yang akan disajikan; 2) Menjelaskan materi panjang lebarsecara detail dan sistematis; 3) Menggunakan media yang dianggap dapat lebih mempermudah siswa memahami bahan ajar yang disampaikan dan tentu juga harus menarik; 4) Banyak memberikan penguatan agar perhatian siswa terfokus dan bisa diarahkan; 5) Lengkapi dengan LKS. 3. Bagaimana tolok ukurnya suatu bangsa atau generasi penerus dapat dikategorikan sebagai bangsa yang baik? Suatu bangsa atau generasi penerus dapat dikategorikan sebagai bangsa yang baik apabila dia mampu menghargai jasa para pahlawannya (Ir. Soekarno). Tapi menurut saya bahwa bangsa ini menjadi baik apabila dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya atau generasi penerus tahu memposisikan diri. Artinya dia tahu mana yang menjadi hak dan kewajibannya sebagai warga Negara. Sekarang ini banyak terjadi kekacauan di mana-mana karena orang banyak menuntut hak tapi tidak menyadari apa yang menjadi kewajibannya. Bangsa yang baik juga bisa diukur dari segi moralitas yang baik, karena dengan moral yang baik bisa dipastikan masyarakatnya dapat hidup berdampingan sekalipun banyak perbedaan dalam perilaku kehidupan. 4. Pendidikan nilai, moral,dan norma perlu ditanamkan pada siswa sejak usia dini. Mengapa demikian? Karena untuk menghendaki manusia yang tahu dan paham nilai, norma terutama moral yang baik tidak mudah. Butuh proses yang panjang dan usaha yang maksimal untuk menghendaki seseorang bermoral baik dan tahu norma dan nilai yang berkembang di masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan nilai, norma, dan moral ini harus dengan segera ditanamkan pada diri individu siswa sejak dini, jika kita berpandangan bahwa nanti pada usia dewasa seseorang belajar ketiga hal disebutkan di atas, maka hasil yang maksimal sulit diwujudkan. Pendidikan nilai, moral dan norma juga ada baiknya dibelajarkan melalui pembiasaan, dan usia dinilah yang dipandang sebagai momen yang tepat untuk pembiasaan-pembiasaan. |