LABEL : Pendidikan

Berbagai Masalah Yang Berpengaruh Pada Pendidikan.

17 September 2024 09:54:49 Dibaca : 8

Tim Penyusun. 

1. Safrin Lamusrin 

2. Farhan Mamonto. 

         Pendididikan tentu merupakan suatu proses yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia, melalui pendidikan itulah manusia mampu mengembangka sains dan tehnologi. Secara sederhana pendidikan sebagai upaya sadar danterencana untuk meningkatkan potensi diri seseorang yang mencakup berbagai aspek seperti keterampilan, sosial, emosional, dan spritual. Pendidikan Menurut (Sartika, 2022) Pendidikan adalah semua pengetahuan yang dipelajari sepanjang hayat dan dapat terjadi di mana pun dan dalam situasi apa pun yang mempengaruhi pertumbuhan setiap makhluk hidup. 

         Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan menegembangkan potensi dirinya untuk mrmiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.  

          Akan tetapi jauh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional mengatur tentang bagaiaman cara sistem pendidikan bekerja, Undang-undang dasar 1945 telah mengatur pendidikan, dimana secara garis besar Negara malalui APBN (Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara) setidsknya untuk anggaran pendidikan sebesar 20% baik dari APBN Maupun dari APBD untuk membiayai bidang pendidikan. 

         Hal ini tentu menunjukkan pemerintah memperhatiakan pendidikan, bahkan setiap warga negara mempunyai hak untuk mengenyam pendidikan yang layak dan negara berkewajiban membiayai dan melayani serta memperbaiki dan melengkapi fasilitas penunjang untuk meningkatn mutu pendidikan. 

         Menurut (Susilo, 2017) Pendidikan memiliki Fungsi diantaranya : 

  1. Pendidikan Sebagai Penegak nilai, Pendidikan merupakan penegak nilai dalam masyarakat (reinforcing social values), dengan artian memelihara serta menjaga tetap lestarinya nilai-nilai dalam masyarakat. 
  2. Pendidikan sebagai Sarana Pengembang Masyarakat, Proses pendidikan selalu terjadi dalam lingkungan masyarakat, dan pendidikan bertujuan untuk mengembangkan masyarakat itu sendiri. Proses tersebut akan berlangsung terus-menerus selama masyarakat itu masih ada. 
  3. Pendidikan sebagai Upaya Pengembangan Potensi Manusia, Pengembangan kemampuan masyarakat akan terkait dengan pengembangan nilai-nilai yang hidup di masyarakat ini. Pengembangan nilai-nilai ini erat terkait dengan pembentukan anggota masyarakat yang mumpuni dan dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat yang baik.

         Dalam menuju tujuan pendidikan nasional maka dibutuhkan proses pembelajaran dalam kelas. Menurut (Sartika, 2022) Belajar adalah suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Belajar juga merupakan hasil dari interaksi antara stimulus dan respons. Perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat disebut belajar. Pada dasarnya, mengajar adalah proses pengalihan pengetahuan, informasi, standar, nilai, dan sebagainya dari seorang pendidik kepada siswanya. Keterlibatan penuh siswa sebagai warga belajar selama proses pembelajaran adalah kunci keberhasilan pendidikan. Di sini, keterlibatan yang dimaksud adalah "pengalaman" yang melibatkan seluruh potensi peserta didik, termasuk mata, telinga, dan aktivitas langsung. Tak dapat dipungkiri Pendidikan tentunya mempunyai masalah yang akan mengurangi mutu pendidikan. 

1. Pengertian Masalah Yang Mempengaruhi Pendidikan. 

       Pendidikan merupakan fondasi utama bagi kemajuan suatu bangsa karena memberi orang kesempatan untuk mengembangkan potensi mereka sendiri dan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan hidup. Namun, pendidikan tidak selalu berjalan lancar. Banyak masalah muncul secara teratur dan dapat memengaruhi kualitas pendidikan. Setiap hal, baik itu faktor internal maupun eksternal, yang dapat menghambat pencapaian tujuan pendidikan yang berkualitas dapat dianggap sebagai masalah yang berpengaruh pada pendidikan. Masalah-masalah ini dapat muncul di berbagai tingkatan, mulai dari keluarga siswa, sekolah, hingga sistem pendidikan secara keseluruhan. 

         Masalah dalam pendidikan dapat diartikan sebagai segala hambatan atau kendala yang menghambat tercapainya tujuan pendidikan. Hambatan tersebut dapat berasal dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi masalah yang berasal dari dalam sistem pendidikan itu sendiri, seperti kualitas guru, kurikulum, dan sarana prasarana sekolah. Sementara itu, faktor eksternal mencakup masalah yang berasal dari luar sistem pendidikan, seperti kondisi sosial ekonomi, budaya, dan kebijakan pemerintah.

2. Jenis-Jenis Masalah Yang Berpengaruh terhadap Pendidikan. 

a. Penurunan Kualitas Pendidikan.

         Penurunan kualitas pendidikan ditandai dengan penurunan anggaran, ini disebabkan oleh alokasi anggran di bidang pendidikan menurun. Tentu ini jelas menghambat perbaikan sarana dan prasarana sekolah, pengadaan buku pelajaran, serta peningkatan kesejahteraan guru. Kurangnya jumlah guru juga tentu akan memunculkan masalah dalam pendidikan dimana jumlah pendidik atau guru tidak begitu banyak. Kurangnya pelatihan bagi guru, rendahnya kualifikasi guru, dapat mempengaruhi proses pembelajaran dalam kelas. Kurikulum yang tidak relevana juga menjadi faktor penurunan kualitas pendidikan, kurikulum yang tidak seseuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan dunia kerja dapat membuat siswa kesulitas dalam mengaplikasikan ilmu yang dipelajari.

b. Sarana Dan Prasarana. 

         Menurut (Miski, 2015) Sarana dan prasarana sangat penting untuk proses pembelajaran di sekolah. Tanpa mereka, kegiatan pembelajaran akan menjadi lebih sulit, yang pada gilirannya akan menyebabkan hasil belajar siswa rendah atau tinggi. Sarana dan Prasarana menjadi masalah yang mempengaruhi pendidikan, kurangnya sarana dan prasarana menjadi masalah dalam pendidikan. Tentunya ini akan mempengaruhi mutu pendidikan kedepannya. Sarana dan prasarana pendidikan yang memadai merupakan kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran. Namun, sayangnya, masalah terkait sarana dan prasarana masih menjadi tantangan besar di berbagai wilayah, terutama di daerah-daerah terpencil.

c. Infrastruktur Yang Kurang Memadai. 

             Infrastruktu berkaitan erat dengan bangunan sekolah, ini jelas menjadi masalah dalam dunia pendidikan, kurangnya infrastruktur yang kurang akan berdampak pada proses pembelajaran yang kurang. Kita bisa membayangkan keadaan kelas yang bocor dan tidak layak digunakan, pertanyaannya apakah proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik? Jelas tidak, ruangan didalam kelas mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. melihat kondisi ini, maka siswa akan kurang termotivasi dalam pembelajaran.     

d. Kurangnya Peran Masyarakat Sekitar.

         Kurangnya peran masyarakat menjadi maslah dalam pendidikan, maksudnya adalah apabila masyarakat sekitar tidak perhatian terhadap kondisi sekolah, siswa dan lain-lain yang berkaitan dengan itu, jelas ini bisa dikatan sebagai Problem Dalam pendidika. Disetiap sekolah pasti mempunyai organisasi paguyuban yang didalamnya di isi oleh orang tua dan wali siswa, organisasi ini tentu mempunyai tugas dan manfaat diantaranya mampu meningkatkan pemahaman pendidikan kepada orang tua wali, Membangun komunikasi dengan guru, meningkatkan partisipasi dalam sekolah, mendapantkan dukungan finansial dari orang tua, dan tentu menjalin kerja sama dengan baik dengan masyarakat sekitar. 

         Pentingnya dukungan orang tua dan masyarakat sekitar mempengruhi pendidikan, semua masyarakat ikut serta dalam menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai contoh, apabila dalam suatu sekolah masyarakat tidak mempunyai keprihatinan terhadap pendidikan maka tentu akan berdampak pada penurunan kualitas dan mutu pendidikan.

e. Menurunnya Motivasi Belajar Siswa. 

         "Motivasi" berasal dari kata Latin Movere, yang berarti dorongan atau kekuatan. Motivasi didefinisikan oleh banyak ahli dengan cara yang berbeda, tetapi intinya adalah sebagai dorongan untuk mengubah energi seseorang ke dalam tindakan untuk mencapai tujuan (Miski, 2015). Menurut (Lepper: 1988) Dalam (Miski, 2015) Siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas untuk dirinyas endiri karena ingin mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau merasa kebutuhannya terpenuhi. Ada juga Siswa yang termotivasi melaksanakan belajar dalam rangka memperoleh penghargaan atau menghindari hukuman dari luar dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda penghargaan, atau pujian guru. Pada dasarnya motivasi adalah suatu usahay ang disadari untuk menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Hamdu & Agustina, 2011)

          prestasi siswa adalah motivasi. Dengan adanya motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal yang perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah (Hamdu & Agustina, 2011)

          Dengan demikian pendidikan tentu sangatlah penting bagi umat manusia, dengan Pendidikan maka manusia mampu menerima ilmu pengetahuan bahkan mampu mengembangkan tehnologi dan sains, melalui pendidikan maka setiap manusia akan diajarkan bagaiamana menjadi manusia yang baik berlandaskan ahklak yang mulia. Pendidikan tentu terus menyesuaiakan dengan perkembangan saat ini yang jelas-jelas sudah maju dan disitulah pendidikan harus menyesuaiakan.

         Pendidikan memupyai segudang masalah baik dari permasalahan internal maupun eksternal, akan tetapi ini menjadi agenda pemerintah untuk menyelesaiakan yang menjadi masalah pedidikan saat ini agar mutu pendidikan juga meningkat kedepan, sehingganya kita mampu menciptakan manusia-manusia yang unggul yang siap pakai dengan keahlian dan mampu bersaing kedepan.

Daftar Pustaka

Hamdu, G., & Agustina, L. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pestasi Belajar Ipa Di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan, 12(1), 25–33.

Miski, R. (2015). Pengaruh Sarana dan Prasarana terhadap Hasil Belajar Siswa. Tadbir Muwahhid, 4(2), 69–73.

Sartika, S. B. (2022). Buku Ajar Belajar Dan Pembelajaran. In Buku Ajar Belajar Dan Pembelajaran. https://doi.org/10.21070/2022/978-623-464-043-4

Susilo, J. (2017). Peran dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam Mencapai Tujuan Pendidikan Nasional. Wordpress.Com, 1(1), 1–11.

Pentingnya Pendidikan Karakter Disiplin Bagi Siswa.

09 September 2024 17:31:48 Dibaca : 11

Tim Penyusun. 

1. Safrin Lamusrin. 

2. Abdul Muin Saleh. 

 

         Pendidikan yaitu metode pembelajaran yang dilakukan disekolah, peserta didik tentunya menerima segala ilmu pengetahuan yang guru berikan. Akan tetapi pendidikan jaman sekarang tidak hanya menitik beratkan pada kecerdasan IQ, melainkan pada karakter dan sikap, bagaimana peserta didik bertingkah laku yang baik di lingkungan sekolah.  Pendidikan karakter adalah kewajiban kita semua, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan karakter yang penting di tanamkan dalam peserta didik adalah pendidikan karakter disiplin. Dalam membina karakter seseorang, pendidikan karakter disiplin adalah hal penting untuk diperhatikan. Mengembangkan nilai-nilai disiplin akan mendorong perkembangan nilai-nilai positif lainnya, seperti tanggung jawab, kejujuran, kolaborasi, dan sebagainya. (Wuryandani et al., 2014). 

         Fenomena yang terjadi saat ini adalah banyak siswa yang tidak memiliki disiplin. diantaranya sering datang terlambat, menunda-nunda pekerjaan seperti tugas atau tugas tambahan yang merupakan tanggungjawab mereka sebagai peserta didik. Contoh kecil pelanggaran kedisiplinan di sekolah diantaranya datang terlambat di sekolah, ini yang sering ditemukan dengan Alasan klasik diantaranya, begadang, ketiduran, main game sampai tidak mengenal waktu. Contoh kecil kedua, yaitu sering menunda-nunda pekerjaan tugas dan tanggung jawabmereka sebagai siswa, mereka hanya bermain Handphone, Keluar masuk kelas karena bosan didalam kelas, dan bahkan mengikuti teman kelas sebalah yang keluar masuk. Ini tentunya mengganggu aktiivitas pembelajaran. Bahakan jika tidak dipupuk dari awal sikap disiplin sejak dini maka akan berdampak pada tidak tanggung jawabnya mereka terhadap tugas yang mereka emban. 

         Perilaku tidak disiplin di sekolah adalah masalah besar dengan pendidikan karakter disiplin. Fakta bahwa perilaku tidak disiplin muncul menunjukkan bahwa pengetahuan tentang sifat yang diajarkan kepada siswa di sekolah tidak berdampak positif pada perubahan perilaku sehari-hari mereka (Irsan & Syamsurijal, 2020).

         Pendidikan karakter disiplin tentu wajib di tanamkan sejak dini, sekolah menjadi tempat pembentukan karakter disiplin. Semua pemangku kepentingan dalam sekolah mampu membentuk karakter disiplin. Penanaman Siswa berusaha menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan menyenangkan serta membantu menemukan, mengatasi, dan mencegah masalah disiplin (Uge et al., 2022). Untuk itu pendidikan karakter disiplin perlu ditanamkan sejak dini, maka dalam tulisan ini mengangkat pendidikan karakter disiplin siswa.

 

DaftarPustaka. 

Irsan, & Syamsurijal. (2020). Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin Siswa di Sekolah Dasar Kota Baubau 

Uge, S., Arisanti, W. O. L., & Hikmawati, H. (2022). Upaya Guru Dalam Menanamkan Karakter Disiplin Siswa Sekolah Dasar.  Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Sekolah Dasar.

Wuryandani, W., Maftuh, B., . S., & Budimansyah, D. (2014). Pendidikan Karakter Disiplin Di Sekolah Dasar. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 

 

Pendidikan Karakter

09 September 2024 17:21:26 Dibaca : 13

Pengertian Karakter

         Karakter adalah seperangkat sifat yang selalu dikagumi menjadi tanda-tanda kebaikan, kebajikan dan kematangan moral seorang. Secara etimologi, istilah karakter asal dari bahasa Latin character, yang berarti tabiat, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian serta akhlak. menurut W.B. Saunders, (1977: 126) menyebutkan bahwa karakter adalah sifat nyata serta tidak sinkron yg ditunjukkan sang individu, sejumlah atribut yg bisa diamati di individu.

          Wyne berkata bahwa karakter yaitu menandai bagaimana cara memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laris. oleh karena itu seseorang yg berperilaku tidak amanah, kejam atau rakus dikatakan menjadi orang yang berkarakter buruk , sementara orang yg berprilaku jujur, senang menolong dikatakan menjadi orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya menggunakan personality (kepribadian) seorang.

Fungsi Karakter. 

  1. Fungsi Pembentukan Dan Pengembangan, Pendidikan karakter mempunyai fungsi sebagai pembentukan dan pengembangan potensi, hal ini berarti peserta didik mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya untuk berpikir baik, berhati nurani yang baik , dan berperilaku baik serta berbudi pekerti yang luhur.
  2. Fungsi Untuk Penyaring.  Pendidikan karakter juga berfungsi sebagai filter, sehingga masyarakat dapat memilih dan memilih budaya negara mereka sendiri. Diharapkan bahwa karakter pendidikan akan membantu menyaring budaya asing yang tidak sejalan dengan prinsip karakter, serta budaya Indonesia yang berbudi pekerti luhur.
  3. Penguatan Dan Perbaikan.  Pendidikan karakter mempunyai fungsi sebagai penguatan dan perbaikan, hal ini berarti sistem pendidikan ini berfungsi untuk memperbaiki serta menguatkan peran baik individu, keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah.

Tujuan Karakter. 

  Pendidikan karakter untuk memfasilitasi sosialisasi karakter yang harus dimiliki setiap orang agar mereka dapat memberikan manfaat yang paling besar bagi lingkungan sekitar mereka. Berikut adalah beberapa tujuan pendidikan karakter umum:

  • Mengetahui berbagai karakter baik manusia.
  • Memahami sisi baik menjalankan perilaku berkarakter.
  • Dapat mengartikan dan menjelaskan berbagai karakter.
  • Menunjukkan contoh perilaku berkarakter dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai-Nilai Dalam Karakter. 

  1. Religius, Diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan lain.
  2. Nasionalis, Ditunjukkan melalui apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.
  3. Integritas, Meliputi sikap tanggung jawab, konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran, menghargai martabat individu, serta mampu menunjukkan keteladanan.
  4. Mandiri, Pembelajar sepanjang hayat, mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi, dan cita-cita.
  5. Gotong royong, Diharapkan peserta didik menunjukkan sikap menghargai sesama, dapat bekerja sama, inklusif, tolong menolong, memiliki empati dan rasa solidaritas.

Daftar Pustaka.

https://hukum.uma.ac.id/2021/12/03/apa-itu-pengertian-karakter/

https://www.bola.com/ragam/read/4955535/pengertian-pendidikan-karakter-menurut-para-ahli-fungsi-tujuan-dan-nilainya?page=4 

https://www.liputan6.com/hot/read/5294359/tujuan-pendidikan-karakter-di-indonesia-dan-nilai-nilai-yang-harus-diajarkan?page=3 

BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Pengertian Bimbingan Dan Konseling

         Menurut Rusydi Ananda (Dalam Prayinto dan amti 2004 : 99) Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak anak, Remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sedangkan konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (Konselor) Kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (Klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh ( Klien). Sedangkan menurut Rusydi Ananda ( Dalam Sukardi Dan Kusmawati 2008 : 2). Memaparkan bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan kepada seseorang atau kelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang lebih mandirii, sedangkan konseling adalah suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka, antara konselor dan konseli yang berisi usaha yang laras unik dan manusiawi yang dilakukan dalam susasana keahlian dan yang didasarkan atas norma norma yang berlaku. 

         Ahmad Susanto ( Dalam Suherman, 2009 : 15) Konseling merupakan hubungan yang bersifat membantu agar konseli dapat tumbuh kearah yang dipilihnya juga agar dapat memecahkan masalah masalah yang dihadapinya. Sedangkan dalam Ahmad Susanto (Dalam Willis, 2004 : 18) mengungkapkan bahwa konseling adalah suatu upaya bantuan terhadap individu agar berkembang potensinya secara optimal maupun mengatasi masalahnya dan maupun menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang senantiasa berubah.

B. Perbedaan Dan Persamaan Bimbingan Dan Konseling. 

Mansoer atau mansoer ( Dalam prayinto, 1978 : 643 ) menyatakan bahwa didalam keseluruhan pelayanan bimbingan konseling dianggap sebagai inti dari proses pemberian bantuan.

  1. Perbedaan Bimbingan Dan Konseling.

            Perbedaan terletak pada segi isi kegiatan dan tenaga yang menyelenggarakannya. Dari segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian informasi dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa. Sedangkan konseling merupakan bantuan yang dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia antara konselor dan klean. Dilihat dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh guru, wali kelas, kepala sekolah dan orang dewasa lainnya kepada individu yang memerlukannya.

       2. Persamaan Bimbingan Dan Konseling.

            Persamaan yang lebih jelas antara keduanya kepada tujuan yang hendak dicapai yaitu sama sama untuk memandirikan individu, sama sama diterapkan dalam program persekolahan dan sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku dilingkungan masyarakat tempat kedua kegiatan itu dilakukan. Rita Lisnawati ( Dalam Muh Surya,1996 : 12). Bimbingan dan konseling disekolah dapat berhasil dengan baik, maka perlu disusun suatu program atau rencana yang sebaik baiknya, dengan program yang baik maka kegiatan bimbingan akan lebih efisien.

C. Tujuan Bimbingan Dan Koonseling. 

         Tujuan Bimbingan Dan Konseling menurut (Rita Lisnawati, 2016 : 70) berpendapat bahwa bimbingan konseling secara umum memberikan kontribusi msaupun ujian yang sangat besar bagi tercapainya prestasi belajar siswa yang sangat memuaska, pembentukan karakter, yaitu melalui kegiatan bimbingan dan konseling, guru-guru bersama dengan wali kelas dan guru BK akan berusaha lebih keras mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi siswa. Ahmad Susanto (Dalam Suherman, 2007 : 24) berpendapat bahwa baik tujuan secara umum maupun  khusus dimaksudkan agar individu dapat :

  1. Memahami dan menerima diri secara objektif dan konstruktif baik, yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis.
  2. Memahami tentang kondisi, tuntutan dan irama kehidupan lingkungan yang fulkuatif antara yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan norma pribadi, sosial, dan ajaran agam yang dianut.
  3. Merencanakan penyelesaian aktivitas studi, perencanaan karir, serta kehidupannya masa yang akan datang.
  4. Mengembangkan seluruh potensi yang dimilikiya serta memanfaatkan kekuatan lingkungan secara optimal.
  5. Menyesuaikan diri, baik dengan tuntutan lingkungan pendidikan, masyarakat pekerjaan, agama yang dianutnya
  6. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapinya dalam stdi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, pekerjaan, maupun dalam melakukan penghambaan kepada tuhannya.

D. Fungsi Bimbingan Dan Konseling. 

         

1. Fungsi Pencegahan.

            Pelayanan bimbingan dan konseling dapat berfungsi pencegahan artinya merupkan pencegahan terhadap timbulnya usaha. Dalam fungsi ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalahyang dapat menghambat perkembangan. Ada beberapa kegiatan bimbingan dan konselingyang dapat berfungsi pencegahan diantranya :

a. Program orientasi, yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengenal sekolah sebagai lingkungan yang baru.

b. Program bimbingan karir, yang membantu para siswa untuk memperoleh pemahaman diri dan lingkungan yang lebih baik.

c. Program pengumpulan data, yang memungkinkan diperolehnyadata yang lebih lengkap.

d. Program kegiatan kelompok, seperti diskusi, bermain, peranan dinamika kelompok dan tehnik tehnik pendekatan lainnya.

2. Fungsi Penyaluran.

            Dalam hal ini membantu siswa mendapatkan kesempatan penyaluran pribadinya masing-masing. Bentuk kegiatan dalam fungsi ini membantu dalam. 

3. Fungsi Penyesuaian.

            Pelayanan yang membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dan lingkungannya. Dengan demikian adanya kesesuaian antara pribadi siswa dan sekolah sebagai lingkungan  merupakan sasaran fungsi.

4. Fungsi Perbaikan.

            Bantuan bimbingan dan penyuluhan berusaha untuk memecahkan masalah masalah yang dihadapi siswa. Bantuan yang diberikan tergantung masalah yang dihadapi.

5. Fungsi Pengembangan.

            Layanan yang diberikan agar dapat membantu para siswa dapat mengembangnkan keseluruhan pribadi secaralebih terarah dan menetap.

E. Kedudukan Bimbingan Konseling Dalam Pendidikan. 

         

Lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal tentunyamempunyai peran yang tak kalah penting dalam usaha mendewasakan dan menjadikan sebagai anggota masyarakat yang berguna. Untuk itu lembaga pendidikan formal menyelenggarakan kegiatannya melalui kegiatan belajar mengajar. Pendidikan pada umumnya sekurang kurangnya meliputi tiga ruang lingkup diantaranya :

a. Bidang Intruksional dan kurikuler. Bidang ini mempunyai tanggung jawab dalam kegiatan pengajaran yang bertujuan memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

b. Bidang administratif dan kepemimpinan. Bidang ini merupakan bidang kegiatan yang menyangkut masalah-masalah administratif dan kepemimpinan, yaitu masalah masalah yang yang berhubungan dengan bagaimanakah melaksanakan kegiatan secara efisiensi.

c. Bidang pembinaan siswa. Memberikan pelayanan agar siswa memperoleh kesejahteraan lahir dan batin dalam proses pendidikan yang sedang ditempuhnya. Kegiatan pendidikan yang baik dan ideal hendaknya mencakup ketiga bidang kegiatan tersebut.

 Refrensi 

Ananda Rusydi. 2018. Profesi Pendidikan Dan Tenaga Kependididkan. Medan : LPPPI.

Susanto Ahmad. 2018. Bimbingan Dan Konseling di Sekolah konsep, teori, dan aplikasinya. Jakarta : PrenadaMedia Grup.

Lisnawaty Rita. 2016. “Pengelolaan Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah Pertama.” Dalam Jurnal Ilmiah Manajemen. Vol. 10. No. 1. Hlm. 64-71. Bengkulu.

https://garispenamenulis.blogspot.com/2024/09/pengertian-perbedaan-dan-persamaan.html