Siapakah Pemilik Bunga Mawar itu?
Kulihat terdapat empat bersaudara yang berkomitmen akan merawat bunga, akan tetapi bunga itu harus ditanam terlebih dahulu, dirawat, dan hingga sampai bunga itu akan bermekaran indah. Ke-empat saudara ini berkomitmen akan merawat bunga itu sampai berbunga. Lambat laun karena proses yang lama dan penuh akan syarat saudara pertama kedua tidak berkomitmen lagi untuk merawat bunga tersebut sebulan kedepan saudara ketiga enggan lagi untuk merawat bunga itu sampai tiba masanya bunga itu bermekaran.
Sebulan kedepan terdapat banyak mata memandang terpukul akan keagungan dan kecantikan bunga itu, salah satu seorang dari kerumunan orang itu bertanya “siapakah yang merawat bunga ini sampai sampai bunga ini sangat indah?”
Saudara ketiga dan kedua menjawab “Akulah yang merawat bunga itu!”
Mendengar hal itu saudara pertama menjawab “bukan, bukan mereka yang merawat bunga itu! Melainkan akulah yang merawat bunga itu!”mendengar akan hal itu, saudara keempat menjawab “tidak mereka bertiga tidak sama sekali merawat bunga itu, akulah yang merawat bunga itu”. Bahkan saudara keempat itu menjelaskan dengan datar. Seseorang yang arif dan bijaksana berkata dari gelombang kerumunan itu “bahwa aku percaya kepada pemuda keempat itu dialah yang merawat bunga itu, karena Ia menjelaskan dengan detail.
Proses akan syarat membawa seseorang pada keberhasilan yang sesungguhnya. Perahu yang berlaku untuk mencapai tujuan memerlukan dayung untuk membawa perahu untuk berlatih dalam mencapai tujuan.
Kerinduan dan Refleksi diri dalam suasana hujan
Apa gerangan dengan hujan yang turun sore hari ini? Aku menantikan senja yang begitu indah dan kuharapkan, tetapi hujan turun membasahi bumi.
Pilar hujan yang turun seakan membawa pesan yang sarat akan makna. Kebisingan yang dihadirkan oleh hujan saat menyentuh daratan seakan menandakan alunan musik yang tak beraturan.
Aku terdiam dan membisu, memikirkan makna dari filosofi hujan saat ini. Akankah kerinduan ini akan mengikat pada hati yang tak beraturan?
Suatu Pengharapan
Aku pernah mendengar kata-kata ini :
jangan sesekali berharap kepada seseorang
Bahkan bayangan Mu Pun akan meninggalkanmu
Di gemerlapnya malam.
Dalam Renungan Rindu
Di lembayung senja yang merona
Terselip rindu yang menggema
Seperti angin berbisik mesra
Mengalun lembut menyentuh sukma
Rinduku melesap dalam hening
Mengikut jejak bayang yang terpinggir
Menggelayut di pelupuk ingatan
Mengguratkan setiap detik kenangan
Duhai kasih yang jauh di mata
Di balik kabut asa yang merenda
Rinduku merintih dalam sunyi
Menyeruak dalam segala lirih
Kala malam menyelimuti jiwaku
Bintang gemintang bagai titian harap
Rembulan pun tersipu malu
Menyingkap rindu yang kian merapuh
Dalam sekat waktu yang tak bertepi
Rindu ini berlabuh di muara hati
Menanti hadir pelipur lara
Menghapus sepi, menyulam asa
Bunga Tanpa Tuan
Hujan mengguyur, hati berdebar,
Di taman tersembunyi, kupetik bunga lily.
Putih seperti cinta, wangi seperti harapan,
Tapi untuk siapa?
Dalam kesunyian, aku mencari jawaban,
Ternyata, memetik bunga hanyalah sia-sia.
Bunga indah nan elok, tak bertuan,
Cinta yang tak terucap, bunga yang tak bertuan.
Aku tersenyum, menyadari kekosongan,
Mungkin bunga ini untuk diriku sendiri.
Mungkin cinta yang tak terucap, adalah cinta pada diri.
.