Tugas Dasar-dasar Photograhy

07 April 2014 10:05:11 Dibaca : 81

Nama : RIFLAWATI KASIM

NIM    : 291413025

BAB I

PENDAHULUAN

Memotret adalah proses kreatifitas yang tidak hanya sekedar membidik obyek yang akan kita rekam dan kemudian menekan tombol shutter pada kamera. Dalam menciptakan sebuah karya foto kita harus mempunyai ide (konsep) yang matang agar tidak mengalami kesulitan dilapangan dan yang tidak kalah pentingnya adalah memahami tentang komposisi, ketajaman dan pencahayaan (teknis).

BAB II

PEMBAHASAN

JENIS-JENIS PHOTO DAN TEHNIK PEMOTRETAN

Jenis-jenis foto disini hanya sebagai pengelompokan secara garis besar, yang membantu mempermudah kita dalam memahami sebuah karya fotografi.

1. PHOTO MANUSIA

Foto manusia adalah semua foto yang obyek utamanya manusia, baik anak-anak sampai orang tua, muda maupun tua. Unsur utama dalam foto ini adalah manusia, yang dapat menawarkan nilai dan daya tarik untuk divisualisasikan. Foto ini dibagi lagi menjadi beberapa kategori yaitu :

a. Portrait

Portrait adalah foto yang menampilkan ekspresi dan karakter manusia dalam kesehariannya. Karakter manusia yang berbeda-beda akan menawarkan image tersendiri dalam membuat foto portrait. Tantangan dalam membuat foto portrait adalah dapat menangkap ekspresi obyek (mimic, tatapan, kerut wajah) yang mampu memberikan kesan emosional dan menciptakan karakter seseorang

b. Human Interest

Human Interest dalam karya fotografi adalah menggambarkan kehidupan manusia atau interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari serta ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan masalah kehidupannya, yang mana kesemuanya itu membawa rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi para orang yang menikmati foto tersebut.

c. Stage Photography

Stage Photography adalah semua foto yang menampilkan aktivitas/gaya hidup manusia yang merupakan bagian dari budaya dan dunia entertainment untuk dieksploitasi dan menjadi bahan yang menarik untuk divisualisasika

d. Sport

Foto olahraga adalah jenis foto yang menangkap aksi menarik dan spektakuler dalam event dan pertandingan olah raga. Jenis foto ini membutuhkan kecermatan dan kecepatan seorang fotografer dalam menangkap momen terbaik.

2. PHOTO NATURE

Dalam jenis foto nature obyek utamanya adalah benda dan makhluk hidup alami (natural) seperti hewan, tumbuhan, gunung, hutan dan lain-lain.

a. Foto Flora

Jenis foto dengan obyek utama tanaman dan tumbuhan dikenal dengan jenis foto flora. Berbagai jenis tumbuhan dengan segala keanekaragamannya menawarkan nilai keindahan dan daya tarik untuk direkam dengan kamera

b. Foto Fauna

Foto fauna adalah jenis foto dengan berbagai jenis binatang sebagai obyek utama. Foto ini menampilkan daya tarik dunia binatang dalam aktifitas dan interaksinya.

c. Foto Lanskap

Foto lanskap adalah jenis foto yang begitu popular seperti halnya foto manusia. Foto lanskap merupakan foto bentangan alam yang terdiri dari unsur langit, daratan dan air, sedangkan manusia, hewan, dan tumbuhan hanya sebagai unsur pendukung dalam foto ini. Ekspresi alam serta cuaca menjadi moment utama dalam menilai keberhasilan membuat foto lanskap.

3. PHOTO ARSITEKTUR

Dalam jenis foto ini menampilkan keindahan suatu bangunan baik dari segi sejarah, budaya, desain dan konstruksinya. Memotret suatu bangunan dari berbagai sisi dan menemukan nilai keindahannya menjadi sangat penting dalam membuat foto ini.

4. PHOTO STILL LIFE

Foto still life adalah menciptakan sebuah gambar dari benda atau obyek mati. Membuat gambar dari benda mati menjadi hal yang menarik dan tampak “hidup”, komunikatif, ekspresif dan mengandung pesan yang akan disampaikan merupakan bagian yang paling penting dalam penciptaan karya foto ini. Foto still life bukan sekadar menyalin atau memindahkan objek ke dalam film dengan cara seadanya, karena bila seperti itu yang dilakukan, namanya adalah mendokumentasikan. Jenis foto ini merupakan jenis foto yang menantang dalam menguji kreatifitas, imajinasi, dan kemampuan teknis.

5. PHOTO JURNALISTIK

Foto jurnalistik adalah foto yang digunakan untuk kepentingan pers atau kepentingan informasi. Dalam penyampaian pesannya, harus terdapat caption (tulisan yang menerangkan isi foto) sebagai bagian dari penyajian jenis foto ini. Jenis foto ini sering kita jumpai dalam media massa (Koran, majalah, bulletin, dll).

Ø TEHNIK PEMOTRETAN

Setelah kita mengenal jenis-jenis foto, sekarang saatnya untuk mengetahui bagaimana cara memotrer untuk menghasilkan sebuah karya foto. Seorang fotografer pada awalnya harus menguasai kamera dan bagaimana cara kerja kamera tersebut.

1. Focusing

Istilah focusing dalam fotografi adalah proses penajaman imaji pada bidang tertentu suatu obyek pemotretan. Focusing adalah teknik paling dasar tetapi begitu penting, karena untuk mendapatkan gambar yang tajam dan jelas kita harus melakukan focusing secara tepat. Pemilihan bidang atau titik tertentu dalam suatu obyek foto akan menentukan kesan “kedalaman” pada sebuah foto. Obyek yang akan kita hadapi dalam pemotretan tidak hanya sekedar benda diam saja, tetapi kita juga akan dihadapkan pada benda bergerak (misalnya foto olahraga), hal ini akan berpengaruh pada tingkat kesulitan

dalam focusing. Untuk tahap pembelajaran, lakukanlah focusing pada benda diam dahulu hingga kita memahami tehnik focusing dengan tepat.

2. Pengaturan Speed

Proses pembakaran negatif di dalam kamera untuk mendapatkan imaji tertentu dipengaruhi oleh cara kerja dan kecepatan rana kamera. Kita bisa menentukan kecepatan rana saat pembakaran dengan pengaturan speed. Semakin tinggi speed (high speed) yang kita pakai maka akan semakin cepat pula rana bekerja dan sebaliknya, semakin rendah speed (low speed) yang kita pakai maka akan semakin lambat pula rana bekerja. Dalam dunia fotografi terdapat istilah pencahayaan normal (normal eksposure), pencahayaan rendah (under eksposure) danpencahayaan tinggi (over eksposure). Pencahayaan normal adalah dimana kita menentukan speed dan diafragma yang tepat untuk mendapatkan gambar seperti pada keadaan obyek foto yang sebenarnya. Over eksposure (pencahayaan tinggi) adalah kompensasi pada pengaturan speed untuk mendapatkan intensitas pencahayaan yang lebih banyak daripada pencahayaan normal dan gambar yang dihasilkan pun lebih terang daripada kondisi aslinya. Under eksposure (pencahayaan rendah) adalah kompensasi pencahayaan pada pengaturan speed untuk mengurangi intensitas cahaya dibawah pencahayaan normal. Under eksposure sering digunakan ketika kondisi cahaya dalam pemotretan terlalu keras sehingga pengkompensasian akan diperlukan untuk mendapatkan gambar yang lebih maksimal.

3. Pengaturan Diafragma

Sebuah foto yang menarik adalah dimana foto tersebut terdapat dimensi ruang atau kesan kedalaman. Fasilitas diafragma pada lensa kamera berperan penting dalam mengatur pemisahan antara bidang background dan obyek utama. Diafragma juga menetukan seberapa luas ruang tajam pada foto. Semakin kecil bukaan diafragma semakin luas ruang tajam yang bisa kita dapatkan dan semakin besar bukaan diafragma maka semakin sempit ruang tajam dalam foto.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Belajar jenis-jenis dan tehnik photograpi dapat menambah pengetahuan seorang mahasiswa agar dapat mengetahui bagaimana jenis-jenis dari photograpi dan dapat mengetahui tehnik-tehnik dari kamera atau cara memotret dengan baik dan benar.

B. Saran

Hanya dengan cara dan metode tertentu pengetahuan dapat diperolehIlmu pengetahuan yang diperoleh tidak berguna bila tidak dibagi atau diberikan kepada orang lainIlmu pengetahuan yang ada harus dimanfaatkan

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?q=tehnik+dan+jenis-jenis+photograpi&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a

Makalah Etika dan filsafat komunikasi

30 March 2014 18:49:23 Dibaca : 111

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

MEMBAHAS KARYA DAN DASAR PEMIKIRAN FILSAFAT

 

DISUSUN

O

L

E

H

 

RIFLAWATI KASIM

291413025

 

 

UNIVERSITAS  NEGERI  GORONTALO

TAHUN AJARAN 2013 / 2014

 

ABSTRAK

Dari apa yang saya tuliskan dalam makalah ini, sebebenarnya terdapat keterbatasan, yakni tidak semua para filosof muslim saya bahas dalam makalah ini, terutama lagi tidak semua pula pandangan-pandangan para filosof yang saya tuliskan pada makalah ini, hanya beberapa saja yang saya anggap mereka terkenal dalam bidang keilmuan yang saya tuliskan.

Dapat disimpulkan, dari lahirnya para tokoh di atas tadi yang menjadi sebab adanya karya-karya mereka yang banyak, merupakan hal yang membanggakan bagi khazanah keilmuan islam. Sayangnya saja, karya-karya mereka yang banyak itu tidak kita temui secara keseluruhan pada saat ini, karena terjadinya keadaan-keadaan yang menyulitkan para filosof, seperti halnya kejadian yang menimpa ibnu rusyd yang karya-karyanya di bakar.

Tapi, bukan berarti kita tidak dapat mempelajari karya-karya mereka yang tersisa saat ini, kita juga dapat mempelajari karya-karya filosof yang lahir setelah mereka dan dengan sebab ini pula banyak karya-karya baru yang mereka tuliskan sehingga kita sebagai orang muslim tidak kehilangan akan khazanah keilmuan berkat jerih payah mereka.

Semoga dengan apa yang saya tuliskan ini bermanfaat, setidaknya menambah pengetahuan mengenai filosof muslim dan pemikirannya meski sedikit yang saya cantumkan pada makalah saya. Semoga dapat membantu bagi yang membutuhkan. Amiin.

 

 

 

 

 

1.      Abu Ali Hosain Ibnu Abdullah Ibnu Sina

 

A.    Karya-Karya Ibnu Sina
           
           
Ibnu Sina tidak hanya seorang yang mempunyai andil dalam kenegaraan tetapi ia juga seorang agamawan. Di dalam kehidupannya selama ia menuntut ilmu, ia juga menyibukkan dirinya untuk menulis beberapa buku. Jumlah karya tulis Ibnu Sina diperkirakan antara 100 sampai 250 buah judul.
Adapun hasil karya Ibnu Sina yang terkenal antara lain:


a.    As-Syifa, buku ini  adalah buku filsafat yang terpenting dan terbesar, terdiri dari 4 bagian, yaitu logika, fisika, matematika, dan metafisika (ketuhanan). Buku tersebut mempunyai beberapa naskah yang tersebar diberbagai perpustakaan Barat dan Timur. Bagian Ketuhanan dan fisika pernah di cetak dengan cetakan batu di Teheran. Pada tahun 1956, Lembaga Keilmuan Cekoslowakia (LKC) di Praha menerbitkan pasal keenam dari buku ini perihal ilmu jiwa, denga terjemahannya ke dalam bahasa Prancis, di bawah asuhan Jean Pacuch. Bagian logika diterbitkan di Kairo pada tahun 1945, dengan nama Al Burhan, di bawah asuhan Dr. Abdurrahman Badawi.
b.    An-Najat, buku ini merupakan ringkasan buku yang paling populer, yakni As-Syifa, dan pernah diterbitkan bersama-sama dengan buku Al-Qanun dalam ilmu ketdokteran pada tahun 1593 M, di Roma dan pada tahun 1331 M, di Mesir.
c.    Al-Syarat Wat-Tanbihat,  buku ini adalah buku terakhir dan yang paling baik, bahkan buku ini pernah diterbitkan di Leiden pada tahun 1892 M. Sedangkan sebagiannya diterjemahkan ke dalam bahas Prancis, kemudian diterbitkan lagi di Kairo pada tahun 1947 M di bawah asuhan Dr. Sulaiman Dunya.
d.   Al-Hikmat Al-Masyriqiyyah, buku ini banyak dibicarakan orang karena tidak jelasnya maksud dan judul buku, di tambah lagi naskah-naskahnya yang masih ada memuat bagian logika. Ada yang mengatakan bahwa isi buku tersebut mengenai tasawuf. Tetapi menurut Carlos Nallino, berisi filsafat Timur sebagai imbangan dari filsafat Barat.
e.    Al-Qanun, atau Canon of Medicine, menurut penyebutan orang-orang Barat. Buku ini pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan pernah menjadi buku standard untuk Universitas Eropa, sampai akhir Abad ke 17 H. Buku tersebut pernah diterbitkan di Roma tahun 1593 M dan India tahun 1323 M.

Selain itu, Ibnu Sina meninggalkan sejumlah esai dan sya’ir. Beberapa esainya yang terpenting adalah Hayy ibn Yaqzhan, Risalah Ath-Thair, Risalah fi  Sirr Al-Qadar, Risalah fi Al-’Isyq, dan Tahshil As-Sa’adah. Sedangkan puisi terpentingnya adalah  Al-Urjuzah fi Ath-Thibb, Al-Qashidah Al-Muzdawiyyah, dan Al-Qashidah Al-’Ainiyyah. Bahkan masih banyak karya lain lagi yang ditulis dalam bentuk puisi ke dalam bahasa Persia.

 

 

 

 

 

 

B.     Dasar Pemikirannya

 

Dalam sejarah pemikiran filsafat abad pertengahan, sosok Ibnu Sina dalam banyak hal unik, sedang di antara para filosof muslim ia tidak hanya unik, tapi juga memperoleh penghargaan yang semakin tinggi hingga masa modern. Ia adalah satu-satunya filosof besar Islam yang telah berhasil membangun sistem filsafat yang lengkap dan terperinci, suatu sistem yang telah mendominasi tradisi filsafat muslim beberapa abad. Pengaruh ini terwujud bukan hanya karena ia memiliki sistem, tetapi karena sistem yang ia miliki itu menampakkan keasliannya yang menunjukkan jenis jiwa yang jenius dalam menemukan metode-metode dan alasan-alasan yang diperlukan untuk merumuskan kembali pemikiran rasional murni dan tradisi intelektual Hellenisme yang ia warisi dan lebih jauh lagi dalam sistem keagamaan Islam. Di antara filsafat Ibnu Sina, antara lain sebagai berikut:

 

2.           Abu Bakar Muhammad Ibnu Zakaria Ibnu Yahya Al-razi

A. Karya-Karya Al-Razi
                  M
enampilkan dirinya sebagai filosof-platonis, terutama dalam prinsip “lima ke­kal” dan “jiwa”nya. Di samping itu, ia juga pendukung pan­dangan naturalis kuno. Selain ulet, ia juga seorang tokoh intelektual yang berani, sehingga ia dijuluki sebagai tokoh non-kompromis terbesar di sepanjang sejarah intelektual Islam. Di antara bukti keberaniannya dituangkan dalam pandangannya tentang “jiwa” dan “kenabian dan agama”.
                  Perhatian utama filsafat al-Razi adalah jiwa, kemudian lima yang kekal. Setelah itu, moral, kenabian dan agama, yang merupakan sisi pengembangan daya kritik intelektualnya. jiwa merupakan titik kesamaan perhatian utama antara al-Razi dan Plato. Selain ia seorang filosof, ia juga seorang yang ahli dalam bidang kimia dan kedokteran. Tulisannya dalam bidang kimia yang terkenal ialah Kitab Al-Asrar yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Geard fo Cremon. Sedangkan dalam bidang medis atau pengobatan karyanya yang terbesar ialah al-Hawi, al-Hawi merupakan ensiklopedi ilmu kedokteran, diterjemahkan ke dalam bahasa latin dengan judul Continens yang tersebar luas dan menjadi buku pegangan utama dikalangan kedokteran Eropa sampai abad ke 17. Agar  lebih jelas karya-karya al-Kindi dikelompokkan seperti di bawah ini:

1)      Ath-Thibb Ar-Ruhani,

2)      Ash-Shirat Al-Falsafiyyah,

3)      Amarat Iqbal Ad-Daulah,

4)      Kitab Al-Ladzdzah,

5)      Kitab Al-Ilm Al-Ilahi,

6)      Maqalah Fi Ma’bad Ath-Thabi’ah,

7)      Al-Hawi Fi Ath-Thibb,

8)      Manshuri,

9)      Kitab Sirr Al-Asrar,

10)  Muluki,

11)  Kitab Al-Jami’ Al-Kabir,

Resume Bahasa Indonesia ( Diksi )

30 January 2014 15:05:33 Dibaca : 1895

Nama : RIFLAWATI KASIM

Nim : 291413025

 

Bahasa Indonesia

DIKSI, KALIMAT & MAKNA

A. Diksi

Diksi dan Gaya Bahasa

Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Gaya resmi, misalnya, dapat membawa pembaca/pendengar ke dalam suasana serius dan penuh perhatian. Suasana tidak resmi mengarahkan pembaca/pendengar ke dalam situasi rileks tetapi efektif.

Gaya bahasa berdasarkan nada yang di hasilkan oleh pilihan kata ini ada tiga macam, yaitu gaya sederhana, gaya menengah, gaya mulia dan penuh tenaga.

Gaya bahasa sederhana berdasarkan nada rendah.lain halnya dengan gaya tersebut, gaya bahasa menengah di bangun berdasarkan rangkaian kata yang disusun dan berdasarkan kaidah sintaksis dengan maksud untuk menghasilkan suasana damai dan kesejukan. Gaya mulia berbeda dengan kedua gaya tersebut. Gaya ini penuh tenaga menggunakan pilihan kata yang penuh vitalitas,energi dan tenaga, serta kebenaran universal. Gaya ini sering digunakan untuk menggerakkan masa dalam jumlah yang sangat banyak.

Ketepatan Kata

Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Indikator ketepatan kata ini, antara lain : (a) mengkomunikasikan gagasab berdasarkan pilihan kata yang tepat dan sesuai berdasarkan kaidah bahasa indonesia, (b) menghasilkan komunikasi puncak ( yang Pling efektif ) tanpa salah penafsiran atau salah makna, (c) menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis atau pembaca, dan (d) menghasilkan target komunikasi yang diharapkan.

Kesesuaian Kata

Syarat kesesuaian kata adalah sebagai berikut ini.

a. Menggunakan ragam baku secara cermat dan tidak mencampuradukkan penggunaannya dengan kata yang tidak baku yang hanya digunakan dalam pergaulan.b. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat,.c. Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna dengan cermat.d. Menggunakan kata dengan suasana tertentu.e. Menggunakan kata ilmiah untuk penggunaan karangan ilmiah, dan komunikasi nonilmiah menggunakan kata populer.f. Menghindarkan penggunaan ragam lisan dalam bahasa tulis.

B. Kalimat Efektif

Konsep Kalimat efektif

Tujuan menulis adalah untuk mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada pembaca.

Kalimat efektif ialah bagaimana kalimat itu dapat mewakili secara tepat apa isi pikiran atau perasaan pengarang, bagaimana dapat mewakilinya secara segar dan mampu menarik perhatian pembaca atau pendengar terhadap apa yang diungkapkannya.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif

Kalimat efektif selalu tetap berusaha agar gagasan pokok selalu mendapat tekanan atau penonjolan dalam pikiran pembaca dan pendengar. Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut ini.

a. Kesatuan gagasan b. Koherensic. Penekanand. Variasie. Paralelismef. Penalaran atau logika

C. Makna

Hakikat Makna

Pengembangan dijksi terjadi pada kata. Namun, hal ini perpengaruh pada penyusunan kalimat, paragraf, dan wacana. Perkembangan dapat menimbulkan perubahan yang mencakup: perluasan, penyempitan, pembatasan, pelemahan, pengaburan, dan pergeseran makna.

Faktor penyebab perubahan makna adalah sebagai berikut ini.

1. Kebahasaan

Perubahan makna yang ditimbulkan oleh faktor kebahasaan meliputi perubahan intonasi, frasa, bentuk kata, dan bentuk kalimat.

1) Perubahan intonasi adalah perubahan makna yang diakibatkan oleh perubahan nada, irama, dan tekanan, kalimat berita Ia makan.

2) Perubahan sturuk frasa.

3) Perubahan bentuk kata adalah perubahan makna yang di timbulkan oleh prubahan bentuk.

4) Kalimat akan berubah makna jika strukturnya berubah.

2. Kesejarahan

Perhatikan penggunaan kata miring pada masa lalu dan bandingkan dengan pemakaian pada masa sekarang.

Prestasi orang itu berbobot (sekarang berkualitas)

Prestasi kerjanya mengagumkan(sekarang kinerja)

3. Kesosialan

Masalah sosial berpengaruh terhadap perubahan makna.sebelum tahun 1945 orang dapat berkata, gerombolan laki-laki menuju pasar, setelah tahun 1945, apalagi dengan munculnya pemberontak, kata gerombolan tidak dipakai bahkan ditakuti.

4. Kejiwaan

Perubahan makna karena faktor kejiwaan ditimbulkan oleh pertimbangan: (1) rasa takut, (2) kehalusan ekspresi, dan (3) kesopanan.pemakaian kata-kata tersebut dimaksudkan orang agar tidak menimbulkan masalah kejiwaan, misalnya : menderita, tidak takut, atau tidak menentang secara psikologis.

5. Bahasa Asing

Perubahan makna karena faktor bahasa asing, misalnya kata tempat orang terhormat diganti dengan VIP. Perhatikan contoh berikut ini.

Penuh warna, kalerful dari kata colourfull

6. Kata Baru

Kreativitas pemakai bahasa berkembang terus sesuai dengan kebutuhannya.kebutuhan terus mendorong untuk menciptakan istilah baru bagi konsep baru yang ditemukannya. Misalnya: chip, microsoftword, server, download, dan sebagainya.

Denotasi dan Konotasi

Makna denotasi dan konotasi dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya nilai rasa. Kata denotasi lebih menekankan tidak adanya nilai rasa, sedangkan konotasi bernilai rasa kias.

Makna denotasi yakni makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman yang berhubungan dengan informasi faktual dan objektif, umpamanya, kata kursi tempat duduk yang berkaki empat.

Konotasi berarti makna kias, bukan makna sebenarnya. Makna konotasi dapat juga berubah dari waktu kewaktu.

Perhatikan contoh berikut ini.

1) Laporan anda harus diserahkan selambat-lambatnya 1 Juni 2004 (denotasi).

2) Laporan anda belum memenuhi sasaran.(Konotasi).

3) Penulis memanjatkan puji syukur atas selesainya laporan ini (konotasi).

4) Kepada tuhan penulis mengucapkan puji syukur atas penyelesaian laporan ini dengan baik dan tepat waktu (denotasi).

Sinonim

Sinonim adalah persamaan makna kata. Artinya, dua kata atau lebih yang berbeda bentuk, ejaan, dan pengucapannya, tetapi bermakna sama.

Perhatikan contoh kata-kata bersinonim dan hampir bersinonim berikut ini.

a. Hamil, buntingb. Hasil, produksi, prestasi, keluaranc. Korupsi, mencuri

Jadi kesinoniman mutlak jarang ditemukan dalam perbendaharaan kata bahasa indonesia. Dua kata bersinonim atau hampir bersinonim tidak digunakan dalam sebuah frasa. Penggunaan kedua kata tersebut, misalnya:

(a) Kucing adalah merupakan binatang buas. (salah)

(b) Kepada Yth. Bapak Nurhadi (salah)

Penggunaan kata bersinonim dalam sebuah frasa tersebut salah, seharusnya:

(1) Kucing adalah binatang buas (benar)

(2) Kepada Bapak Nurhadi (benar)

Resume Pengantar Ilmu Komunikasi ( Verbal & Nonverbal )

30 January 2014 15:04:28 Dibaca : 582

 

Nama : RIFLAWATI KASIM

NIM : 291413025

 

Pengantar Ilmu Komunikasi

Komunikasi verbal & komunikasi nonverbal

KOMUNIKASI VERBAL

Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud kita. Bahasa verbal mengunakan kata-kata yang merepresentasikan berbagai aspek realitas individual kita. Konsekuensinya, kata-kata adalah abstraksi realitas kita yang tidak mampu menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek atau konsep yang di wakili kata-kata itu. Misalnya, kata rumah, kursi, mobil atau mahasiswa.

ASAL-USUL BAHASA

Hingga kini belum ada suatu teori pun yang di terima luas mengenai bagaimana bahasa itu muncul di permukaan bumi. Ada dugaan kuat bahasa nonverbal muncul sebelum bahasa adalah ekstensi perilaku sosial. Dalam tahap perkembangan berikutnya, antara 40.000 dan 35.000 tahun lalu Cro Magnon mulai menggunakan bahasa lisan. Sekitar 5000 tahun lalu manusia melakukan transisi komunikasi dengan memasuki era tulisan, sementara bahasa lisan pun terus berkembang.

FUNGSI BAHASA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk menamai atau menjuluki orang, objek, dan peristiwa. Penamaan adalah dimensi pertama bahasa dan basis bahasa, dan pada awalnya itu dilakukan manusia sesuka mereka, yang lalu menjadi konvensi. Menurut Larry L. Barker, bahasa memiliki tiga fungsi : penamaan ( naming atau labeling ), interaksi, dan transmisi informasi.

Fungsi kedua bahasa, yakni sebagai sarana untuk berhubungan dengan orang lain.

Fungsi ketiga memungkinkan kita untuk hidup lebih teratur, saling memahami mengenai diri kita, kepercayaan-kepercayaan kita, dan tujuan-tujuan kita.

KETERBAHASAN BAHASA

Berbicara tentang komunikasi verbal, yang porsinya hanya 35% dari keseluruhan komunikasi kita, banyak orang tidak sadar bahwa bahasa. Keterbatasan bahasa trsebut dapat kita uraikan sebagai berikut.

Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek

Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek tertentu: orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya.

Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual

Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata mereprensikan persepsi dan interpretasi orang-orang, yang menganut latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda.

Kata-kata mengandung bias budaya

bahasa terikat oleh konteks budaya. Dengan ungkapan lain, bahasa dapat dipandang sebagai perluasan budaya. Percampuradukan fakta, penafsiran, dan penilaian

Dalam perbahasan kita sering mencampuradukan fakta ( uraian ), penapsiran ( dugaan ), dan penilaian . Masalah ini berkaitan dengan ke keliruan persepsi seperti yang kita bahas dalam terdahulu. Misalnya orang mencampuradukan uraian

(“Budi adalah mahasiswa yang memperoleh IPK 3,80 pada awal semester ke VIII), penapsiran ( budi mahasiswa yang cerdas ) dan penilaian ( saya menyukai Budi ).

Kerumitan makna kata

Lewis Carroll adalah seorang ahli matematika dan logika inggris yang nama aslinya adalah Charles Lutwidge Dodgson. Ia dikenal bukan karena adilnya bagi matematika atau logika, melainkan sebagai pengarang Alice’s Adventures in wonderlend dan through the looking-Gllas. Karya-karya besar ini terkadang disebut sastra “omong kosong” (nonsense” literature).

Semantik adalah ilmu mengenai makna kata-kata, suatu definisi yang menurut S.I.Hyakawa tidaklah buruk bila orang-orang tidak menganggap bahwa pencarian makna kata mulai dan berakhir dengan melihatnya dalam kamus.

Makna dapat pula digolongkan ke dalam: makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya ( factual ), seperti yang kita temukan dalam kamus. Karen itu, makna denotatif lebih bersipat publik. Sejumlah kata bermakna denotatif, namun banyak kata juga bermakna konotatif, lebih bersifat pribadi, yakni makna di luar rujukan objektifnya.

Bahasa Daerah vs Bahasa Daerah

Terdapat sejumlah kata yang sama dalam bahasa sunda dan bahasa jawa, namun punya arti yang berbeda. Kata sare ( tidur ) dan dahar (makna) yang merupakan kata halus untuk orangtua dalam bahasa jawa, ternyata hanya boleh digunakan untuk teman sebaya yang sudah akrab atau bawahan di daerah sunda.

Bahasa Daerah vs Bahasa Indonesia

Sejumlah kata dari bahasa daerah juga digunakan dalam bahasa Indonesia atau sebaiknya, kata-kata Indonesia terdengar seperti diselipkan dalam bahasa daerah, namun artinya sangat jauh berbeda.

Bahasa Daerah/Bahasa Indonesia vs Bahasa Asing Lainnya

Terkadang kita menemukan juga kata-kata dalam bahasa daerah atau bahasa Indonesia yang sama atau mirip dengan kata-kata dalam bahasa asing, tetap dengan makna yang berbeda.

NAMA SEBAGAI SIMBOL

Dimensi pertama atau fungsi pertama bahasa adalah penamaan. Nama diri-sendiri adalah simbol pertama dan utama bagi seseorang. Nama pribadi adalah unsur penting identitas seseorang dalam masyarakat. Nama adalah bagian dari konsep-diri yang sangat penting bahkan nama juga menunjukan kesadaran seseorang.

BAHASA GAUL

Sejumlah kata atau istilah puny arti khusus, unik , menyimpang atau bahkan bertentangan dengan arti yang lazim ketika digunakan oleh orang-orang dari subkultur tertentu.

- Bahasa kaum selebritis

- Bahasa gay dan bahasa waria

- Bahasa kaum waria

BAHASA WANITA VS BAHASA PRIA

Wanita dan pria pun mempunyai kosa kata berlainan, salah satu sebabnya adalah sosialisasi mereka yang berbeda, khususnya minat mereka yang berlainan terhadap berbagai aspek kehidupan.

RAGAM BAHASA INGGRIS

Bahasa inggris yang lebih universalpun ternyata tidak konsisten dalam ejaannya, pengucapan , pilihan kata dan juga maknanya.

PENGALIHAN BAHASA

Komunikasi dalam bahasa yang sama dapat menimbulkan salah pengertian, bila kita tidak menguasai bahasa lawan bicara kita.

KOMUNIKASI KONTEKS-TINGGI VS KOMUNIKASI KONTEKS-RENDAH

Setiap orang secara pribadi punya gaya khas dalam berbicara, bukan hanya caranya tetapi juga topic-topik yang di bicarakan. Kekhasnya ini umumnya diwarisi seseorang dari budayanya. Budaya konteks-rendah di tandai dengan komunikasi konteks-rendah.

KOMUNIKASI NONVERBAL

Pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup semua ransangan dalam suatu setting komunikasi, yang di hasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, pesan-pesan nonverbal sangat berpengaruh dalam komunikasi.

FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL

Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal.Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal.

Perilaku nonverbal dapat menganti perilaku verbal

Perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal.Perilaku nonverbal dapat membantu atau bertentangan dengan perilaku verbal.

KLASIFIKASI PESAN NONVERBAL

Kita dapat mengklasifikasikan pesan-pesan nonverbal ini dengan berbagai cara Jurgen Ruesch mengklasifikasikan isyarat nonverbal mnjadi 3 bagian

1. Bahasa tanda ( sign language )2. Bahasa tindakan ( action language )3. Bahasa objek ( object language )

BAHASA TANGAN

bidang yang menelaah bahasa tubuh adalah kinesika ( kinesics ), suatu istilah yang di ciptakan seseorang perintis studi bahasa nonverbal, Ray L. Birdwhistell. Setiap angota tubuh seperti wajah ( termasuk senyum dan pandangan mata ), tangan, kepala, kaki, dan bahkan tubuh ecara keseluruhan dapat di gunakan sebagai isyarat simbolik.

Isyarat Tangan

isyarat tangan atau “ bicara dengan tangan “ termasuk apa yang di sebut emblem, yang di pelajari, yang punya makna dalam suatu budaya atau subkultur. Meskipun isyarat tangan yang digunakan sama, maknanya boleh jadi berbeda atau isyarat fisiknya berbeda, namun maksudnya sama.

Sentuhan

Studi tentang sentuh-menyentuh disebut haptika (haptics). Sentuh, seperti foto, adalah perilaku nonverbal yang multi makna, dapat menganti ribuan kata. Kenyataan sentuhan ini bisa merupakan tampakan, pukulan, cubitan, senggolan, tepukan, belaian, pelukan, pegangan ( jabatan tanggan ) rabaan, hingga sentuhan lembut sekali.

PARABAHASA

Parabahasa, atau vokalika ( vocalic ) merujuk pada aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami, misalnya kecepatan berbicara, nada ( tinggi atau rendah ) intensitas ( volume )suara, dan lain-lain.

PENAMPILAN FISIK

Setiap orang punya presepsi mengenai penampilan fisik seseorang, baik itu busananya ( model, kualitas bahan, warna )dan juga ornament lain yang di pakainya, seperti kaca mata, sepatu, dan lain-lain.

BUSANA

Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntunan lingkungan ( tertulis atau tidak), nilai kenyamanan, dan tujuan pencitraan,semua itu mempengaruhi cara kita berdabdan.

Karakteriktis fisik

suatu study menunjukan bahwa daya tarik fisik merupakan ciri penting dalam banyak teori kepribadian,meskipun bersifat implicit. Orang yang menarik secara fisik .

BAU-BAUAN

Bau-bauan, terutama yang menyenagkan(wewangian, seperti deodorant,eau de toilette,eau de colongne dan farpum) telah ber abad-abad digunakan orang juga untuk menyampaikan pesan, mirip dengan cara yang juga dilakukan hewan.

ORIENTASI RUANG DAN JARAK PRIBADI

Setiap budaya punya cara khas dalam mengkosep tualisasikan ruangan,baik didalam rumah,diluar rumah,ataupun dalam berhubungan dengan orang lain.

Ruang pribadi vs ruang public

Ruang pribadi kita identik dengan wilayah tubuh( body territory)satu dari empat kategori wilayah yang digunakan manusia berdasarkan perspektif lyman dan scott.

Posisi duduk dan pengaturan ruangan

Secara umum dapat dikatakan,semakin formal penataan ruagan,semakin pormal pula komunikasi yang dikehendaki.

KONSEP WAKTU

Waktu menentukan hubungan antar manusia.waktu berhubungan erat dengan perasaan hati dan perasaan manusia.bila kita selalu menepati waktu yang dijanjikan, maka komitmen pada waktu memberikan pesan tentang diri kita.

DIAM

Ruang dan waktu adalah bagian dari lingkungan kita yang juga dapat diberi makna . jhon cage mengatakan,tidak ada sesuatu yang disebut ruang kosong atau waktu kososng. Selalu ada sesuatu yang dilihat, sesuatu untuk didengar.

WARNA

Kita sering menggunakan warna untuk menunjukan suasana emosiaonal,cita rasa ,apiliasi politik,dan bahkan mungkin keyakinan agama kita,seperti tunjukan kalimat atau frase.

ARTEFAK

Artefak adalah benda apa saja yang dihasilkan kecerdasan manusia.asfek ini merupakan perluasan lebih jauh dari pakaian dan penampilan yang telah bahas sebelumnya.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong