LAPORAN KUNJUNGAN KE RADIO SK FM
LAPORAN KUNJUNGAN KE RADIO SK FM
Oleh Kelompok 1Muhlis Pateda, Delvita Hardianty Moo, Marisa C.H. Mbuinga, Cindriani Ismail
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Radio merupakan dunia yang tidak asing lagi bagi masyarakat, dari lapisan bawah, menengah, hingga lapisan atas, baik tua maupun muda, semuanya pasti akrab dengan media yang satu ini. Suara penyiar Radio, lagu-lagu, dan informasi akurat dari nara sumber kenamaan, semuanya merupakan sederet kelebihan Radio dimata pendengar setianya.
Sebagai salah satu pilihan media hiburan dan informasi ternyata Radio tidak kalah pamor dengan media cetak maupun elektronik. Info kesehatan, teknologi, gaya hidup, info seni dan budaya, berita politik, ekonomi, kriminalitas, agama, bahkan gossip artis bisa di dengar secara gratis selama 24 jam.Radio merupakan media massa yang auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran sehingga isi siarannya bersifat sepintas lalu dan tidak dapat diulang. Pendengar tidak mungkin mengembalikan apa yang sudah dibicarakan sangan penyiar seperti mengembalikan halaman koran atau majalah. Karena bersifat sepintas, informasi yang disampaikan penyiar Radio harus jelas dengan bahasa yang mudah dicerna olah pendengar.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan laporan adalah agar mahasiswa mengetahui secara mendetail mengenai Radio SK FM. Sehingga, ilmu teoritis yang dipelajari pada bangku perkuliahan dapat diaplikasikan dimasa mendatang dengan terlebih dahulu telah mengetahui perusahaan media massa yang sebenarnya.
1.3 Metode
Metode yang digunakan adalah dengan terjun langsung ke radio SK FM, kemudian dituliskan laporan kegiatan kunjungan. Sehingga isi laporan merupakan data dan fakta yang sesuai dengan realita yang ada.
II. HASIL OBSERVASI
2.1 Sejarah Radio SK FM
SK (Swara Karya) 99,1 FM merupakan bagian dari Selebes Group yang juga menaungi Selebes Radio. Konsep radio dangdut yang diusung oleh SK FM memang menjadi ciri khas utama dalam mempresentasikan radio yang telah berdiri sejak tahun 2001 ini. Konsep dangdut dipilih berdasarkan pertimbangan yang cukup matang, dimana kala itu radio-radio di Gorontalo didominasi dengan konsep Top40. Selain dangdut, SK FM juga menyelipkan konsep kedaerahan sehingga dapat memuaskan hasrat masyarakat Gorontalo yang haus akan lagu dan info kedaerahan.Saat ini Radio SK FM memiliki tujuh orang penyiar dengan dua belas program yang aktif mengudara baik pada hari kerja maupun diakhir pecan dengan durasi 19 jam per hari.
2.2 Profil Radio SK FM
Company : PT. Radio Swara Karya Gorontalo
Call Station: SK FM
Tagline : Bandar Dangdut Gorontalo
Frequency : FM 99.1 MHz
Covertage : Area Kota Gorontalo, Kab. Bone Bolango, Kab. Gorontalo, sebagian Kab. Boalemo, dan Gorontalo Utara
Transmitter: RVR-VJ 2000 / Build Up
Tower Height: 60 Meters
Showtimes : 05.30 – 24.00 WITA
Website : http://www.selebesgroup.com
Direktur : Fenny Anwar, SE
Station Manager: Faiz Mahenra
Marketing: Taufan Agus Mobile : +628 12 44 93 310
Bank Account: DANAMON Cab. Gorontalo, No Rek. 0041836032, Acc. PT Radio Swara Karya Gorontalo
Office Address: 21 Sultan Botutihe St. Gorontalo 96115. Telp. 0435 – 824104, 825933 | Fax 0435 – 828518
2.3 Struktur Organisasi Radio SK FM
CEO: TONNY JUNUS
STATION MANAGER: FAIZ MAHENRA
HEAD OF MARKETING DIVISION: TAUFAN AGUS
PENYIAR: RAGIL, BAYU NUGROHO, FLANNY ANANDITA, ALIMUL JAMIEL, AULIA RAHMAN, AYUDIAH, ARIEF CAHYO
III. PENUTUP
Kesimpulan
Semakin sadarnya orang ataupun masyarakat akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual, metamorphosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan media cetak. Lembaga penyiaran radio merupakan media informasi dan komunikasi yang mempunyai peran penting dalam penyebaran informasi yang seimbangdan setimpal di masyarakat memiliki kebebasan dan tanggung jawab dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan hiburan.
IV. DOKUMENTESI
Sumber : www.selebesgroup.com
Konsep Dasar Manajemen Perusahaan Media Massa
Konsep Dasar Manajemen Perusahaan Media Massa
(oleh : Marisa cahya putri mbuinga, Cindriani Ismail, Delvita Hardiyanti Moo, Muhlis Pateda)
Kata manajemen berasal dari bahasa prancis yang berarti mengatur atau seni melaksanakan. Menurut Mary Parker Follet dikutip dalam blog manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sesuai dengan pengertian dan definisi diatas bisa di simpulkan bahwa kegiatan manajemen adalah kegiatan mengarahkan atau menggerakan orang dalam menyelesaikan pekerjaan tertentu. Dari pengertian diatas kelompok kami menyimpulkan bahwa manajemen adalah keterampilan memerintah orang lain agar melakukan pekerjaan yang kita inginkan dengan harapan agar orang lain tersebut dapat melakukannya sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Pengertian Media Massa adalah berasal dari istilah bahasa inggris. Media massa merupakan Singkatan dari mass media of communication atau media of mass communication. Media massa adalah “komunikasi dengan menggunakan sarana atau peralatan yang dapat menjangkau massa sebanyak-banyaknya dan area yang seluas- luasnya”. McQuail menyatakan bahwa media massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya (McQuail 2005:3) .
Fungsi penerapan ilmu menejemen dalam suatu industri akan menentukan keberlangsungan industri tersebut dalam gerusnya persaingan pasar selain itu ada beberapa fungsi penerapan ilmu manajemen dalam suatu industri terutama di Media massa.1. Memutuskan dan merencanakan apa yang akan dilakukan selama media itu berdiri atau memproduksi sesuatu.2. Bisa mengendalikan dan memanfaatkan sumber daya yang ada sehingga bisa terjadi keseimbangan antara rencana dan sumber daya yang tersedia.3. Bisa melakukan perubahan rencana dengan cepat ketika rencana yang dibuat sebelumnya tidak efektif bahkan mungkin gagal.
Dalam menejemen terdapat unsur-unsur atau komponen yang membuatnya menjadi suatu proses yang mengatur dan mengontrol yang sering disingkat POAC.1. Planning2. Organizing3. Acting4. Controling
Dalam menjalakan fungsinya tentunya media massa harus menggunakan komponen-komponen manajemen.1. Planning, membuat perencanaan program serta aturan dan tujuan yang akan berlaku selama perusahaan media massa itu berdiri atau beroperasi. Pada intinya proses planning adalah rencana awal yang dibuat sehingga bisa memperjelas tujuan sebuah media massa didirikan atau yang biasa disebut sebagai visi dan misi suatu media massa. Proses planning atau perencanaan juga mencakup pembagian atau susunan bagian-bagian yang akan mendukung dalam proses produksi. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?4. Kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?Menurut Stoner yang dikutip dalam Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.
2. Organizing, dalam proses ini awak yang sudah berada dalam posisi yang sudah ditetapkan harus mengerti tugas pokok masing-masing serta fungsi dari bagian yang diberikan padanya. Dalam proses ini seorang pemimpin media massa dituntut harus bisa menggerakan atau membuat seluruh bagian dalam perusahaan media massa itu bekerja atau menjalakan tugas dan fungsinya. Fungsi management organizing meliputi :a. Designing Organization Structure (merencanakan struktur organisasi) Menyusun peerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan, menggolongkan pekerjaan agar merupakan kesatuan organisasi yang seimbang, dan menentukan tanggung jawab dalam tiap-tiap jabatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.b. Delegating Responsibility and Authory (mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang) Mempercayakan tanggungjawab dan wewenang kepada orang lain, serta menetapkan pertanggungjawaban (accountability) untuk hasil yang dicapai.c. Establishing Relationship (Menetapkan hubungan-hubungan pelaporan (reporting relationship) antara bawahan masing-masing dan antara kelomok sendiri dengan kelompok lain.
3. Acting, tindakan yang dilakukan seorang pemimpin media massa yang akan melibatkan seluruh bagian dalam perusahaan media massa tersebut, tentunya tindakan tersebut haruslah sangat strategis. Dalam menentukan langkah yang strategis manajemen dalam sebuah perusahaan tentunya harus memiliki kemampuan khusus dalam memberikan perintah kepada seluruh anggota.
4. Controling, mengawasi serta mengevaluasi kekurangan dan kelebihan sehingga bisa dilakukan tindakan yang diperlukan. Pekerjaan manajer dalam menilai dan mengatur pekerjan yang diselenggarakan dan yang telah selesai. Cara-cara pengawasan dalam manajemen diperoleh melalui :
a. Developing permormance standard (perkembangan tingkat/derajat pekerjaan)Pekerjaan yang harus terselesaikan oleh manajer dalam menetapkan alat-alat pengukuran (yard-stick).Dengan alat itu, dinilainya hasil pekerjaan orang yang harus melapor kepadanya.Ukuran-ukuran ini dapat diambil dari tujuan organisasi, kebijaksanaan-kebijaksanaan dan angaran belanja yang ditetapkan dan direncanakan.
b. Measuring performance (pengukuran hasil pekerjaan)Menetapkan status pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan yang telah selesai.Hal ini dapat dicapai melalui pengamatan, laporan dan catatan berbagai kegiatan.
c. Evaluating results (penilaian hasil pekerjaan)Menetapkan arti perbedaan-perbedaan dan kekecualian-kekecualian dengan cara membandingkan hasil pekerjaan yang sebenarnya dengan ukuran hasil pekerjaan.
d. Taking corrective action (pengambilan tindakan perbaikan)Meluruskan dan mengadakan perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpanan yang terjadi.
Dalam memproduksi program perusahaan media massa baik media cetak (surat kabar, tabloid, majalah), media elektronik (televisi, Radio, film/video), media siber (website, portal berita, blog, media sosial) tentunya harus bisa menerapkan prinsip-prinsip manajemen diatas, dengan begitu kelangsungan suatu perusahaan media massa dapat tercapai.
Perbedaan Bahasa Pria dan Bahasa Wanita
Ada pertanyaan mengenai mengapa bahasa pria berbeda dengan bahasa wanita? Pertanyaan ini menjurus kepada para wanita yang biasanya lebih suka menggunakan bahasa yang standar dibanding pria. Dalam kehidupan sosial, wanita cenderung lebih sopan dalam bertutur kata, jarang ada seorang wanita yang mengucapkan kata-kata kasar bahkan ada yang tak pernah melakukannya. Hal ini berbeda dengan pria yang menganggap hal itu biasa-biasa saja. Bahkan dikalangan pria, mereka cenderung bertegur sapa dengan kata-kata kasar. Alasannya karena mereka telah berteman dekat. Yang lebih parah dari itu adalah ada sebagian pria yang beranggapan bahwa jika ada teman prianya yang tidak pernah atau jarang mengucap kata kasar maka orang itu dianggap cupu, katro, kampungan dan lain sebagainya.
Begitu pula dengan panggilan dikalangan pria dan wanita. Para wanita lebih senang bila bertegur sapa menggunakan kata say, sayang, babe (baby). Begitupun seputar isi pembicaraan, wanita lebih senang membicarakan hal-hal ringan seputar gaya hidup, makanan, selebriti idola, kekasih masing-masing dan lain sebaginya. Sedang pria lebih suka membicarakan mengenai olahraga, bisnis, politik, dan hal-hal yang formal.
Hal ini yang kadang membuat status sosial wanita dimasyarakat lebih rendah dari pada laki-laki. Begitu pula dalam bidang pekerjaan, wanita cenderung menempati posisi kedua sangat jarang menempati posisi pertama, seperti menjadi sekretaris, karyawan biasa dan lain-lain.
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong