ARSIP BULANAN : October 2024

A.Judul

1.Simulasi Percobaan Hukum Hendel Dengan Menggunakan Kancing Genetika Pada Persilangan Monohibrid Dan Dihibrid

 

B.Tujuan

1.Mendefinisikan Istilah Gen, Lokus, Genotip, Fenotip, Genon, Dominan Dan Resesif.

2.Menyusun Persilangan Dengan Satu Sifat Beda (Monohibrid).

3.Menyusun Persilangan Dengan Dua Sifat Beda (Dihibrid).

 

C. Alat Dan Bahan 

1.Kantong Jas Laboratorium.

2.Kancing Genetika (Model Gen)

 

D. Prosedur Kerja 

 

D. Pembahasan 

     Hukum mendel terdiri dari dua bagian yaitu hukum mendel I mengenai proses pemisahan atau segregation. Dan hukum II mendel mengenai hukum berpasangan secara bebas atau independent assortment. Hukum mendel I merupakan hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya. Jika hukum mendel I didasarkan pada pemisahan gen (segregasi) maka hukum mendel II ini didasaskan pada berpasangan bebas. Yang maksudnya adalah bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain.

    Persilangan monohibrid adalah persilanganantara dua individu yang mempunyai satu sifat beda, yaitu parental yang memiliki sifat fenotif merah (MM) dengan parental yang memiliki sifat fenotif putih (mm), dimana sifat merah dominan terhadap sifat putih. Persilangan monohibrud sangat berkaitan dengan hukum mendel 1 atau yang disebut dengan hukum segresi yang berbunyi, "pada pembentukan gamet yang merupakan pasangan untuk gen akan disegresikan kedalam dua anakan". Keturunan pertamanya (generasi F) akan memiliki sifat sama dengan salah satu induk, hal ini dipengaruhi jika alel dominan dan resesif. Persilangan monohibrid terbagi menjadi dua : 1). Persilangan monohibrid.dominan adalah persilangan dua individu sejenis yang memerhatikan satu sifat beda dengan gen-genn yang dominan. Sifat dominan dapat dilihat mudah, yaitu sifat yang lebih banyak muncuk pada keturunannya. 2). Persilangan monohibrid intermediet adalah persilangan antara dua individu sejenis yang memerhatikan satu sifat beda dengan gen-gen intermediet. Kedua gen tidak mempunyai sifat dominan dan resesif. Atau dengan kata lain kedua gen saling memengaruhi. 

     Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan oleh kelompok kami dan berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan pada persilangan monohibrid, didapatkan bahwa hasil perbandingan ratio fenotifnya pada data kelompok melalui observasi, yaitu Rasio fenotip Tulip Merah: Putih=5: 3 dan juga melalui hipotesis, yaitu Rasio fenotip Tulip Merah: Putih=6:2

     Dari hasil persilangan monohibrid yang kami lakukan kami mendapatkan bahwa hasil persilangan monohibrid tidak ada perbedaan (Ho) karena Ho dapat diterima, berdasarkan nilai dari tabel hitung nilainya lebih kecil dari chisquare yaitu 0,66 < 3,84.

    Persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis yang melibatkan dua sifat beda. Misalnya persilangan antara tanaman ercis berbiji bulat dengan berwarna hijau dengan tanaman ercis berbiji kisut dan berwarna coklat; padi berumur pendek dan berbulir sedikit dengan padi berumur panjang dan berbulir banyak (Maria, U., 2020).

    Berdasarkan hasil percobaan Dihibrid yang telah dilakukan oleh kelompok kami perbandingan rasio fenotipnya 9:3:3:1 dan hasil yang diperoleh oleh kelompok kami melalui observasi yaitu rasio fenotip 12:9:8:4.

   Dari hasil persilangan Dihibrid yang telah lakukan kami mendapatkan bahwa hasil persilangan monohibrid ada perbedaan () karena dapat diterima, berdasarkan nilai dari tabel hitung nilainya lebih kecil dari chisquare yaitu 30,06 > 7,82.

 

Dokumentasi

 

 

A. Judul

Pengamatan Fase Mitosis Dan Letak Kromosom Pada Allium Cepa L.

B. Tujuan

Pada akhir praktikum ini para mahasiswa diharapkan dapat:

1.      Mengenal fase-fase mitosis dengan mengamati letak kromosom

2.      Mengenal tahapan dalam pembuatan preparat metode squash yang digunakan dalam pengamatan mikroskop 

C. Alat dan Bahan

ALAT :

BAHAN :

D. Prosedur Kerja

E. Hasil Pengamatan

F. Pembahasan 

Pada praktikum ini, praktikan mengamati proses mitosis dengan menggunakanmedia sel akar bawang merah, hal ini dikarenakan sel bawang merah yang bersifatmeristematis yaitu sel yang aktif membelah. Dengan sifat sel yang meristematis ini,diharapkan praktikan dapat melihat adanya proses pembelahan mitosis. Sebelum praktikan mengamati sel akar bawang merah tersebut, ada beberapa perlakuan yang dilakukan pada akar bawang merah. Pertama, akar bawangmerah dipotong pada jam 24.00 WIB, kemudian direndam dalam FAA, hal ini bertujuan untuk menghentikan aktivitas seluler dan mengawetkan proses yang terjadi pada sel ujung akar ketika ujung akar tersebut dipotong. Dengan demikian prosesmitosis yang mungkin terjadi pada waktu pemotongan dapat terhenti dalam keadaanterfiksatif sehingga pada saat pengamatan di bawah mikroskop akan dapatmenunjukkan aktivitas sel-sel meristem ujung akar. Perendaman dengan larutan FAA juga berfungsi untuk melunakkan dinding sel agar mempermudah masuknya zat pewarna dan mempermudah saat pemotongan. Selain itu, pemberian asam asetat jugadapat memperjelas batas tudung akar dengan sel-sel diatasnya. Sehingga tudung akarakan terlihat lebih putih dibandingkan bagian lain dari akar bawang merah. Kemudian potongan akar tersebut harus direndam di dalam alkohol 70%selama 2 menit, perendaman ini bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa FAA yangmasih terdapat di dalam sel-sel akar bawang merah. Selain itu perendaman denganalkohol bertujuan untuk menyegarkan kembali sel-sel akar bawang yang sudahsemalaman dimasukkan ke dalam botol fial berisi FAA dan mensterilkan akar darimikroba.Kemudian dilakukan perendaman dengan HCl, hal ini bertujuan untukmemudahkan dalam memotong tudung akar bawang merah (Allium cepa), karenadengan pemberian HCl dapat memperjelas batas tudung akar dengan sel-sel diatasnya,tudung akar akan terlihat lebih putih dibandingkan bagian lain dari akar bawangmerah (Allium cepa), pemberian HCl ini juga dapat melunakkan dinding sel sehinggamemudahkan dalam memotong atau mencacah.Perlakuan berikutnya yaitu pemberian acetocarmin, acetocarmin adalah pewarna yang fungsinya untuk memberikan warna pada sel-sel akar bawang sehinggamudah untuk diamati. Selain itu, agar penyerapan warna lebih cepat maka perluditambahkan Fe, yang didapatkan dengan mencacah bahan amatan menggunakan silet berkarat, emudian dilakukan uji coba pengamatan dibawah mikroskop. 

Profase : Pada fase ini, kromosom mulai terlihat jelas sebagai struktur yang tebal dan terorganisir. Kromatin yang sebelumnya longgar mulai mengkondensasi menjadi kromosom yang terdiri dari dua kromatid yang terikat pada sentromer. Ini adalah fase awal di mana inti sel mulai menghilang dan benang spindel mulai terbentukTelofase : Setelah proses pembelahan selesai, telofase terjadi di mana kromosom mencapai kutub sel dan mulai mengubah kembali menjadi kromatin. Pada fase ini, membran inti terbentuk kembali di sekitar masing-masing kumpulan kromosom, dan sitoplasma mulai terbagi menjadi dua sel anak yang identik. Telofase menandai akhir dari mitosis.

G. Dokumentasi

 

Memotong akar bawang dengan kater berkarat

Menyalakan api bunsen

Mengamati fase mitosis di mikroskop

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong