PENGAMATAN ORGAN & SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN & HEWAN

27 October 2024 09:28:46 Dibaca : 13

A. Judul

Pengamatan Organ & Sistem Organ Pada Tumbuhan & Hewan

 

B. Tujuan

 

1.Menjelaskan derivat-derivat organ pokok tumbuhan 

2.Menjelaskan bagian-bagian akar pada tumbuhan

3.Menjelaskan bagian-bagian batang pada tumbuhan

4.Menjelaskan bagian-bagian daun pada tumbuhan

5.Menyebutkan bagian-bagian dari alat reproduksi pada tumbuhan 

6.Menjelaskan bagian-bagian pada Cyprinus carpio

 

C. Alat Dan Bahan

D. Prosedur Kerja

E. Hasil pengamatan

 

l

 

 

F. Pembahasan

Pada praktikum pertama praktikan melakukan pengamatan organ dan sistem organ pada tanaman Amaranthus spinosus, Zea mays, Musa paradisiaca, Caesalpinia pulcherima.  

Tanaman merupakan organisme yang bersifat autotrof serta mampu menghasilkan bahan makanan melalui proses fotosintesis. Tanaman yang dibudidaya tumbuh dengan normal merupakan salah satu target yang ideal bagi para petani dalam memproduksi yang tentunya dapat dimanfaatkan bagi dirinya sendiri, pemenuhan kebutuhan industri pada bidang food funtional maupun farmaseutikal. Berbicara mengenai tanaman dalam agronomi terdapat beberapa komoditas yang mudah rusak, tidak tahan simpan bahkan klimaterik salah satunya adalah komoditas hortikultura. Tanaman dengan komoditas hortikultura banyak dimanfaatkan dalam food functional maupun farmaseutikal dari kegiatan hasil pertanian. Tanaman yang berasal dari komoditas hortikultura disisi lain sangat berpotensi terserang hama maupun penyakit baik karena faktor abiotic maupun biotik(Irianto, 2016).

Pada tumbuhan, jaringan xilem dan floem penting dalam distribusi udara dan nutrisi, sedangkan pada hewan, sistem peredaran darah membantu distribusi oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Perbandingan ini menunjukkan adanya perbedaan mendasar dalam cara tumbuhan dan hewan mempertahankan fungsinya, namun tetap memiliki prinsip dasar yang sama, yaitu keberlangsungan hidup (Nuraini & Setiawan, 2020).

Pada pengamatan kedua praktikan mengamati morfologi dan anatomi pada hewan, hewan yang digunakan yaitu Cyprinus carpio dan Oreochrmis niloticus.

Ikan mas (Cyprinus carpio) adalah spesies ikan air tawar yang termasuk dalam keluarga Cyprinidae. Ikan ini dikenal luas sebagai ikan hias dan juga sebagai sumber pangan. Ikan mas memiliki tubuh yang robust, warna yang bervariasi, dan dapat tumbuh hingga ukuran besar. Selain itu, ikan mas juga sering dibudidayakan dalam kolam atau akuarium. Ikan mas memiliki beberapa varietas, termasuk ikan mas koi yang sering dipelihara di kolam hias (Suyatno, 2015).

Ikan nila (oreochromis niloticus) merupakan salah satu ikan yang produksi yang sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat Indonesia pertama kali ikan nila didatangkan ke Indonesia dari Taiwan pada tahun 1967 kemudian nilai merah NIFI tahun 1981 dan nilai hitam Chitralada tahun 1984 (Arifin dan Kurniasih, 2017)

 

DOKUMENTASI

A. Judul

analisis perbedaan struktur morfologi pada bakteri dan jamur

 

B. Tujuan 

1. untuk mempelajari morfologi koloni bakteri 

2. untuk mempelajari morfologi koloni jamur (Kapang dan Khamir)

 

C. Alat Dan Bahan

 

D. Prosedur Kerja 

 

E. Hasil pengamatan 

 

 

F. Pembahasan 

Pengamatan perbedaan struktur morfologi antara jamur dan bakteri menunjukkan ciri-ciri yang mencolok. Jamur memiliki badan vegetatif yang disebut talus atau miselium, yang terdiri dari jalinan filamen halus yang dikenal sebagai hifa. Hifa ini dapat bersifat septat (memiliki sekat) atau aseptat (tanpa sekat) dan berfungsi dalam penyerapan nutrisi serta reproduksi. Dinding sel jamur terbuat dari kitin, memberikan kekuatan dan perlindungan, serta memungkinkan jamur untuk membentuk spora baik secara seksual maupun aseksual. Ukuran jamur umumnya lebih besar dibandingkan bakteri, dengan hifa berkisar antara 3 hingga 30 µm.

Di sisi lain, bakteri memiliki berbagai bentuk, termasuk basil (batang), coccus (bulat), dan spiral. Dinding sel bakteri terdiri dari peptidoglikan, yang berbeda dari dinding sel jamur dan berfungsi sebagai pelindung serta memberikan bentuk pada sel. Bakteri biasanya lebih kecil, dengan ukuran berkisar antara 0,5 hingga 5 µm. Secara keseluruhan, perbedaan mendasar dalam struktur morfologi ini mempengaruhi fungsi dan peran masing-masing organisme dalam ekosistem serta aplikasinya dalam bidang mikrobiologi dan bioteknologi.

 

DOKUMENTASI 

 

 

A.Judul

1.Simulasi Percobaan Hukum Hendel Dengan Menggunakan Kancing Genetika Pada Persilangan Monohibrid Dan Dihibrid

 

B.Tujuan

1.Mendefinisikan Istilah Gen, Lokus, Genotip, Fenotip, Genon, Dominan Dan Resesif.

2.Menyusun Persilangan Dengan Satu Sifat Beda (Monohibrid).

3.Menyusun Persilangan Dengan Dua Sifat Beda (Dihibrid).

 

C. Alat Dan Bahan 

1.Kantong Jas Laboratorium.

2.Kancing Genetika (Model Gen)

 

D. Prosedur Kerja 

 

D. Pembahasan 

     Hukum mendel terdiri dari dua bagian yaitu hukum mendel I mengenai proses pemisahan atau segregation. Dan hukum II mendel mengenai hukum berpasangan secara bebas atau independent assortment. Hukum mendel I merupakan hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya. Jika hukum mendel I didasarkan pada pemisahan gen (segregasi) maka hukum mendel II ini didasaskan pada berpasangan bebas. Yang maksudnya adalah bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain.

    Persilangan monohibrid adalah persilanganantara dua individu yang mempunyai satu sifat beda, yaitu parental yang memiliki sifat fenotif merah (MM) dengan parental yang memiliki sifat fenotif putih (mm), dimana sifat merah dominan terhadap sifat putih. Persilangan monohibrud sangat berkaitan dengan hukum mendel 1 atau yang disebut dengan hukum segresi yang berbunyi, "pada pembentukan gamet yang merupakan pasangan untuk gen akan disegresikan kedalam dua anakan". Keturunan pertamanya (generasi F) akan memiliki sifat sama dengan salah satu induk, hal ini dipengaruhi jika alel dominan dan resesif. Persilangan monohibrid terbagi menjadi dua : 1). Persilangan monohibrid.dominan adalah persilangan dua individu sejenis yang memerhatikan satu sifat beda dengan gen-genn yang dominan. Sifat dominan dapat dilihat mudah, yaitu sifat yang lebih banyak muncuk pada keturunannya. 2). Persilangan monohibrid intermediet adalah persilangan antara dua individu sejenis yang memerhatikan satu sifat beda dengan gen-gen intermediet. Kedua gen tidak mempunyai sifat dominan dan resesif. Atau dengan kata lain kedua gen saling memengaruhi. 

     Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan oleh kelompok kami dan berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan pada persilangan monohibrid, didapatkan bahwa hasil perbandingan ratio fenotifnya pada data kelompok melalui observasi, yaitu Rasio fenotip Tulip Merah: Putih=5: 3 dan juga melalui hipotesis, yaitu Rasio fenotip Tulip Merah: Putih=6:2

     Dari hasil persilangan monohibrid yang kami lakukan kami mendapatkan bahwa hasil persilangan monohibrid tidak ada perbedaan (Ho) karena Ho dapat diterima, berdasarkan nilai dari tabel hitung nilainya lebih kecil dari chisquare yaitu 0,66 < 3,84.

    Persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis yang melibatkan dua sifat beda. Misalnya persilangan antara tanaman ercis berbiji bulat dengan berwarna hijau dengan tanaman ercis berbiji kisut dan berwarna coklat; padi berumur pendek dan berbulir sedikit dengan padi berumur panjang dan berbulir banyak (Maria, U., 2020).

    Berdasarkan hasil percobaan Dihibrid yang telah dilakukan oleh kelompok kami perbandingan rasio fenotipnya 9:3:3:1 dan hasil yang diperoleh oleh kelompok kami melalui observasi yaitu rasio fenotip 12:9:8:4.

   Dari hasil persilangan Dihibrid yang telah lakukan kami mendapatkan bahwa hasil persilangan monohibrid ada perbedaan () karena dapat diterima, berdasarkan nilai dari tabel hitung nilainya lebih kecil dari chisquare yaitu 30,06 > 7,82.

 

Dokumentasi

 

 

A. Judul

Pengamatan Fase Mitosis Dan Letak Kromosom Pada Allium Cepa L.

B. Tujuan

Pada akhir praktikum ini para mahasiswa diharapkan dapat:

1.      Mengenal fase-fase mitosis dengan mengamati letak kromosom

2.      Mengenal tahapan dalam pembuatan preparat metode squash yang digunakan dalam pengamatan mikroskop 

C. Alat dan Bahan

ALAT :

BAHAN :

D. Prosedur Kerja

E. Hasil Pengamatan

F. Pembahasan 

Pada praktikum ini, praktikan mengamati proses mitosis dengan menggunakanmedia sel akar bawang merah, hal ini dikarenakan sel bawang merah yang bersifatmeristematis yaitu sel yang aktif membelah. Dengan sifat sel yang meristematis ini,diharapkan praktikan dapat melihat adanya proses pembelahan mitosis. Sebelum praktikan mengamati sel akar bawang merah tersebut, ada beberapa perlakuan yang dilakukan pada akar bawang merah. Pertama, akar bawangmerah dipotong pada jam 24.00 WIB, kemudian direndam dalam FAA, hal ini bertujuan untuk menghentikan aktivitas seluler dan mengawetkan proses yang terjadi pada sel ujung akar ketika ujung akar tersebut dipotong. Dengan demikian prosesmitosis yang mungkin terjadi pada waktu pemotongan dapat terhenti dalam keadaanterfiksatif sehingga pada saat pengamatan di bawah mikroskop akan dapatmenunjukkan aktivitas sel-sel meristem ujung akar. Perendaman dengan larutan FAA juga berfungsi untuk melunakkan dinding sel agar mempermudah masuknya zat pewarna dan mempermudah saat pemotongan. Selain itu, pemberian asam asetat jugadapat memperjelas batas tudung akar dengan sel-sel diatasnya. Sehingga tudung akarakan terlihat lebih putih dibandingkan bagian lain dari akar bawang merah. Kemudian potongan akar tersebut harus direndam di dalam alkohol 70%selama 2 menit, perendaman ini bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa FAA yangmasih terdapat di dalam sel-sel akar bawang merah. Selain itu perendaman denganalkohol bertujuan untuk menyegarkan kembali sel-sel akar bawang yang sudahsemalaman dimasukkan ke dalam botol fial berisi FAA dan mensterilkan akar darimikroba.Kemudian dilakukan perendaman dengan HCl, hal ini bertujuan untukmemudahkan dalam memotong tudung akar bawang merah (Allium cepa), karenadengan pemberian HCl dapat memperjelas batas tudung akar dengan sel-sel diatasnya,tudung akar akan terlihat lebih putih dibandingkan bagian lain dari akar bawangmerah (Allium cepa), pemberian HCl ini juga dapat melunakkan dinding sel sehinggamemudahkan dalam memotong atau mencacah.Perlakuan berikutnya yaitu pemberian acetocarmin, acetocarmin adalah pewarna yang fungsinya untuk memberikan warna pada sel-sel akar bawang sehinggamudah untuk diamati. Selain itu, agar penyerapan warna lebih cepat maka perluditambahkan Fe, yang didapatkan dengan mencacah bahan amatan menggunakan silet berkarat, emudian dilakukan uji coba pengamatan dibawah mikroskop. 

Profase : Pada fase ini, kromosom mulai terlihat jelas sebagai struktur yang tebal dan terorganisir. Kromatin yang sebelumnya longgar mulai mengkondensasi menjadi kromosom yang terdiri dari dua kromatid yang terikat pada sentromer. Ini adalah fase awal di mana inti sel mulai menghilang dan benang spindel mulai terbentukTelofase : Setelah proses pembelahan selesai, telofase terjadi di mana kromosom mencapai kutub sel dan mulai mengubah kembali menjadi kromatin. Pada fase ini, membran inti terbentuk kembali di sekitar masing-masing kumpulan kromosom, dan sitoplasma mulai terbagi menjadi dua sel anak yang identik. Telofase menandai akhir dari mitosis.

G. Dokumentasi

 

Memotong akar bawang dengan kater berkarat

Menyalakan api bunsen

Mengamati fase mitosis di mikroskop

A. Judul

 

Percobaan Difusi dan Osmosis Berdasarkan Pada Solanum Tuberosum, Sifat Zat dan Konsentrasi Larutan Berbeda

 

B. Tujuan

 

Untuk mengamati proses terjadinya difusi dan osmosis

 

C. Alat dan Bahan

 

Alat:

 

Bahan:

 

 

 

D. Prosedur Kerja 

 

 

 

E. Hasil Pengamatan 

 

Difusi:

 

 

Osmosis:

 

 

 

F. Pembahasan 

 

Difusi adalah proses pergerakan molekul zat secara acak dari area yang berkonsentrasi tinggi ke area yang berkonsentrasi rendah. Osmosis adalah salah satu bagian dari difusi, yaitu perpindahan air dari larutan yang berkonsentrasi rendah ke larutan yang berkonsentrasi tinggi melalui membran semipermeabel. 

 

Pada saat terjadinya difusi proses pengadukan pada CuSO4 dan larutan eosin dapat mempercepat pencampuran antara air dan dua zat tersebut di karenakan adanya tekanan pada kedua larutan tersebut yang memicu perpindahan zat lebih cepat.sedangkan yang tidak di aduk mengalami proses difusi yang lambat karena tidak ada bantuan  tekanan yang diberikan.

 

 

Osmosis merupakan perpindahan molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah melalui membran semipermeabel. pada saat kentang di rendam melalui larutan NaCL kentang mengkerut. Hal ini karena air yang berada di dalam kentang berpindah kelarutan NaCL. saat itulah terjadinya proses hipertonis. sedangkan saat kentang direndam pada larutan aquadest kentang memanjang dan bertambah berat. Hal ini karena pada saat kentang di rendam, air yang berada diluar kentang masuk ke dalam kentang melalui membran selektif. saat itulah terjadi hipotonis.

 

Dokumentasi 

 

proses pengukuran kentang sebesar 2cm.

 

proses penimbangan pada kentang.

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong