Fungsi Dan Peran Dasar Kepemimpinan
FUNGSI KEPEMIMPINAN
1. Fungsi Perencanaan
Dalam hal leadership seorang pemimpin tentu saja harus membuat suatu perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri nya sendiri selaku orang yang bertanggung jawab akan tercapainya tujuan organisasi.
2. Fungsi Penetapan Visi atau Tujuan
Sebagai seorang pemimpin haruslah mempunyai visi ke depan atau visioner. Hal tersebut berarti selalu waspada terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan.
3. Fungsi Pengembangan Loyalitas
Pengambangan loyalitas ini tidak hanya diantara bawahan saja, namun juga untuk para pemimpin tingkat bawah dan menengah dalam organisasi.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan adalah fungsi seorang pemimpin untuk senantiasa melihat pelaksanaan suatu rencana.
5. Fungsi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah suatu fungsi dalam leadership yang tidak mudah untuk dilakukan oleh seorang pemimpin.
6. Fungsi Instruktif
Seorang pemimpin mempunyai fungsi sebagai komunikator yang menentukan:
Apa (isi perintah),
Bagaimana (cara melakukan),
Kapan (waktu pelaksanaan),
Dan dimana (tempat mengerjakan).
7. Fungsi Konsultatif
Yang dimaksud fungsi konsultatif di sini adalah seorang pemimpin mampu berkomunikasi dua arah dalam upaya menentukan suatu kebijakan yang membutuhkan pertimbangan dan juga konsultasi dari orang yang dipimpinnya.
8. Fungsi Partisipasi
Dalam fungsi partisipasi ini seorang pemimpin mampu melibatkan para anggotanya dalam melaksanakan proses pengambilan kebijakan ataupun dalam melaksanakan kebijakan tersebut.
9. Fungsi Delegasi
Seorang pemimpin ada kalanya bisa melimpahkan atau mendelegasikan wewenangnya kepada orang lain, misalnya dalam hal membuat dan juga menentukan suatu kebijakan.
10. Fungsi Pengendalian
Dalam fungsi pengendalian ini seorang pemimpin mampu melakukan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan juga pengawasan terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para anggotanya.
PERAN KEPEMIMPINAN
Menurut Burt Nanus yang dikutip lembaga Pendidikan dan Pengembangan Manajemen Jakarta, terdapat beberapa peran kepemimpinan, yaitu sebagai berikut.
1. Pemberi Arah
Sebagai seorang pemimpin tentu saja diharapkan mampu dalam memberikan berbagai pengarahan kepada para anggotanya.
2. Agen Perubahan
Pemimpin sebagai agen perubahan disini maksudnya adalah seorang pemimpin sebagai katalisator perubahan pada lingkungan eksternal.
3. Pembicara
Dalam hal ini seorang pemimpin berperan sebagai seorang pembicara ahli, pendengar yang baik, dan penentu visi organisasi.
4. Pembina
Seorang pemimpin adalah pembina tim yang mampu memberdayakan individu – individu dalam organisasinya dan mampu dalam memberikan arahan mengenai perilaku para anggotanya sesuai dengan visi yang sudah dirumuskan.
Sumber :
https://mastahbisnis.com/kepemimpinan-leadership/
Antropometri dalam ergonomi
Istilah antropometri berasal dari kata “antro” = manusia, dan “metri” = ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.
Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan pemakainya
Antropometri dapat dibagi menjadi:
- Antripometri Statis
Antropometri statis merupakan ukuran tubuh dan karakteristik tubuh dalam keadaan diam (statis) untuk posisi yang telah ditentukan atau standar.Contoh: Tinggi Badan, Lebar bahu
- Antropometri Dinamis
Antropometri dinamis adalah ukuran tubuh atau karakteristik tubuh dalam keadaan bergerak, atau memperhatikan gerakan- gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatan.Contoh: Putaran sudut tangan, sudut putaran pergelangan kaki.
Saat membahas pentingnya kenyamanan dalam kegiatan sehari-hari, tentu saja tubuh juga memerlukan kenyamanan tersebut untuk melakukan fungsi – fungsi organ pada tubuh. Dalam mewujudkan kenyamanan suatu produk, hal yang harus diperhatikan salah satunya adalah cara pengukuran tubuh manusia untuk produk tersebut. Pengukuran terhadap inilah yang nantinya kita sebut dengan ilmu antropometri.Antropometri adalah ilmu yang digunakan untuk mempertimbangkan ergonomi atau tidaknya pembuatan suatu produk ataupun sistem kerja. Pengaplikasian antropometri telah lama digunakan untuk menjadikan produk agar tetap memegang prinsip ergonomis dalam desain dan sistem kerja.
Dalam pengambilan datanya, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengukuran untuk data antropometri seperti umur, jenis kelamin, suku bangsa (Etnis), dan pekerjaan. Pengukuran pada dasarnya terihat mudah apabila yang diambil data perseorangan. Tetapi akibat dari semakin banyaknya jumlah manusia, maka semakin banyak juga veriasi data yang terkumpul. Maka dari itu sangat diperlukan alat – alat pengukuran antropologi yang dapat membantu pengumpulan data, berikut adalah contoh alat – alat tersebut :
- Goniometer
Goniometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur lingkup gerak sendi.
- Kursi Antropometri
Kursi Antropometri adalah alat yang digunakan untuk mengukur data– datamanusia dalam posisi duduk.
Selain menggunakan alat – alat pengukuran antropologi,untuk mendapatkan suatu produk furniture yang optimal, terdapat juga standar – standar pengukuran posisi tubuh agar produk yang dihasilkan lebih maksimal.
Data antropometri sangat diperlukan untuk perancangan peralatan dan lingkungan kerja. Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada kesesuaian ukuran alat dengan ukuran tubuh manusia. Jika ukuran alat tidak sesuai dengan ukuran tubuh manusia, maka dalam jangka waktu tertentu akan mengakibatkan penggunaan yang tidak nyaman dan stress tubuh antara lain dapat berupa lelah, nyeri, pusing.
Sumber Penulisan/Daftar Pustaka :
Abadi, Solo. 2018. Antropometri, Apakah Pengaplikasian Ilmu Ergonomi?. https://soloabadi.comantropometri-apakah-salah-satu-pengaplikasian-ilmu-ergonomi/. Diakses pada 22 Juni 2019
Wartawarga. 2010. HUBUNGAN ANTROPOMETRI DENGAN ERGONOMI. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03 hubungan-antropometri-dengan-ergonomi-5/. Diakses pada 22 Juni 2019
Filosofi Dan Konsep Dasar Kepemimpinan
Filosofi kepemimpinan dalam bahasa jawa
- "Ing ngarso sung tulodo" Artinya pemimpin di depan memberikan teladan.
- "Ing madyo mangun kursa" Artinya pemimpin ditengah mengunggah semangat.
- "Tut wuri handayani" Pemimpin di belakang memberikan dorongan.
Filosofi kepemimpinan 5 jari
- Ibu jari : pemimpin yang bijak
- Telunjuk : pemimpin yang mampu memberikan perinta yang jelas
- Jari tengah : pemimpin yang memiliki kearifan dan kebijaksanaan
- Jari manis : pemimpin memiliki jiwa humoris
- Jari kelingking : pemimpin tidak dapat ditentukan secara fisik
Definisi kepemimpinan
- Proses mempengaruhi kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan
- Orang yang mempunyai tugas mengarahkan dan membimbing agar dapat menggerakan roda organisasi untuk mencapai tujuan
Teori munculnya pemimpin
- Teori genetis : bakat dari lahir
- Teori sosial : dibentuk untuk jadi pemimpin
- Teori ekologis : gabungan kedua teori
Sejarah Dan Perkembangan Ergonomi
Ergonomi tercetus pada tahun 1949 oleh prof murel. Ergonomi atau dikenal human faktors engineering adalah tentang bagaimana manusia bisa hidup dan bekerja serta berinteraksi dengan elemen-elemen tersebut dengan efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien.
Ergonomi berasal dari kata ergon dan nomos, Ergon yaitu kerja dan Nomos yaitu hukum atau ilmu . Jadi, secara harfiah ergonomi adalah hukum atau ilmu tentang kerja atau ilmu yang mempelajari keterkaitan antara manusia dngan pekerjaannya. Istilah ergonomi sendiri banyak digunakan di kawasan eropa dan asia sedangkan di Amerika lebih di kenal dengan human faktors.
Perkembangan ergonomi sudah dimulai sejak zaman purbakala. Terlihat dari penggunaan peralatan dari batu batu seperti kapak, alat pemotong yang pegangannya dibentuk sesuai pegangan tangan agar nyaman digenggam namun perkembangannya tidak sistematis dan terstruktur. Ilmu ergonomi baru diperhatikan secara serius dan berkembang dengan pesat pada jaman perang dunia kedua dimana terdapat masalah pengoperasian peralatan perang misalnya kokpit pesawat tempur yang terlalu sempit, alat kendalian rumit dan membingungkan, tinggi kokpit yang terlalu rendah, areah pandang terlalu sempit, handle yg tidak terjangkau dan sebagainya. Sehingga, banyak terjadi kecelakaan atau pesawat tempur jatuh bahkan tanpa tertembak musuh. Saat itulah mulai diperhatikan bagaimana merangcang peralatan tempur yang sesuai yang nyaman dan mudah digunakan bagi operator yang mengoperasikannya.
Setelah era Perang Dunia Kedua, ilmu ergonomi terus berkembang dan diaplikasikan dibidang industri untuk perancangan mesin, peralatan serta lingkungan kerja agar diperoleh interaksi antara manusia dan mesin yang optimal sehingga dapat meningkatkan produktifitas.
Saat ini ergonomi diaplikasikan tidak hanya untuk industri tetapi juga diberbagai bidang kehidupan sehari-hari seperti perancangan produk, gadget, furniture, alat rumah tangga, software, dan sebagainya.
Kategori
Blogroll
- Masih Kosong