KOMPONEN-KOMPONEN ARTIKEL ILMIAH

28 November 2023 19:43:32 Dibaca : 1039 Kategori : PENULISAN ARTIKEL ILMIAH

KOMPONEN-KOMPONEN ARTIKEL ILMIAH

A.  Topik yang Layak untuk Artikel Ilmiah

Topik adalah pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dan sebagainya; bahan diskusi; hal yang menarik perhatian umum pada waktu akhir-akhir ini; bahan pembicaraan; subjek yang dibahas dalam sebuah teks (Kemdikbud, 2016). Topik adalah suatu isu atau pokok persoalan yang sifatnya masih umum dan abstrak, pada dasarnya merupakan pokok pembicaraan dalam keseluruhan tulisan yang digarap dan sebagai landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang penulis untuk menyampaikan maksudnya (Silaswati, 2018, p. 84).

Aktivitas menulis tidak mungkin dilakukan tanpa topik. Oleh karena itu, kegiatan pertama yang harus dilakukan pada tahap pra penulisan ialah memilih topik. Misalnya, isu dalam linguistik mengenai sosiolinguistik, atau isu dalam sastra misalnya stilistika, ini adalah topiknya, yang tentunya masih bersifat umum, permasalahan tersebut dalam hal apa masih belum jelas, oleh karenanya tadi dikatakan bahwa topik masih bersifat umum dan abstrak. Sehingga langkah selanjutnya untuk membuat karya tulis ilmiah setelah diketahui topiknya, adalah pembatasan topik, kemudian menentukan tema dan judul. Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa judul merupakan perwujudan spesifik dari topik.

Banyak hal yang dapat dipergunakan sebagai sumber untuk penentuan topik, di dalam memilih topik karya ilmiah harus dipertimbangkan hal-hal berikut ini (Sanggup, 2015):

1.    Topik harus bermanfaat dan layak dibahas. Bermanfaat berarti bahwa pembahasan topik tersebut akan memberi sumbangan bagi pengembangan ilmu dan profesi, serta layak dibahas, dan sesuai dengan bidang yang ditekuni.

2.    Topik dikenal baik, berarti topik yang dipilih harus topik yang dikuasai atau diketahui penulis sendiri. Sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiahnya dikuasai penulis.

3.    Topik cukup menarik, terutama bagi penulis. Topik yang demikian dapat memotivasi penulis berusaha secara kontinu mencari data yang berguna dalam membahas masalah yang dihadapi dan memotivasi penulis menyelesaikan masalah karya ilmiahnya secara baik. Bagi pembaca, topik yang demikian mengandung minat untuk membacanya.

4.    Bahan yang diperlukan untuk pembicaraan topik dapat diperoleh dan cukup memadai. Artinya sumber-sumber bahan yang relevan dan memadai dapat diperoleh, baik dari perpustakaan pribadi penulis maupun dari perpustakaan yang ada di daerah atau kota penulis

5.    Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Topik yang terlalu luas seperti laut, pendidikan, pelayaran, tidak memberi kesempatan kepada penulis untuk membahasnya secara mendalam. Apalagi jika panjang karya ilmiah dibatasi. Sebaliknya bila topik terlalu sempit, maka sifatnya terlalu khusus, tidak dapat digeneralisasi, sehingga tidak banyak gunanya bagi pengembangan ilmu

6.    Topik yang dipilih sebaiknya: (a) Tidak terlalu baru, topik yang terlalu baru memang menarik untuk ditulis, akan tetapi seringkali penulis mengalami hambatan dalam memperoleh data kepustakaan yang akan dipakai sebagai landasan atau penunjang. Data kepustakaan yang diperoleh mungkin terbatas pada berita dalam surat kabar atau majalah populer; (b) Tidak terlalu teknis. Karangan yang terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah. Tulisan semacam ini biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang bagaimana tata cara melakukan sesuatu, tanpa mengupas teoriteori yang ada; (c) Tidak terlalu kontroversial. Suatu tulisan yang mempunyai topik kontroversial menguraikan hal-hal diluar hal yang menjadi pendapat umum. Tulisan semacam ini sering menimbulkan permasalahan bagi penulisnya.

Senada yang disampaikan oleh Zulmiyetri, Nurhastuti, & Safaruddin (2019) bahwa syarat atau kriteria pemilihan topik ialah:

1.    Topik itu ada manfaatnya dan layak dibahas, topik itu akan memberikan sumbangan kepada ilmu yang dimiliki, layak dibahas berarti topik itu memang memerlukan pembahasan dan sesuai dengan bidang yang ditekuni.

2.    Topik itu cukup menarik terutama bagi penulis. Topik yang menarik bagi penulis akan mengingatkan kegairahan dalam mengembangkan, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya.

3.    Topik itu dikenal baik, kita harus mempunyai pengetahuan yang memadai tentang topik itu.

4.    Bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai.

5.    Topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit (p. 7).

Ciri-ciri topik karya ilmiah yang baik adalah sebagai berikut a. Aktual, suatu kejadian atau data penelitian harus benar-benar terjadi dan bisa dikatakan sedang hangat-hangatnya menjadi pembicaraan. Dengan kata lain data bersifat baru. b. Berasal dari bidang atau dunia dari lingkungan kehidupan yang akrab dengan peneliti atau penulis. c. Memiliki arti penting baik bagi penulisnya sendiri atau bahkan bagi orang lain. Bisa dikatakan juga memiliki nilai tambah. d. Searah dan selaras dengan tujuan akhir penulis dan calon pembaca. e. Original atau asli, bukan pengulangan atau plagiarisme atas sesuatu yang sama yang sudah pernah disajikan oleh penulis lain. f. Tidak menyusahkan pencarian bahan, pengumpulan data, serta informasi pendukung lainnya yang dibutuhkan (Widodo, 2018, p. 25).

Setelah memilih topik yang memenuhi persyaratan, langkah kedua ialah membatasi topik. Untuk membuat diagram jam, topik diletakkan dalam sebuah lingkaran atau dapat pula dalam bentuk diagram pohon. Dari topik itu diturunkan beberapa topik yang lebih sempit.

 

Diagram 1. Diagram Topik Sosiolinguistik

 

B.  Perumusan Judul Artikel

Meskipun topik yang terbatas telah diperoleh, penulis belum bisa mulai menulis, tetapi harus menetapkan maksud dan tujuannya menggarap topik tadi. Tujuannya adalah untuk mengarahkan perkembangan tulisan. Setelah itu, penulis membuat rumusan mengenai masalah dan tujuan yang dicapai dengan topik tadi. Rumusan itu dinamakan tema, untuk memenuhi keperluan penyusunan sebuah kerangka tulisan ilmiah, rumusan tema harus berbentuk tulisan ilmiah, rumusan tema harus berbentuk kalimat. Ini berarti bahwa ada satu gagasan sentral yang menonjol. Bila tulisan itu tidak menonjolkan suatu gagasan utama, maka yang ingin disampaikan, dapat dinyatakan dalam bentuk penjelasan singkat.

Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan. Pada setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat (Nurgiyantoro, 2015). Tema mempunyai dua pengertian yaitu: 1. Suatu pesan utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya. 2. Suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang ingin dicapai. Sebuah tulisan karya ilmiah dikatakan baik apabila tema dikembangkan secara terinci dan jelas. Adanya gagasan sentral, rincian yang teratur dan susunan kalimat yang jelas akan menghasilkan karangan yang menarik dan enak dibaca. Disamping itu, seorang penulis juga harus menampilkan keaslian tulisannya. Keaslian tersebut dapat dilihat dari beberapa hal, misalnya: 1. Pokok permasalahan; 2. sudut pandang; 3. cara pendekatan; atau 4. gaya bahasa dan tulisannya (Silaswati, 2018, p. 86).

Judul artikel ilmiah menggambarkan isi keseluruhan artikel. Judul harus mudah dipahami dan hendaknya tidak terlalu panjang. Judul dapat dirangkai dari kata-kata kunci yang diambil dari artikel. Judul sebaiknya disampaikan secara ringkas dan jelas. Mengenai faktor keringkasan, dapat diterangkan bahwa sebaiknya judul tidak dinyatakan dalam bentuk kalimat, tetapi dalam bentuk kelompok kata. Alasannya, biasanya, judul yang dinyatakan dalam kalimat lebih panjang daripada kelompok kata. Selain itu, kalimat yang memungkinkan digunakan sebagai judul adalah kalimat tanya, meskipun hal itu sangat jarang, dan pada buku ini judul yang demikian itu tidak disarankan. Dengan demikian, judul yang ringkas adalah judul yang pendek, tetapi padat akan makna. Tentang faktor kejelasan, dapat diungkapkan bahwa judul yang baik menggambarkan isi tulisan secara keseluruhan, termasuk variabel-variabel yang dibahas (Kemristekdikti, 2016, p. 211).

Topik berbeda dengan judul. Seperti yang telah dikemukakan terdahulu, topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karya ilmiah yang digarap. Sedangkan judul ialah nama dalam suatu karya ilmiah. Dalam karya ilmiah, judul harus tepat menunjukkan topiknya. Penentuan judul harus dipikirkan secara serius dengan mengingat beberapa syarat berikut: 1. Judul harus relevan dengan topik dan tema atau isi karya ilmiah beserta jangkauannya dan bagian-bagian dari tulisan tersebut. 2. Judul harus menggambarkan secara sederhana masalah yang akan diteliti, artinya judul tersebut merupakan suatu refleksi daripada masalah yang akan diteliti. 3. Judul harus memiliki independent variable (variabel bebas) dan dependent variable (variabel terikat) 4. Judul karya ilmiah harus dinyatakan secara jelas. Artinya judul itu tidak dinyatakan dalam kata kiasan atau tidak mengandung kata yang mendukung makna ganda (Silaswati, 2018, p. 86).

Penulisan Judul dan Subjudul (Ideas Publishing, 2023):

Judul artikel pernyataan ringkas tentang topik utama mengidentifikasi variabel atau masalah teoretis yang sedang diteliti.2.      Judul artikel ditulis dengan prinsip menarik, singkat, provokatif, akurat, spesifik, menggambarkan isi/konten/temuan, tidak harus sama dengan judul penelitian; hindari singkatan, nama peraturan, akronim, nama lokasi riset.

3.      Judul terdiri dari tiga tingkatan. Tingkatan pertama judul, tinggkatan kedua subjudul, dan tingkatan ketiga sub-subjudul.

4.      Judul artikel merupakan judul tingkatan pertama tidak boleh lebih dari 12 kata, jenis huruf times new roman 12 pt, menggunakan huruf kapital di setiap unsur, dan diletakkan di tengah-tengah (center).

5.      Judul artikel ditulis dengan prinsip menarik, singkat, provokatif, akurat, dan spesifik.

6.      Judul artikel mengandung probelamtik, menuju novelty (temuan baru), dan pro-kontra.

7.      Judul artikel menggambarkan isi/konten/temuan, tidak harus sama dengan judul penelitian; hindari singkatan, nama peraturan, akronim, dan nama lokasi riset.

8.      Subjudul merupakan judul tingkatan kedua ditulis rata kiri, menggunakan huruf times new roman 12 pt, dan tebal.

9.      Subjudul hanya terdiri dari lima, yaitu pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, simpulan, dan daftar pustaka.

10.  Anak subjudul merupaan judul tingkatan ketiga ditulis rata kiri, menggunakan huruf times new roman 12 pt, miring, dan tebal.

 

C.  Penyajian Identitas Penulis dan Afiliasi

Peran utama seorang penulis adalah untuk berkontribusi pada pertumbuhan ilmu pengetahuan dengan tulisan-tulisan asli yang akan meningkatkan atau mendorong komunitas ilmiah. Artikel ilmiah adalah sumber yang paling banyak dirujuk untuk penelitian apa pun; karenanya mereka memainkan peran penting dalam memajukan sains. Saat mengirimkan naskah, penulis menyiapkan naskah yang sesuai dengan persyaratan jurnal. Penulis juga harus bijaksana karena mereka berurusan dengan editor jurnal (Parasuraman & Ahmed, 2013). Nama penulis tidak disertai gelar, dan dilengkapi dengan alamat korespondensi, nama dan alamat institusi (Widodo, 2018, p. 77).

Berikut ini adalah beberapa metode umum untuk membuat daftar urutan penulis (Worvice, 2020):

1.    Relative contribution. Seperti disebutkan di atas, sebagian besar penulis yang namanya tercantum adalah yang memberikan kontribusi. Penulis yang paling banyak mengerjakan draft artikel dan penelitian adalah yang mendasarinya menjadi penulis pertama. Penulis selanjutnya disesuaikan dengan urutan kontribusi yang dilakukan. Namun, dalam banyak disiplin ilmu, seperti ilmu kehidupan, penulis terakhir dalam sebuah kelompok adalah peneliti utama — orang yang mengawasi pekerjaan.

2.    Alphabetical list. Bidang-bidang tertentu, khususnya yang melibatkan proyek kelompok besar menggunakan metode lain. Misalnya, tim fisika partikel berenergi tinggi membuat daftar penulis menurut abjad.

3.    Multiple “first” authors. Tambahan penulis “pertama” dapat dicatat oleh tanda bintang atau simbol lain disertai dengan penjelasan. Praktik ini adalah umum dalam studi interdisipliner.

4.    Multiple “last” authors. Beberapa penulis terakhir dapat dikenali melalui simbol tipografi dan catatan kaki. Praktik ini muncul karena beberapa jurnal ingin meningkatkan akuntabilitas dengan meminta anggota lab senior untuk meninjau semua data dan interpretasi yang dihasilkan di laboratorium mereka.

5.    Negotiated order. Dalam menentukan penulis pertama dan terakhir dapat dapat diputuskan melalui negosiasi, sehingga mempertajam keterampilan argumen persuasif.

Dalam artikel ilmiah, "afiliasi" adalah lembaga yang dimiliki masing-masing penulis. Hal ini biasanya tercantum di bawah nama penulis, sebagai “departemen, universitas” dari lembaga masing-masing penulis bekerja pada waktu penelitian dilakukan (Napitupulu, et al., 2020, p. 48).

Nama Penulis, Afiliasi, dan Surat Elektronik (email) (Ideas Publishing, 2023):

Nama penulis harus ditulis di bawah judul dengan spasi ganda. nama ditulis lengkap (tidak disingkat baik nama awal, tengah, atau akhir;); tanpa gelar akademik (gelar); dilengkapi dengan afiliasi kelembagaan serta alamat yang sesuai (alamat email). Jika penulis lebih dari satu dan berasal dari afiliasi yang sama, cukup menuliskan satu afiliasi. Jika penulis berasal dari afiliasi yang berbeda maka susunannya adalah penulis pertama beserta afiliasinya, diikuti oleh penulis kedua beserta afiliasinya, dan seterusnya dengan menggunakan spasi tunggal.

Setiap publisher maupun jurnal memiliki gaya (style) penulisan nama dan afiliasi yang berbeda-beda. Jadi sangat disarankan bagi penulis (Author) untuk membaca panduan untuk penulis (guides for authors) sebelum mengirimkan artikel ilmiahnya dan biasanya setiap pengelola jurnal menyediakan panduan untuk penulis tersebut dilaman situs web mereka.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Ideas Publishing. (2023, April 3). Author Guidelines. Gorontalo, Gorontalo, Indonesia.

Kemdikbud. (2016, April 1). KBBI Daring. Retrieved April 3, 2023, from kbbi.kemdikbud.go.id: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/topik

Kemristekdikti. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI.

Napitupulu, D., Windarto, A. P., Wanto, A., Simarmata, J., Purnomo, A., Bachtiar, E., et al. (2020). Menulis Artikel Ilmiah Untuk Publikasi. Medan: Penerbit Yayasan Kita Menulis.

Nurgiyantoro, B. (2015). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Parasuraman, S., & Ahmed, K. K. (2013). Issues in manuscript writing. Elsevier: Journal of Young Pharmacists , 35-37.

Sanggup, B. (2015). Pendidikan Bahasa Indonesia. Medan: Unimed Press.

Silaswati, D. (2018). Pentingnya Penentuan Topik dalam Penulisan Karya Ilmiah. AKURAT: Jurnal Ilmiah Akuntansi, 9(1) , 81-88.

Widodo, A. P. (2018). Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.

Widodo, A. P. (2018). Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.

Worvice. (2020, May 29). How to Order Author Names and Why That Matters. Retrieved April 3, 2023, from Wordvice: https://wordvice.com/journal-article-author-order/

Zulmiyetri, Nurhastuti, & Safaruddin. (2019). Penulisan Artikel Ilmiah. Jakarta: PRENADAIVEDIA GROUP.