Pengaruh Rasa Syukur Terhadap Kesehatan Mental Remaja
Kesehatan mental merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan remaja, di mana masa remaja merupakan fase transisi yang penuh dengan tantangan dan perubahan. Remaja tidak hanya mengalami perubahan fisik, tetapi juga emosional, sosial, dan psikologis. Kondisi ini sering kali membuat mereka rentan terhadap berbagai masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan stres. Penanganan yang tepat terhadap masalah kesehatan mental remaja sangat penting untuk mendukung perkembangan mereka menuju kehidupan dewasa yang sehat dan produktif.
Salah satu faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kesehatan mental adalah rasa syukur. Rasa syukur merupakan bentuk penghargaan individu terhadap hal-hal positif dalam hidupnya. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa rasa syukur memiliki dampak positif terhadap kesejahteraan emosional dan psikologis seseorang. Rasa syukur tidak hanya meningkatkan kebahagiaan, tetapi juga membantu individu dalam menghadapi stres dan tekanan hidup. Bagi remaja, sikap syukur dapat menjadi salah satu mekanisme untuk menjaga stabilitas emosi di tengah berbagai tantangan yang mereka hadapi.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan mental diantaranya religiusitas, fisik, psikis, dan lingkungan seseorang (Primaswari dalam Hardianti et al., 2021) Kesepian dan penyakit mental semakin meningkat secara signifikan karena kurangnya rasa syukur yang dimiliki remaja.
Listiyandini et al., (2015) berpendapat bahwa rasa syukur adalah dampak moral yang dapat mendorong perilaku untuk peduli pada kesejahteraan orang lain. Rasa syukur dapat menumbuhkan optimisme, memperbaiki kualitas hidup, membentuk hubungan persahabatan yang lebih baik.