Tradisi Tolobalango dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling
Tolobalango merupakan upacara adat peminangan atau prosesi lamaran dari keluarga calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita. Tolobalango dilaksanakan sebelum prosesi pernikahan dilaksanakan. Tolobalango telah menjadi tradisi adat istiadat di Provinsi Gorontalo yang masih dilestarikan dari generasi ke generasi. merupakan upacara adat peminangan atau prosesi lamaran dari keluarga calon mempelai pria (tanpa dihadiri calon mempelai pria) kepada calon mempelai wanita. Tolobalango dilaksanakan sebelum prosesi pernikahan dilaksanakan.Tolobalango telah menjadi tradisi adat istiadat di Provinsi Gorontalo yang masih dilestarikan dari generasi ke generasi. Dalam upacara adat Tolobalango, keluarga kedua mempelai beserta para pemangku adat akan menggunakan pakaian adat Gorontalo yang sakral dan penuh makna filosofis.
Pelaksanaan Tolobalango
Tolobalango adalah tahap setelah mopoloduwo rahasia, yaitu saat orang tua calon pengantin pria mendatangi orang tua calon pengantin wanita untuk meminta restu atas pernikahan anak mereka. Dalam tradisi Tolobalango, maksud untuk melamar disampaikan melalui puisi lisan berbentuk sajak-sajak perumpamaan. Bahasa yang digunakan dalam prosesi ini biasanya hanya dimengerti oleh para pemangku adat dan berbeda dengan bahasa Gorontalo yang digunakan sehari-hari. Keluarga calon pengantin pria juga menyampaikan mahar dan garis besar rencana pernikahan berikutnya, meskipun biaya pernikahan (tonelo) tidak disebutkan dalam tahap ini. Dari pihak keluarga calon pengantin wanita, ditunjuk seorang utoliya walato (wakil dari keluarga perempuan). Kemudian pihak pria menyerahkan tonggu lo tolobalango (pembuka suara) atau hu’o lo ngango dan pomama lo tolobalango (perlengkapan sirih pinang). Setelah sirih pinang diterima, mereka kemudian menentukan adat istiadat payu lo lipu lo Hulonthalo limutu, biaya pernikahan, dan tanggal pernikahan. Prosesi selanjutnya setelah Tolobalango adalah pengantaran mahar (depito dutu) dan harta benda lainnya.
Tradisi Tolobalango dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling
Tradisi Tolobalango dalam perspektif bimbingan dan konseling merupakan pendekatan yang mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal Gorontalo ke dalam proses pendampingan psikologis dan pembinaan individu. Tradisi ini berfokus pada nilai kebersamaan, tahapan kehidupan, pembentukan karakter, dan identitas budaya yang dapat memberikan kontribusi besar dalam dunia bimbingan dan konseling. Selain itu, Tolobalango yang menandai tahapan kehidupan penting, seperti peralihan menuju dewasa atau fase kehidupan lainnya, dapat dijadikan inspirasi dalam konseling untuk membantu klien menghadapi perubahan besar dalam hidup mereka. Konselor dapat memanfaatkan tradisi ini untuk membantu klien menyesuaikan diri dengan situasi baru dan menavigasi transisi hidup dengan lebih percaya diri. Aspek pembentukan karakter dalam Tolobalango juga relevan dengan tujuan bimbingan dan konseling, terutama dalam membentuk integritas, tanggung jawab, kemandirian, dan kesiapan menikah. Tradisi ini mengandung nilai-nilai moral yang kuat, yang bisa diterapkan dalam proses pembinaan untuk memperkuat karakter positif klien.
Terakhir, melalui pemahaman mendalam tentang identitas budaya yang ditawarkan oleh tradisi Tolobalango, klien dapat lebih mengenali dan menerima jati diri mereka. Hal ini berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional, karena identitas budaya yang kuat sering kali berkaitan erat dengan perasaan penerimaan diri dan keseimbangan psikologis. Dengan demikian, pendekatan berbasis budaya dalam bimbingan dan konseling ini dapat menciptakan proses pendampingan yang lebih bermakna dan sesuai dengan latar belakang budaya klien, terutama mereka yang berasal dari Gorontalo.