ARSIP BULANAN : October 2024

SABTU MEMISAHKAN KITA

28 October 2024 09:42:05 Dibaca : 14

aku ingin minum kopi bersamamu, menikmati secangkir kopi dipantai favoritmu kita pernah  menghabiskan malam itu sebagai malamnya kita sebeluum pada akhirnya kau dan aku berakhir dihari sabtu. aku rindu masa dimana kau bersandar dipundakku melepaskan lelahmu tempat dimana suara manjamu merindukan sebelum pada akhirnya kita berakhir dihari sabtu, bahagia disana kau lara yang kurindukan terimakasih atas semua kebaikan yang kau berikan untukku

Mohamad Riadi Muslim

Merasakan cinta yang tak terbalas atau menghadapi perpisahan dari seseorang yang kita sayangi adalah salah satu tantangan hidup yang paling berat. Dalam perjalanan ini, kita perlu menemukan cara untuk menerima realita, mencintai diri sendiri, dan melanjutkan hidup dengan lebih bijak. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa membantu kita melewati masa-masa sulit ini.

1. Penerimaan Realita dan PerasaanLangkah pertama dalam menghadapi cinta yang tak berbalas adalah menerima kenyataan dan perasaan yang muncul. Jangan menyangkal kesedihan, kekecewaan, atau bahkan kemarahan yang kita rasakan. Izinkan diri kita untuk benar-benar merasakan emosi tersebut. Menyadari dan menerima perasaan kita adalah langkah awal untuk bisa melepaskannya.

2. Memahami Makna Dibalik PerpisahanPerpisahan sering kali sulit diterima, namun di balik setiap perpisahan ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil. Terkadang, hidup menempatkan kita pada situasi ini agar kita lebih dewasa dan siap untuk menghadapi masa depan. Percayalah bahwa ada makna yang lebih dalam yang sedang Tuhan siapkan, meskipun kita belum dapat memahaminya sekarang.

3. Menghargai Diri SendiriCinta yang tidak berbalas dapat meninggalkan luka pada harga diri. Ini adalah momen yang tepat untuk lebih menghargai diri sendiri dan memperkuat cinta kepada diri kita sendiri. Melakukan self-care, menetapkan batasan yang sehat, dan mengembangkan self-worth adalah cara untuk memperbaiki pandangan kita terhadap diri sendiri dan membangun kepercayaan diri.

4. Mengelola Harapan dalam HubunganKita sering kali memiliki ekspektasi yang tinggi dalam hubungan, tetapi tidak semua harapan dapat terpenuhi. Mengelola harapan membantu kita untuk tidak terlalu bergantung pada orang lain dalam mendapatkan kebahagiaan. Dengan belajar melepaskan ekspektasi yang tidak realistis, kita bisa lebih terbuka terhadap kenyataan dan lebih mudah menerima keadaan.

5. Melihat Hidup Sebagai Kesempatan untuk TumbuhPerpisahan atau cinta yang tak berbalas seharusnya tidak membuat kita merasa kehilangan arah hidup. Alih-alih larut dalam kesedihan, gunakan kesempatan ini untuk mengembangkan diri. Mencoba hobi baru, memperdalam minat, atau belajar keterampilan baru adalah cara yang baik untuk memfokuskan energi pada hal-hal yang positif dan membangun.

6. Menjaga Hubungan yang Positif dengan Orang LainDi saat kita merasa kehilangan seseorang, jangan biarkan diri kita terisolasi. Jaga hubungan yang positif dengan teman-teman dan keluarga yang mendukung. Kehadiran orang-orang yang peduli bisa menjadi penyembuh dalam proses pemulihan, serta membantu kita menemukan kembali kebahagiaan dan kenyamanan.

7. Menemukan Kebahagiaan dalam Hal-Hal KecilKadang, kita terlalu fokus pada apa yang hilang sehingga lupa menghargai kebahagiaan dalam hal-hal kecil. Mulailah memperhatikan dan menikmati momen-momen sederhana, seperti secangkir kopi hangat, pemandangan matahari terbenam, atau obrolan ringan bersama teman. Kebahagiaan kecil ini bisa menjadi kekuatan untuk melewati masa sulit.

8. Memaknai Hidup Sekali dengan Kualitas, Bukan Sekedar KeinginanHidup hanya sekali, dan akan lebih bermakna jika kita mengisinya dengan hal-hal yang berkualitas daripada hanya mengejar keinginan semata. Cobalah untuk menemukan tujuan yang lebih besar dalam hidup dan fokus pada pencapaian yang memberikan rasa syukur dan kebahagiaan sejati. Ini akan membuat kita merasa lebih utuh, tanpa harus bergantung pada cinta dari orang lain.

9. Berjalan Maju dengan OptimismePatah hati tidak harus menghentikan kita untuk menjalani hidup dengan optimisme. Masa depan kita masih terbuka luas dengan banyak kesempatan dan kebahagiaan yang menunggu. Bangun kembali semangat untuk menyambut hari-hari baru, meskipun mungkin jalan hidup kita berubah dari yang kita harapkan.

PenutupMelepaskan seseorang yang kita cintai adalah proses yang tidak mudah, tetapi dengan menjalani langkah-langkah di atas, kita bisa menemukan kembali makna hidup yang lebih mendalam. Pada akhirnya, perjalanan ini akan membawa kita pada pemahaman bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari memiliki orang lain, tetapi dari memiliki dan mencintai diri kita sendiri. Percayalah, waktu akan membantu kita menyembuhkan luka ini dan membuka pintu menuju kebahagiaan yang baru.

Dalam era globalisasi, interaksi antarbudaya semakin intensif dan menciptakan tantangan baru dalam berbagai bidang, termasuk bimbingan dan konseling. Konseling lintas budaya menjadi suatu kebutuhan mendesak, mengingat keberagaman budaya yang ada di masyarakat. Perbedaan latar belakang budaya dapat memengaruhi nilai, pola pikir, dan perilaku individu, sehingga penting bagi konselor untuk memiliki pemahaman yang komprehensif tentang keragaman budaya dalam memberikan layanan konseling yang efektif.

Multikulturalisme, yang mencakup orientasi atau kebijakan yang menghargai dan mendukung keberagaman budaya, menjadi landasan dalam konseling lintas budaya. Pendekatan ini memungkinkan konselor untuk lebih peka dan responsif terhadap perbedaan budaya klien, sehingga dapat menciptakan hubungan konseling yang lebih inklusif dan saling menghargai. Konseling lintas budaya menekankan bahwa konselor dan klien, yang mungkin berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, perlu memahami dan mengakomodasi perbedaan tersebut untuk mencapai hasil yang positif dalam proses konseling Deliani,Kartini, dalam (Aprila et al., 2023)

Menurut Pedersen dalam Masruri (2016), konseling lintas budaya memiliki tiga aspek penting yang menggambarkan situasi konseling: ketika konselor dan klien memiliki latar belakang budaya yang berbeda dan konseling dilakukan dalam latar budaya klien; ketika konselor dan klien memiliki latar budaya berbeda dan konseling dilakukan dalam latar budaya konselor; dan ketika konselor dan klien berasal dari budaya yang berbeda serta konseling dilakukan di tempat yang berbeda pula. Dengan memahami kompleksitas ini, konselor dapat lebih efektif dalam mendampingi klien yang memiliki perspektif budaya yang beragam, sehingga dapat mengatasi hambatan budaya dan menciptakan layanan yang adaptif serta inklusif (Aprila et al., 2023).

DAFTAR PUSTAKA

Aprila, A., Suarni, N. K., & Dharsana, I. K. (2023). Individual counseling practice with solution-focused brief counseling in cross-cultural counseling. ProGCouns: Journal of Professionals in Guidance and Counseling, 4(2), 71–77. https://doi.org/10.21831/progcouns.v4i2.63667

 

DEAR KETUA ORMAWA

23 October 2024 01:05:06 Dibaca : 39

Menjadi Ketua Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) adalah peran penting yang diemban oleh seorang mahasiswa untuk memimpin dan mengarahkan organisasi kampus. Sebagai Ketua, tugas utamanya adalah menjaga agar organisasi tetap berpegang pada tujuan dasarnya, yaitu membentuk wadah bagi pengembangan diri anggota, baik dalam hal akademik maupun non-akademik. Seorang Ketua dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi yang baik, mendengarkan aspirasi anggota, dan menjaga keharmonisan internal organisasi. Selain itu, Ketua ORMAWA juga harus mampu mendistribusikan tugas dengan bijaksana dan melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan, sehingga organisasi dapat berfungsi secara kolaboratif. Di tengah hubungan yang akrab dengan anggota, Ketua tetap perlu menjaga profesionalisme agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. Tantangan yang dihadapi selama masa kepemimpinan akan menjadi pelajaran berharga yang akan membentuknya menjadi pemimpin yang lebih matang.

Keseimbangan antara tugas organisasi dan tanggung jawab akademik juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang Ketua. Dengan manajemen waktu yang baik, Ketua dapat menjalankan keduanya secara seimbang tanpa mengorbankan salah satunya. Dalam menjalankan peran ini, Ketua harus menjadi inspirasi bagi anggota, tidak hanya sekadar memberikan arahan tetapi juga memberikan teladan yang baik. Di akhir masa jabatannya, seorang Ketua diharapkan telah meninggalkan warisan berupa fondasi yang kokoh bagi penerusnya, serta program-program berkelanjutan yang mendukung kemajuan organisasi. Posisi Ketua ORMAWA bersifat sementara, tetapi dampaknya akan tetap terasa dan meninggalkan jejak yang abadi di dalam organisasi.

Pedagogika adalah ilmu yang wajib dimiliki oleh seorang pendidik untuk mendukung keberhasilan dalam proses belajar-mengajar. Dengan pedagogika, pendidik dapat memahami teori-teori belajar yang beragam, seperti behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme, yang menjadi dasar dalam merancang metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu, penguasaan manajemen kelas yang baik memungkinkan pendidik menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, menjaga keteraturan kelas, dan membangun interaksi yang positif antara guru dan siswa. Pendidik juga dituntut untuk menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang bervariasi agar siswa tidak bosan serta termotivasi dalam belajar. Pendekatan diferensiasi, yang menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan masing-masing siswa, menjadi bagian penting dalam pedagogika, terutama untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapat perhatian dan kesempatan yang sama. Komunikasi yang efektif juga menjadi kunci penting dalam pedagogika, di mana pendidik harus mampu menyampaikan informasi dengan jelas, mendengarkan siswa dengan baik, dan memberikan umpan balik yang membangun. Di era teknologi, pendidik perlu memanfaatkan berbagai perangkat dan platform digital untuk memperkaya pengalaman belajar. Ini membantu menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik bagi siswa. Selain itu, pendidik perlu memiliki kemampuan reflektif, yakni mengevaluasi diri sendiri serta pengajaran yang telah dilakukan untuk terus meningkatkan kualitas. Empati dan pemahaman emosional terhadap siswa juga tak kalah pentingnya, karena mendukung terciptanya suasana belajar yang nyaman, suportif, dan inklusif.