CINTA DAN WAKTU
Cinta dan waktu memiliki hubungan yang kompleks dan sering kali saling memengaruhi dalam pembentukan hubungan antarmanusia. Westerholm (2021) menjelaskan bahwa cinta tidak hanya terbentuk dalam ruang fisik, tetapi juga melalui perjalanan waktu yang memungkinkan individu untuk memahami dan membentuk kedalaman perasaan. Pemikiran ini sejalan dengan pandangan Augustinian tentang waktu, di mana cinta berkembang melalui refleksi diri dan pengalaman. Selain itu, Rokach (2024) menekankan bahwa budaya memengaruhi cara individu memaknai waktu dalam hubungan cinta. Dalam budaya tertentu, cinta sering kali dikaitkan dengan komitmen jangka panjang yang membutuhkan investasi waktu dan energi emosional, sedangkan dalam budaya lain, cinta bisa dimaknai sebagai pengalaman yang lebih spontan dan kurang terikat pada kerangka waktu.
Penelitian Abraham (2002) juga menemukan bahwa persepsi cinta di kalangan anak muda sering kali berubah seiring waktu, mulai dari hubungan yang dianggap sebagai "time pass" hingga hubungan yang lebih serius dan berkomitmen. Hal ini menunjukkan bahwa waktu memainkan peran penting dalam proses kedewasaan emosional dan perkembangan cinta.Dalam situasi ekstrem, cinta bahkan dapat menjadi elemen penyelamat hidup. Taitler (2024) menggambarkan bagaimana cinta romantis dan ikatan keluarga di masa-masa sulit, seperti di Auschwitz, memberikan harapan dan makna yang melampaui batasan waktu. Ini membuktikan bahwa cinta memiliki kekuatan untuk menghadirkan penghiburan meskipun dalam keadaan yang paling berat.
Akhirnya, Purcell dan Reid (2022) menyoroti pentingnya cinta profesional dalam membangun ketahanan dan kesejahteraan anak-anak dan remaja. Dalam konteks ini, waktu menjadi faktor penting untuk menciptakan hubungan yang mendalam dan bermakna, yang pada akhirnya dapat membantu individu berkembang dengan optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, L. (2002). Bhai-behen , true love, time pass: Friendships and sexual partnerships among youth in an Indian metropolis. Culture, Health & Sexuality, 4(3), 337–353. doi:10.1080/13691050110120794
Rokach, A. (2024). Love Culturally: How Does Culture Affect Intimacy, Commitment & Love. The Journal of Psychology, 158(1), 84–114. doi:10.1080/00223980.2023.2244129
Westerholm, M. (2021). Space, time, and the formation of love: the Augustinian self revisited. International Journal of Philosophy and Theology, 82(3), 205–232. doi:10.1080/21692327.2021.1994447
Taitler, R. (2024). Love in the time of Auschwitz: romantic love, family bonds, and the formation of friendships as a lifesaving element. Jewish Culture and History, 25(3), 368–383. doi:10.1080/1462169X.2024.2384227
Martin E. Purcell, J. P., & Reid, J. (2022). Love in a Time of Colic: Mobilizing Professional Love in Relationships with Children and Young People to Promote Their Resilience and Wellbeing. Child & Youth Services, 43(1), 3–27. doi:10.1080/0145935X.2020.1820320