MAKNA CINTA DARI BERBAGAI PERSPEKTIF AHLI
Cinta adalah perasaan yang mendalam terhadap seseorang atau sesuatu yang membuat seseorang merasa bahagia, ingin melindungi, dan peduli secara tulus. Cinta bisa berupa kasih sayang, perhatian, keinginan untuk berbagi kehidupan bersama, dan adanya rasa empati yang mendalam. Cinta adalah sebuah pengalaman yang kompleks dan mendalam yang melibatkan perasaan kasih sayang, keintiman emosional, dan komitmen yang mendalam terhadap orang atau hal tertentu. Lebih dari sekadar perasaan, cinta mencakup pengertian yang dalam akan nilai-nilai, keutuhan, dan keinginan untuk berbagi kehidupan dengan orang yang dicintai. Ini melampaui aspek fisik semata dan mencakup dimensi spiritual, psikologis, dan sosial dalam hubungan manusia.
Adapun cinta menurut pandangan beberapa ahli, berikut pernyataannya:
- Erich Fromm (2005: 28) menyatakan bahwa cinta sebenarnya adalah suatu tindakan, bukan hanya suatu kekuatan yang pasif. Dalam pandangan Fromm, cinta seharusnya diwujudkan dengan bertahan dan berkomitmen, bukan hanya terjatuh secara tiba-tiba. Artinya, cinta sejati adalah tentang memberi, bukan hanya menerima. Sebagai contoh, ketika seseorang mencintai pasangannya, mereka akan melakukan tindakan nyata untuk menunjukkan cintanya, seperti memberikan perhatian, dukungan, dan pengorbanan demi kebahagiaan pasangan. Ini menunjukkan bahwa cinta sejati melibatkan tindakan dan komitmen yang aktif. Jadi, inti dari konsep cinta menurut Fromm adalah tentang bagaimana kita bertindak dan berkomitmen dalam hubungan, bukan hanya merasakan perasaan cinta tanpa tindakan nyata. (Apriantika, S. G., 2021).
- Kahil Gibran menjelaskan makna cinta menurut pandangannya. Menurutnya, cinta adalah memberikan diri kita sepenuhnya kepada orang lain tanpa mengharapkan apapun sebagai imbalannya. Cinta bukanlah tentang memiliki atau dimiliki, melainkan tentang memberikan tanpa pamrih. Cinta sudah cukup dengan menjadi cinta itu sendiri. Contoh sederhananya, ketika kita mencintai seseorang, kita tidak mengharapkan sesuatu sebagai imbalan atas cinta kita. Kita hanya ingin memberikan yang terbaik untuk orang yang kita cintai tanpa memikirkan keuntungan yang mungkin kita dapatkan. Jadi, cinta sejati adalah ketika kita rela memberikan segalanya tanpa pamrih. (Septiananta, B. N. E., 2023).
- Freud memandang cinta sebagai energi psikologis yang mendasari perilaku manusia. Menurutnya, cinta bisa menjadi sumber kedamaian dan konflik dalam kehidupan.
Kesimpulan dari pandangan beberapa ahli tentang cinta adalah bahwa cinta merupakan pengalaman yang kompleks dan mendalam yang melibatkan perasaan kasih sayang, keintiman emosional, dan komitmen yang mendalam terhadap seseorang atau sesuatu. Erich Fromm menekankan bahwa cinta sejati melibatkan tindakan nyata dan komitmen yang aktif, bukan sekadar perasaan pasif. Kahil Gibran mengajarkan bahwa cinta sejati adalah tentang memberikan sepenuhnya tanpa mengharapkan imbalan, menekankan bahwa cinta sudah cukup dengan menjadi dirinya sendiri. Sementara Freud melihat cinta sebagai energi psikologis yang dapat mempengaruhi perilaku manusia, baik dalam membawa kedamaian maupun konflik dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Apriantika, S. G. (2021). Konsep Cinta Menurut Erich Fromm; Upaya Menghindari Tindak Kekerasan dalam Pacaran. Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi, 10(1), 44-60.
Septiananta, B. N. E. (2023). Memaknai cinta dan kehilangan melalui puisi “cinta yang agung” karya kahil gibran dengan pendekatan struktural. Jurnal Insan Pendidikan dan Sosial Humaniora, 1(1), 183-194