MEMAHAMI PSIKOLOGI PERCERAIAN DALAM KEHIDUPAN KELUARGA

24 July 2024 02:15:17 Dibaca : 24

Pengertian Perceraian

Perceraian adalah proses hukum atau sosial di mana pasangan yang sebelumnya hidup bersama sebagai suami dan istri secara sah mengakhiri hubungan pernikahan mereka. Proses ini melibatkan serangkaian langkah formal yang dapat meliputi pengajuan gugatan perceraian, mediasi atau proses penyelesaian alternatif lainnya, dan akhirnya pemberian keputusan pengadilan yang mengakhiri ikatan pernikahan mereka secara resmi. Perceraian tidak hanya merupakan pemutusan hubungan pribadi antara dua individu, tetapi juga melibatkan implikasi hukum yang kompleks terkait dengan pembagian harta, dukungan anak, hak asuh, dan berbagai aspek kehidupan yang sebelumnya terkait dengan status perkawinan. Selain itu, perceraian juga sering kali mempengaruhi individu secara emosional, finansial, dan sosial, serta dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap keluarga yang terlibat, anak-anak, dan jaringan sosial di sekitarnya.

Pengertian Perceraian Menurut Ahli

Menurut Fuad Said, perceraian adalah ketika suami dan istri memutuskan untuk tidak lagi hidup bersama sebagai pasangan. Menurut Zahry Hamid, pernikahan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan bisa berakhir karena beberapa alasan, misalnya karena suami atau istri meninggal dunia atau karena keduanya memutuskan untuk bercerai. Pernikahan yang berakhir ketika suami dan istri masih hidup bisa disebabkan oleh keinginan salah satu pasangan atau terjadi tanpa sepengetahuan keduanya. Jadi, intinya adalah perceraian adalah ketika suami dan istri memutuskan untuk tidak lagi hidup bersama sebagai pasangan, entah itu karena keinginan salah satu pasangan atau karena faktor lain seperti kematian. (Muhammad Syaifuddin, dkk. 2022)

Faktor Penyebab Terjadinya Perceraian

Perceraian adalah langkah terakhir yang diambil oleh pasangan suami-istri ketika mereka menghadapi masalah yang tidak bisa diselesaikan dalam pernikahan mereka. Ini bukanlah tujuan utama saat menikah, tetapi lebih sebagai bencana yang menghancurkan hubungan suami-istri. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perceraian menurut para ahli adalah kekerasan verbal, masalah ekonomi, perjudian, penyalahgunaan minuman keras, dan perselingkuhan. Meskipun demikian, para ahli tidak memberikan detail yang jelas tentang faktor-faktor penyebab tersebut. Contoh sederhana dari faktor penyebab perceraian ini adalah ketika seorang suami sering menggunakan kata-kata kasar dan mengancam istri secara verbal, hal ini dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan mereka. Atau ketika salah satu pasangan terlibat dalam perjudian dan menghabiskan uang keluarga untuk hal tersebut, hal ini juga bisa menjadi pemicu perceraian. (Dariyo, A., & Esa, D. F. P. U. I. 2004). 

Dampak Yang Akan Dialami Anak Saat Terjadinya Perceraian

Perceraian orang tua adalah ketika kedua orang tua memutuskan untuk tidak tinggal bersama lagi. Hal ini bisa menjadi masalah besar bagi anak-anak, terutama yang masih bersekolah dasar. Anak-anak pada usia ini sangat membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tua mereka. Kondisi rumah tangga bisa memengaruhi perkembangan dan pendidikan anak-anak yang masih bersekolah dasar. Jika suasana di rumah tidak baik, anak-anak mungkin tidak bisa belajar dengan baik. Bahkan, hal ini bisa berdampak negatif pada perkembangan emosional anak saat mereka sedang tumbuh dewasa. Pengalaman yang dialami oleh anak saat kecil akan memengaruhi kehidupan mereka di masa depan. Contoh sederhananya, jika anak sering melihat pertengkaran antara orang tuanya, maka anak tersebut mungkin akan merasa cemas atau sedih. Hal ini bisa berdampak pada konsentrasi belajarnya di sekolah. Sebaliknya, jika anak merasa dicintai dan diperhatikan oleh kedua orang tuanya, maka anak tersebut mungkin akan merasa lebih percaya diri dan bahagia. (M Yusuf, M. Y. 2014).

Yang Harus Dilakukan Orangtua Ketika Sudah Bercerai

Ketika orangtua sudah bercerai, ada beberapa hal penting yang perlu mereka lakukan:

  • Prioritaskan Kesejahteraan Anak. Pastikan anak-anak tetap menjadi prioritas utama dalam segala keputusan yang diambil.
  • Komunikasi yang Efektif. Tetaplah berkomunikasi secara terbuka dan jujur tentang kebutuhan anak-anak. Hindari konflik yang berpotensi merugikan anak.
  • Tetap Terlibat. Meskipun bercerai, tetaplah terlibat dalam kehidupan anak-anak dengan cara yang positif dan mendukung.
  • Pemahaman terhadap Perasaan Anak. Bantu anak-anak memahami dan mengatasi perasaan mereka terkait perceraian orangtua.
  • Buatlah Kesepakatan Bersama. Buatlah kesepakatan terkait pengasuhan anak yang jelas dan adil bagi semua pihak.
  • Dukungan Emosional. Berikan dukungan emosional baik kepada anak-anak maupun satu sama lain sebagai orangtua.
  • Jaga Keseimbangan. Jaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan tanggung jawab sebagai orangtua yang bercerai.

Kesimpulan

Perceraian adalah proses hukum atau sosial di mana pasangan mengakhiri hubungan pernikahan mereka secara sah. Proses ini tidak hanya melibatkan aspek hukum seperti pembagian harta dan hak asuh, tetapi juga dapat memiliki dampak emosional, finansial, dan sosial yang signifikan bagi keluarga yang terlibat, terutama anak-anak.Anak-anak yang mengalami perceraian orang tua dapat mengalami dampak negatif, termasuk masalah emosional dan kesulitan dalam pendidikan mereka. Konflik rumah tangga yang terjadi sebelum perceraian bisa memengaruhi konsentrasi belajar anak dan perkembangan emosional mereka di masa depan.Orangtua yang bercerai memiliki tanggung jawab untuk memprioritaskan kesejahteraan anak, berkomunikasi dengan baik, terlibat secara positif dalam kehidupan anak, dan memberikan dukungan emosional yang diperlukan. Penting juga untuk membuat kesepakatan yang jelas terkait pengasuhan anak dan menjaga keseimbangan dalam kehidupan pribadi dan tanggung jawab sebagai orangtua yang bercerai. Dalam situasi tertentu, bantuan profesional seperti konselor atau mediator dapat membantu mengelola konflik dan mempertahankan hubungan yang baik antara orangtua serta mendukung kesejahteraan anak-anak.

 

DAFTAR PUSTAKA

Dariyo, A., & Esa, D. F. P. U. I. (2004). Memahami psikologi perceraian dalam kehidupan keluarga. Jurnal Psikologi, 2(2), 94-100.

M Yusuf, M. Y. (2014). Dampak perceraian orang tua terhadap anak. Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah, 20(1).

Muhammad Syaifuddin S. H., Sri Turatmiyah, S. H., & Annalisa Yahanan, S. H. (2022). Hukum perceraian. Sinar Grafika.

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong