PERKEMBANGAN KOGNITIF SISWA BESERTA PANDANGAN AHLI

24 July 2024 10:30:06 Dibaca : 29

Istilah cognitive berasal dari kata cogniton dalam terjemahan bahasa inggris yang berarti pengertian dan memiliki makna yang sejalan dengan kata knowing yang berarti mengetahui M. Uyun & Idi Warsah dalam (Simanjuntak & Siregar, 2022). Secara umum, kata kognitif dimaknai sebagai potensi intelektual yang dimulai dari tahap pengenalan informasi, kemudian ketahap pemahaman, dari pemahaman dapat mengembangkannya, menganalisis, hingga dapat menciptakan, dan terakhir mengevaluasinya. Hunt dalam (Simanjuntak & Siregar, 2022), berpangan bahwa kemampuan kognitif merupakan kecakapan seseorang dalam memproses informasi yang diperoleh melalui indra Molli & Nini dalam (Simanjuntak & Siregar, 2022). Dilihat dari sudut pandang psikologi, kognitif membahas tentang persepsi individu terhadap informasi, pemahaman, alur pikiran dan proses pemecahan masalah Maria Elena dalam (Simanjuntak & Siregar, 2022). Dalam artian bagaimana cara individu dapat memperoleh dan memproses sebuah informasi dengan menyimpan dan mengolahnya di otak untuk kemudian di wujudkan dalam sebuah perilaku atau tindakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kognitif adalah proses aktivitas berpikir yang melibatkan kemampuan individu dalam mengelola informasi yang didapatnya.

Vygotsky mengemukakan bahwa kemampuan kognitif untuk membantu memecahkan masalah, memudahkan dalam melakukan tindakan, memperluas kemampuan, dan melakukan sesuatu sesuai dengan kapasitas alaminya. Kognitif adalah pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati, jadi merupakan tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan. Artinya bahwa dengan memiliki kemampuan kognitif anak menggunakan alat berpikirnya untuk mengamati, menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa guna memecahkan masalah seefektif dan seefisien mungkin dalam mencapai tujuan. (Wardani et al., 2023)

Teori Vygotsky, atau lebih dikenal sebagai teori perkembangan sosial-kognitif, berfokus pada bagaimana interaksi sosial dan budaya mempengaruhi perkembangan kognitif seseorang. Berikut adalah beberapa indikator utama dari teori Vygotsky:

  1. Pembelajaran Sosial (social learning) Vyotsky berpandangan, peserta didik dapat belajar dari interaksi yang dilakukannya dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih kompeten atau cakap. Interaksi sosial tersebut dapat memancing terbentuknya ide baru dan memperluas perkembangan intelektual peserta didik.
  2. Zona Perkembangan ZPD Konsep ZPD (zone of proximal development) biasa dikenal sebagai zona perkembangan yaitu orang terdekat peserta didik (guru, teman sebaya, dan orang tua) yang diharapkan dapat membantu peserta didik dalam memecahkan masalah. Maksudnya disini, peserta didik yang tidak mampu menyelesaikan sendiri tugasnya akan dapat terselesaikan dengan bimbingan orang dewasa atau kerjasama dengan teman sejawatnya.
  3.  Scaffolding (Perancahan) Scaffholding merupakan proses memberikan bantuan berupa petunjuk kepada peserta didik di awal tahap pembelajaran yang diharapkan peserta didik dapat belajar secara mandiri kedepannya.(Simanjuntak & Siregar, 2022)

Sedangkan menurut Brunner mengusung teori discovery learning yaitu dalam kegiatan belajar akan berjalan dengan maksimal dan kreatif jika peserta didik dapat menemukan sendiri suatu aturan atau memproses sendiri informasi yang diterimanya. Menurut Brunner perkembangan kognitif peserta didik sangat dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan terkhusus bahasa yang digunakan dalam kehiduannya. Perkembangan bahasa disini memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan kognitif. Menurut Brunner, terdapat 3 tahapan perekembangan kognitif yang terjadi pada individu yaitu: 

  1. Tahap Enaktif Pada tahap enaktif, individu belajar untuk memahami lingkungan disekitarnya melalui kegiatan-kegiatan atau respon terhadap suatu objek. Dalam artian memahami dunia sekitarnya dengan menggunakan kemampuan motoriknya. Seperti melalui sentuhan, pegangan dan gigitan.
  2. Tahap Ikonik Pada tahap ikonik, individu memahami dunia sekitarnya menggunakan visualisasi melalui penggunaan model dan gambar gambar.
  3. Tahap Simbolik Pada tahap simbolik, individu mampu memiliki gagasan atau pemikiran abstrak, yaitu dengan memahami simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan lain sebagainya.

Sehingga dapat disimpulkan dari pemaparan teori Brunner bahwa, perkembangan kognitif peserta didik dapat didukung dengan menciptakan situasi agar peserta didik dapat belajar secara mandiri melalui pengalaman dan eksperimen untuk menemukan struktur konsep, teori, atau pemahaman yang telah dipelajarinya. (Simanjuntak & Siregar, 2022)

  

DAFTAR PUSTAKA

Simanjuntak, K., & Siregar, R. S. (2022). Perkembangan Kognitif Peserta Didik dan Implementasi dalam Kegiatan Pembelajaran. Jurnal Riyadhah: Jurnal Pendidikan Islam, 1(1), 111–124.

Wardani, I. R. W., Putri Zuani, M. I., & Kholis, N. (2023). Teori Belajar Perkembangan Kognitiv Lev Vygotsky dan Implikasinya dalam Pembelajaran. DIMAR: Jurnal Pendidikan Islam, 4(2), 332–346. https://doi.org/10.58577/dimar.v4i2.92