ARSIP BULANAN : July 2024

BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PERSPEKTIF ISLAM

19 July 2024 19:30:41 Dibaca : 219

Bimbingan dan konseling dalam perspektif Islam sangatlah penting untuk memahami bagaimana agama ini memandang upaya membantu individu dalam mengatasi masalah dan meraih kebahagiaan hidupnya. Bimbingan dan konseling dalam Islam tidak hanya berkaitan dengan masalah-masalah spiritual atau agama semata, tetapi juga mencakup berbagai aspek kehidupan manusia secara holistik. Islam sebagai agama yang menyeluruh memberikan panduan tentang cara hidup yang baik dan bermanfaat bagi individu maupun masyarakat. Prinsip-prinsip Islam mengenai bimbingan dan konseling menggarisbawahi pentingnya keselarasan antara dimensi spiritual, emosional, mental, dan sosial dalam kehidupan manusia. Hal ini mencerminkan konsep bahwa setiap aspek kehidupan dapat diperbaiki dan disempurnakan dengan bantuan bimbingan yang sesuai dengan ajaran Islam. bimbingan dan konseling dalam Islam tidak hanya berfungsi sebagai solusi untuk mengatasi masalah, tetapi juga sebagai sarana untuk mendukung individu dalam mencapai potensi maksimalnya sebagai hamba Allah. Pendekatan ini mencakup nasihat-nasihat yang diambil dari Al-Qur'an dan Hadis Nabi Muhammad SAW, serta pengembangan kompetensi para konselor dalam mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam konteks modern.

Dalam konteks bimbingan konseling Islam sebagai ilmu agama, yang secara integratif berakar pada bimbingan konseling sebagai ilmu modern, pandangan tentang jiwa sebagai objek material konseling berbeda. Dalam pendekatan modern, jiwa sering kali dianggap sebagai bagian dari sistem biologis atau sistem neurologis otak yang canggih, tanpa mempertimbangkan dimensi metafisiknya yang terkait dengan intelek samawi yang bersifat immaterial. Namun, dalam perspektif bimbingan konseling Islam sebagai ilmu agama, seperti yang dijelaskan oleh para filsuf Muslim seperti Ibnu Miskawaih, Ibnu Sina, dan Mulla Shadra, jiwa dilihat sebagai objek materi konseling yang memiliki substansi immateriil (metafisik). Pendekatan ini mencakup tidak hanya optimalisasi perkembangan pribadi-sosial, karir, atau akademik konseli, tetapi juga dimensi immateriil mereka yang lebih luas. Dalam landasan religius Bimbingan dan Konseling, penekanan pada 3 hal pokok adalah: (1) Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam adalah mahluk Tuhan, (2) Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia sesuai dengan kaidah-kaidah agama, dan (3) Upaya untuk memanfaatkan secara optimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama guna membentuk perkembangan dan pemecahan masalah individu. (Husni, M., & Muhammad, H. 2021).

Keberadaan bimbingan dan konseling Islami dalam proses perbaikan akhlak sangatlah signifikan. Dengan memberikan dorongan, motivasi, dan solusi terhadap permasalahan siswa, bimbingan konseling ini secara tidak langsung akan berkontribusi dalam perbaikan akhlak siswa. Bimbingan konseling Islami juga harus mengedepankan aspek keagamaan sebagai proses utama dalam memberikan pelayanan kepada siswa, yang menjadi bekal utama dalam menghadapi permasalahan, terutama dalam upaya memperbaiki akhlak siswa. Apabila aspek keagamaan dijalankan dengan baik, hal ini mampu meningkatkan moralitas yang sehat dan membimbing menuju hubungan manusia yang harmonis dengan Allah SWT. Pemahaman dan bimbingan mendalam mengenai nilai-nilai agama dan norma sosial oleh bimbingan dan konseling diharapkan dapat membantu siswa menerapkan perilaku terpuji dalam lingkungan mereka serta mengembangkan akhlak yang baik. Dalam bimbingan dan konseling Islami, selain menyampaikan pemahaman yang mendetail tentang nilai-nilai agama dan sosial, juga penting untuk melakukan monitoring perkembangan siswa terhadap masalah yang dihadapi. Kerjasama yang baik antara siswa, orang tua, dan konselor bimbingan sangat diperlukan dalam proses ini, sehingga bimbingan dan konseling Islami dapat memberikan kontribusi dan solusi terbaik terhadap permasalahan siswa, serta membantu membina kepribadian yang mulia. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan. Peran Bimbingan dan Konseling Islam dalam pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian seumur hidup di sekolah atau madrasah. Ini melibatkan bimbingan terhadap pertumbuhan jasmani dan rohani sesuai ajaran Islam, dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi implementasi semua ajaran Islam. Bimbingan dan Konseling memahami individu dalam proses perkembangan menuju kematangan atau kemandirian. Proses ini memerlukan bimbingan karena mereka masih membutuhkan pemahaman tentang diri dan lingkungan, serta pengalaman dalam menentukan arah kehidupan mereka. Perlu diingat bahwa proses perkembangan ini tidak selalu berjalan mulus atau bebas dari masalah, dan tidak selalu sesuai dengan potensi, harapan, dan nilai-nilai yang dianut. (Khairuddin, K.  2022).

Dalam perspektif Al-qur’an dan Al-hadits, (Sutoyo, 2013), mendefiniskan bimbingan konseling dalam konteks Islam adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinyu dan sistematis kepada setiap individu agar dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-qur’an dan Al-hadits ke dalam dirinya, sehingga  dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntunan Al-qur’an dan Al-hadits. Apabila internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam Al-qur’an dan Al-hadits telah tercapai dan fitrah beragama itu telah berkembang secara optimal maka individu tersebut dapat menciptakan hubungan yang baik dengan Allah SWT, dengan manusia dan alam semesta sebagai manifestasi dari peranannya sebagai khalifah di muka bumi yang sekaligus juga berfungsi untuk mengabdi kepada Allah SWT (Hallen, 2005). Dapat dipahami bahwa tujuan Bimbingan dan Konseling Islam yaitu proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dalam konteks ini, aktivitas bimbingan konseling Islam disebut sebagai proses pemberian bantuan, dalam arti bahwa bimbingan tidak menentukan atau mengharuskan, melainkan hanya membantu individu. Individu dibantu, dibimbing, agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah. Hidup selaras dengan ketentuan Allah dalam arti: (1) hidup sesuai dengan kodrat yang ditentukan Allah, sesuai sunatullah, atau sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Allah. (2) hidup sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan Allah melalui Rasul-Nya. (3) menyadari eksistensi diri sebagai makhluk Allah yang diciptakan untuk mengabdi kepada-Nya. (Basri, A. S. H., Mlusyryfin, Z., Anwar, M. K., & Khairunh, H. 2019). 

Kesimpulan dari pernyataan tersebut adalah bahwa bimbingan dan konseling dalam perspektif Islam sangatlah penting karena mengintegrasikan pandangan agama terhadap upaya membantu individu dalam mengatasi masalah dan mencapai kebahagiaan hidupnya. Ini tidak hanya mencakup aspek spiritual atau agama semata, tetapi juga meliputi seluruh dimensi kehidupan manusia secara holistik. Bimbingan dan konseling Islam dilihat sebagai sarana untuk mengoptimalkan perkembangan individu dalam semua aspek kehidupannya, baik itu spiritual, emosional, mental, maupun sosial. Pandangan ini mencerminkan bahwa Islam sebagai agama menyeluruh memberikan panduan untuk cara hidup yang baik dan bermanfaat, dengan prinsip-prinsip yang menekankan keselarasan antara berbagai dimensi kehidupan. Dalam konteks ilmu agama, bimbingan dan konseling Islam menawarkan perspektif unik terhadap jiwa sebagai objek konseling, mengakui dimensi metafisiknya yang terhubung dengan intelek samawi yang immaterial. Ini berbeda dengan pendekatan modern yang cenderung menganggap jiwa sebagai bagian dari sistem biologis atau neurologis belaka. Selain itu, peran bimbingan dan konseling Islam dalam pendidikan juga sangat penting, khususnya dalam pembinaan akhlak dan moralitas siswa. Melalui penerapan nilai-nilai agama dan norma sosial, bimbingan konseling dapat membantu siswa mengembangkan perilaku yang terpuji dan membangun kepribadian yang mulia. Secara keseluruhan, bimbingan dan konseling dalam perspektif Islam tidak hanya berfungsi sebagai solusi untuk mengatasi masalah individu, tetapi juga sebagai sarana untuk mencapai potensi maksimal sebagai hamba Allah, dengan memanfaatkan nilai-nilai agama sebagai landasan utama dalam memberikan bantuan dan pelayanan kepada individu.

 

DAFTAR PUSTAKA

Basri, A. S. H., Mlusyryfin, Z., Anwar, M. K., & Khairunh, H. (2019). Pengembangan Model Keilmuan Bimbingan dan Konseling Islam Melalui Jurnal Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam. PENGEMBANGAN MODEL KEILMUAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM MELALUI JURNAL HISBAH: JURNAL BIMBINGAN KONSELING DAN DAKWAH ISLAM, 2(2), 136-158.

Husni, M., & Muhammad, H. (2021). Landasan bimbingan dan konseling dalam Perspektif Islam. Al-Ibrah: Jurnal Pendidikan dan Keilmuan Islam, 6(1), 103-124.

Hallen A, 2005. Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Quantum Teaching.

Khairuddin, K. (2022). Peranan Bimbingan dan Konseling Islam dalam Lingkup Pendidikan. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(1), 405-408.

Sutoyo, A. 2013, Bimbingan & Konseling Islami (Teori dan Praktik), Yogyakarta: Pustaka Pelajar.