RANI DAN CAHAYA CINTA (CERPEN)
Assalammualaikum selamat malam pak Toni Uloli, semoga harimu bisa membuatmu bahagia, hari ini saya ingin menceritakan cerita pendek yang terinspirasi dari sahabat saya sendiri, semoga bapak dan pembaca bisa terhibur dengan bait demi bait yang saya tulis, terimakasih.
Di sebuah kota kecil nan indah yang terletak di tepian laut, hiduplah seorang gadis sederhana bernama Rani. Rani adalah sosok yang penuh dengan semangat hidup, meski kesederhanaan menyelimuti dirinya. Setiap pagi, ia melangkah ke sekolah dengan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya, menyapa setiap orang yang ditemuinya dengan hangat. Namun, di balik senyum itu, tersimpan kisah yang hanya ia dan malam sunyi yang tahu.
Rani diam-diam menyimpan rasa pada seorang pemuda bernama Radit. Radit adalah seorang siswa yang tidak hanya tampan, tetapi juga memiliki kecerdasan yang memukau, ditambah dengan bakatnya dalam bermusik. Di setiap acara seni sekolah, Radit selalu tampil dengan gitarnya, memainkan melodi yang memikat hati. Rani selalu duduk di barisan terdepan, menyaksikan Radit dengan perasaan yang bergetar, namun rasa rendah diri membuatnya ragu untuk mendekat. Ia merasa dirinya hanyalah gadis biasa, tiada yang istimewa.
Suatu hari, sekolah mereka mengadakan acara amal untuk membantu anak-anak yatim piatu. Rani dengan penuh antusiasme mendaftar sebagai panitia, berharap dapat melakukan sesuatu yang berarti. Ia bertugas mengumpulkan donasi dan menyusun jalannya acara. Pada saat yang sama, Radit turut serta sebagai pengisi acara utama bersama band-nya.
Dalam persiapan acara tersebut, Rani dan Radit sering kali berinteraksi. Pada awalnya, pertemuan mereka hanya terbatas pada pembicaraan mengenai acara. Namun, seiring waktu, percakapan mereka berkembang menjadi hal-hal yang lebih personal. Rani merasa nyaman berbicara dengan Radit, dan Radit pun tampak tertarik dengan semangat serta dedikasi yang dimiliki Rani. Rani bahkan pernah berbagi impiannya untuk menjadi seorang penulis, sebuah keinginan yang jarang ia ceritakan kepada orang lain.
Pada malam puncak acara amal, Rani merasa gugup luar biasa. Ia akan membacakan sebuah puisi yang ia tulis sendiri, sebuah ungkapan dari hati yang selama ini terpendam. Ketika namanya dipanggil, Rani berjalan ke atas panggung dengan langkah yang bergetar. Namun, saat ia mulai membaca puisinya, suaranya semakin mantap. Ia menatap ke arah Radit yang berada di tengah kerumunan, memberikan semangat yang tak terucapkan.
Setelah acara selesai, Radit mendekati Rani dengan senyum lebar di wajahnya. "Kamu luar biasa, Rani. Puisimu sangat indah," katanya dengan tulus. Rani tersipu dan berterima kasih. Radit kemudian mengajak Rani berjalan-jalan di taman dekat sekolah.
Di bawah sinar bulan yang lembut, Radit mengungkapkan isi hatinya. Ia mengatakan bahwa sejak lama ia merasa kagum pada Rani, bukan hanya karena keberanian dan ketekunannya, tetapi juga karena kebaikan hatinya. Rani terkejut, namun hatinya dipenuhi kebahagiaan. Mereka berbicara hingga malam semakin larut, dan pada saat itulah Rani menyadari bahwa perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan.
Sejak malam itu, Rani dan Radit semakin dekat. Mereka sering berbagi mimpi dan rencana masa depan. Rani mulai menulis lebih banyak puisi, terinspirasi oleh kehangatan yang ia rasakan bersama Radit. Radit pun sering mengajak Rani mendengarkan musik yang ia ciptakan. Mereka saling mendukung dan menjadi pasangan yang tak terpisahkan.
Rani belajar bahwa cinta tidak harus penuh dengan kemewahan atau drama. Cinta adalah tentang saling mendukung, tumbuh bersama, dan merasa nyaman menjadi diri sendiri. Bersama Radit, Rani menemukan cahaya cinta yang sederhana namun begitu mendalam.
Di kota kecil itu, Rani dan Radit menjadi simbol bahwa cinta sejati adalah tentang saling memahami dan menerima. Dan di bawah sinar bulan, cinta mereka terus bersinar, menerangi setiap langkah yang mereka ambil bersama.