Hubungan Mahasiswa dan Dosen: Analisis Hambatan dan Manfaat dalam Pengembangan Akademik dan Profesional
Mohamad Riadi Muslim
Mahasiswa adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu mahasiswa mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang berbeda antara satu individu dengan individu lainnya, mahasiswa tidak bisa hidup sendiri, selalu membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya, oleh karena itu mahsiswa juga disebut sebagai makhluk sosial. Dalam berinteraksi dengan orang lain tidak jarang muncul perbedaan pendapat yang memicu konflik antar individu. Selain itu, kebutuhan-kebutuhan akan bertambah seiring dengan perkembangan seorang individu (Hulukati & Djibran, 2018). Pengeritan mahasiswa menurut Knopfemacher (Kurniawati & Baroroh, 2016) adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-calon intelektual
Namun diera sekarang banyak mahasiswa yang cenderung menjaga jarak dengan dosen kareana bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari rasa canggung atau malu yang dialami oleh mahasiswa dalam berinteraksi dengan otoritas akademik, hingga ketakutan akan dianggap tidak kompeten atau dinilai secara negatif apabila terlalu sering berkomunikasi dengan dosen. Selain itu, perbedaan usia dan gaya komunikasi antara mahasiswa dan dosen sering kali menjadi penghalang dalam menciptakan hubungan yang lebih akrab, di mana mahasiswa merasa bahwa dosen berada pada posisi yang jauh lebih tinggi sehingga sulit untuk didekati. Kurangnya inisiatif dari mahasiswa untuk menjalin hubungan yang lebih personal dengan dosen ini juga sering kali diperparah oleh kesibukan dosen sendiri yang terkadang terlihat terlalu sibuk atau sulit diakses, sehingga mahasiswa enggan untuk mengganggu atau merasa tidak pantas untuk meminta waktu. Akibatnya, mahasiswa mungkin kehilangan kesempatan untuk mendapatkan bimbingan akademik yang lebih mendalam, arahan yang lebih spesifik dalam mengerjakan tugas atau penelitian, serta dukungan emosional yang sebenarnya sangat penting untuk membantu mereka menghadapi tantangan selama masa studi di perguruan tinggi.
Manfaat dekat dengan dosen menurut saya adalah mahasiswa dapat lebih mudah memperoleh bimbingan akademik yang tepat, seperti arahan dalam pengerjaan tugas, penelitian, atau bahkan proyek akhir. Selain itu, dosen juga dapat memberikan dukungan moral yang sangat dibutuhkan saat mahasiswa mengalami kesulitan, baik dalam hal akademis maupun masalah pribadi. Tidak hanya itu, kedekatan ini juga membuka peluang bagi mahasiswa untuk terlibat dalam berbagai riset dan proyek yang sedang dijalankan oleh dosen, sehingga menambah pengalaman dan memperkaya portofolio. Hubungan baik dengan dosen juga sangat bermanfaat dalam hal pengembangan karir, karena dosen dapat memberikan surat rekomendasi yang lebih personal dan meyakinkan untuk melanjutkan studi atau mencari pekerjaan.
Selain manfaat akademik, dosen juga bisa menjadi mentor yang membantu mahasiswa mengembangkan karakter dan sikap profesional yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Melalui dosen, mahasiswa juga bisa memperluas jaringan mereka dengan mengenal lebih banyak orang yang berpengaruh di bidang studi mereka. Oleh karena itu, menjaga hubungan yang baik dan profesional dengan dosen merupakan langkah strategis untuk memaksimalkan pengalaman selama kuliah.
Daftar Pustaka
Hulukati, W., & Djibran, M. R. (2018). Analisis Tugas Perkembangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Bikotetik (Bimbingan Dan Konseling Teori Dan Praktik), 2(1), 73. https://doi.org/10.26740/bikotetik.v2n1.p73-80
Kurniawati, J., & Baroroh, S. (2016). Literasi Media Digital Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Jurnal Komunikator, 8(2), 51–66. https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrjbwLmv_NiIYcJ9B1XNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zAzEEdnRpZANEMTEyNV8xBHNlYwNzcg--/RV=2/RE=1660170343/RO=10/RU=https%3A%2F%2Fjournal.umy.ac.id%2Findex.php%2Fjkm%2Farticle%2Fview%2F2069/RK=2/RS=81QU2oK5sxo7ghZTIsrFj4EtGCI-