MENGIDENTIFIKASI ANAK BERBAKAT
Pengertian Anak Berbakat
Istilah anak berbakat diturunkan dari istilah bahasa Inggris, Gifted. Istilah ini telah berkembang dari tahun ke tahun melalui para peneliti, ilmuan, dan para pendidik Reni Akbar Hawadi (Sholehah & Putro, 2022).Kecerdasan dapat disamaratakan denga kata bakat dimana bakat juga memiliki arti sama dalam hal kemahirannya. Kemudia artian kata bakat juga memiliki makna sebuah kemampuan yang dibawa sebagai potensi yang selalu perlu ditumbuh kembangkan supaya segala hal jadi lebih mahir dan terwujud bakat kemampuan yang dimilikinya. Berikutnya Ellen Winner memmaparkan bahwasannya berbakat (gifted) yakni kepemilikan kecerdasan yang dimiliki oleh seorang anak yang berada di atas rata-rata biasanya IQnya sebesar di atas 130 dan memiliki kemahiran yang unggul dalam suatu bidang baik seni, musik maupun matematika. Penuturan Ellen Winnter terdapat 3 perolehan jenis-jenis yakni:
- Kedewasaan yang di miliki sejak usia dini
- Belajar menurut kemauan sendiri,
- Semangat untuk menguasai
Karakteristik Anak BerbakatMenurut Terman Conny Semiawan (Fathurrohman, 2023) anak berbakat itu memiliki karakteristik yang menonjol dalam aspek-aspek berikut :
- Kesiagaan mental
- Kemampuan pengamatan (Observasi)
- Keinginan untuk belajar
- Daya konsentrasi
- Daya nalar
- Kemampuan membaca
- Ungkapan verbal
- Kemampuan menulis
- Kemampuan mengajukan pertanyaan yang baik
- Menunjukkan minat yang luas
- Berambisi untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi
- Mandiri dalam memberikan pertimbangan
- Dapat memberikan jawaban yang tepat dan langsung ke sasaran (to-the point)
- Mempunyai rasa humor yang tinggi
- Melibatkan diri sepenuhnya dan ulet menghadapi tugas yang diminat
Menurut Dedi Supriadi (Fathurrohman, 2023) dari berbagai studi para ahli ditemukan, bahwa anak-anak yang berbakat memiliki karakteristik belajar yang berbeda-beda dengan anak-anak normal. Karakteristik belajar mereka itu sebagai berikut:
- Memiliki kelebihan menonjol dalam kosa kata
- Memiliki informasi yang kaya (luas)
- Cepat menguasai bahan pelajaran
- Cepat dalam memahami hubungan antar fakta
- Mudah memahami dalili-dalil atau formula-formula
- Memiliki ketajaman dalm menganalisis sesuatu
- Gemar membaca
- Peka terhadap situasi yang terjadi di sekelilingnya
- Bersikap kritis
- Memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar
Menurut penelitian Terman (Fathurrohman, 2023) pada saat anak berbakat dilahirkan memiliki berat badan di atas berat badan normal. Dari segi fisik pada umumnya mereka juga memiliki keunggulan seperti terlihat berat dan tinggi badan, koordinasi, daya tahan tubuh dan kondisi kesehatan pada umumnya. Anak-anak berbakat berkembang lebih cepat atau bahkan sangat cepat bila dibandinglan dengan ukuran perkembangan yang normal.Bila guru menemukan anak seperti itu maka guru dapat menduga bahwa itu anak-anak yang berbakat. Ini disebabkan anak berbakat memiliki superioritas intelektual seperti mampu dengan cepat melakukan analisis, dan dalam irama perkembangan kemajuan yang mantap.
Indentifikasi Anak Berbakat
Secara general terdapat dua bagian untuk mengetahui anak yang memiliki keberbakatan, yaitu pertama, pengkombinasian informasi yang di peroleh melalui tes yang objektif sehingga data yang ada bersifat kuantitatif. Adapun asal muasal tes: res intelegensi, tes keprestasian dalam belajar dan nilai yang di dapatkan dari belajar yang diwujudkan pada prestasi akademiknya. Kedua, sifat objektif yang dikumpulkan menjadi informasi menjadi bagian dari sifat subyektif yang terwujud pada bentuk ceklis dari perilaku, yang berlandaskan pada asesmen kemahiran atau kemampuan dan perwujudan prilaku setiap individu Fitriana (Sholehah & Putro, 2022).
Conny Semiawan dan Utami Munandar (Sholehah & Putro, 2022) membagi ciri-ciri bakat yaitu
Bakat intelektual umum adalah pribadi yang memiliki IQ mumpuni, mempunyai daya fokus mumpuni, mandiri dalam segala hal meliputi belajar dan bekerja dan menunjukkan prestasi akademik yang mumpuni juga;
- Bakat akademik khusus merupakan kemahiran individu yang pada bagian akademik
- Bakat kreatif produktif merupakan kemahiran dalam menajikan sesuatu yang aktual
- Bakat seni ialah kemahiran yang kaitannya pada bagian seni
- Bakat kinestetik atau psikomotorik merupakan kemahiran bagian bidang kinerja setiap individu
- Bakat sosial adalah kemahiran individu bada bagian kepemimpinan yang mampu menunjukkan arah ketika pada saat berinteraksi dengan lingkungan
Alat Yang Dipergunakan Untuk Mengidentifikasi Anak Berbakat
Alat yang dapat dipergunakan dalam melakukan identifikasi anak berbakat diantaranya adalah:
- Kemampuan intelektual umum
Kemampuan intelektual umum; Galton dalam Conny Semiawan (Amka et al., 2021) “Pengukuran kemampuan intelektual umum diperoleh melalui pengukuran kekuatan otot, kecakapan gerak, sensitivitas terhadap rasa sakit, kecermatan dalam pendengaran dan penglihatan, perbedaan dalam ingatan dan lain-lain yang semua disebut “tes mental”.
- Tes inteligensi umum
Salah satu perkembangan yang amat penting dalam pengmbangan pengukuran intelegensi adalah timbulnya skala Wechsler dalam mengukur inteligensi orang dewasa dengan menggunakan norma tes bagi perhitungan IQ yang menyimpang (Amka et al., 2021).
- Tes kelompok kontra tes individual
Tes kelompok lebih banyak digunakan dalam sistem pendidikan, pelayanan pegawai, industri dan militer. Tes kelompok dirancang untuk sekelompok tertentu, biasanya tes kelompok menyediakan lembar jawaban dan “kunci-kunci” tes. Bentuk tes kelompok berbda dari tes individual dalam menyusun item dan kebanyakan menggunakan item pilihan ganda (Amka et al., 2021).
- Pengukuran hasil belajar
Tes ini mengukur hasil belajar stelah mengikuti proses pendidikan. Tes hasil belajar ini berbeda dengan tes bakat, tes inteligensi, tes hasil belajar pada umumnya merupakan evaluasi terminal untuk menentukan kedudukan individu setelah menyelesaikan suatu latihan atau pendidikan tertentu. Penekanannya terutama pada apa yang dapat dilakukan individu saat itu setelah mendapatkan pendidikan tertentu (Amka et al., 2021).
- Tes hasil belajar individual
Pada umumnya tes hasil belajar adalah tes kelompok yang bermaksud membandingkan kemajuan belajar antar individu sebaya, namun di sini hanya hasil belajar individual saja. Di Indonesia sering menggunakan pengukuran acuan norma (PAN) dan pengukuran acuan kriteria (PAK) (Amka et al., 2021).
Klasifikasi Iq
iq dibagi menjadi beberapa klasifikasi antara lain:
Berikut adalah kalimat klasifikasi IQ berdasarkan gambar yang Anda berikan:
1. IQ 144 ke atas Sangat berbakat atau sangat maju.
2. IQ 130–144 Berbakat atau sangat maju.
3. IQ 120–129 Superior.
4. IQ 110–119 Di atas rata-rata.
5. IQ 90–109 Rata-rata.
6. IQ 80–89 Di bawah rata-rata.
7. IQ 70–79 Keterlambatan atau gangguan borderline.
8. IQ 55–69 Keterlambatan atau gangguan ringan.
9. IQ 40–54 Keterlambatan atau gangguan sedang.
Skala Stanford-Binet Edisi Kelima mengklasifikasikan tingkat kecerdasan intelektual (IQ) individu ke dalam beberapa kategori berdasarkan rentang skor tertentu. Individu yang memiliki skor IQ 144 ke atas dianggap sangat berbakat atau sangat maju, menunjukkan tingkat kecerdasan yang jauh di atas rata-rata populasi. Mereka yang berada dalam rentang 130 hingga 144 juga dianggap berbakat atau sangat maju, meskipun sedikit lebih rendah dari kategori tertinggi. Skor IQ antara 120 hingga 129 diklasifikasikan sebagai superior, mengindikasikan kapasitas intelektual yang sangat baik. Selanjutnya, mereka yang memiliki skor IQ antara 110 hingga 119 berada pada kategori di atas rata-rata, menunjukkan kemampuan intelektual yang lebih baik daripada kebanyakan orang.
Seseorang dengan skor IQ dalam rentang 90 hingga 109 dikategorikan sebagai rata-rata, mewakili tingkat kecerdasan yang umum di populasi. Sedangkan, skor IQ dalam rentang 80 hingga 89 digolongkan sebagai di bawah rata-rata, menunjukkan kemampuan intelektual yang sedikit lebih rendah daripada kebanyakan orang. Bagi mereka yang memiliki skor antara 70 hingga 79, kategori yang digunakan adalah keterlambatan atau gangguan borderline, yang mengindikasikan adanya tantangan atau keterlambatan intelektual di ambang batas yang masih dekat dengan kategori rata-rata rendah.
Skor IQ yang lebih rendah, yaitu antara 55 hingga 69, termasuk dalam klasifikasi keterlambatan atau gangguan ringan, yang menunjukkan adanya keterlambatan perkembangan intelektual yang lebih jelas. Sementara itu, individu dengan skor IQ 40 hingga 54 tergolong dalam kategori keterlambatan atau gangguan sedang, mengindikasikan keterbatasan intelektual yang lebih signifikan, yang mungkin memerlukan dukungan tambahan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Amka, Mirnawati, Lestari, A. I., & Fatimah, S. (2021). Identifikasi Anak Berbakat/Gifted di Sekolah Inklusi. Nizamia Learning Center Ruko Valencia AA-15 Sidoarjo.
Fathurrohman, M. (2023). AKTUALISASI PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT. LENTERNAL: Learning and Teaching Journal, 4(2), 101–109. https://doi.org/10.32923/lenternal.v4i2.3253
Sholehah, A. M., & Putro, K. Z. (2022). Anak Berbakat (Jenius Atau Gifted Children). Indonesian Journal of Early Childhood: Jurnal Dunia Anak Usia Dini, 4(1), 304. https://doi.org/10.35473/ijec.v4i1.996