APA ITU KECANDUAN? DAN CARA MENGURANGINYA?
Kecanduan merupakan kondisi psikologis dan fisiologis yang ditandai dengan ketergantungan berlebihan terhadap suatu aktivitas atau substansi tertentu yang dapat mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari individu. Menurut Johansson dan Gøtestam (2004), kecanduan internet dapat didefinisikan sebagai penggunaan internet yang kompulsif dan tidak terkendali yang berdampak pada aspek sosial, akademik, dan pekerjaan individu. Dalam penelitian yang dilakukan terhadap remaja Norwegia, ditemukan bahwa kecanduan internet memiliki keterkaitan dengan rendahnya keterampilan sosial serta kecenderungan terhadap isolasi sosial.
Kecanduan tidak hanya terbatas pada penggunaan substansi seperti narkotika atau alkohol, tetapi juga mencakup berbagai perilaku lain seperti kecanduan internet, judi, dan belanja. Bakken et al. (2009) menemukan bahwa kecanduan internet di kalangan orang dewasa di Norwegia berkaitan dengan faktor-faktor seperti kesepian, depresi, dan tingkat stres yang tinggi. Faktor-faktor yang menyebabkan kecanduan dapat bersumber dari berbagai aspek, seperti aspek biologis yang melibatkan perubahan pada sistem neurotransmitter di otak yang meningkatkan rasa puas atau senang ketika melakukan aktivitas adiktif. Selain itu, faktor psikologis seperti stres, tekanan emosional, dan rendahnya kontrol diri juga turut berkontribusi terhadap berkembangnya kecanduan. Tidak hanya itu, pengaruh lingkungan sosial yang kurang mendukung dapat memperparah kecanduan pada individu tertentu. Dampak dari kecanduan dapat bersifat luas dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, baik dari segi fisik, psikologis, maupun sosial. Choi et al. (2009) meneliti hubungan antara kecanduan internet dan gangguan tidur pada remaja, menemukan bahwa penggunaan internet yang berlebihan dapat menyebabkan kelelahan yang signifikan di siang hari serta penurunan performa akademik dan sosial.
Upaya untuk mengurangi kecanduan memerlukan pendekatan yang komprehensif yang mencakup berbagai aspek kehidupan individu. Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah pendekatan kognitif-perilaku yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang maladaptif terkait dengan perilaku adiktif. Selain itu, pengaturan waktu penggunaan aktivitas yang memicu kecanduan secara disiplin dapat membantu mengurangi frekuensi serta intensitas keterlibatan dalam aktivitas tersebut. Dukungan dari keluarga dan teman juga memiliki peran penting dalam proses pemulihan, karena lingkungan yang mendukung dapat meningkatkan motivasi individu untuk berubah. Intervensi di tempat kerja juga merupakan langkah yang dapat diambil untuk membantu individu mengatasi kecanduan internet dan meningkatkan produktivitas mereka sebagaimana yang disarankan oleh Tehrani (2010). Konsultasi dengan profesional seperti psikolog atau konselor juga dapat menjadi solusi yang efektif dalam menemukan pendekatan yang sesuai dengan kondisi individu.
Dengan pendekatan yang holistik dan berbasis penelitian, individu yang mengalami kecanduan diharapkan dapat menemukan cara untuk mengurangi dampaknya serta meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Bakken, I. J., Wenzel, H. G., Götestam, K. G., Johansson, A., & Øren, A. (2009). Internet addiction among Norwegian adults: A stratified probability sample study. Scandinavian Journal of Psychology, 50(2), 121–127. doi:10.1111/j.1467-9450.2008.00685.x
Choi, K., Son, H., Park, M., Han, J., Kim, K., Lee, B., & Gwak, H. (2009). Internet overuse and excessive daytime sleepiness in adolescents. Psychiatry and Clinical Neurosciences, 63(4), 455–462. doi:10.1111/j.1440-1819.2009.01925.x
Johansson, A., & Götestam, K. G. (2004). Internet addiction: Characteristics of a questionnaire and prevalence in Norwegian youth (12–18 years). Scandinavian Journal of Psychology, 45(3), 223–229. doi:10.1111/j.1467-9450.2004.00398.x
Tehrani, N. (2010). Internet Addiction and the Workplace. In Contemporary Occupational Health Psychology (pp. 234–252). doi:10.1002/9780470661550.ch12