Analisis Lagu Soulmate Kahitna

01 March 2025 01:47:19 Dibaca : 22

Lagu Soulmate dari Kahitna merepresentasikan cinta yang tidak dapat diwujudkan dalam hubungan nyata meskipun adanya perasaan mendalam antara dua individu. Liriknya mengekspresikan keterlambatan dalam menyadari atau mengambil keputusan mengenai hubungan tersebut, yang pada akhirnya menciptakan nuansa melankolis dan reflektif. Dalam analisis ini, konsep cinta dalam lagu Soulmate akan dielaborasi menggunakan berbagai perspektif filsafat dan fenomenologi cinta sebagaimana dikemukakan dalam literatur akademik.

1. Tema Utama: Cinta yang Terhambat oleh Waktu dan Keadaan

Salah satu tema utama dalam lagu ini adalah keterbatasan waktu yang menghalangi realisasi cinta. Lirik seperti “Meskipun tak mungkin lagi tuk menjadi pasanganku” menunjukkan bahwa meskipun perasaan cinta hadir, keadaan eksternal menyebabkan hubungan tersebut tidak bisa terwujud. Perspektif ini dapat dikaitkan dengan konsep yang dikemukakan oleh Westerholm (2021), yang menjelaskan bahwa cinta tidak hanya dipengaruhi oleh perasaan subjektif individu tetapi juga oleh dimensi ruang dan waktu yang membentuk pengalaman emosional seseorang. Dalam hal ini, lagu Soulmate menyoroti bagaimana cinta terkadang datang terlambat, sehingga kehilangan kesempatan untuk berkembang dalam realitas.

2. Cinta sebagai Fenomena yang Tidak Harus Memiliki

Lagu ini juga mengilustrasikan konsep bahwa cinta tidak selalu harus diakhiri dengan kepemilikan atau hubungan formal. Lirik “Namun ku yakini cinta, kau kekasih hati” menunjukkan bahwa meskipun mereka tidak dapat bersama, cinta tetap diakui sebagai sesuatu yang nyata dan bermakna. Stendera (2023) dalam analisisnya mengenai fenomenologi cinta menyatakan bahwa cinta adalah pengalaman yang dibagikan dalam dunia bersama (love’s shared world), sehingga eksistensinya tidak selalu tergantung pada bentuk hubungan romantis yang konkret. Dalam konteks lagu Soulmate, hal ini mengindikasikan bahwa cinta dapat tetap hidup dalam bentuk kenangan, pengakuan, dan keyakinan emosional meskipun tidak dapat diwujudkan secara nyata.

3. Konflik Emosi dan Penyesalan dalam Cinta

Dimensi lain dari lagu ini adalah konflik batin dan penyesalan atas cinta yang tidak dapat terwujud. Lirik “Terkadang begitu sukar untuk dimengerti, semua ini kita terlambat” menunjukkan adanya refleksi terhadap keadaan yang telah terjadi, seolah-olah ada harapan bahwa keadaan dapat berbeda jika keputusan dibuat lebih awal. Perspektif ini dapat dikaitkan dengan gagasan Pahl (2020) tentang lessening love, di mana cinta dalam sastra abad ke-19 sering digambarkan sebagai sesuatu yang berkurang atau menjadi tidak mungkin karena faktor eksternal dan internal yang kompleks. Hal ini menunjukkan bahwa cinta tidak hanya merupakan pengalaman afektif, tetapi juga proses kognitif yang melibatkan kesadaran akan keterbatasan dan kemungkinan.

4. Cinta yang Tidak Sempurna dan Non-Harmonis

Selain itu, lagu ini juga mencerminkan bahwa cinta tidak selalu memiliki harmoni yang ideal. Lopez-Cantero (2022) membahas konsep non-harmonious love, di mana cinta tidak selalu berjalan sesuai ekspektasi dan terkadang melibatkan ketidakpastian, kesalahan, atau keterlambatan dalam menyadari makna hubungan. Dalam lagu Soulmate, meskipun kedua individu merasakan cinta yang mendalam, terdapat faktor-faktor yang membuat hubungan tersebut tidak dapat terjadi, yang menunjukkan bahwa cinta sering kali bersifat paradoksal hadir tetapi tidak dapat diwujudkan dalam realitas.

Kesimpulan

Lagu Soulmate dari Kahitna bukan sekadar lagu romantis, tetapi juga sebuah refleksi tentang cinta yang terhambat oleh keadaan, keterlambatan dalam mengambil keputusan, serta penerimaan bahwa cinta tidak selalu harus diwujudkan dalam bentuk kepemilikan. Dengan mempertimbangkan berbagai perspektif filosofis dan fenomenologis mengenai cinta, lagu ini menggambarkan kompleksitas emosi yang dialami oleh individu ketika mereka menemukan belahan jiwa tetapi tidak dapat bersatu. Dalam hal ini, lagu Soulmate merepresentasikan pengalaman universal tentang cinta yang datang di waktu yang salah, serta bagaimana manusia mencoba memahami dan menerima realitas tersebut.