Penegasan Konsep Variabel Aplikasi Canva, Media Pembelajaran, Dan Motivasi.
PEMBAHASAN
1. Efektivitas : Efektivitas adalah ide yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Ini mengacu pada seberapa banyak tujuan pembelajaran tercapai, seperti menguasai materi, membangun keterampilan, atau mengubah perspektif. Efektivitas dalam pembelajaran diukur dalam pembelajaran diantaranya :
- Tercapainya tujuan pembelajaran. Semua aspek pembelajaran, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor, harus tercapai.
- Relevansi, Materi dan metode pembelajaran harus sesuai dengan tujuan dan kebutuhan siswa.
- Relevansi, Untuk memastikan bahwa waktu dan sumber daya digunakan secara optimal, proses pembelajaran harus dilakukan dengan efektif dan efisien.
Teori Efektifitas dalam pembelajaran menggunakan beberapa teori diantaranya :
- Konstruktivisme, teori belajar konstruktivisme adalah suatu usaha yang dilakukan untuk membangun tata hidup yang berbudaya modern.
- Teori belajar sosial, Belajar terjadi melalui pengamatan dan imitasi terhadap orang lain.
- Kecerdasan motivasi, Motivasi intrinsic dan ekstrinsik sangat mempengaruhi kinerja belajar siswa.
Aplikasi Canva : Aplikasi Canva ini merupakan aplikasi desain yang bersifat online. Canva memiliki halaman kosong yang dapat membantu creator membuat desain tentang bagaimana proses pembelajaran yang diinginkan.Tidak hanya bisa membuat desain dari awal, bagi pemula yang awam dalam hal mendesain, canva menyediakan berbagai macam desain jadi tanpa harus memulai dari halaman kosong.
Media : Gagne & Briggs (1979:19) mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Motivasi : Motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan yang mencapai tujuan”. Dorongan yang kuat dalam diri seseorang dalam melakukan kegiatan akan membuat dirinya berusaha mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi menurut Abraham H. Maslaw menyebutkan motivasi terbagi atas 5 Hirarki diantaranya; Fisiologis,Rasa Aman, Cinta, Pengakuan, aktualisasi.
KESIMPULAN.
setiap dalam pembelajaran maka diperlukannya ketercapaian atau efektivitas dalam pembelajaran. Efektivitas dalam pembelajaran menunjukan sejauh mana pembelajaran berjalan dengan menggabungkan beberapa Variabel. dalam paper penulis, penulis menggabungkan variabel Aplikasi Canva sebagai media pembelajaran dan motivasi belajar. Dalam Efektivitas akan mengukur seberapa Efektif Penggunaan aplikasi Canva sebagai media pembelajaran dalam membangkitkan motivasi belajar siswa.
Berdasarkan beberapa variabel dan teori-teori yang telah dijabarkan maka, dapat dijelaskan bahwa :
- Aplikasi Canva Merupakan aplikasi media yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran, Dalam teorinya Briggs Dan gagne mengatakan bahwa mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dalam hal ini, Aplikasi canva Merupakan aplikasi yang mendukung beberapa jenis media pembelajaran. contohnya aplikasi canva menyediakan Template untuk membuat poster, Membuat peta konsep pembelajaran, Video pembelajaran, dan template power Point.
- Motivasi, berdasarkan teori Gagne Dan Briggs mengatakan bahwa media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. dalam artian media akan dapat merangsang siswa untuk belajar, tentu ini akan meningkatkan motivasi belajar. dengan demikian apabila motivasi belajar meningkat tentu ini akan meningkatkan hasil belajar.
Orientasi Pemilih Pemula Melalui Debat Pilkada Core
Orientasi Pemilih Pemula Melalui Debat Pilkada Core
Safrin Lamusrin¹
Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan
Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan..
Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratis di mana orang secara langsung memilih pemimpin tertinggi di tingkat lokal, seperti gubernur untuk provinsi dan bupati atau wali kota untuk kabupaten atau kota. Rakyat mempunyai hak untuk memilih calon pemimpin yang mereka anggap paling mampu dan tepat untuk membawa kemajuan di daerah mereka. Kepala daerah tentunya memiliki tujuan mendekatkan pemerintah pusat dengan rakyat melalui kepala-kepala daerah, Rakyat yang memilih langsung merasa lebih terlibat dalam pemerintahan lokal dan merasa lebih bertanggung jawab. Meningkatkan akuntabilitas, Karena mandatnya berasal dari suara rakyat, kepala daerah yang dipilih langsung akan lebih bertanggung jawab kepada rakyat. Mendorong kompetensi sehat, Pemilihan memberi orang lebih banyak pilihan karena berbagai calon presiden muncul dengan berbagai program dan ide.
Baru-baru ini ramai di platform aplikasi Tiktok Video Debat pilkada Core dimana dalam video itu berisi Debat pemilihan kepala daerah yang dimana masing masing calon kepala daerah yang memperlihatkan Program program yang tidak masuk akal, Seperti terdapat video yang berdurasi berapa detik menampilkan Seorang kepala daerah di Kabupaten Nganjuk yang memaparkan program nya seperti akan membuat brambang menjadi Brambang Goreng, terdapat juga Di detik selanjutnya salah satu calon kepala daerah tanggerang yang mengatakan “Inflasi akan Meningkat”. Dan ada juga menit berikutnya debat calon wakil bupati Nganjuk yang mengajak calon Bupati Nganjuk untuk naik di atas podium padahal pada debat sesi itu hanya untuk Debat Calon Wakil Bupati. Penulis menyimpulkan bahwa Melalui video-video seperti itu, akan mengubah orientasi politik pemilih. Dalam teori Gabriel Almond Maka Media masa termasuk dalam kategori yang dapat mempengaruhi Orientasi Pemilih Pemula.
BUMDES KALAH SAING? DILEMATIKA BUMDES DALAM OTONOMI DESA
DILEMATIKA BADAN USAHA MILIK DESA DALAM OTONOMI DESA
Safrin Lamusrin¹
Jurusan Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
A. PENDAHULUAN.
. Secara sederhana, desa adalah sebuah wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang hidup bersama sebagai satu kesatuan masyarakat. Namun, definisi ini bisa lebih kompleks jika kita melihat dari berbagai perspektif. Desa memiliki otonomi, yang berarti mereka memiliki hak, wewenang, dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakatnya. Artinya desa memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan dan melaksanakan kegiatan pembangunan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakatnya. Suatu desa memiliki hak, wewenang, dan kewajiban untuk memiliki otonomi, yang berarti mereka dapat mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakatnya sendiri. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Kelayakan Konsep ini.
Otonomi Desa memiliki tujuan diantaranya Satu, Meningkatkan Kesejahteraan: Memberikan pelayanan publik yang lebih baik dan lebih dekat dengan masyarakat. Kedua, Mempercepat Pembangunan; Memberikan kewenangan yang lebih luas kepada desa untuk mengelola sumber daya alam dan potensi lokal. Ketiga, Mendorong Partisipasi Masyarakat; Melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan pembangunan. Keempat, Melestarikan Nilai-Nilai Budaya; Memberikan ruang bagi desa untuk melestarikan nilai-nilai budaya dan adat istiadat setempat.
Dengan adanya Otonomi desa tersebut tentunya memiliki tujuan yang sangat luas, adanya lembaga-lembaga desa. Salah satu lembaga desa yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah sebuah lembaga usaha yang didirikan oleh pemerintah desa dan dimiliki oleh masyarakat desa. BUMDes dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui pengelolaan potensi desa secara optimal. Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) memiliki tujuan diantaranya; dapat meningkatkan pendapatan desa, memperkuat perekonomian desa, Meningkatkan Kesejahteraan desa, melestarikan budaya lingkungan.
Otonomi desa dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) memiliki hubungan yang sangat erat dan saling mempengaruhi. Otonomi desa memberikan landasan hukum dan keleluasaan bagi desa untuk mendirikan dan mengelola BUMDes. Sementara itu, BUMDes menjadi salah satu instrumen penting dalam mewujudkan tujuan otonomi desa, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat perekonomian desa.
Akan tetapi terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yaitu Badan Usaha Milik Desa sangat sulit untuk bersaing, Badan Usaha Milik Desa memiliki usaha yang bergerak di berbagai bidang, diantaranya layanan jasa dan layanan Penyediaan barang, akan tetapi dalam hal ini Badan Usaha Milik Desa sulit untuk bersaing dengan usaha layanan jasa dan penyediaan barang di luar, kebanyakan masyarakat menggunakan yang diluar dibandingkan dengan jasa layanan dari BUMDES. Oleh karena itu penulis melahirkan 2 rumusan masalah diantaranya ; (1) Apa saja faktor-Faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Badan Usaha Milik Desa.
PEMBAHASAN.
1. faktor-Faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Badan Usaha Milik Desa.
Dalam pembangunan desa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) memiliki peran yang sangat strategis. Faktor internal dan eksternal ikut serta dalam keberhasilan BUMDes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan komponen-komponen yang mempengaruhi keberhasilan BUMDes dan untuk memberikan saran tentang cara meningkatkan kinerja BUMDes.
Faktor -Faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Badan Usaha Milik Desa diantaranya :
1.1 Faktor Internal, faktor internal dipengaruhi beberapa Indikator diantaranya :
1.1.1 Kepemimpinan, Kepemimpinan yang kuat dan visioner sangat penting dalam mengarahkan BUMDes menuju keberhasilan. Kepemimpinan yang efektif mampu memotivasi karyawan, mengambil keputusan yang tepat, dan membangun hubungan yang baik dengan stakeholder.
1.1.2 Sumber Daya Manusia, Untuk menjalankan operasional BUMDes, sumber daya manusia yang berpengalaman dan profesional sangat dibutuhkan. Sumber daya manusia yang berkualitas tinggi memiliki pengetahuan, kemampuan, dan sikap kerja yang positif.
1.1.3 modal, Ketersediaan modal yang cukup sangat penting untuk diperhatikan mendukung kegiatan usaha BUMDes. Modal dapat berasal dari berbagai sumber, seperti dana desa, pinjaman bank, atau investasi dari masyarakat.
1.1.4 Struktur Organisasi Dan Strategi Bisnis, Struktur organisasi yang jelas dan efektif akan memudahkan dalam koordinasi dan pengambilan keputusan. Dan Strategi bisnis yang tepat akan membantu BUMDes dalam mencapai tujuannya. Strategi bisnis harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan potensi desa.
1.1.5 Inovasi, BUMDes yang inovatif akan mampu bertahan dalam persaingan yang semakin ketat. Inovasi dapat dilakukan dalam berbagai aspek, seperti produk, pemasaran, dan teknologi.
1.1.6 Budaya Organisasi, Budaya organisasi yang positif akan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan meningkatkan kinerja karyawan.
1.2 Faktor Eksternal, Faktor Eksternal terdiri dari beberapa indikator diantaranya;
1.2.1 Dukungan Pemerintah dan Kondisi Ekonomi, pemerintah dalam bentuk kebijakan, regulasi, dan pembiayaan sangat penting bagi keberhasilan BUMDes. Kondisi ekonomi makro dan mikro sangat mempengaruhi kinerja BUMDes. Fluktuasi harga, tingkat inflasi, dan daya beli masyarakat akan berdampak pada permintaan produk atau jasa yang dihasilkan oleh BUMDes.
1.2.2 Kondisi Sosial Budaya Dan Persaingan, Nilai-nilai sosial budaya masyarakat akan mempengaruhi perilaku konsumen dan minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan BUMDes. Persaingan bisnis yang ketat akan memaksa BUMDes untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produk atau jasanya.
PENUTUP.
. Badan Usaha Milik Desa merupakan lembaga desa yang mempunyai peran sangat penting guna menunjang pendapatan asli desa, Badan Usaha Milik Desa sendiri mengembangkan usaha baik bergerak dibidang Jasa maupun penyediaan barang. Akan tetapi Badan Usaha Milik Desa harus terus berinovasi menciptakan barang-barang yang mampu menarik dan perhatian masyarakat begitupun dalam bidang layanan desa. Dalam hal ini, Badan Usaha Milik Desa selalu kalah saing dengan usaha-usaha non Lembaga Desa. Semisal Desa membuka “Toko Desa” Jika BUMDES tidak menciptakan inovasi-Inovasi dan pengembangan yang berkelanjutan maka Badan Usaha Milik Desa akan mengalamai kemunduran. Oleh karena itu, diperlukannya inovasi-Inovasi lanjutan.
Media Sosial, Keluarga Dan Tingkat Pendidikan Menjadi Faktor Orientasi Politik Pemilih Pemula.
Google Sites Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Dalam Proses Belajar Mengajar.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. Salah satu dampak positif dari perkembangan TIK adalah munculnya berbagai platform dan aplikasi yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran interaktif. Di antara banyak pilihan yang tersedia, Google Sites muncul sebagai salah satu alternatif yang menarik dan potensial untuk digunakan dalam konteks pendidikan.
Google Sites adalah platform pembuatan situs web yang disediakan oleh Google sebagai bagian dari suite aplikasi Google Workspace (sebelumnya dikenal sebagai G Suite). Platform ini memungkinkan pengguna untuk membuat situs web dengan mudah tanpa memerlukan pengetahuan coding yang mendalam. Kemudahan penggunaan dan integrasi yang mulus dengan layanan Google lainnya menjadikan Google Sites sebagai pilihan yang menarik bagi para pendidik untuk mengembangkan media pembelajaran interaktif.
Dalam era digital saat ini, kebutuhan akan media pembelajaran yang interaktif, mudah diakses, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa semakin meningkat. Penggunaan media pembelajaran interaktif seperti Google Sites dapat membantu meningkatkan engagement siswa, memfasilitasi pembelajaran mandiri, dan mendukung penerapan berbagai model pembelajaran modern seperti blended learning dan flipped classroom (Pratama et al., 2020).
PEMBAHASAN
1. Fitur-fitur Google Sites yang Relevan untuk Pembelajaran
Google Sites menawarkan berbagai fitur yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan media pembelajaran interaktif yang efektif. Beberapa fitur utama yang relevan untuk konteks pendidikan antara lain:
a. Desain Responsif: Google Sites menggunakan desain responsif yang memungkinkan situs dapat diakses dengan baik melalui berbagai perangkat, termasuk smartphone dan tablet. Hal ini sangat penting mengingat banyaknya siswa yang menggunakan perangkat mobile untuk mengakses materi pembelajaran (Susilawati & Supriyatno, 2020).
b. Integrasi dengan Layanan Google Lainnya: Google Sites dapat dengan mudah mengintegrasikan konten dari layanan Google lainnya seperti Google Docs, Google Sheets, Google Slides, Google Forms, dan YouTube. Integrasi ini memungkinkan pendidik untuk menyajikan berbagai jenis konten dalam satu platform (Handayani et al., 2021).
c. Kolaborasi Real-time: Fitur kolaborasi real-time memungkinkan beberapa pengguna untuk bekerja sama dalam membuat dan mengedit konten situs secara bersamaan. Ini sangat berguna untuk proyek kelompok atau pembelajaran kolaboratif (Wicaksono et al., 2019).
d. Pengaturan Privasi dan Berbagi: Google Sites menawarkan opsi pengaturan privasi yang fleksibel, memungkinkan pendidik untuk mengontrol siapa yang dapat melihat atau mengedit situs. Ini penting untuk menjaga keamanan dan privasi dalam konteks pendidikan (Nurrita, 2018).
e. Pengelolaan Halaman dan Navigasi: Fitur ini memungkinkan pendidik untuk mengorganisir konten pembelajaran dengan struktur yang jelas dan mudah dinavigasi oleh siswa (Permatasari et al., 2019).
f. Analitik Situs: Google Sites menyediakan data analitik dasar yang dapat membantu pendidik memahami bagaimana siswa berinteraksi dengan konten pembelajaran (Hapsari & Airlanda, 2018).
2. Manfaat Penggunaan Google Sites dalam Konteks Pendidikan
Penggunaan Google Sites sebagai media pembelajaran interaktif membawa sejumlah manfaat bagi proses pembelajaran:
a. Aksesibilitas: Google Sites dapat diakses kapan saja dan di mana saja melalui internet, memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan preferensi mereka sendiri (Rahardja et al., 2019).
b. Fleksibilitas: Platform ini memungkinkan pendidik untuk dengan mudah memperbarui dan menyesuaikan konten pembelajaran sesuai kebutuhan, menjadikannya alat yang fleksibel untuk berbagai konteks pembelajaran (Wijaya et al., 2020).
c. Interaktivitas: Melalui integrasi berbagai jenis media dan alat interaktif, Google Sites dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan interaktif bagi siswa (Nurhayati et al., 2019).
d. Kolaborasi: Fitur kolaborasi memungkinkan siswa untuk bekerja sama dalam proyek kelompok, mendorong pembelajaran kolaboratif dan pengembangan keterampilan kerja tim (Sari & Suswanto, 2020).
e. Pengembangan Keterampilan Digital: Penggunaan Google Sites dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan digital yang penting, termasuk literasi digital dan kemampuan menggunakan teknologi untuk pembelajaran dan pemecahan masalah (Pratama & Arief, 2019).
f. Efisiensi: Bagi pendidik, Google Sites menawarkan cara yang efisien untuk mengelola dan menyajikan materi pembelajaran, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk persiapan dan distribusi materi (Kusuma & Astuti, 2019).
3. Strategi Implementasi Google Sites sebagai Media Pembelajaran Interaktif
Untuk mengoptimalkan penggunaan Google Sites sebagai media pembelajaran interaktif, beberapa strategi dapat diterapkan:
a. Perencanaan yang Matang: Sebelum memulai pembuatan situs, penting untuk merencanakan struktur, konten, dan tujuan pembelajaran dengan baik. Ini meliputi pemetaan materi, penentuan aktivitas pembelajaran, dan perencanaan evaluasi (Setiawan et al., 2019).
b. Desain yang User-Friendly: Merancang situs dengan layout yang bersih, navigasi yang intuitif, dan hierarki informasi yang jelas akan membantu siswa dalam mengakses dan memahami materi pembelajaran (Putri & Muzakki, 2019).
c. Integrasi Multimedia: Memanfaatkan berbagai jenis media seperti teks, gambar, video, dan animasi dapat membantu dalam menyajikan materi secara lebih menarik dan komprehensif (Hartono et al., 2019).
d. Penggunaan Fitur Interaktif: Memanfaatkan fitur-fitur interaktif seperti kuis online, forum diskusi, dan formulir umpan balik dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (Rahmawati & Mukminan, 2018).
e. Penerapan Model Pembelajaran Inovatif: Google Sites dapat digunakan untuk mendukung berbagai model pembelajaran inovatif seperti flipped classroom, project-based learning, atau inquiry-based learning (Wati & Kamila, 2019).
f. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan: Melakukan evaluasi secara berkala terhadap efektivitas penggunaan Google Sites dan melakukan perbaikan berdasarkan umpan balik dari siswa dan hasil evaluasi (Apriyanto & Hilmi, 2019).
4. Tantangan dan Solusi dalam Penggunaan Google Sites
Meskipun Google Sites menawarkan banyak manfaat, terdapat beberapa tantangan dalam implementasinya sebagai media pembelajaran interaktif:
a. Keterbatasan Akses Internet: Tidak semua siswa memiliki akses internet yang memadai, terutama di daerah terpencil. Solusi untuk hal ini bisa berupa penyediaan fasilitas internet di sekolah atau pengembangan konten yang dapat diakses offline (Utami & Mustadi, 2017).
b. Keterampilan Digital Pendidik: Tidak semua pendidik memiliki keterampilan yang cukup dalam menggunakan teknologi. Pelatihan dan dukungan teknis yang berkelanjutan dapat membantu mengatasi masalah ini (Prasojo et al., 2018).
c. Keamanan Data: Kekhawatiran tentang privasi dan keamanan data siswa perlu diperhatikan. Penggunaan pengaturan privasi yang tepat dan edukasi tentang keamanan online dapat membantu mengatasi masalah ini (Husain, 2020).
d. Ketergantungan pada Layanan Pihak Ketiga: Penggunaan platform seperti Google Sites berarti bergantung pada layanan pihak ketiga. Penting untuk memiliki rencana cadangan dan backup data reguler untuk mengantisipasi perubahan kebijakan atau gangguan layanan (Budiman, 2021).
e. Adaptasi Siswa: Beberapa siswa mungkin memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran baru. Pendampingan dan panduan yang jelas dapat membantu proses adaptasi ini (Mulyani & Haliza, 2021).
5. Studi Kasus dan Contoh Penggunaan Google Sites dalam Berbagai Mata Pelajaran
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan Google Sites dalam berbagai konteks pembelajaran:
a. Pembelajaran Bahasa: Dalam pembelajaran bahasa Inggris, Google Sites dapat digunakan untuk membuat portofolio digital siswa, menyajikan materi gramatikal interaktif, atau sebagai platform untuk proyek penulisan kolaboratif (Fitria et al., 2020).
b. Pembelajaran Sains: Untuk mata pelajaran sains, Google Sites dapat digunakan untuk membuat laboratorium virtual, menyajikan simulasi eksperimen, atau sebagai platform untuk proyek penelitian siswa (Wati et al., 2020).
c. Pembelajaran Sejarah: Dalam mata pelajaran sejarah, Google Sites dapat dimanfaatkan untuk membuat museum virtual, timeline interaktif, atau sebagai platform untuk proyek dokumentasi sejarah lokal (Hasan & Rahmat, 2019).
d. Pembelajaran Matematika: Google Sites dapat digunakan untuk menyajikan konsep matematika melalui visualisasi interaktif, kalkulator online, atau sebagai platform untuk pemecahan masalah kolaboratif (Putra & Suryani, 2020).
e. Pembelajaran Seni dan Budaya: Dalam konteks seni dan budaya, Google Sites dapat dimanfaatkan untuk membuat galeri seni virtual, mengorganisir festival budaya online, atau sebagai platform untuk proyek seni kolaboratif (Widodo & Wahyudin, 2018).
PENUTUP
Penggunaan Google Sites sebagai media pembelajaran interaktif membuka berbagai peluang untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas proses pembelajaran. Dengan fitur-fitur yang mendukung kolaborasi, interaktivitas, dan aksesibilitas, Google Sites dapat menjadi alat yang powerful bagi para pendidik untuk menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan engaging.
Namun, penting untuk diingat bahwa teknologi seperti Google Sites hanyalah alat. Keberhasilan implementasinya sangat bergantung pada bagaimana para pendidik memanfaatkannya dalam konteks pedagogis yang tepat. Perencanaan yang matang, desain yang berpusat pada siswa, dan evaluasi yang berkelanjutan adalah kunci untuk memaksimalkan potensi Google Sites sebagai media pembelajaran interaktif.
Tantangan-tantangan dalam implementasi Google Sites, seperti keterbatasan akses internet dan kebutuhan peningkatan keterampilan digital, perlu diatasi melalui kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam ekosistem pendidikan. Dengan pendekatan yang holistik dan berpusat pada kebutuhan siswa, penggunaan Google Sites dapat menjadi katalis untuk transformasi positif dalam praktik pembelajaran di era digital.
Ke depannya, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi dampak jangka panjang penggunaan Google Sites terhadap hasil belajar siswa, motivasi belajar, dan pengembangan keterampilan abad ke-21. Selain itu, studi komparatif dengan platform pembelajaran lainnya juga dapat memberikan wawasan berharga untuk pengembangan dan pemanfaatan teknologi pembelajaran yang lebih efektif di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanto, B., & Hilmi, M. I. (2019). Implementasi Google Sites dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Historis. Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia, 2(1), 51-63.
Budiman, H. (2021). Analisis Implementasi Google Sites sebagai Media E-learning pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 5(1), 45-56.
Fitria, T. N., Nurweni, A., & Suka, R. G. (2020). Using Google Sites to Improve Students' Writing Skill in Narrative Text. U-JET: Unila Journal of English Teaching, 9(3), 1-12.
Handayani, S., Harta, R., & Prayitno, B. A. (2021). Pengembangan E-Modul Berbasis Google Sites untuk Pembelajaran Biologi. BIOEDUKASI: Jurnal Pendidikan Biologi, 14(1), 57-66.
Hapsari, A. S., & Airlanda, G. S. (2018). Pemanfaatan Google Sites dalam Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Blended Learning. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 5(2), 108-117.
Hasan, M. I., & Rahmat, A. (2019). Penggunaan Google Sites dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Historical Thinking Skills. Historia: Jurnal Pendidik dan