KATEGORI : Paper

         Berbicara tentang guru, maka ada sangat enak untuk dibahas, pasalnya guru merupakan akar daripda keberhasilan peserta didik. Guru menjadi bahan bakar untuk melahirkan tunas-tunas bangsa yang unggul dan mampu berdaya saing. Sejatinya guru diartikan sebagai sumber belajar yang paling utama, guru menjadi panutan bagi setiap siswa. tak heran guru harus memiliki perilaku yang baik agar bisa dicontohi oleh peserta didik. Berbicara tentang guru maka tak luput dari peran, tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik.  

        Guru merupakan pendidik yang mendidik peserta didik, dalam proses pembelajaran guru tentunya mempunyai peran dan tanggung jawab untuk mendidik peserta didik agar memperoleh pengetahuan dan memiliki sikap berbudi pekerti luhur. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 yang berbunyi “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.”

       Salah satu tanggung jawab guru sebagai profesi adalah mengajar, dan melatih. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan prinsip hidup dan kehidupan, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan melatih berarti meneruskan dan mengembangkan keterampilan siswa. Guru merupakan salah satu faktor utama bagi keberhasilan pendidikan (Darmadi, 2015). Karena itu tidak mengherankan jika setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam perubahan kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia selalu bermuara pada faktor guru.

         Stigma yang terbangun dikalangan masyarakat, bahwa seorang guru atau pendidik sangat amat dihormarti di lingkungan masyarakat karena peran dan fungsinya yang sangat mulia. Menururt (Darmadi, 2015) Guru seyoginya mempunyai tugas diantaranya

1. Tugas guru sebagai pengajar (Intruksional). Sebagai pengajar (intruksional), guru memiliki tanggung jawab untuk merencanakan program pengajaran, menerapkan program tersebut, dan melakukan penilaian setelah program tersebut dilaksanakan.

2. Tugas guru sebagai seorang pendidik. Sebagai pendidik (edukator), tanggung jawab guru adalah mengarahkan siswa mereka ke tingkat kedewasaan yang berkepribadian sempurna.

3. Tugas guru sebagai pemimpin (Managerial). Sebagai pemimpin, guru bertanggung jawab untuk memimpin dan mengendalikan diri sendiri, siswa, dan masyarakat yang terkait dalam hal pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan keterlibatan dalam program.

         Dari tugas guru diatas dapat menunjukkan bahwa tugas guru mempunyai tiga tugas yaitu sebagai pengajar, sebagai seorang pendidik dan sebagai pemimpin. Guru juga tentunya mempunyai fungsi. Menururt (Munawir et al., 2022) guru mempunyai fungsi diantaranya ;

1. Guru sebagai pendidik. Guru menjadi tauladan bagi peserta didik, oleh karena itu guru disebut sebagai pendidik. Guru mendidik peserta didik baik dari segi pengetabuan, keterampilan, maupun nilai-nilai moral dan sikap.

2. Guru sebagai Manager (Pemimpin). Guru mengapa demikian diakatakan sebagai pemimpin, karena guru selalu yang berdiri didepan dan memimpin jalannya proses pembelajaran. Oleh karena itu guru disebut sebagai pemimpin. Tanpa adaanya guru didalam kelas maka akan berdampak pada proses pembelajaran di dalam kelas yang tidak maksimal. Guru memainkan peran sebagai fungsi mengatur dengan mengacu pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

3. Guru Sebagai Administrator. Mengapa Demikian ? Karena guru tentunya mencatat hasil dan perkembangan peserta didik ddidalam kelas.

4. Guru Sebagai Motivator. Guru tentunya mempunyai peran sebagai motivator. yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Motivasi dapat didefinisikan sebagai adanya keinginan untuk mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku pada individu yang belajar (Hamdu & Agustina, 2011). Oleh karena itu guru dituntut untuk memberikan motivasi kepada peserta didik agar semangat belajar siswa meningkat.

5. Peran Guru sebagai Dinamisator. Guru dinamisator harus memiliki perspektif dan upaya untuk membangun karakter siswa mereka. Guru harus memiliki cara unik untuk membangun karakter siswa mereka dan menjalin hubungan dinamis dengan seluruh warga sekolah.

6. Peran Guru Sebagai Evaluator. Guru mempunyai fungsi untuk melakukan evaluasi kepada peserta didik, sejauh mana tingkat perkembangan peserta didik. Evaluasi pembelajaran berfungsi untuk membantu proses, kemajuan, dan perkembangan hasil belajar siswa secara konsisten, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa dalam bidang tertentu, dan memberikan informasi kepada orang tua dan wali siswa tentang peringkat atau penentuan kelas kelulusan mereka (Phafiandita et al., 2022).

         Sedangkan menururt (Ramli, 2015) Fungsi guru diantanya ;

1. Guru Korektor, Guru harus memiliki kemampuan untuk membedakan nilai yang buruk dari yang baik. Dalam kehidupan sosial, kedua prinsip yang berbeda ini harus dipahami dengan baik. Sebelum anak masuk sekolah, kedua nilai ini mungkin sudah ada.

2. Guru Sebagai Inspirator, Guru harus memiliki kemampuan untuk memberikan inspirasi yang kuat untuk kemajuan belajar siswa mereka. Masalah utama siswa adalah belajar. Guru harus memberikan inspirasi untuk belajar yang baik. Rekomendasi tidak selalu bersumber dari teori-teori belajar; penaglaman pun dapat digunakan sebagai garis besar bagaimana belajar dengan baik.

3. Informator, Guru harus dapat memberikan bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran dalam kurikulum, serta informasi tentang perkembangan ilmu pengeahuan dan teknologi. Sangat penting bagi guru untuk memberikan informasi yang berkualitas dan berguna. Kesalahan informasi merugikan siswa.

4. Organisator, adalah sisi lain dari tugas yang dibutuhkan guru. Dalam bidang ini, guru harus mengelola kegiatan akademik, membuat tata tertib sekolah, membuat kalender akademik, dan tugas lainnya. Semuanya disusun dengan cara yang memungkinkan anak didik untuk belajar secara efektif dan efisien.

5. Inisiator, Guru harus memiliki kemampuan untuk menciptakan gagasan untuk kemajuan dalam pendidikan pengajaran dalam peran mereka sebagai inisiator.

6. Fasilitator, Anak-anak akan malas belajar karena lingkungan kelas yang tidak menyenangkan, ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, dan fasilitas belajar yang tidak memadai.

7. Pembimbing, Peran ini harus lebih diprioritaskan. Karena tugas guru adalah membimbing anak-anak menjadi orang dewasa. Anak-anak akan menghadapi tantangan dalam perkembangan diri mereka jika mereka tidak menerima bantuan.

8. Demonstrator Dan Mengelola Kelas, dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat anak didik pahami. guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru.

          Menurut (Yahyu et al., 2023) guru memiliki berbagai macam perilaku diantaranya ;

1. Guru yang demokratis, suka bekerja sama, dan baik hati. Guru demokratis membuat lingkungan belajar yang inklusif. Ia memberikan ruang bagi setiap siswa untuk menyuarakan pendapat mereka, mengajukan pertanyaan, dan mengembangkan potensi mereka. Demokrasi di kelas tidak hanya tentang memilih guru atau ketua, tetapi juga tentang menghargai perbedaan pendapat dan mengajarkan siswa untuk berpikir kritis. Guru yang adil akan selalu berusaha untuk memahami pendapat siswa dan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan.

2. Guru yang sabar, adil( tidak pilih kasih), konsisten. Guru menjadi penuntun yang tak tergantikan dalam perjalanan panjang menuntut ilmu. Seorang guru yang baik tidak hanya mengajar siswa tetapi juga menjadi inspirasi bagi mereka. Tiga pilar penting yang menopang proses pembelajaran adalah kesabaran, keadilan, dan konsistensi, yang merupakan kualitas yang harus dimiliki seorang guru.

          Kesabaran adalah permata yang menghiasi sifat guru. Kesabaran sangat penting untuk menciptakan suasana belajar yang baik karena semua siswa memiliki tingkat kemampuan dan kepribadian yang berbeda. Dengan sabar, guru dapat memberikan penjelasan berulang kali hingga siswa benar-benar memahami apa yang diajarkan. Selain itu, guru harus sabar ketika menghadapi kesalahan siswa karena dengan cara ini mereka dapat memberikan koreksi dan mendorong siswa untuk terus berusa ha memperbaiki diri.

     Keadilan adalah landasan kokoh untuk membangun hubungan yang baik antara pendidik dan murid. Guru yang jujur tidak akan membedakan siswa berdasarkan latar belakang, kemampuan, atau popularitas mereka. Setiap siswa berhak atas kesempatan yang setara untuk berkembang. Pemberian nilai dan penilaian terhadap hasil kerja siswa adalah dua contoh lain dari keadilan. Dengan bertindak jujur, guru akan mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat dari semua siswa.

3. Bersikap terbuka, suka menolong, dan ramah. Sikap terbuka berarti mau menerima perbedaan pendapat, pandangan, dan latar belakang orang lain. Dengan bersikap terbuka, kita dapat lebih mudah memahami perspektif orang lain dan menghindari konflik yang tidak perlu. Sikap terbuka juga membantu kita belajar hal baru dan berkembang.

4. Humoris, memiliki berbagai macam minat, menguasai bahan pelajaran. Kemampuan untuk menguasai bahan pelajaran secara menyeluruh adalah kunci kesuksesan dalam berbagai bidang. Meskipun demikian, kecerdasan semata tidak cukup. Seseorang menjadi komunikator yang efektif jika dia memiliki kemampuan untuk menyampaikan konsep yang kompleks dengan cara yang sederhana dan lucu. Humor tidak hanya dapat menjadi sesuatu yang menyenangkan, tetapi juga dapat menjadi alat yang berguna untuk membangun ikatan dan menciptakan suasana hati yang positif.

5. Sikap menolong dan menggunakan contoh atau istilah yang baik. Memberikan dukungan moral dan emosional selain bantuan materi adalah bagian dari membantu. Dengan membantu seseorang yang mengalami kesulitan, kita tidak hanya meringankan beban mereka, tetapi juga memberikan harapan dan semangat untuk bangkit. Membantu teman yang mengalami kesulitan mengerjakan tugas sekolah, memberikan pertolongan pertama kepada orang yang terluka, atau mengunjungi tetangga yang sedang sakit adalah beberapa contoh tindakan menolong yang sederhana.

6. Tidak ada yang lebih disenangi, tidak pilih kasih, dan tidak ada anak emas atau anak tiri. Dalam Konsep ini guru harus objektif, tidak memilih dan memilih mana siswa yang berprestasi dan mana siswa yang bodoh.

7. Tegas, sanggup menguasai kelas dan dapat membangkitkan rasa hormat pada anak.

8. Berusaha agar pekerjaan menarik, dapat membangkitkan keinginankeinginan bekarja sama dengan anak didik

Daftar Pustaka

Darmadi, H. (2015). Tugas, peran, kompetensi, dan tanggung jawab menjadi guru profesional. Jurnal Edukasi, 13(2), 161–174.

Hamdu, G., & Agustina, L. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pestasi Belajar Ipa Di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan, 12(1), 25–33.

Munawir, M., Salsabila, Z. P., & Nisa’, N. R. (2022). Tugas, Fungsi dan Peran Guru Profesional. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7(1), 8–12. https://doi.org/10.29303/jipp.v7i1.327

Phafiandita, A. N., Permadani, A., Pradani, A. S., & Wahyudi, M. I. (2022). Urgensi Evaluasi Pembelajaran di Kelas. JIRA: Jurnal Inovasi Dan Riset Akademik, 3(2), 111–121. https://doi.org/10.47387/jira.v3i2.262

Ramli, M. (2015). Hakikat pendidikan dan peserta didik. Tarbiyah Islamiyah, 5(1), 61–85. https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/tiftk/article/view/1825

Yahyu, O., Yususf, H., Andrianti, D., Endriani, L., & Taunar, I. (2023). Perilaku Guru yang Menumbuhkan Hubungan Positif Antara Guru dan Siswa. 2(1), 587–591.

 

 

Belajar, Mengajar Dan Pembelajaran.

22 September 2024 11:46:31 Dibaca : 27

         Manusia hampir setiap hari menagalami proses belajar. Aktivitas yang dilakukan baik secara individu, kelompok maupun dengan lingkungannya terjadi siklus kegiatan belajar. Aktivitas yang dihasilkan dari interaksi baik individu dengan individu, individu-individu dengan kelompok dan kelompok dengan lingkungannya telah terjadi rentetan aktivitas yang menghasilkan rentetan pengalaman dan itulah disebut sebagai kegiatan belajar. Kegiatan belajar jelas berbeda dengan mengajar dan pembelajaran walaupun muaranya memiliki tujuan yang sama, maka dari itu penulis akan mengulas Pengertian belajar. Sering terbesik dipikiran kita bahwa kegiatan belajar harus didalam kelas, harus ada guru dan lain lain sesuatu hal yang berkaitan dengan bangku sekolah dan buku pelajaran. Untuk itu simaklah.

            Belajar merupakan kegiatan penting setiap orang termasuk didalamnya belajar bagaiaman seharusnya belajar.  Terdapat beberapa terminologi yang terkait dengan belajar, dan tentu menimbulkan keraguan dalam penggunaanya terutama di kalangan siswa dan mahasiswa yaitu belajar, mengajar, dan pembelajaran. Sejatinya belajar, mengajar dan pembelajaran sejatinya merujuk pada aktivitas yang berbeda namun mempunyai muara yang tujuannya sama.

            Mengajar dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas untuk melahirkan dan menciptakan suatu keadaan yang mampu mendorong siswa untuk belajar. Keadaan ini diantaranya yaitu transformasi pemgetahuan dari guru ke siswa, akan tetapi terdapat cara lain dimana terdapat media interaktif yang sudah disediakan oleh guru. Berbagai kajian mengemukakan bahwa Instruction atau bisa disebut sebagai pembelajaran suatu sistem yang bertujuan membantu proses belajar siswa yang berisi seperangkat kejadian yang dirancang dan disusun sedemikian rupa. Dalam pembelajaran, sistuasi atau kondisi yitu proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan terlebih dahulu. Proses pembelajaran sering diartikan hampir sama dengan proses belajar mengajar dimana dimana didalamnya terjadi proses interaksi antara guru dan siswa dan antar siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingakh laku siswa.

            Pembelajaran berupaya mengubah masukan berupa siswa yang tidak terdidik menjadi terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu menjadi siswa yang memiliki pengetahun tentang sesuatu.

            Sebenarnya belajar dapat terjadi tanpa pembelajaran, namun hasil belajar akan tampak jelas dari suaru aktivitas pembelajaran. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dari dalam diri siswa. seseorang telah mengalami proses belajar apabila telah terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu. Dalam Proses pembelajaran, hasil belajar dapat dilihat secara langsung.

Refrensi Rujukan. 

Anurrahman. (2019). Belajar Dan Pembelajaran. Bandung. CV. ALFABETA.

 

Komponen-Komponen Dan Tahapan-tahapan Kegiatan Pembelajaran.

22 September 2024 11:44:23 Dibaca : 28

A. Komponen-Komponen Persiapan Mengajar. 

         Mulyasa (2004 : 88) menjelaskan bahwa proses pembelajaran dimulai dari persiapan pembelajaran. Rencana pembelajaran menururut gagene Dan Brigs (1974) hendaknya mengandung tiga komponen yaitu ; 

  • Tujuan Pengajaran (Tujuan Pembelajaran)
  • Materi Pelajaran, Bahan ajar, metode mengajar, media pengajaran, dan pengalaman belajar.
  • Evaluasi keberhasillan.

         Ini juga sesuai dengan Keneth D Moore (2001 :126) bahwa komposisi format rencana pembelajaran meliputi  :

  • Topik bahasan.
  • Tujuan pembelajaran
  • Materi Pembelajaran
  • Kegiatan pembelajaran
  • Alat media
  • Evaluasi Hasil Belajar.

B. Tahapan-Tahapan Kegiatan Pembelajaran. 

 

1)    Kegiatan Awal

2)    Melakukan Apresepsi

3)    Menciptakan Kondisi Awal

4)    Kegiatan Inti terbagi atas tiga kelompok pembelajara yaitu ; 

  • Klasikal, menggunakan metode ceramah dan tanya jawab banyak digunakan.
  • Kelompok, mengembangkan konsep, sub pokok, nilai kerja sama dalam aktivitas pemecahan masalah.
  • Individual, Mengerjakan tugas/kegiatan belajar masing-masing.
  • Penutup.

Refrensi Rujukan. 

Buku Perencanaan Pembelajaran Karya Abdul Majid.

Apa Itu Arti Belajar.

22 September 2024 11:38:16 Dibaca : 13

Pengertian Belajar.

         Pengertian dapat kita temukan dalam berbagai sumber dan literatur Buton Dalam Sebuah buku “The Guidance Of Learning Activities” belajar sebagai tingkah laku pada tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu, dan individu dengan lingkungannya. H.C Witherington, mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dan reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian, atau suatu pengertian. James O. Whittaker mengemukakan belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulakn atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut abdillah (2002), belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan maupun pengalaman yang menyangkut aspek-aspek Kongnitif, apektif, dan Psikomotorik.   

Refrensi Rujukan.

Anurrahman. (2019). Belajar Dan Pembelajaran. Bandung. CV. ALFABETA.

Pemilihan Media Dalam Proses Pembelajaran.

22 September 2024 10:53:21 Dibaca : 12

Abstrak. 

          Media merupakan alat perantara yang digunakan dalam proses pembelajaran, media tentu sangat penting dalam mendukung pembelajaran. Pemilihan Media Pembelajaran diharapkan agar guru mampu memilih dan memanfaatkan media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dalam tulisan ini merupakan hasil kesimpulan presentasi kelompok 2 Pada mata kuliah Media Pembelajaran. 

Pendahuluan. 

                   Media pembelajaran sangat penting dalam dunia pendidikan karena memainkan peran penting dalam proses transfer pengetahuan antara guru dan siswa. Media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan pemahaman siswa, meningkatkan motivasi mereka, dan mendukung mereka dalam mencapai tujuan belajar mereka. bersama-sama Dengan perkembangan teknologi, berbagai jenis media pembelajaran juga semakin beragam. cetak, audio, video, dan media interaktif digital. 

                   Pilihan media pembelajaran yang tepat bukan hanya memilih alat bantu pengajaran; itu juga merupakan strategi penting dalam merancang proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Media harus dapat menyampaikan materi dengan cara yang sesuai. mudah dipahami oleh siswa berdasarkan karakteristik dan kebutuhan mereka. Media harus mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.

         Namun, dalam kenyataannya, berbagai masalah seringkali muncul saat memilih media pembelajaran. Faktor-faktor seperti akses teknologi, kemampuan siswa untuk mengakses media, dan relevansinya dengan materi yang diajarkan. tidak memahami standar pemilihan media yang tepat dapat berdampak pada seberapa efektif seseorang belajar dan bahkan dapat menghambat seseorang untuk mencapai hasil yang diinginkan. yang terbaik.

A. Media Jadi Dan Media Rancang. 

                 Media Jadi adalah media yang digunakan dalam pembelajaran dalam bentuk Jadi, dan langsung kita gunakan. Ada beberapa kelebihan menggunakan media jadi yaitu lebih menghemat waktu dan mudah di cari. Beberapa contoh media jadi diantaranya : 

  1. Buku Pelajaran, Buku pelajaran merupakan media yang sangat dekat bagi kita. Bahkan guru sering menggunakan Buku dalam kelas sebagai pegangan didalam kelas.
  2. LKS/LKPD

  3. Film pendek

  4. Film dokumenter

B. Media Rancang. 

          Media Rancang yaitu media yang belum langsung digunakan, melainkan harus perlu dirancang terlebih dahulu sebelum digunakan. Kelebihan dari media Rancang diantaranya adalah lebih khusus digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu mdia rancang yang bisa kita gunakan dalam proses pembelajaran diantaranya :

  1.  Poster,
  2.   Model Tiga Dimensi
  3.   Power Point
  4. Dan Flipcart

C. Cara Memilih Media Pembelajaran.     

Cara Memilih Media dalm Proses Pembelajaran Diantaranya :

1. Mudah Di dapat

2. Melakukan analisis kebutuhan dan nalisis kondisi siswa

3. mudah didapat dan dibuat

4. Melakukan Evaluasi Media