PENDIDIKAN JANGAN JADIKAN KELINCI PERCOBAAN KURIKULUM
Pendidikan adalah pilar utama kemajuan sebuah bangsa. Ia adalah fondasi yang menopang peradaban, mencetak generasi penerus yang cerdas, berkarakter, dan mampu menjawab tantangan zaman. Namun, sayangnya, dalam beberapa waktu terakhir, kita menyaksikan dinamika yang kurang menggembirakan dalam dunia pendidikan di negeri ini. Alih-alih menjadi ruang pengembangan potensi yang stabil dan terencana, pendidikan kita terkadang terasa seperti arena eksperimen yang terus berubah-ubah, menjadikan siswa dan guru sebagai "kelinci percobaan" dari kebijakan yang belum sepenuhnya teruji.
Salah satu isu yang paling mencolok adalah frekuensi perubahan kurikulum. Dalam kurun waktu yang relatif singkat, kita telah beberapa kali mengalami pergantian kurikulum dengan berbagai justifikasi. Perubahan yang terlalu sering ini menimbulkan dampak yang signifikan. Bagi siswa, mereka dipaksa untuk terus beradaptasi dengan pendekatan dan materi yang berbeda, tak jarang menimbulkan kebingungan dan kesulitan dalam proses belajar. Guru pun demikian, mereka harus berjibaku dengan beban administrasi baru, pelatihan yang terkadang minim, dan keharusan untuk terus menyesuaikan metode pengajaran dengan kurikulum yang terus berganti. Alih-alih fokus pada peningkatan kualitas pembelajaran, energi dan waktu guru justru terkuras untuk urusan administratif dan adaptasi kurikulum. Perubahan yang terburu-buru ini juga tidak memberikan ruang yang cukup untuk mengevaluasi efektivitas kurikulum sebelumnya, sehingga kita sulit mengukur apakah perubahan yang dilakukan benar-benar membawa perbaikan yang signifikan.
Ironisnya, seringkali perubahan kebijakan pendidikan ini minim melibatkan suara dari para pelaku utama di lapangan: guru, siswa, praktisi pendidikan, dan bahkan orang tua. Keputusan strategis yang menyangkut masa depan generasi penerus bangsa seolah-olah hanya dirumuskan di ruang-ruang terbatas tanpa mendengarkan aspirasi dan pengalaman mereka yang berinteraksi langsung dengan proses pembelajaran. Padahal, perspektif dari berbagai pihak ini sangat krusial untuk menghasilkan kebijakan yang komprehensif, realistis, dan implementatif. Kebijakan yang lahir tanpa melibatkan stakeholder berpotensi besar menemui kendala di lapangan, bahkan kontraproduktif terhadap tujuan pendidikan itu sendiri.
Masalah lain yang tak kalah penting adalah implementasi kebijakan yang seringkali tergesa-gesa dan kurang persiapan. Sebuah kebijakan yang baik di atas kertas belum tentu berjalan mulus di lapangan jika tidak didukung oleh persiapan yang matang. Kita sering menyaksikan bagaimana perubahan kurikulum atau kebijakan pendidikan lainnya diumumkan dan diterapkan dalam waktu yang relatif singkat, tanpa memberikan waktu yang cukup bagi sekolah dan guru untuk memahami, mempersiapkan diri, dan mendapatkan pelatihan yang memadai. Akibatnya, implementasi menjadi setengah hati, sumber daya pendukung kurang memadai, dan tujuan dari kebijakan tersebut sulit tercapai secara optimal.
Ketidakstabilan dalam sistem pendidikan ini tentu berdampak pada psikologis dan akademik siswa. Mereka yang seharusnya belajar dalam lingkungan yang aman, nyaman, dan terprediksi, justru dihadapkan pada ketidakpastian dan keharusan untuk terus beradaptasi. Perubahan yang terus-menerus dapat menimbulkan stres, kebingungan, dan demotivasi, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi hasil belajar dan perkembangan karakter mereka. Pendidikan seharusnya menjadi wahana untuk menumbuhkan potensi secara optimal, bukan menjadi sumber kecemasan dan ketidakpastian.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyadari bahwa pendidikan bukanlah arena untuk coba-coba. Setiap kebijakan yang diambil harus didasarkan pada kajian yang mendalam, melibatkan seluruh pemangku kepentingan, dan diimplementasikan dengan persiapan yang matang. Proses evaluasi yang komprehensif dan berkelanjutan terhadap setiap kebijakan pendidikan juga menjadi krusial. Perubahan seharusnya didorong oleh hasil evaluasi yang valid dan terukur, bukan sekadar oleh gagasan baru yang belum teruji dampaknya.
Sudah saatnya kita berhenti menjadikan pendidikan sebagai "kelinci percobaan". Masa depan bangsa ini terlalu berharga untuk dipertaruhkan oleh kebijakan yang terburu-buru dan kurang terencana. Mari kita bersama-sama mengawal kebijakan pendidikan agar lebih stabil, terukur, dan benar-benar berpihak pada kepentingan terbaik siswa dan guru, demi kemajuan generasi penerus bangsa yang kita cintai.
Semoga artikel ini sesuai dengan harapan Anda. Anda dapat menyesuaikannya lebih lanjut dengan menambahkan contoh-contoh spesifik atau data pendukung jika diperlukan.
PEMLIHAN PRESIDEN BEM UNG 2025 MENJADI DASAR PENDIDIKAN POLITIK KAMMPUS BAGI MAHAISWA BARU 2024
Mentari pagi menyapa wajah-wajah penuh antusiasme mahasiswa baru Universitas Negeri Gorontalo (UNG) angkatan 2024. Mereka datang dengan segudang harapan dan semangat untuk menimba ilmu serta mengukir pengalaman di lingkungan kampus. Di tengah hiruk pikuk adaptasi dengan ritme akademik dan dinamika sosial yang baru, sebuah momentum penting tengah menanti: Pemilihan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNG untuk periode 2025. Lebih dari sekadar memilih pemimpin organisasi kemahasiswaan tertinggi, proses ini menyimpan potensi besar sebagai fondasi awal pendidikan politik yang krusial bagi para mahasiswa baru.
BEM UNG, sebagai representasi suara dan aspirasi mahasiswa, memiliki peran sentral dalam kehidupan kampus. Ia menjadi jembatan antara mahasiswa dan pihak rektorat, sekaligus menjadi garda terdepan dalam mengadvokasi kepentingan mahasiswa. Pemilihan Presiden BEM adalah peristiwa penting yang tidak hanya menentukan arah gerak organisasi ini, tetapi juga menjadi cerminan dari kehidupan politik kampus secara keseluruhan. Artikel ini berargumen bahwa proses dan hasil Pemilihan Presiden BEM UNG 2025 dapat menjadi landasan yang kokoh dalam memberikan pendidikan politik yang praktis dan relevan bagi mahasiswa baru angkatan 2024. Melalui pengamatan dan partisipasi dalam proses ini, mahasiswa baru dapat memperoleh pemahaman awal tentang mekanisme demokrasi, pentingnya visi dan misi, strategi komunikasi politik, serta tanggung jawab sebagai pemilih.
Pemilihan Presiden BEM UNG 2025 dapat diibaratkan sebagai laboratorium politik mini bagi mahasiswa baru. Proses pendaftaran calon, kampanye dengan berbagai metode, debat kandidat yang mempertajam gagasan, hingga akhirnya pemungutan suara, semuanya merefleksikan mekanisme demokrasi dalam skala kampus. Mahasiswa baru memiliki kesempatan emas untuk menyaksikan secara langsung bagaimana konsep-konsep politik seperti partisipasi aktif, representasi aspirasi, dan akuntabilitas kepemimpinan diwujudkan dalam praktik. Mereka dapat mengamati bagaimana para calon berusaha meyakinkan pemilih melalui argumentasi dan program kerja yang ditawarkan.
Lebih lanjut, visi dan misi para calon Presiden BEM menjadi materi pembelajaran yang berharga. Mahasiswa baru dapat belajar menganalisis isu-isu krusial yang dihadapi oleh komunitas mahasiswa dan kampus secara keseluruhan. Dengan mencermati tawaran-tawaran program kerja dan menelusuri rekam jejak para kandidat (jika ada), mahasiswa baru akan terlatih untuk berpikir kritis dalam mengidentifikasi platform politik yang paling sesuai dengan nilai dan kepentingan mereka. Proses ini secara tidak langsung mengajarkan mereka tentang pentingnya informasi yang akurat dan kemampuan untuk membedakan antara retorika dan substansi.
Strategi kampanye dan komunikasi politik yang digunakan oleh para calon juga menawarkan pelajaran yang berharga. Mahasiswa baru dapat mengamati bagaimana para calon membangun citra diri, menyampaikan pesan, dan meraih dukungan dari berbagai kelompok mahasiswa. Mereka dapat belajar tentang pentingnya komunikasi yang efektif, persuasi yang argumentatif, dan mobilisasi dukungan yang terorganisir. Namun, yang tak kalah penting adalah belajar untuk mengidentifikasi dan menghindari praktik-praktik kampanye negatif yang tidak etis. Pengalaman ini akan membekali mereka dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika opini publik dan potensi pengaruh media.
Partisipasi aktif dalam Pemilihan Presiden BEM adalah esensi dari pendidikan politik praktis. Bagi mahasiswa baru, ini adalah kesempatan pertama untuk merasakan secara langsung hak dan tanggung jawab sebagai pemilih dalam konteks komunitas. Menggunakan hak pilih secara bertanggung jawab, setelah mempertimbangkan informasi yang relevan dan visi misi para calon, adalah langkah awal yang penting dalam menumbuhkan kesadaran politik. Partisipasi ini bukan hanya tentang memilih, tetapi juga tentang memahami bahwa setiap suara memiliki kontribusi dalam menentukan arah organisasi dan, secara lebih luas, kehidupan kampus.
Dalam beberapa kasus, dinamika koalisi antar organisasi mahasiswa dalam mendukung calon tertentu juga dapat menjadi pelajaran berharga. Mahasiswa baru dapat mengamati bagaimana aliansi dibangun berdasarkan kesamaan visi atau kepentingan, serta bagaimana representasi dari berbagai kelompok mahasiswa diakomodasi. Hasil akhir pemilihan, dengan terpilihnya seorang presiden dan kemungkinan tim kabinet yang beragam, mencerminkan preferensi dan aspirasi mayoritas mahasiswa. Ini adalah pelajaran tentang bagaimana suara kolektif membentuk kepemimpinan.
Pemilihan Presiden BEM UNG 2025 bukan sekadar agenda rutin organisasi kemahasiswaan. Lebih dari itu, ia adalah momentum emas yang dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai fondasi pendidikan politik yang kokoh bagi mahasiswa baru angkatan 2024. Melalui pengamatan dan partisipasi aktif dalam setiap tahapan prosesnya, mahasiswa baru memiliki kesempatan unik untuk belajar tentang mekanisme demokrasi, pentingnya visi dan misi, strategi komunikasi politik, serta tanggung jawab sebagai pemilih.
Pemahaman yang diperoleh dari proses ini akan memiliki implikasi jangka panjang bagi keterlibatan mahasiswa baru tidak hanya dalam kehidupan kampus, tetapi juga dalam masyarakat luas di masa depan. Oleh karena itu, pihak universitas dan organisasi kemahasiswaan perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk memaksimalkan nilai edukatif dari Pemilihan Presiden BEM. Diskusi pasca-pemilihan, forum refleksi, atau bahkan pengintegrasian studi kasus pemilihan BEM dalam kegiatan orientasi mahasiswa baru dapat menjadi cara untuk memperkuat pembelajaran politik ini.
Mari kita sambut Pemilihan Presiden BEM UNG 2025 bukan hanya sebagai pesta demokrasi kampus, tetapi juga sebagai gerbang awal bagi mahasiswa baru angkatan 2024 untuk menjadi warga negara yang cerdas, partisipatif, dan memiliki kesadaran politik yang tinggi. Pendidikan politik di tingkat kampus adalah investasi berharga yang akan membentuk pemimpin masa depan bangsa yang bertanggung jawab dan berintegritas.
Makna di Balik Tanda Tangan: Sebuah Perjuangan Akademik
Siapa yang menganggap tanda tangan itu tidak penting? Bagi penulis, tanda tangan justru sangatlah penting. Mengapa demikian? Karena tanda tangan adalah simbol atau lambang identitas seseorang yang digunakan pada dokumen, baik dalam bentuk tanda tangan basah maupun elektronik. Tanda tangan berfungsi sebagai bukti bahwa seseorang telah menyetujui atau mengesahkan isi dari suatu dokumen.
Dari pengertian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa tanda tangan merupakan simbol legalitas yang memperkuat keabsahan dokumen. Dalam konteks akademik, keberadaan tanda tangan menjadi penentu apakah sebuah karya sudah sah dan siap untuk diproses lebih lanjut.
Melalui tulisan ini, penulis ingin berbagi pengalaman pribadi. Beberapa hari terakhir, penulis disibukkan dengan tanggung jawab menyusun proposal penelitian sebagai bagian dari tugas akademik mahasiswa semester 6. Meski hanya terdiri dari tiga bab, prosesnya tidak bisa dianggap sepele. Ini adalah proposal penelitian, bukan sekadar makalah biasa. Waktu yang dibutuhkan lebih dari satu bulan untuk menyelesaikannya.
Setelah selesai, penulis mulai melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing kedua. Banyak catatan dan koreksi yang diberikan, namun semua itu membawa ilmu dan wawasan baru. Setelah perbaikan, pada bimbingan kedua, proposal penelitian dinyatakan layak untuk diuji dan ditandatangani oleh dosen pembimbing kedua. Tanda tangan itu terasa sangat berarti, terukir indah di lembar pengesahan.
Namun perjuangan belum selesai. Penulis masih harus bimbingan dengan dosen pembimbing pertama. Beruntung, proposal langsung disetujui dan mendapat tanda tangan tanpa banyak revisi. Kini, lembar pengesahan lengkap dengan dua tanda tangan dosen, menjadi bukti bahwa proposal sudah siap untuk diuji.
Sejak tadi penulis menyebutkan “lembar pengesahan”, apakah itu penting? Tentu saja penting. Lembar tersebut adalah halaman kedua setelah sampul, yang menandakan bahwa proposal telah melewati proses koreksi dan revisi, serta telah diakui secara resmi oleh para dosen pembimbing. Tanpa tanda tangan mereka, proposal masih dianggap belum final.
Kesimpulannya, tanda tangan bukan sekadar coretan. Ia memiliki makna besar sebagai simbol legalitas, pengesahan, dan pencapaian. Tidak heran bila teman-teman penulis pun sedang berjuang keras demi mendapat tanda tangan tersebut. Meskipun terlihat sederhana, tanda tangan itu sangat berarti bagi kami. Tetap semangat, teman-teman. Perjuangan belum usai, tapi kita sudah semakin dekat dengan garis akhir.
Fenomena Perempuan Merokok: Antara Ekspresi Diri dan Tanda Tanya Sosial
Fenomena perempuan merokok kini bukan lagi hal yang langka di ruang publik. Kita bisa menyaksikan perempuan merokok di berbagai tempat seperti kafe, kampus, hingga media sosial. Cara merokok pun bervariasi ada yang menggunakan metode konvensional, ada pula yang memilih vape. Bagi sebagian orang, ini dianggap sebagai bentuk kebebasan dan ekspresi diri.
Namun, muncul pertanyaan mendasar: apakah ini benar-benar simbol kemajuan, atau justru menyimpan tanda tanya besar mengenai arah kesehatan, budaya, dan nilai sosial kita?
Dulu, melihat perempuan merokok adalah sesuatu yang aneh, bahkan dianggap tabu. Banyak perempuan enggan merokok karena norma sosial pada saat itu masih sangat membatasi. Kini, anggapan itu mulai bergeser. Sebagian menganggap perilaku tersebut keren atau "edgy". Tak bisa dipungkiri, media sosial, iklan vape, dan budaya pop turut berperan dalam membentuk dan menormalisasi fenomena ini.
Bagi sebagian perempuan, merokok adalah bentuk pilihan hidup. Setiap orang tentu berhak menentukan jalan hidupnya. Namun, kebebasan ini tidak sepenuhnya lepas dari pengaruh tren sosial dan arus globalisasi yang semakin kuat. Implikasinya jelas baik dari segi kesehatan fisik, mental, maupun sosial baik itu dari rokok konvensional maupun vape.
Jika rokok telah menjadi bagian dari gaya hidup, lalu di mana posisi edukasi kesehatan? Di sinilah pentingnya pendekatan edukatif yang tidak menghakimi, melainkan membuka ruang dialog. Upaya pencegahan seharusnya tidak hanya menyasar laki-laki, tetapi juga perempuan, dengan pendekatan yang lebih relevan secara kultural dan sosial.
Pada akhirnya, tulisan ini bukan soal siapa yang boleh atau tidak merokok. Ini tentang bagaimana budaya membentuk kebiasaan, dan bagaimana perempuan dalam upayanya untuk merdeka dan mandiri, berhak mendapat informasi, ruang diskusi, dan perlindungan dari bahaya terselubung yang kerap dibungkus dalam nama kebebasan.
Merokok bukan hanya soal pilihan personal, tapi juga soal masa depan generasi.
Emang Bisa Mencatat Keuangan Dengan memanfaatkan Google Formulir ? Ini dia caranya!
sumber : SINDOnews
Hai teman-teman yang membaca artikel ini, hari ini saya akan menuliskan bagaiaman kita menggunakan Google Formulir sebagai media untuk mencatat pengeluaran dan pemasukan kita. Terkadang kala kita selalu bertanya kemana uang kita? Dan selama ini uang kita dibelanjakan barang apa saja? Tiba-tiba hilang tanpa jejak. Hitung demi hitung kita lupa berapa nominal uang kita yang kita keluarkan dan jenis barangnya apa saja. Apalagi gajian, selang satu Minggu uangnya habis entah dikemanakan, apalagi ciwi-ciwi langsung buka shopee atau toko baru buat pesan online barang yang mereka inginkan. Nah, oleh karena itu pada kesempatan kali ini, saya akan berbagi sedikit pemahaman saya yang setipis tisu ini.
Apa itu Google Formulir? Google Formulir (Google Forms) adalah alat dari Google yang memungkinkan pengguna untuk melakukan survei, kuesioner, atau formulir secara online dengan mudah. Dengan Google Formulir, pengguna dapat membuat formulir untuk mengumpulkan data, pendapat, atau umpan balik dari orang lain. Formulir ini dapat disesuaikan dengan berbagai pilihan, seperti pilihan ganda, isian singkat, dan skala penilaian. Google Formulir memiliki beberapa fitur, seperti:
1. Mudah digunakan: Pengguna dapat membuat formulir tanpa perlu keterampilan teknis.
2. Pengumpulan data secara otomatis: Semua tanggapan akan disimpan secara otomatis dalam spreadsheet Google Sheets, sehingga memudahkan analisis.
3. Fleksibilitas: Dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti pendaftaran acara, kuis, atau survei kepuasan pelanggan.
4. Kustomisasi: Dapat menambahkan gambar, video, dan tema untuk memperindah tampilan formulir.
Mengapa kita perlu mencatat Pemasukan dan pengeluaran keuangan kita?
Tentu kita perlu mencatat pemasukan dan pengeluaran keuangan kita,walaupun pada dasarnya uang yang kita kelola tidak begitu banyak uang minimal yang kita pegang sekiranya kita belanjakan dan peruntukannya untuk apa saja biar jelas. Semuanya akan terbaca dengan jelas berapa uang masuk kita dan berapa uang keluar kita setelah di totalkan. Sebenarnya ada beberapa alasan mengapa perlu mencatat pemasukan dan pengeluaran keuangan kita di antaranya :
1. Mengelola Anggaran: Dengan mencatat pemasukan dan pengeluaran, Anda bisa lebih mudah mengelola anggaran pribadi atau keluarga. Anda dapat mengetahui berapa banyak uang yang masuk dan keluar, serta menilai apakah pengeluaran Anda melebihi pendapatan.
2. Memantau Arus Kas: Pencatatan yang rutin membantu menyatukan aliran uang, sehingga Anda bisa mengetahui kapan Anda memiliki dana lebih dan kapan Anda perlu lebih hati-hati dalam pengeluaran.
3. Menentukan Prioritas Keuangan: Dengan mengetahui pola pengeluaran, Anda dapat menentukan prioritas pengeluaran yang lebih penting, seperti kebutuhan pokok atau tabungan untuk masa depan.
4. Tujuan Keuangan: Dengan menyatukan keuangan, Anda dapat lebih mudah merencanakan dan mencapai tujuan keuangan jangka pendek atau panjang, seperti membeli rumah, menabung untuk pendidikan, atau pensiun.
5. Menghindari Hutang: Jika Anda mencatat dengan baik pemasukan dan pengeluaran, Anda bisa menghindari pengeluaran yang berlebihan dan meminimalkan risiko hutangg.
6. Menilai Kesehatan Keuangan: Pencatatan ini memberikan gambaran yang jelas tentang kesehatan keuangan Anda, sehingga Anda dapat mengambil keputusan yang lebih baik untuk perencanaan keuangan di masa depan.
Kenapa harus menggunakan Google Formulir?
Nah penjelasannya adalah karena di google formulir tersedia banyak fitur. Disini kita akan membuat yang namanya E-Budgeting milik kita sendiri. Saya kasih contoh E-Budgeting saya.
Inilah salah satu E-Budgeting yang saya kembangkan versi saya, disini saya mengembangkannya sendiri dengan memanfaatkan fitur-yang ada di google formulir.
1. Menu tanggal, itu digunakan untuk menentukan tanggal berapa kita mengeluarkan uang atau menerima pendapatan.
2. Kategori bulan belanja, di bagian ini saya mengembangkannya agar kita tau belanja/transaksi terjadi di bulan apa saja. Walaupun di awal sudah saya Taru menu tanggal tapi biar lebih muda untuk mencari bulan apa saja pada saat menghitung pemasukan dan pengeluaran.
3. Uraian belanja, deskripsi belanja adalah keterangan belanja/pemasukan. Misal mau belanja baju atau uang masuk usaha maka itu salah satu contoh keterangan.
4. Kategori Belanja, kategori belanja yang di khususkan untuk kira kira-kebutuhan apa saja yang kita butuhkan. Saya membuat kategori belanja itu untuk mengatur belanja-belanja dan peruntukannya. Misalnya saya seorang mahasiswa maka kategori belanja saya adalah : Keperluan Kampus, Transportasi, uang makan dan minum, belanja barang lainnya, dan belanja tak terduga. Ini memungkinkan kita untuk mengorganisir pengeluaran kita.
5. Pada menu pendapatan, kita bisa mengisinya bila ada pemasukan, jika tidak ada maka kita bisa memasukkan nominal Rp 0, jikalau ada kita bisa isi sesuai nominal.
6. Pada bagian pengeluaran, apabila terjadi pengeluaran maka nominal atau jumlah pengeluaran di input pada menu itu. Lalu jangan lupa klik tombol kirim. Itulah beberapa menu yang saya kembangkan dan E-Budgeting .
Bagaimana cara membuatnya?
https://youtu.be/AX85mfhU0gY?si=-cG1hzNBuTHGZcVL
https://youtu.be/suC19_5e0Lw?si=0DXROyVrbqV55iIK
https://youtu.be/suC19_5e0Lw?si=0DXROyVrbqV55iIK
Cara membuatnya sangatlah mudah untuk membuat bisa menonton video berikut sebagai dasar referensi ;
Itulah beberapa video untuk membuat E-Budgeting sendiri. Semua bisa dikembangkan sesuai porsi masing-masing, tidak harus sesuai dengan yang di video atau mirip dengan punya saya. Ayo kita mulai mengelola uang kita, walaupun tidak banyak setidaknya kita bisa tau uang kita itu, digunakan untuk apa saja dan apakah diperuntukkan degan sebaik-baiknya atau tidak. Intinya tergantung perspektif masing-masing orang. Ada yang menganggap ini penting, ada juga yang tidak, terlepas dari itu semua tergantung pada diri masing-masing. Semoga tulisan ini bermanfaat. Semoga kita bisa lebih bijak dalam mengelola uang kita.