Sebuah Catatan
Mengapa seseorang memilih untuk menulis bisa beragam dan jawabannya tentu berbeda-beda. Dalam surat-surat kepada kawan-kawannya, Raden Ajeng Kartini menyampaikan bahwa menulis adalah cara untuk menciptakan sesuatu yang abadi. Menurut skrip verbal Valen, hal tersebut tetap berlaku. Namun, seperti sebelumnya, alasan-alasannya tidaklah satu-satunya dan prosedur untuk mengumumkan dan menyuarakan pendapat serta keinginan penulisnya. Bagi dia, seorang penulis adalah seseorang yang menulis, bukan sekadar menjadi perwakilan dari suatu kelompok tertentu maupun dari zamannya.
PILKADA SO DEKAT
Sumber Gambar : https://antaranews.com/berita/4491769/pilkada-kontes-harga-diri-yang-penuh-damai
Pilkada, tinggal menghitung hari pemilihan kepala daerah (PILKADA) dilaksanakan secara serentak hampir di seluruh indonesia setidaknya pada pemilihan kepala daerah tahun ini disetiap daerah akan memilih Gubernur dan wakil Gubernur, Bupati dan wakil Bupati, serta Walikota dan wakil walikota. Beberapa bulan yang lalu calon kepala daerah di masing-masing daerah sudah melakukan pendaftaran ke KPU (Komisi Pemilihan Umum) baik di tingkat satu mauoun dua (Provinsi, Kabupaten/Kota). Kemudian disusul dengan kampanye, pada sesi kampanye ini masing-masing calon kepala daerah menawarkan prodak program kerja yang mereka tawarkan kepada konstituen agar memilih mereka. Persaingan sangatlah sengit, masing masing calon kepala daerah saling beradu gagasan seakan menciotakan kekuatan magenetik yang ingin menarik suara rakyat untuk mendukung mereka.
Tanggal 27 November adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh masing-masing calon kepala daerah, semua usaha mereka mulai dari pendaftaran dan kampanye akan ditentukan di tanggal 27 November 2024. Yang menentukan mereka untuk duduk sebagai orang nomor satu di daerah adalah rakyat itu sendiri. Sebagai konstituen kita harus rasional dalam memilih, apa itu rasional dalam memilih? Memilih rasional adalah suatu proses pengambilan keputusan yang didasarkan pada pertimbangan yang logis, sistematis, dan objektif. Dalam membuat pilihan, seseorang yang rasional akan berusaha memaksimalkan manfaat atau keuntungan yang diperoleh, sambil meminimalkan kerugian atau risiko yang mungkin terjadi.
Dalam hal ini, penulis mengharapkan agar para pemilih harus jeli dan objektif dalam memilih calon kepala daerah. Objektif dalam memilih dengan memperhatikan seperti tawaran politik seperti program kerja, Visi dan misi, yang sudah mereka galakan dan paparkan pada saat kampanye dan orasi politik pada waktu itu. Mengapa demikian? Karna kunci kesuksesan mereka untuk mendapatkan kursi satu di daerah adalah pada kita. Setelah mereka terpilih mereka akan bekerja 5 tahun kedepan. Nah kedepannya mereka yang terpilih akan membereskan masalah-masalah yang ada di daerah dan membawa perubahan dan kesejahteraan masyarakat bagi daerah.
Calon Guru Harus Tau! Taksonomi Belajar Bloom
Bloom membagi tiha ranah belajar diantaranya Kognitif, Afektif dan Psikomotorik. Untuk lebuh lanjut silahkan Klik Link dibawah ini
https://drive.google.com/file/d/1Jjxrhply-1J2wVpKjGb6nc3BvTp6lSY7/view?usp=drivesdk
FENOMENA MENYERANG PERSONAL DALAM DEBAT PUBLIK PEMILIHAN KEPALA DAERAH
Safrin Lamusrin¹
Pemilihan Kepala Daerah merupakan perwujudan dari demokrasi itu sendiri, bahwasanya demokrasi bukan di tunjukan kepada Pemilihan umum untuk memilih presiden, wakil presiden dan anggota legislatif, akan tetapi sampai ke titik daerah. Masyarakat yang ada di daerah turut serta dalam menentukan kepala daerahnya sendiri menurut pilihan masing-masing. Landasan utama dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah mengacu pada Undang-undang Dasar 1945 Pasal 18 ayat 4 kemudian aturan berikutnya Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, dalam Undang undang tersebut mengatur tentang pemilihan kepala daerah.
Pemilihan kepala daerah sudah dilaksanakan pada tahun 2005 sampai dengan sekarang di tahun 2024, Tahun 2024 merupakan pemilihan kepala daerah serentak di Indonesia. Pemilihan dilaksanakan pada tanggal 27 November 2024. Masing masing partai politik nasional yang ada di daerah saling membangun komunikasi politik untuk mendapatkan dukungan dari partai lain hingga membentuk koalisi. Pemilihan kepala daerah tahun ini memilih Gubernur dan wakil Gubernur, Walikota dan wakil walikota, serta Bupati dan wakil Bupati. Tentunya masing masing calon yang sudah diusung oleh partai dan membentuk koalisi akan dipertemukan dalam beberapa kegiatan seperti Kampanye, Dan debat dimana pada kegiatan ini masing-masing calon kepala daerah dan tim sukses akan sibuk menarik hati pemilih.
Debat publik pilkada merupakan suatu ajang dimana Calon Gubernur dan wakil Gubernur, Walikota dan Wakil Walikota, Bulati dan wakil Bupati beradu gagasan, beradu argumentasi dalam hal ini memperkenalkan, menyampaikan Visi, Misi dan program kerja lima tahun kedepan apabila salah satu calon kepala daerah terpilih. Tentu dalam debat masyarakat akan menilai siapa calon kepala daerah yang mereka akan pilih kedepan, debat juga akan mengenalkan rakyatnya dengan calon kepala daerah. Tujuan Debat Publik Pilkada yaitu pertama memberikan informasi kepada halayak orang banyak berkenan dengan Program kerja, Visi misi yang hendak ditawarkan kepada konstituen, kedua memggali lebih dalam dan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang isu-isu dan masalah daerah, ketiga dapat meningkatkan partisipasi Masyarakat dalam memilih.
Akan tetapi dari kacamata penulis debat publik pilkada saat ini lebih sering menyerang personal, menyerang personal yang orientasinya menjelek-jelekan, mengungkit keburukan masalalu, rekam jejak dan rekam digital. Ini terjadi di setiap kali debat sehingganya pemilih akan bingung untuk memilih siapa kedepan yang akan mereka pilih. Adu gagasan akan tetapi menuju pada ruang ruang yang mengarah pada penyerangan personal. Di tambah kontrol emosi dari masing-masing calon kandidat kepala daerah, ini jelas akan menambah kerumitan dan suasana panas yang kian memuncak dalam debat. Sehingga hal hal yang harus dibahas diantaranya isu dan Problem daerah akan ter tanggalkan dan masing-masing kandidat hanya akan saling membela diri jika kandidat lawan menyerang personal salah satu kandidat calon.
Fenomena seperti ini sudah membudaya bukan hanya di pemilihan kepala daerah, pemilihan Presiden dan wakil presiden pasti akan ada fenomena seperti ini. Dan bahkan fenomena ini terekam jelas di media masa baik surat kabar cetak, maupun dalam bentuk video. Oleh karena itu cara-cara yang seperti ini kedepan harus dirubah, menciotakan suhu udara baru yang sejuk dalam debat. Menjawab tantangan dan isu-isu yang urgent di daerah dan bukan masalah personal. Gaungkan masing-masing kekuatan, gaungkan bahwa visi dan misi serta program kerja merupakan tawaran mutlak untuk kesejahteraan masyarakat.
Dalam hal ini, kita sebagai masyarakat yang kedepannya akan memilih pada tanggal 27 November 2024, gunakanlah hak suara sebagai warga negara yang baik. Pilihlah calon kandidat kepala daerah yang amanah dan mampu membawa perubahan dan menjawab semua isu-isu dan tantangan yang ada di daerah. Olehnya penulis berpesan rasional lah dalam memilih tawaran apa yang calon kandidat kepala daerah tawarkan kepada konstituen sebagai pemilih seperti program kerja, visi dan misi, serta lihatlah rekam jejak, dan pemgalaman-pengalaman mereka.
Link Berita
Tempat Belajar Kami.
Gedung Bersama, Fakultas Ilmu Sosial. Kami anak-anak FIS menyebutnya GB atau kepanjangannya (Gedung Bersama). Gedung ini merupakan tempat terjadinya aktivitas belajar mengajar dan proses transfer ilmu pengetahuan. Penulis berpendapat mengapa dinamakan GB atau gedung bersama, dikarenakan kemungkinan gedung ini digunakan oleh empat jurusan diantaranya Jurusan IHK, Sejarah, Sosiologi, Ilmu komunikasi.
Jadi, tidak salah jika gedung ini dinamakan Gedung Bersama karena gedung tersebut digunakan oleh 4 jurusan sekaligus. Apabila di hari Senin, Selasa, dan Rabu GB padat, banyak ruangan-ruangan kelas yang tidak kosong hampir semua terisi. Sehingga kita harus gantian, dan bahkan mencari tempat lain selain GB. Dan kadangkala perkuliahan di undur bahkan dialihkan Daring (Dalam Jaringan). Ada sesuatu yang baru dari GB Kita, yaitu Sudah adanya AC, Jaringan WiFi di masing masing RK (Ruang Kelas) dan ruangan GB di sisi kanan yang agak lebar sudah diberikan sekat jadi satu ruangan tersebut menjadi dua jika menggunakan sekat. Tiga hal tersebut menurut penulis dan teman-teman harapkan, dulunya hanya menggunakan kipas angin itupun satu buah, dan Alhamdulillah sekarang menggunakan AC. Dulu tida adanya akses WiFi bagi mahasiswa dan sekarang setiap kelas di lengkapi dengan jaringan WiFi, bagi penulis sangat bahagia karena sangat mempermudah Mahasiswa. Saat kami mengerjakan tugas sudah tidak pusing lagi tidak adanya akses internet. Pada akhirnya penulis merasa bersyukur dengan adanya GB Sekrang. Kelas 2 tahun atau 5 tahun yang akan datang Fasilitas GB akan lebih lengkap dari tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja, kita sebagai penikmat fasilitas harus tau menjaga dan merawat bukan hanya menikmati.