LABEL : Belajar

Tempat Belajar Kami.

18 November 2024 14:14:17 Dibaca : 18

         Gedung Bersama, Fakultas Ilmu Sosial. Kami anak-anak FIS menyebutnya GB atau kepanjangannya (Gedung Bersama). Gedung ini merupakan tempat terjadinya aktivitas belajar mengajar dan proses transfer ilmu pengetahuan. Penulis berpendapat mengapa dinamakan GB atau gedung bersama, dikarenakan kemungkinan gedung ini digunakan oleh empat jurusan diantaranya Jurusan IHK, Sejarah, Sosiologi, Ilmu komunikasi.

         Jadi, tidak salah jika gedung ini dinamakan Gedung Bersama karena gedung tersebut digunakan  oleh 4 jurusan sekaligus. Apabila di hari Senin, Selasa, dan Rabu GB padat, banyak ruangan-ruangan kelas yang tidak kosong hampir semua terisi. Sehingga kita harus gantian, dan bahkan mencari tempat lain selain GB. Dan kadangkala perkuliahan di undur bahkan dialihkan Daring (Dalam Jaringan). Ada sesuatu yang baru dari GB Kita, yaitu Sudah adanya AC, Jaringan WiFi di masing masing RK (Ruang Kelas) dan ruangan GB di sisi kanan yang agak lebar sudah diberikan sekat jadi satu ruangan tersebut menjadi dua jika menggunakan sekat. Tiga hal tersebut menurut  penulis dan teman-teman  harapkan, dulunya hanya menggunakan kipas angin itupun satu buah, dan Alhamdulillah sekarang menggunakan AC. Dulu tida adanya akses WiFi bagi mahasiswa dan sekarang setiap kelas di lengkapi dengan jaringan WiFi, bagi penulis sangat bahagia karena sangat mempermudah Mahasiswa. Saat kami mengerjakan tugas sudah tidak pusing lagi tidak adanya akses internet. Pada akhirnya penulis merasa bersyukur dengan adanya GB Sekrang. Kelas 2 tahun atau 5 tahun yang akan datang Fasilitas GB akan lebih lengkap dari tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja, kita sebagai penikmat fasilitas harus tau menjaga dan merawat bukan hanya menikmati.

MAKALAH RESUME MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN 

OLEH 

SAFRIN LAMUSRI

A. Pendahuluan. 

         Media tentu berasal dari kata Medium Perantara. Dalam hal ini media tentu sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Dalam hal ini media pembelajaran merupakan perantara pesan, pesan yang dimaksudkan adalah materi yang disampaikan kepada peserta didik. Menurut Brigs (1970) mengatakan bahwa media pembelajaran ialah segala perangkat keras dalam bentuk fisik untuk menampilkan materi. Media terdiri dari berbagai jenis macam diantaranya Media Visual, Audio, dan audio Visual. Media memiliki banyak manfaat diantaranya ialah sebagai perantara, Memvisualisasikan materi, merangsang pikiran peserta didik dan lain-lain. Oleh karena itu dalam tulisan ini akan meresume beberapa materi yang berkenaan dengan media pembelajaran. 

B. Pembahasan. 

B.1 Belajar Dan Media Pembelajaran.

1. Belajar Dan Media Pembelajaran.

  • Belajar yaitu terjadinya proses perubahan tingkah laku. 
  • Terjadi secara kompleks. 
  • Perubahan terjadi ditandai dengan perubahan mulai dari pengetahuan keterampilan afektif. 
  • Tidak semua perubahan dikatakan sebagai belajar. 

2. Sumber Belajar 

  • Bahan. Dalam hal ini bahan dikategorikan menjadi dua kategori diantaranya material dan software sebagai contoh yaitu modul, majalah, poster, Folm Bingkai dan transparansi.
  • Alat, Alat merupakan perangkat keras yang digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu contoh perangkat keras untuk mendukung itu diantaranya Proyektor, dan film. 
  • Teknik. Dalam hal ini adalah kegunaan. Bagaimana seseorang tau cara menggunakan media tersebut, dalam hal ini tehnik terdiri dari alat dan bahan. 
  • Lingkungan, lingkungan jelas menjadi sumber belajar. Contohnya diantaranya Gedung sekolah, perpustakaan, dan museum. 

B.2 Jenis Dan karakteristik media. 

1. Karakteristik media. 

a. Media Visual.

         adalah segala bentuk komunikasi yang disampaikan melalui indera penglihatan. Sederhananya, ini adalah media yang kita lihat, seperti gambar, video, grafik, atau animasi. Media visual ini sangat efektif dalam menyampaikan informasi karena otak manusia memproses informasi visual jauh lebih cepat daripada teks. Contoh media visual diantaranya; gambar atau foto, sketsa, diagram, bagan, kostum, dan poster.

b. Media Audio.

          Media audio adalah media yang menyampaikan pesan melalui suara. Ini melibatkan penggunaan indera pendengaran untuk menerima informasi. Media audio bisa berupa suara manusia, musik, atau efek suara. Contoh media audio diantaranya ada radio dan pita mekanik perekam suara.

c. Media Proyeksi Diam. 

         adalah jenis media visual yang menampilkan gambar atau informasi statis pada layar. Meskipun tidak bergerak seperti video, media ini sangat efektif dalam menyajikan informasi secara visual dan menarik. Contoh media proyeksi diam diantaranya permainan dan simulasi, video, televisi, film Galang, film, dan film bingkai.

 

https://docs.google.com/document/d/1yzwVZiTkJtX5MeYBWCLgN8igFcl8HbkqntsNvgj4SpA/edit?usp=drivesdk

 

 

 

 

PEMBAHASAN

1. Efektivitas : Efektivitas adalah ide yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Ini mengacu pada seberapa banyak tujuan pembelajaran tercapai, seperti menguasai materi, membangun keterampilan, atau mengubah perspektif. Efektivitas dalam pembelajaran diukur dalam pembelajaran diantaranya : 

  1. Tercapainya tujuan pembelajaran.  Semua aspek pembelajaran, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor, harus tercapai.
  2. Relevansi,  Materi dan metode pembelajaran harus sesuai dengan tujuan dan kebutuhan siswa.
  3. Relevansi,  Untuk memastikan bahwa waktu dan sumber daya digunakan secara optimal, proses pembelajaran harus dilakukan dengan efektif dan efisien.

         Teori Efektifitas dalam pembelajaran menggunakan beberapa teori diantaranya : 

  1. Konstruktivisme,  teori belajar konstruktivisme adalah suatu usaha yang dilakukan untuk membangun tata hidup yang berbudaya modern.
  2. Teori belajar sosial, Belajar terjadi melalui pengamatan dan imitasi terhadap orang lain.
  3. Kecerdasan motivasi, Motivasi intrinsic dan ekstrinsik sangat mempengaruhi kinerja belajar siswa.

Aplikasi Canva : Aplikasi Canva ini merupakan aplikasi desain yang bersifat online. Canva memiliki halaman kosong yang dapat membantu creator membuat desain tentang bagaimana proses pembelajaran yang diinginkan.Tidak hanya bisa membuat desain dari awal, bagi pemula yang awam dalam hal mendesain, canva menyediakan berbagai macam desain jadi tanpa harus memulai dari halaman kosong.

Media : Gagne & Briggs (1979:19) mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. 

Motivasi : Motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan yang mencapai tujuan”. Dorongan yang kuat dalam diri seseorang dalam melakukan kegiatan akan membuat dirinya berusaha mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi menurut Abraham H. Maslaw menyebutkan motivasi terbagi atas 5 Hirarki diantaranya; Fisiologis,Rasa Aman, Cinta, Pengakuan, aktualisasi. 

KESIMPULAN. 

         setiap dalam pembelajaran maka diperlukannya ketercapaian atau efektivitas dalam pembelajaran. Efektivitas dalam pembelajaran menunjukan sejauh mana pembelajaran berjalan dengan menggabungkan beberapa Variabel. dalam paper penulis, penulis menggabungkan variabel Aplikasi Canva sebagai media pembelajaran dan motivasi belajar. Dalam Efektivitas akan mengukur seberapa Efektif Penggunaan aplikasi Canva sebagai media pembelajaran dalam membangkitkan motivasi belajar siswa.  

Berdasarkan beberapa variabel dan teori-teori yang telah dijabarkan maka, dapat dijelaskan bahwa :

  1. Aplikasi Canva Merupakan aplikasi media yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran, Dalam teorinya Briggs Dan gagne mengatakan bahwa mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dalam hal ini, Aplikasi canva Merupakan aplikasi yang mendukung beberapa jenis media pembelajaran. contohnya aplikasi canva menyediakan Template untuk membuat poster, Membuat peta konsep pembelajaran, Video pembelajaran, dan template power Point.  
  2. Motivasi, berdasarkan teori Gagne Dan Briggs mengatakan bahwa media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. dalam artian media akan dapat merangsang siswa untuk belajar, tentu ini akan meningkatkan motivasi belajar. dengan demikian apabila motivasi belajar meningkat tentu ini akan meningkatkan hasil belajar. 

PENDAHULUAN

            Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. Salah satu dampak positif dari perkembangan TIK adalah munculnya berbagai platform dan aplikasi yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran interaktif. Di antara banyak pilihan yang tersedia, Google Sites muncul sebagai salah satu alternatif yang menarik dan potensial untuk digunakan dalam konteks pendidikan.

            Google Sites adalah platform pembuatan situs web yang disediakan oleh Google sebagai bagian dari suite aplikasi Google Workspace (sebelumnya dikenal sebagai G Suite). Platform ini memungkinkan pengguna untuk membuat situs web dengan mudah tanpa memerlukan pengetahuan coding yang mendalam. Kemudahan penggunaan dan integrasi yang mulus dengan layanan Google lainnya menjadikan Google Sites sebagai pilihan yang menarik bagi para pendidik untuk mengembangkan media pembelajaran interaktif.

            Dalam era digital saat ini, kebutuhan akan media pembelajaran yang interaktif, mudah diakses, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa semakin meningkat. Penggunaan media pembelajaran interaktif seperti Google Sites dapat membantu meningkatkan engagement siswa, memfasilitasi pembelajaran mandiri, dan mendukung penerapan berbagai model pembelajaran modern seperti blended learning dan flipped classroom (Pratama et al., 2020).

         

PEMBAHASAN

 1. Fitur-fitur Google Sites yang Relevan untuk Pembelajaran

            Google Sites menawarkan berbagai fitur yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan media pembelajaran interaktif yang efektif. Beberapa fitur utama yang relevan untuk konteks pendidikan antara lain:

a. Desain Responsif: Google Sites menggunakan desain responsif yang memungkinkan situs dapat diakses dengan baik melalui berbagai perangkat, termasuk smartphone dan tablet. Hal ini sangat penting mengingat banyaknya siswa yang menggunakan perangkat mobile untuk mengakses materi pembelajaran (Susilawati & Supriyatno, 2020).

b. Integrasi dengan Layanan Google Lainnya: Google Sites dapat dengan mudah mengintegrasikan konten dari layanan Google lainnya seperti Google Docs, Google Sheets, Google Slides, Google Forms, dan YouTube. Integrasi ini memungkinkan pendidik untuk menyajikan berbagai jenis konten dalam satu platform (Handayani et al., 2021).

c. Kolaborasi Real-time: Fitur kolaborasi real-time memungkinkan beberapa pengguna untuk bekerja sama dalam membuat dan mengedit konten situs secara bersamaan. Ini sangat berguna untuk proyek kelompok atau pembelajaran kolaboratif (Wicaksono et al., 2019).

d. Pengaturan Privasi dan Berbagi: Google Sites menawarkan opsi pengaturan privasi yang fleksibel, memungkinkan pendidik untuk mengontrol siapa yang dapat melihat atau mengedit situs. Ini penting untuk menjaga keamanan dan privasi dalam konteks pendidikan (Nurrita, 2018).

e. Pengelolaan Halaman dan Navigasi: Fitur ini memungkinkan pendidik untuk mengorganisir konten pembelajaran dengan struktur yang jelas dan mudah dinavigasi oleh siswa (Permatasari et al., 2019).

f. Analitik Situs: Google Sites menyediakan data analitik dasar yang dapat membantu pendidik memahami bagaimana siswa berinteraksi dengan konten pembelajaran (Hapsari & Airlanda, 2018).

 

2. Manfaat Penggunaan Google Sites dalam Konteks Pendidikan

            Penggunaan Google Sites sebagai media pembelajaran interaktif membawa sejumlah manfaat bagi proses pembelajaran:

a. Aksesibilitas: Google Sites dapat diakses kapan saja dan di mana saja melalui internet, memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan preferensi mereka sendiri (Rahardja et al., 2019).

b. Fleksibilitas: Platform ini memungkinkan pendidik untuk dengan mudah memperbarui dan menyesuaikan konten pembelajaran sesuai kebutuhan, menjadikannya alat yang fleksibel untuk berbagai konteks pembelajaran (Wijaya et al., 2020).

c. Interaktivitas: Melalui integrasi berbagai jenis media dan alat interaktif, Google Sites dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan interaktif bagi siswa (Nurhayati et al., 2019).

d. Kolaborasi: Fitur kolaborasi memungkinkan siswa untuk bekerja sama dalam proyek kelompok, mendorong pembelajaran kolaboratif dan pengembangan keterampilan kerja tim (Sari & Suswanto, 2020).

e. Pengembangan Keterampilan Digital: Penggunaan Google Sites dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan digital yang penting, termasuk literasi digital dan kemampuan menggunakan teknologi untuk pembelajaran dan pemecahan masalah (Pratama & Arief, 2019).

f. Efisiensi: Bagi pendidik, Google Sites menawarkan cara yang efisien untuk mengelola dan menyajikan materi pembelajaran, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk persiapan dan distribusi materi (Kusuma & Astuti, 2019).

 

3. Strategi Implementasi Google Sites sebagai Media Pembelajaran Interaktif

         Untuk mengoptimalkan penggunaan Google Sites sebagai media pembelajaran interaktif, beberapa strategi dapat diterapkan:

a. Perencanaan yang Matang: Sebelum memulai pembuatan situs, penting untuk merencanakan struktur, konten, dan tujuan pembelajaran dengan baik. Ini meliputi pemetaan materi, penentuan aktivitas pembelajaran, dan perencanaan evaluasi (Setiawan et al., 2019).

b. Desain yang User-Friendly: Merancang situs dengan layout yang bersih, navigasi yang intuitif, dan hierarki informasi yang jelas akan membantu siswa dalam mengakses dan memahami materi pembelajaran (Putri & Muzakki, 2019).

c. Integrasi Multimedia: Memanfaatkan berbagai jenis media seperti teks, gambar, video, dan animasi dapat membantu dalam menyajikan materi secara lebih menarik dan komprehensif (Hartono et al., 2019).

d. Penggunaan Fitur Interaktif: Memanfaatkan fitur-fitur interaktif seperti kuis online, forum diskusi, dan formulir umpan balik dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (Rahmawati & Mukminan, 2018).

e. Penerapan Model Pembelajaran Inovatif: Google Sites dapat digunakan untuk mendukung berbagai model pembelajaran inovatif seperti flipped classroom, project-based learning, atau inquiry-based learning (Wati & Kamila, 2019).

f. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan: Melakukan evaluasi secara berkala terhadap efektivitas penggunaan Google Sites dan melakukan perbaikan berdasarkan umpan balik dari siswa dan hasil evaluasi (Apriyanto & Hilmi, 2019).

 

4. Tantangan dan Solusi dalam Penggunaan Google Sites

         Meskipun Google Sites menawarkan banyak manfaat, terdapat beberapa tantangan dalam implementasinya sebagai media pembelajaran interaktif:

a. Keterbatasan Akses Internet: Tidak semua siswa memiliki akses internet yang memadai, terutama di daerah terpencil. Solusi untuk hal ini bisa berupa penyediaan fasilitas internet di sekolah atau pengembangan konten yang dapat diakses offline (Utami & Mustadi, 2017).

b. Keterampilan Digital Pendidik: Tidak semua pendidik memiliki keterampilan yang cukup dalam menggunakan teknologi. Pelatihan dan dukungan teknis yang berkelanjutan dapat membantu mengatasi masalah ini (Prasojo et al., 2018).

c. Keamanan Data: Kekhawatiran tentang privasi dan keamanan data siswa perlu diperhatikan. Penggunaan pengaturan privasi yang tepat dan edukasi tentang keamanan online dapat membantu mengatasi masalah ini (Husain, 2020).

d. Ketergantungan pada Layanan Pihak Ketiga: Penggunaan platform seperti Google Sites berarti bergantung pada layanan pihak ketiga. Penting untuk memiliki rencana cadangan dan backup data reguler untuk mengantisipasi perubahan kebijakan atau gangguan layanan (Budiman, 2021).

e. Adaptasi Siswa: Beberapa siswa mungkin memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran baru. Pendampingan dan panduan yang jelas dapat membantu proses adaptasi ini (Mulyani & Haliza, 2021).

 

5. Studi Kasus dan Contoh Penggunaan Google Sites dalam Berbagai Mata Pelajaran

Berikut adalah beberapa contoh penggunaan Google Sites dalam berbagai konteks pembelajaran:

a. Pembelajaran Bahasa: Dalam pembelajaran bahasa Inggris, Google Sites dapat digunakan untuk membuat portofolio digital siswa, menyajikan materi gramatikal interaktif, atau sebagai platform untuk proyek penulisan kolaboratif (Fitria et al., 2020).

b. Pembelajaran Sains: Untuk mata pelajaran sains, Google Sites dapat digunakan untuk membuat laboratorium virtual, menyajikan simulasi eksperimen, atau sebagai platform untuk proyek penelitian siswa (Wati et al., 2020).

c. Pembelajaran Sejarah: Dalam mata pelajaran sejarah, Google Sites dapat dimanfaatkan untuk membuat museum virtual, timeline interaktif, atau sebagai platform untuk proyek dokumentasi sejarah lokal (Hasan & Rahmat, 2019).

d. Pembelajaran Matematika: Google Sites dapat digunakan untuk menyajikan konsep matematika melalui visualisasi interaktif, kalkulator online, atau sebagai platform untuk pemecahan masalah kolaboratif (Putra & Suryani, 2020).

e. Pembelajaran Seni dan Budaya: Dalam konteks seni dan budaya, Google Sites dapat dimanfaatkan untuk membuat galeri seni virtual, mengorganisir festival budaya online, atau sebagai platform untuk proyek seni kolaboratif (Widodo & Wahyudin, 2018).

 

PENUTUP

            Penggunaan Google Sites sebagai media pembelajaran interaktif membuka berbagai peluang untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas proses pembelajaran. Dengan fitur-fitur yang mendukung kolaborasi, interaktivitas, dan aksesibilitas, Google Sites dapat menjadi alat yang powerful bagi para pendidik untuk menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan engaging.

            Namun, penting untuk diingat bahwa teknologi seperti Google Sites hanyalah alat. Keberhasilan implementasinya sangat bergantung pada bagaimana para pendidik memanfaatkannya dalam konteks pedagogis yang tepat. Perencanaan yang matang, desain yang berpusat pada siswa, dan evaluasi yang berkelanjutan adalah kunci untuk memaksimalkan potensi Google Sites sebagai media pembelajaran interaktif.

            Tantangan-tantangan dalam implementasi Google Sites, seperti keterbatasan akses internet dan kebutuhan peningkatan keterampilan digital, perlu diatasi melalui kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam ekosistem pendidikan. Dengan pendekatan yang holistik dan berpusat pada kebutuhan siswa, penggunaan Google Sites dapat menjadi katalis untuk transformasi positif dalam praktik pembelajaran di era digital.

 

            Ke depannya, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi dampak jangka panjang penggunaan Google Sites terhadap hasil belajar siswa, motivasi belajar, dan pengembangan keterampilan abad ke-21. Selain itu, studi komparatif dengan platform pembelajaran lainnya juga dapat memberikan wawasan berharga untuk pengembangan dan pemanfaatan teknologi pembelajaran yang lebih efektif di masa depan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Apriyanto, B., & Hilmi, M. I. (2019). Implementasi Google Sites dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Historis. Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia, 2(1), 51-63.

Budiman, H. (2021). Analisis Implementasi Google Sites sebagai Media E-learning pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 5(1), 45-56.

Fitria, T. N., Nurweni, A., & Suka, R. G. (2020). Using Google Sites to Improve Students' Writing Skill in Narrative Text. U-JET: Unila Journal of English Teaching, 9(3), 1-12.

Handayani, S., Harta, R., & Prayitno, B. A. (2021). Pengembangan E-Modul Berbasis Google Sites untuk Pembelajaran Biologi. BIOEDUKASI: Jurnal Pendidikan Biologi, 14(1), 57-66.

Hapsari, A. S., & Airlanda, G. S. (2018). Pemanfaatan Google Sites dalam Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Blended Learning. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 5(2), 108-117.

Hasan, M. I., & Rahmat, A. (2019). Penggunaan Google Sites dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Historical Thinking Skills. Historia: Jurnal Pendidik dan

PERAN PENTING MOTIVASI BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN

12 October 2024 22:15:35 Dibaca : 50

PENDAHULUAN 

          Motivasi belajar merupakan salah satu faktor krusial yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Dalam konteks pendidikan, motivasi dapat didefinisikan sebagai dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku (Uno, 2011). Motivasi belajar tidak hanya penting untuk mendorong siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik, tetapi juga berperan dalam mengembangkan keterampilan belajar sepanjang hayat dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran secara keseluruhan.

          Paper ini akan membahas peran penting motivasi belajar dalam proses pembelajaran, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta strategi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam konteks pendidikan Indonesia.

 

 

PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Jenis Motivasi Belajar            

         Motivasi belajar dapat dibagi menjadi dua jenis utama: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik berasal dari dalam diri siswa, seperti minat, rasa ingin tahu, dan keinginan untuk menguasai suatu keterampilan. Sementara itu, motivasi ekstrinsik berasal dari luar diri siswa, seperti penghargaan, hukuman, atau tekanan sosial (Djamarah, 2011).

2. Peran Motivasi Belajar dalam Proses Pembelajaran

a. Meningkatkan Keterlibatan Siswa Siswa yang termotivasi cenderung lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, bertanya, dan mencari informasi tambahan di luar kelas.

b. Meningkatkan Ketekunan Motivasi belajar yang tinggi mendorong siswa untuk tetap fokus dan tekun dalam menghadapi tugas-tugas yang menantang.

c. Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi Siswa yang termotivasi cenderung lebih kreatif dalam menyelesaikan masalah dan menghasilkan ide-ide baru.

d. Meningkatkan Prestasi Akademik Berbagai penelitian menunjukkan korelasi positif antara tingkat motivasi belajar dengan prestasi akademik siswa (Hamdu & Agustina, 2011).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

a. Faktor Internal - Minat dan bakat siswa - Kondisi fisik dan mental - Cita-cita dan aspirasi

b. Faktor Eksternal - Lingkungan belajar (sekolah dan rumah) - Metode pembelajaran - Dukungan keluarga dan teman sebaya - Sistem penghargaan dan hukuman  

4. Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar

a. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif Lingkungan fisik yang nyaman dan atmosfer psikologis yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Menggunakan Metode Pembelajaran yang Variatif Penerapan berbagai metode pembelajaran seperti diskusi kelompok, proyek kolaboratif, dan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan minat dan keterlibatan siswa.

c. Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif Umpan balik yang spesifik dan membangun dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi siswa untuk terus belajar. d. Menghubungkan Materi Pembelajaran dengan Kehidupan Nyata Mengaitkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan relevansi dan motivasi belajar siswa.

e. Membangun Hubungan Positif antara Guru dan Siswa Hubungan yang positif dan suportif antara guru dan siswa dapat menciptakan atmosfer belajar yang menyenangkan dan memotivasi. 

 PENUTUP 

         Motivasi belajar memainkan peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Sebagai pendorong utama aktivitas belajar, motivasi tidak hanya mempengaruhi prestasi akademik siswa, tetapi juga kualitas proses pembelajaran secara keseluruhan. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar dan menerapkan strategi yang tepat untuk meningkatkannya merupakan langkah krusial dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan bermakna.       

        Dalam konteks pendidikan Indonesia, upaya peningkatan motivasi belajar harus mempertimbangkan keragaman latar belakang sosial-budaya siswa, keterbatasan sumber daya, dan tantangan sistem pendidikan yang ada. Kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung dan memotivasi siswa untuk belajar sepanjang hayat.         

        Dengan memahami dan menerapkan konsep motivasi belajar secara efektif, diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat terus meningkat, menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki keterampilan dan motivasi untuk terus belajar dan berkembang dalam menghadapi tantangan abad ke-21.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, S. B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamdu, G., & Agustina, L. (2011). Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA di sekolah dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan, 12(1), 90-96. Sardiman, A. M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Uno, H. B. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Wlodkowski, R. J., & Jaynes, J. H. (2004). Motivasi Belajar. Jakarta: Cerdas Pustaka.