Pengaruh Fasilitas Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Pendahuluan
Fasilitas sekolah adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Fasilitas pendidikan yang memadai mencakup sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran, seperti ruang kelas yang nyaman, laboratorium, perpustakaan, dan fasilitas olahraga. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh fasilitas sekolah terhadap motivasi belajar siswa, serta implikasinya bagi peningkatan kualitas pendidikan.
Pengaruh Fasilitas Sekolah terhadap Motivasi Belajar
- Kualitas Ruang Kelas
Ruang kelas yang bersih, nyaman, dan dilengkapi dengan peralatan yang memadai dapat meningkatkan konsentrasi dan motivasi siswa dalam belajar. Suasana kelas yang kondusif memberikan kenyamanan bagi siswa sehingga mereka lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran.
- Laboratorium
Keberadaan laboratorium yang lengkap dan memadai memungkinkan siswa untuk melakukan praktik langsung terhadap teori yang dipelajari. Hal ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa, tetapi juga membuat mereka lebih termotivasi untuk belajar dengan penuh semangat.
- Perpustakaan
Perpustakaan yang menyediakan koleksi buku yang lengkap dan akses ke sumber informasi digital dapat meningkatkan minat baca dan motivasi belajar siswa. Siswa yang memiliki akses ke perpustakaan yang baik akan lebih termotivasi untuk mencari referensi dan memperdalam pengetahuan mereka.
- Fasilitas Olahraga dan Ekstrakurikuler
Fasilitas olahraga dan ekstrakurikuler yang memadai memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan potensi non-akademik. Keterlibatan dalam kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan memberikan keseimbangan antara aktivitas fisik dan akademik.
- Studi Kasus
Penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Babat Kabupaten Lamongan menunjukkan bahwa fasilitas belajar yang baik berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa. Siswa yang belajar di lingkungan dengan fasilitas memadai cenderung memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar di fasilitas yang kurang memadai.
Kesimpulan
Fasilitas sekolah memiliki peran penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan menyediakan fasilitas pendidikan yang lengkap dan memadai, sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan akademik serta non-akademik siswa. Oleh karena itu, peningkatan fasilitas sekolah harus menjadi prioritas dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Daftar Pustaka
- Daulay, S. H., Fitriani, S. F., & Ningsih, E. W. (2022). Pengaruh Fasilitas Sekolah terhadap Kemampuan dan Motivasi Belajar Siswa. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(3), 3731-3738.
- Arumi, B. A. (2021). Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Negeri 1 Babat Kabupaten Lamongan. Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
- Rahman, F. H. (2018). Hubungan Perilaku Merokok dengan Proses Belajar pada Siswa SMPN 4 Muara Ancalong Kabupaten Kutai Timur. eJournal Sosiatri-Sosiologi.
Strategi Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di SMA Negeri 4 Kota Gorontalo
Untuk membaca lebih detail Kunjungi link berikut
PENGARUH BULLYING TERHADAP PENURUNAN MOTIVASI BELAJAR
PENGARUH BULLYING TERHADAP PENURUNAN MOTIVASI BELAJAR
oleh
Safrin lamusrin
safrinlamusrin11@gmail.com
Gambaran saat ini menunjukkan bahwa bullying menjadi masalah yang hampir terjadi di mana saja, termasuk di lingkungan sekolah. Berbagai media sering kali melaporkan maraknya kasus bullying di sekolah yang dilakukan oleh siswa terhadap sesama siswa. Tidak dapat dipungkiri bahwa bullying merupakan tindakan yang harus dihilangkan dari lingkungan sekolah.
Sekolah merupakan tempat untuk menuntut ilmu, di mana siswa seharusnya dapat menyerap pengetahuan tanpa gangguan atau hambatan sekecil apa pun. Lingkungan sekolah yang nyaman dan kondusif dapat memberikan dampak positif pada hasil belajar siswa dan meningkatkan semangat belajar mereka. Lingkungan yang nyaman tersebut tercipta melalui hubungan yang baik antara guru dan siswa serta antara siswa dengan siswa lainnya.
Secara sederhana, bullying adalah perilaku agresif dan intimidatif yang dilakukan dengan sengaja untuk menyakiti, mengintimidasi, atau merendahkan orang lain, baik secara fisik, verbal, maupun emosional. Bullying dapat terjadi di berbagai lingkungan, seperti sekolah, tempat kerja, atau komunitas. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mustikaningrum (2017), bullying merupakan tindakan negatif yang terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang dan berulang, dilakukan oleh satu orang atau lebih terhadap orang lain, sehingga korbannya terus-menerus merasa cemas dan terintimidasi.
Bullying terdiri dari beberapa jenis, termasuk bullying verbal dan non-verbal Bullying Verbal ialah Tindakan merundung yang dilakukan dengan menggunakan kata-kata, seperti ejekan, hinaan, ancaman, gosip, atau penyebaran rumor. Contoh bullying verbal termasuk mengucapkan hal-hal negatif tentang penampilan fisik korban atau mengancam akan melakukan kekerasan.
Sedangkan Bullying Non-verbal adalah Tindakan merundung yang dilakukan tanpa menggunakan kata-kata, melainkan melalui tindakan atau ekspresi. Contoh bullying non-verbal termasuk membuat gerakan tubuh yang menghina, mengabaikan atau menghindari kontak mata secara sengaja, merusak barang milik korban, atau mendorong dan menendang korban.
Mengutip sumber dari Detik.com yang merujuk pada laporan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) yang dikeluarkan pada 1 Januari 2024, tercatat bahwa sepanjang tahun 2023 terdapat 30 kasus perundungan di satuan pendidikan. Jumlah ini meningkat sembilan kasus dibandingkan tahun sebelumnya, menandakan bahwa aturan yang ada belum terealisasi dengan optimal. Dari 30 kasus tersebut, setengahnya terjadi di jenjang SMP, 30 persen di jenjang SD, 10 persen di jenjang SMA, dan 10 persen di jenjang SMK. Jenjang SMP menjadi jenjang yang paling banyak terjadi perundungan, baik yang dilakukan oleh siswa kepada teman sebaya maupun oleh pendidik.
Peningkatan kasus bullying di satuan pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas, menunjukkan bahwa bullying memiliki implikasi serius bagi siswa yang menjadi korban. Dampak dari bullying sangat serius, termasuk depresi, kecemasan, kurang percaya diri, isolasi sosial, trauma, bahkan keinginan untuk bunuh diri.
Sebagai tempat untuk menyerap ilmu pengetahuan, sekolah memegang peran penting dalam menciptakan iklim yang nyaman dan bebas dari bullying. Guru dan kepala sekolah memiliki tanggung jawab besar dalam melawan perundungan. Bullying dapat menurunkan motivasi belajar siswa, yang merupakan dorongan atau semangat untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi adalah “bahan bakar” yang membuat kita bergerak dan berusaha lebih keras.
Penelitian yang dilakukan oleh Fatkhurokhman (2022) menunjukkan bahwa bullying dapat menyebabkan penurunan motivasi belajar. Dari hasil statistik dengan menggunakan norma klasifikasi standar deviasi, diketahui bahwa terdapat tingkat bullying dalam kategori sedang dengan persentase 73,1%, dan tingkat motivasi belajar dalam kategori sedang dengan persentase 73,17%. Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan signifikan antara bullying dan motivasi belajar siswa kelas VII di MTSN 5 Ponorogo.
Bullying di satuan pendidikan harus dihilangkan, dan semua pihak harus turut serta, mulai dari orang tua, guru, wali kelas, hingga kepala sekolah, memainkan peran yang kompleks. Dengan demikian, kasus bullying di sekolah dapat dicegah, sehingga tidak berdampak negatif pada semangat belajar peserta didik. Bullying dapat mengganggu psikologi anak, dan banyak korban bullying yang telah mengalami dampak negatif di satuan pendidikan. Sekolah merupakan unsur penting dalam pendidikan, dan lingkungan sekolah harus nyaman untuk belajar. Jika terdapat kasus bullying dan ada korbannya, hal ini akan berdampak buruk pada siswa yang terlibat.
SYUKURI NILAI YANG ADA: MERAIH KEBERHASILAN MELALUI PROSES BELAJAR
Semester demi semester telah berlalu: Semester 1, 3, 5, dan 7 telah selesai, dan kini kita bersiap melangkah ke semester 2, 4, 6, dan 8. Di akhir setiap semester, kita dihadapkan dengan hasil nilai sebagai refleksi dari usaha dan perjuangan kita selama ini. Nilai-nilai ini menjadi tanda bahwa kita berhasil naik ke level berikutnya dalam perjalanan akademik kita.
Nilai yang diberikan oleh dosen pun bervariasi, mulai dari A, A-, hingga E. Namun, nilai E tentu menjadi hal yang paling menakutkan, karena itu adalah nilai terendah yang menandakan kegagalan. Secara umum, nilai adalah hasil dari proses belajar yang menunjukkan seberapa besar kita memahami materi dan mencapainya. Tetapi nilai juga bisa memotivasi kita untuk terus berusaha dan memperbaiki diri di semester berikutnya.
Namun, muncul pertanyaan besar: apakah nilai E akan menjadi cambuk motivasi untuk memperbaiki diri, atau justru akan mematahkan semangat mahasiswa untuk terus berjuang? Berdasarkan pengamatan penulis, tidak jarang mahasiswa yang mendapat nilai E merasa patah hati, merasa gagal, dan cenderung menyerah. Bahkan, banyak yang merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa untuk memperbaiki nilai tersebut. Fenomena ini memang cukup sering terjadi, namun kita harus ingat bahwa nilai buruk bukanlah akhir dari segalanya.
Pada sisi lain, mahasiswa yang mendapatkan nilai baik, seperti B+ atau A, cenderung lebih bersyukur dan menghargai pencapaian tersebut. Mereka menyadari bahwa segala usaha dan perjuangan mereka telah membuahkan hasil, meskipun mungkin tidak sempurna. Dalam hal ini, bersyukur menjadi kunci utama. Bersyukur bukan hanya tentang menghargai pencapaian, tetapi juga menghargai setiap kesempatan dan pelajaran yang datang, baik itu kesenangan maupun kesulitan.
Penting untuk memiliki sikap sabar dan menerima hasil dengan lapang dada. Bersyukur atas segala hal yang telah diberikan adalah cara kita untuk terus maju. Setiap langkah, baik itu sukses ataupun kegagalan, adalah bagian dari perjalanan yang harus dijalani dengan penuh kesabaran dan rasa terima kasih.
Untuk memperbaiki kualitas belajar dan hasil nilai, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama, hadir tepat waktu di setiap perkuliahan dan jangan pernah terlambat. Kedua, aktif berpartisipasi dalam diskusi kelas, karena keaktifan ini tidak hanya membantu kita memahami materi, tetapi juga menunjukkan komitmen kita untuk belajar. Ketiga, pastikan untuk mengerjakan tugas tepat waktu. Jangan menunda-nunda pekerjaan, karena setiap tugas adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang. Jika Anda merasa kesulitan atau belum terbiasa dengan beberapa kebiasaan baru, coba lakukan sedikit demi sedikit. Perubahan yang konsisten jauh lebih berarti daripada perubahan yang terburu-buru. Ingatlah bahwa keberhasilan tidak datang dengan cepat, tetapi dengan usaha yang terus-menerus dan penuh dedikasi.
Terakhir, selalu ingat bahwa kita tidak hanya belajar untuk diri sendiri, tetapi juga untuk memenuhi harapan orang tua dan orang-orang terdekat yang mendukung kita. Mereka menaruh harapan besar pada kita, dan kita memiliki tanggung jawab untuk menjalani perjalanan akademik ini dengan ikhlas dan penuh semangat. Setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini adalah untuk meraih cita-cita yang lebih besar di masa depan.
Penegasan Konsep Variabel Aplikasi Canva, Media Pembelajaran, Dan Motivasi.
PEMBAHASAN
1. Efektivitas : Efektivitas adalah ide yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Ini mengacu pada seberapa banyak tujuan pembelajaran tercapai, seperti menguasai materi, membangun keterampilan, atau mengubah perspektif. Efektivitas dalam pembelajaran diukur dalam pembelajaran diantaranya :
- Tercapainya tujuan pembelajaran. Semua aspek pembelajaran, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor, harus tercapai.
- Relevansi, Materi dan metode pembelajaran harus sesuai dengan tujuan dan kebutuhan siswa.
- Relevansi, Untuk memastikan bahwa waktu dan sumber daya digunakan secara optimal, proses pembelajaran harus dilakukan dengan efektif dan efisien.
Teori Efektifitas dalam pembelajaran menggunakan beberapa teori diantaranya :
- Konstruktivisme, teori belajar konstruktivisme adalah suatu usaha yang dilakukan untuk membangun tata hidup yang berbudaya modern.
- Teori belajar sosial, Belajar terjadi melalui pengamatan dan imitasi terhadap orang lain.
- Kecerdasan motivasi, Motivasi intrinsic dan ekstrinsik sangat mempengaruhi kinerja belajar siswa.
Aplikasi Canva : Aplikasi Canva ini merupakan aplikasi desain yang bersifat online. Canva memiliki halaman kosong yang dapat membantu creator membuat desain tentang bagaimana proses pembelajaran yang diinginkan.Tidak hanya bisa membuat desain dari awal, bagi pemula yang awam dalam hal mendesain, canva menyediakan berbagai macam desain jadi tanpa harus memulai dari halaman kosong.
Media : Gagne & Briggs (1979:19) mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Motivasi : Motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan yang mencapai tujuan”. Dorongan yang kuat dalam diri seseorang dalam melakukan kegiatan akan membuat dirinya berusaha mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi menurut Abraham H. Maslaw menyebutkan motivasi terbagi atas 5 Hirarki diantaranya; Fisiologis,Rasa Aman, Cinta, Pengakuan, aktualisasi.
KESIMPULAN.
setiap dalam pembelajaran maka diperlukannya ketercapaian atau efektivitas dalam pembelajaran. Efektivitas dalam pembelajaran menunjukan sejauh mana pembelajaran berjalan dengan menggabungkan beberapa Variabel. dalam paper penulis, penulis menggabungkan variabel Aplikasi Canva sebagai media pembelajaran dan motivasi belajar. Dalam Efektivitas akan mengukur seberapa Efektif Penggunaan aplikasi Canva sebagai media pembelajaran dalam membangkitkan motivasi belajar siswa.
Berdasarkan beberapa variabel dan teori-teori yang telah dijabarkan maka, dapat dijelaskan bahwa :
- Aplikasi Canva Merupakan aplikasi media yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran, Dalam teorinya Briggs Dan gagne mengatakan bahwa mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dalam hal ini, Aplikasi canva Merupakan aplikasi yang mendukung beberapa jenis media pembelajaran. contohnya aplikasi canva menyediakan Template untuk membuat poster, Membuat peta konsep pembelajaran, Video pembelajaran, dan template power Point.
- Motivasi, berdasarkan teori Gagne Dan Briggs mengatakan bahwa media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. dalam artian media akan dapat merangsang siswa untuk belajar, tentu ini akan meningkatkan motivasi belajar. dengan demikian apabila motivasi belajar meningkat tentu ini akan meningkatkan hasil belajar.