laporan mikrobiologi 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bidang penelitian mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau cara-cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, dan diperlukan pula pengenalan akan alat-alat laboratorium mikrobiologi serta teknik atau cara penggunaan alat-alat yang berhubungan dengan penelitian tersebut.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga harus dalam keadaan steril. Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Oleh karena itu, diadakanlah praktikum “Sterilisasi dan Pembuatan Media” ini guna memberikan pemahaman kepada kita tentang hal-hal yang berkaitan dengan sterilisasi dan pembuatan media serta menambah pengetahuan dan keterampilan tentang teknik atau tata cara sterilisasi dan pembuatan media dalam mikrobiologi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari sterilisasi alat dan bahan yaitu memahami dan melaksanakan proses sterilisasi yang tepat dan sesuai untuk alat dan bahan yang digunakan pada pengujian mikrobiologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang terdapat di dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.
Sebelum melakukan percobaan dengan mikroorganisme atau mikroba, diperlukan proses dekontaminasi (proses menghilangkan atau membunuh mikroorganisme sehingga objek aman untuk ditangani) terlebih dahulu untuk meminimalisir organisme yang aktif dari suatu sistem bakteri atau virus. Ada beberapa metode dekontaminasi yaitu : Sterilisasi, Desinfeksi, dan Sanitasi. Mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan.
Sterilisasi panas kering adalah metode yang paling efektif untuk alat-alat gelas yang tidak memiliki skala/ukuran misalnya: petri, tabung gelas, botol pipet, kemudian alat-alat bedah, dan bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap destilasi dalam udara panas-oven.
Suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, jika ditumbuhkan di alam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat berkembang baik dinamakan Sterilisasi . Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum sterilisasi alat dan bahan dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 13 Mei 2016 Bertempat di Laboratorium Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu : Autoclave, Erlenmeyer, Tabung reaksi, PDA, NA, Pinset, Pipet dan Cawan petri.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun cara kerja yaitu:
1. alat-alat yang akan disterilisasi dicuci bersih dan dikeringkan.
2. Untuk erlenmeyer, gelas ukur, labu takar ditutup lagi dengan aluminium atau kertas.
3. Tabung reaksi dikumpulkan dan dibungkus dengan kertas putih
4. Untuk cawan petri, di bungkus seluruhnya dngan kertas putih.
5. Untuk pipet ukur, dimasukkan kapas di mulut pipet ujung yang lainnya dibungkus aluminium foil dan dibungkus seluruhnya dengan kertas bersih.
6. Semua alat pada percobaan ini dikelompokkan, disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121°C, selama 15-20 menit.
7. Setelah disterilisasi, alat-alat kemudian dikeluarkan dan di diamkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berikut hasil praktikum sterilisasi alat dan bahan:
No Kriteria Cara Sterilisasi
Panas Kering Panas Basah
1 Alat Oven Auto clove
2 Suhu 1600C -1700C 121 °C
3 Tekanan 1 atm 2 atm
4 Waktu 1 Jam 15 menit
5 Jenis alat/ bahan yang disterilkan Alat gelas Erlemeyer,Tabung reaksi, PDA,NA, dan Akuades.
4.2 Pembahasan
Dalam praktikum mikrobiologi digunakan beberapa alat, diantaranya yaitu:
Cawan petri berfungsi sebagai wadah untuk menumbuhkan mikroba. Tabung reaksi berfungsi untuk mereaksikan zat-zat kimia di dalam laboratorium. Rak tabung reaksi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi. Hot plate digunakan untuk memanaskan, dalam pembuatan media serta menghomogenkan larutan. Stirrer digunakan untuk membantu menghomogenkan larutan. Erlenmeyer digunakan untuk pembuatan maupun mereaksikan bahan kimia. Pipet digunakan untuk mengambil cairan sesuai volume yang diinginkan. Inkubator dalah alat yang berfugsi untuk menginkubasi.
Sterilisasi, pada percobaan ini semua peralatan yang akan digunakan disterilikan. Sterilisasi yang dilakukan adalah dengan metode pemanasan menggunakan uap kering dengan menggunakan oven. Sebelum semua alat disterilisasikan pertama-tama semua alat dicuci bersih menggunakan sabun dan dibilas menggunakan aquadest, setelah itu dikeringkan menggunakan tissue, kemudian cawan petri dibungkus dengan alumunium foil, dimana sisi alumunium foil yang mengkilat berada didalam. Untuk Erlenmeyer ditutup mulut Erlenmeyer menggunakan alumunium foil, kemudian seluruh permukaan alat dibungkus dengan alumunium foil yang kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan temperature 170oC.
Kendala saat melakukan sterilisasi adalah kurangya peralatan yang digunakan untuk melakukan proses sterilisasi, juga lamanya waktu proses sterilisasi yang dibutuhkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi adalah sebagai berikut:
a. Suhu
Suhu yang digunakan disesuaikan dengan bahan yang akan disterilisasikan dan alat yang digunakan untuk sterilisasi. Hal ini dikarenakan perbedaan jenis bahan alat yang digunakan.
b. Waktu
Alat atau bahan yang akan disterilisasi tidak semua sama untuk perlakuan waktu yang digunakan. Alat cenderung memerlukan waktu yang lebih lama daripada bahan pada proses sterilisasi.
c. Kelembaban
Bahan yang akan disterilisasikan mempunyai tingkat kelembaban yang berbeda, oleh sebab itu kelembaban harus disesuaikan dengan jenis bahan yang akan disterilisasikan.
Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (121oC, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh mikroorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100°C, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121°C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65°C.
Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121°C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121°C untuk waktu 10-15 menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume besar akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu sterilisasi. Performa autoklaf diuji dengan indikator biologi, contohnya Bacillus stearothermophilus.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari uraian pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
a. Sterilisasi berfungsi untuk menghilangkan mikroorganisme yang ada pada atau dalam suatu benda, agar benda itu lebih aman untuk digunakan khususnya pada dunia kesehatan maupun pada percobaan-percobaan mikrobbiologi. Suatu bahan atau alat dikataan steril apabila terbebas dari mikroba, baik dalam bentuk sel vegetatif maupun spora.
b. Alat yang digunakan pada proses sterilisasi adalah oven dan autoclave.
c. Jenis-jenis sterilisasi diantaranya adalah sterilisasi uap (autoclave), sterilisasi panas kering (oven).
5.2 Saran
Diharapkan untuk selanjutnya dilakukan percobaan praktikum sterilisasi agar mahasiswa dapat mengetahui cara-cara sterilisasi alat dan bahan, serta metode dalam sterilisasi lebih bervariasi lagi, tidak hanya menggunakan metode sterilisasi panas kering (oven). Metode sterilisasi lain yang dapat dilakukan adalah sterilisasi dingin yang bertujuan agar praktikan lebih memahami proses-proses sterilisasi yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ferdias.1992.Sterilisasi.(onlin).http://www.academia.edu/directory/educationnad_training/secondary. (diakses pada tanggal 17 juni 2016)
Parrott, Eugene L. 1974 . Pharmaceutical Technology. Minneapolis : Burgess Publishing Company.
Pelczar, Michael J, Jr dan E.C.S.Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi (Terjemahan). Jakarta : Universitas Indonesia.
laporan mikrobiologi 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroorganisme dapat berkembang baik secara alami atau dengan campur tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui pertumbuhan menggunakan media. Pada pembuatan media haruslah di ketahui jenis-jenis nutrient yang diperlukan oleh mikroba dan juga keadaan lingkungan fisik yang dapat menyediakan kondisi bagi pertumbuhannya.
Medium pertumbuhan mikroba harus dapat menyediakan semua nutrient yang dibutuhkan sebagai sumber energi untuk pertumbuhan, Seperti Senyawa-senyawa sumber karbon dan nitrogen merupakan komponen penting dalam medium, karena sel mikroba dan produk metabolisme sebagai besar terdiri dari unsur karbon dan nitrogen, selain itu juga mengandung air, garam-garam anorganik dan beberapa vitamin.
Berdasarkan komposisi kimianya, dikenal medium sintetik dengan komposisi kimiawi yang diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang kemurniannya tinggi dan ditentukan dengan tepat. Sementara medium non sintetik tidak diketahui komposisi kimianya dengan pasti.
Oleh karena itu dalam praktikum mikrobiologi akan dijelaskan bagaimana cara pembuatan medium pertumbuhan mikroba.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum pembuatan medium yaitu
1. Untuk mengetahui media pertumbuhan mikroorganisme dan
2. Mengetahui cara pembuatan medium pertumbuhan mikroorganisme.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme sebagai mahluk hidup yang sama dengan mahluk hidup lainnya sama-sama membutuhkan energi dan bahan-bahan untuk membangun energi, sperti dalam sintesa protoplasma dan bagian - bagian sel yang lainnya. Bahan-bahan tersebut nutrient. semua reaksi yang terarah yang berlangsung didalam sel disebut metabolisme. Untuk dapat memahami tentang nutrisi dan metabolisme, pengetahuan dasar biokima sangat dibutuhkan. (Natsir et al, 2006)
Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sistesis sel, keperluan energi dalam metabolism, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, phospat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar, medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, dan nukleotida (Waluyo ,2007).
Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum. Dengan menginokulasi medium agar nutrien (nutrient agar) dengan metode cawan gores atau dengan metode cawan tuang, sel-sel mikroba itu akan terpisah sendiri-sendiri. Jika dua sel pada inokulum asal terlalu berdekatan letaknya pada medium agar, maka koloni yang terbentuk dari masing-masing sel dapat bercampur dengan sesamanya, atau paling tidak bersentuhan, jadi massa sel dapat diamati dala medium agar, bukanlah suatu biakan yang murni (Pelczar,2008) .
Berikut media yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme yaitu:
a. Medium PDA
Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang digunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir. Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan juga agar. Bubuk kentang dan juga dextrose merupakan sumber makanan untuk jamur dan khamir.
Potato Dextrose Agar juga bisa digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme menggunakan metode Total Plate Count. Perindustrian seperti industri makanan, industri produk susu dan juga kosmetik menggunakan PDA untuk menghitung jumlah mikroorganisme pada sample mereka.
Karena fungsinya yang dapat mengembangbiakkan jamur, sekarang ini PDA juga banyak digunakan oleh pembudidaya jamur seperti jamur tiram. Untuk memaksimalkan pertumbuhan bibit jamur, biasanya pembudidaya mengatur kondisi pH yang rendah (sekitar 3,5) dan juga menambahkan asam atau antibiotik untuk menghambat terjadinya pertumbuhan bakteri.
b. Medium NA
Nutrient Agar merupakan suatu medium yang mengandung sumber nitrogen dalam jumlah cukup yang dapat digunakan untuk budidaya bakteri dan untuk penghitungan organisme dalam air, limbah, kotoran dan bahan lainnya. Formulasi Nutrient Agar terdiri dari daging sapi ekstrak, peptone dan agar. Formula ini tergolong relatif simpel untuk menyediakan nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh sejumlah besar mikroorganisme yang tidak terlalu fastidious. Beef extract atau ekstrak daging sapi mengandung senyawa-senyawa yang larut di dalam air termasuk karbohidrat, vitamin, nitrogen organik dan juga garam. Peptone merupakan sumber utama dari nitrogen organik, yang sebagian merupakan asam amino dan peptida rantai panjang, Agar sendiri merupakan partikel-partikel solid.
Menurut Pelczar (2008), menyatakan bahwa sifat-sifat media yang digunakan untuk faktor pertumbuhan yaitu harus mudah tumbuh, media harus dibuat, pertumbuhan bakteri harus khas dan mempunyai sifat-sifat yang diinginkan. Jika sifat ini dipenuhi, maka pertumbuhan bakteri akan bagus.
Pada proses pembuatan media, baik medium NA maupun media PDA menggunakan magnetik stirrer untuk menghomogenkan agar dengan aquades selama pemasakan agar.
Menurut Hadiotomo (1991), magnetik stirrer berfungsi sebagai alat penghomogenan atau pemercepat pelarutan, dan juga mengaduk medium selama sedang dipanaskan agar tidak terjadi penggumpalan pada saat dipanaskan. Selain itu, hot plate digunakan untuk memanaskan medium hingga masak dan mempercepat reaksi yang terjadi pada medium hingga mendidih. Autoklaf berfungsi untuk mensterilkan bahan-bahan dan alat-alat yang tahan terhadap panas dan tekanan yang tinggi. Pada waktu tertentu, jarum ose digunakan untuk memindahkan biakan dari satu medium ke medium yang lainnya.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum pembuatan medium PDA dan medium NA dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 13 Mei 2016, Bertempat di Laboratorium Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun bahan dan alat yang digunakan yaitu :
Erlenmeyer, kapas, tabung reaksi, timbangan analitik, kompor, aluminium foil, batang pengaduk, media PDA dan NA, aquades dan alkohol.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Cara kerja Pembuatan Media PDA
1. Siapkan PDA kemudian timbang sebanyak 9,75 gram.
2. Masukan aquades sebanyak 250 ml lalu aduk.
3. Masak media sampai mendidih.
4. Setelah itu angkat dan dinginkan.
5. Kemudian tuang kedalam tabung reaksi sesuai kebutuhan lalu tutup.
6. Berikan label berisi nama, tanggal, kelompok, medium, nama kegiatan, kemudian masukan kedalam inkubasi selama 2 x 24 jam.
3.3.2 Cara Kerja Pembuatan Media NA
1. Siapkan NA kemudian timbang sebanyak 5,75 gram.
2. Masukan aquades sebanyak 250 ml lalu panaskan media NA, aduk sampai mendidih.
3. Angkat dan dinginkan, Kemudian tuang kedalam tabung reaksi sesuai kebutuhan lalu tutup.
4. Berikan label berisi nama, tanggal, kelompok, medium, nama kegiatan, kemudian masukan ke dalam inkubasi selama 2 x 24 jam.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berikut Hasil Pengamatan Praktikum Pembuatan Media
Kriteria PDA NA
Sumber karbon dextrose -
Sumber Nitrogen - -
pH 5-6 7
Volume tegak - -
Volume miring - -
Warna Kuning tua Kuning muda
Aroma Bau kentang Tidak berbau
Kegunaan Sebagai media tempat tumbuhnya jamur Sebagai media tempat tumbuhnya bakteri
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum pembuatan medium didapat hasil yaitu Potato Dextrose Agar atau PDA memiliki pH 5-6 dan medium Nutrient Agar atau NA pH 7. Setiap medium memiliki fungsi masing-masing dalam menumbuhkan mikroorganisme.
Medium NA berfungsi untuk mengembangbiakkan bakteri secara umum, sedangkan medium PDA berfungsi untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan fungi atau jamur. Kedua medium tersebut sama-sama terbentuk dari medium agar, hanya berbeda jenis nutrisinya. Medium NA mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan medium PDA mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur.
Pada medium yang telah disterilkan, tidak terdapat mikroba dan tidak terjadi perubahan fisik seperti perubahan warna, tidak berbau, tidak terlihat permukaan medium yang tidak ditumbuhi oleh koloni mikroba. Hal ini menunjukkan bahwa medium yang telah disterilisasi tidak terjadi kontaminasi mikroba, sedangkan pada medium yang tidak disterilisasi terlebih dahulu ditumbuhi oleh mikroorganisme dan terjadi perubahan fisik pada medium tersebut. Terjadinya perubahan fisik menunjukkan bahwa medium terkontaminan atau terdapat mikroorganisme.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba selain itu digunakan untuk isolasi
2. Hasil pengamatan medium PDA memiliki pH 5-6 dan pada medium NA memiliki pH 7.
3. Terdapat dua macam medium yang digunakan dalam praktikum yaitu
• Medium PDA
• Medium NA
4. Medium PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur sedangkan untuk medium NA digunakan untuk menumbuhkan bakteri.
5.2 Saran
Sebaiknya pelaksanaan praktikum dilakukan dengan teliti agar tidak terjadi kegagalan dalam menumbuhkan mikroba.
DAFTAR PUSTAKA
Hadioetomo. 1991. Mikrobiologi Dasar. Rineka Cipta. Bandung.
Natsir, Djide dan Sartini, 2006. Mikrobiologi. Universitas Hasanudin Makassar.
Pelczar, M & Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Soni, Ahmad. 2010. Nutrisi Mikroorganisme dalam Media. http://AhmadSoni.web.id. Diakses pada tanggal 4 Mei 2016.
Stanier, Y. R. Dkk. 2001. The Microbial World. Prenticel Hall. Inc. EigleWood. New Jersey.
Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Erlangga.
LAMPIRAN
1 pengenalan alat dan bahan mikrobiologi
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
Acara 1. Pengenalan Alat Dan Bahan Praktikum
Oleh:
KELOMPOK VI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS ILMU-ILMU PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTAO
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiratAllah SWT, karena berkat Rahmat dan hidayah-Nya. Penulis dapat menyelesaikan Tugas laporan Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Dengan judul Acara 1. Pengenalan Alat Dan Bahan Praktikum. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI.
Penulis menyadari bahwa Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi penyusunan tugas laporan selanjutnya.
Akhir kata mudah-mudahan tugas laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Gorontalo, Juni 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu Dan Tempat 3
3.2 Alat Dan Bahan 3
3.3 Prosedur Kerja 3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil 4
4.2 Pembahasan 8
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 9
5.2 Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk memperlancar pelaksanaan praktikum mikrobiologi sangat penting untuk mengenal alat-alat dan bahan. Alat-alat yang digunakan di dalam laboratorium untuk praktikum mikrobilogi pada dasarnya terbagi menjadi jenis gelas dan mekanik. Peralatan gelas contohnya tabung erlenmeyer, sedangkan peralatan mekanik contohnya autoklaf. Pada saat di laboratorium, para laboran mengetahui teknik-teknik dasar di laboratorium, diantaranya adalah mengetahui cara-cara menggunakan alat-alat laboratorium dan membersihkannya setelah digunakan sangatlah penting sebelum seorang laboran melakukan penelitiannya guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Mikrobiologi adalah kajian tentang mahluk hidup (organisme) berukuran terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme meliputi protozoa, algae (ganggang), fungi (jamur), lichenes, bakteri, dan virus. Keseluruhan mikroorganisme tersebut berpengaruh penting pada pertanian. Mikrobiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang terpenting dan mengasyikkan untuk dipelajari. Tidak hanya sebagai ilmu biologi dasar yang memberikan pengertian-pengertian tentang asas-asas kimia dan fisika dalam proses kehidupan, tetapi juga sebagai ilmu terapan yang penting (Adams, 2000). Berikut akan dijelaskan fungsi dari alat-alat dan bahan dalam praktikum mikrobiologi.
1.2 Tujuan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum dasar-dasar mikrobiologi yaitu:
1. Mengetahui alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi
2. Mengetahui fungsi alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi
3. Mengetahui cara kerja alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja dan fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna.(Walton.1998).
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang untuk meneliti apa saja yang terkandung di dalam mikroorganisme. Dalam meneliti mikroorganisme diperlukan teknik atau cara – cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme baik sifat maupun karakteristiknya, tentu diperlukan adanya pengenalan alat yang akan digunakan serta mengetahui cara penggunaan alat – alat yang berhubungan dengan penelitian unutk memudahkan dalam melakukan penelitian (Dwidjoseputro, 2003).
Alat – alat yang digunakan dalam penelitian harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman, bakteri, virus dan jamur. Perlu adanya pengetahuan tentang cara – cara atau teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat – alat yang digunakan memiliki teknik sterilisasi yang berbeda (Dwidjoseputro, 2003).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi dilaksanakan pada Hari Jumat tanggal 13 Mei 2016 dan bertempat di Laboratorium Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
ï¶ Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1. Erlenmeyer 11. Pinset 21. Lampu bunsen
2. Tabung reaksi 12. Penjepit tabung reaksi 22. Kertas lakmus
3. Cawan petri 13. Jarum OSE 23. Alumunium foil
4. Gelas ukur 14. Jarum Ent 24. Inkubator
5. Gelas objek 15. Jarum Preparat
6. Gelas penutup 16. Timbangan analitik
7. Batang pengaduk 17. Autoclave
8. Pipet tetes 18. Oven
9. Pipet ukur 19. Rak tabung
10. Pipet mikro 20. Kompor
ï¶ Bahan yang digunakan yaitu:
1. Alkohol
2. Kapas
3. Medium NA
4. Medium PDA
3.3 Cara Kerja
1. Menyiapkan alat-alat praktikum seperti tabung reaksi, timbangan analitik ,dan lain-lain.
2. Mengambil gambar dengan cara memotret alat- alat tersebut, kemudian melampirkannya pada laporan praktikum.
3. Memberikan keterangan nama alat- alat dan bahan tersebut, kemudian mencatat fungsi atau kegunaan dari alat- alat dan bahan tersebut.
4.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berikut hasil pengamatan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi:
No. Nama Alat Dan
Bahan Fungsi Cara Kerja
1. Erlenmeyer Tempat medium dan membiakan mikroba Menyiapkan Erlenmeyer yang sudah bersih dan isi dengan benda cair dengan jumlah besar dan berskala.
2. Tabung reaksi Wadah untuk mereaksikan dua atau lebih larutan/ bahan kimia.
1. Sterilisasikan alat yang akan digunakan untuk melakukan percobaan.
2. Masukkan bahan yang akan dilarutkan pada tabung reaksi
3. Cawan petri Tempat untuk membiakkan mikroorganisme dan menyimpan. 1. letakan medium di dalam cawan petri.
2. Menutup Cawan petri dengan penutup cawan.
4. Gelas ukur Untuk mengukur volume cairan Tuangkan larutan secara berhati-hati agar larutan tidak tumpah.
5. Gelas objek Meletakkan objek yang diamati Letakkan objek yang diamati pada gelas objek untuk diamati
6. Gelas penutup Untuk menutup objek yang telah diletakkan di atas gelas preparat dan untuk memperkecil kemungkinan timbul gelembung. menutup objek cover glass dan dimiringkan sekitar 45 derajat diatas kaca preparat kemudian jatuhkan pada objek di preparat tersebut hingga objek dapat tertutup dengan baik.
7. Batang pengaduk Untuk mengaduk larutan yang diencerkan Ambil pengaduk kemudian aduk larutan yang telah diencerkan
8. Pipet tetes Mengambil larutan dengan jumlah kecil Ambil larutan menggunakan pipet tetes
9. Pipet ukur Untuk mengukur volume larutan B Ambil larutan dengan pipet ukur . Pada pipet ini terdapat skala yang dapat digunakan sebagai takaran atau ukuran volume larutan atau cairan yang akan di ambil.
10 Pipet mikro Memindahkan cairan 1. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.
2. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka cairan akan masuk ke tip.
3. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.
11. Pinset Untuk mengambil benda dengan menjepit misalnya saat memindahkan cakram antibiotik Bahan yang akan diambil, dijepit dengan pinset yang tengah-tengahnya ditekan
12. Penjepit tabung reaksi Sebagai penjepit tabung reaksi pada proses pemanasan larutan. Jepit tabung reaksi dengan penjepit
13. Jarum OSE Mengambil koloni mikroba dalam bentuk suspensi sentuhkan pada bagian mikrobia kemudian menggosokkan pada kaca preparat untuk diamati.
14. Jarum Ent mengambil koloni mikroba dalam bentuk suspensi dan padat Ambil koloni menggunakan jarum ent
15. Jarum Preparat Untuk menipiskan dan melepaskan gumpalan-gumpalan objek diatas gelas. Tipiskan gumpalan objek menggunakan jarum preparat
16. Timbangan Analitik Menimbang bahan yang akan digunakan dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang tinggi 1. Meletakkan bahan pada timbangan tersebut.
2. Melihat angka yang tertera pada layar, dan angka itu merupakan berat dari bahan yang ditimbang.
17. Autoclave untuk mensterilkan alat dan bahan 1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoclave. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup harus dikendorkan.
3. Tutup autoclave dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoclave. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoclave, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC.
5. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoclave dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi
18. Oven Untuk mensterilisasikan alat Nyalakan oven,kemudian masukan alat. Proses sterilisasi dilakukan 1 jam dengan suhu 1600C- 1700C
19. Kompor memanaskan/memasak medium berupa PDA dan NA Letakkan larutan yang sudah di encerkan diatas kompor.
20. Rak tabung Tempat tabung reaksi Letakkan tabung reaksi yang berisi larutan medium PDA dan NA pada rak
21. Kertas lakmus Untuk mengukur pH Ukur larutan dengan menggunakan kertas
22. Bunsen Untuk memanaskan medium, mensterilkan jarum inokulasi dan alat-alat yang terbuat dari platina dan nikrom seperti jarum platina. 1. Menyalakan Bunsen.
2. Memanaskan alat-alat tersebut di atas api sampai pijar.
23.
Alumunium foil
Sebagai penutup Erlenmeyer/tabung reaksi.
1. Ambil aluminium foil secukupnya.
2. Letakkan pada bibir Erlenmeyer maupun tabung reaksi.
3. Rekatkan sampai tertutup rapat
24.
Inkubator
Untuk menyimpan biakan mikroba.
1. Hubungkan kabel power ke stop kontak.
2. Putar tombol power ke arah kiri (lampu power hijau menyala).
3. Atur suhu dalam incubator dengan menekan tombol set.
4. Sambil menekan tombol set, putarlah tombol di sebeklah kanan atas tombol set hingga mnencapai suhu yang di inginkan.
5. Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set.
6. Inkubator akan menyesuaikan setingan suhu secara otomatis setelah beberapa menit.
25. Kertas Label
Menuliskan kegiatan yang sudah terjadi
Yang ditulis dalam label berupa tanggal pelaksanaan praktikum
26. Medium NA Tempat tumbuh mikroba (bakteri)
Tuangkan medium NA pada cawan petri untuk diinkubasi selama beberapa jam.
27. Medium PDA Tempat tumbuh mikroba (jamur)
Tuangkan medium PDA pada cawan petri untuk diinkubasi selama beberapa jam.
28. Alkohol Mensterilkan Tuangkan atau semprotkan alkohol ditangan atau dilingkungan sekitar.
4.2 Pembahasan
Dari hasil yang di peroleh dapat diketahui bahwa masing-masing alat mempunyai fungsi. Dengan mengetahui fungsinya,maka memudahkan praktikum untuk mengenal alat. karena pengenalan alat merupakan dasar dari melakukan suatu percobaan atau penelitian. pengenalan alat-alat laboratorium merupakan hal yang sangat penting sebelum melakukan percobaan karena dapat memperlancar kegiatan praktikum.
Sebelum melakukan suatu praktikum tersebut, hal yang pertama kali yang harus dilakukan adalah mengenal nama alat-alat dan fungsinya sehingga kita dapat melihat benda-benda atau organisme makhluk hidup yang berukuran kecil seperti; pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung yang masing-masing memiliki fungsi khusus.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada setiap alat yang digunakan dalam praktikum ini memiliki nama dan fungsinya masing-masing, sehingga diperlukan pengenalan terhadap alat-alat yang akan digunakan.
2. Penguasaan dan pemahaman dalam penggunaan alat-alat akan sangat membantu dalam praktikum mikrobiologi ini.
5.2. Saran
Perlu mengetahuai fungsi dan cara kerja masing-masing alat yang digunakan dalam praktikum agar terhindar dari segala bentuk kegagalan dalam melaksanakan praktikum, serta praktikum dapat berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D.2003. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta
Walton. 2005. Kamus Istilah Kimia Analitik Indonesia. Bandung: Ganeca
LAMPIRAN
Kategori
- Masih Kosong